BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 04 Juni 2009

Chatting

Nama saya Agus, umur 22 tahun. Cerita ini bermula dari chatting. Suatu malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan komputer dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami mulai pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di suatu tempat, dan dia bilang dia memakai pakaian putih dan bawahnya jeans. Besoknya kami ketemu dan ternyata itu teman Papa saya. Gila! langsung saja saya maunya menghindar tapi keburu dia menyapa duluan, ya sudah terpaksa deh dengan muka tebal dan sedikit merah menyapa balik. Namanya Om D (34), orangnya gagah, tubuhnya seksi (karena setiap saya mengantar Papa saya senam, dia selalu ada di sana) dadanya besar, kulitnya putih, pokoknya keren habis. Saya saja waktu melihat dia pertama kali waktu dia memakai baju senam, "adik" saya langsung bangun tidak karuan kerasnya. Apalagi sekarang berhadapan langsung sama orangnya, wah... pokoknya tidak bisa dibayangkan deh.


Terus, dia menanyakan Papa saya,

"Papa kamu kok tidak pernah Om liat lagi di senam, Gus?"

"Eh... iya Om, belakangan ini Papa saya lagi sakit," jawab saya sambil sedikit senyum.

"Ooo..." jawab Om D.

Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,

"Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Gus...? padahal itu room khan khusus buat

gay," belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi,


"Kamu suka sama cowok yg gmn Gus..? Suka yg Om-om gitu ya?;"

Tiba-tiba saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri,


"Iya Om.., abis yang tua khan lebih pengalaman," kata saya sambil tersenyum.

"Kamu bandel juga Gus..!" kata Om D sambil tersenyum.


Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajak dia jalan-jalan pakai mobil saya (kalau pakai mobilnya dia takut ketahuan istrinya). Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari sekolah sampai kerjaan sambil nonton TV di mobil. Om D ingin merubah channel TV, tapi dia salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul "BF" yang kemarin lupa mencabutnya dari changer (biasanya kalau lagi sama pacar saya, sering memutar blue film di mobil). Langsung saja mata Om D setengah melotot melihat adegan "syur" yang ada di film itu (tapi saya malahan suka dengan kejadian yang tidak disengaja ini hehehe... jadi tidak susah-susah merayu Om D lagi). Tapi saya pura-pura sopan saja, langsung saya matikan TV-nya, tapi tiba-tiba Om D memegang tangan kiri saya dan bilang, "Gus, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!" Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.


Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Om D agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
"Om kenapa gelisah?"

"Eh.. hmmm... tidak kok Gus.." mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat.
"Gus... kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?" tanya Om D sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.

"Belum tuh Om... kenapa?"

Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja.

"Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Gus..?"

Wah... ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi kepingin, (dia khan teman Papa saya, jadi saya mesti extra hati-hati jawab pertanyaan dia!).


"Hmmm.. mau Om, emang Om mau ajarin saya?" jawab saya dengan polosnya.

Terus dia jawab, "Mau dong Gus... khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat."

Langsung saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung mendarat di otak saya (busyet... ini Om sepertinya hyperseks deh). Tiba-tiba "adik" saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Om D tersenyum melihat ke arah celana saya, "Gus... segitu saja kamu sudah nafsu, sini Om liat, 'adik' kamu cakep apa tidak sih...?" Langsung saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. "Gus... 'adik' kamu kuat yah... otot-ototnya keluar, 'adik' kamu sering ikut fitnes dimana Gus?" tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum. Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kontol saya, dan sedikit demi sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kontol saya. Sekilas saya lihat Om D sedang asyik mengulum kontol saya yang keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya kehilangan kendali atas mobil saya. "Gus.. punya kamu gede juga yah... Om suka Gus... hmmm... uhhmm..." Saya semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil dan kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.


Setelah mobil berhenti, saya langsung membuka baju kaos Om D dan kebetulan tidak memakai kaos dalaman. Kemudian saya remas dadanya yang bidang, dan tangan kanan saya memegang kepala Om D sambil sesekali menekan ke bawah, "Om... enak.. hhhsss... terusin Om... lebih dalem lagi..." permainan mulut Om D semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi, "Cproot... cproott..." dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu dan... "Gus... sekarang giliran kamu muasin Om.. hmmm..." Sambil mengatur nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke belakang dan segera membuka celana jeans-nya (ternyata dia tidak memakai CD, mungkin dia sudah rencanakan hal ini sebelumnya) dengan posisi duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya mainkan batang kontol Om D sambil satu tangan meremas-remas buah pelernya dan satunya lagi memegangi dadanya. Om D menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya menghisap kontolnya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil berkata, "Hhmm... enak sayang, lebih keras lagi.. oohhmm..." 'Adik' saya sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kontol saya memasuki lubang pantat Om D. "Bless..." karena lubang itu sudah dipenuhi oleh ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Om D sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, "Hhmm... ooohhh... Gus punya kamu tidak muat di Om yah... pelan-pelan Gus..." Sedikit demi sedikit saya masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Om D akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan lebih cepat dan cepat.

Sambil memainkan tetek buah dadanya, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Om D yang sudah berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Om D menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Om D mencapai puncak nikmatnya, "Oohhh... oohhh... Gus... hmmm..." Crott..crott…sperma Om muncrat di perutnya. Karena saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Om D merubah posisi jadi menungging, dan dia menurut saja, kontolku yang masih tegang ini langsung saja memasuki lubang duburnya. Tanpa basa-basi langsung saja saya tancapkan berawal kepalanya dulu, tiba-tiba dia kaget, "Gus... pelan-pelan yah, soalnya Om udah keluar. Jadi agak sensitif!" Tanpa menghiraukan kata dia, saya langsung meraba perut Om D yang penuh air mani dan saya masukkan jari saya pelan-pelan sambil saya ganti dengan kontol saya yang dimasukkan ke lubang dubur Om D dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan dipenuhi mani sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk dan akhirnya berhasil.


Om D kembali mengerang, "Acchh... ooacchhh..." Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kontol saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, "Acchhh... achhh... enak Om...?" tanya saya. "Enak sayang... occchh.. terusin saja..." dan sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kontol saya ke mulut Om D, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali menjilatnya,
"Cproot... cproot..."

"Cepetan dong keluarnya sayang!"

"Cproot... cproot.."

"Oocchhh... sedikit lagi Om.. hhuuu.. aghhhhh..."

Dan akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Om D lalu saya dorong masuk ke dalam mulut Om D. Dia dengan lahapnya menghisap kepala kontol saya dan sesekali mengeluarkan mani saya. Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Om D terasa sedikit asin akibat air mani saya.


Kami beristirahat sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke kursi depan. Om D mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut, "Gus... besok-besok kalau keluar sama Om kamu bawa tissue yah, biar tidak mulut Om buat bersihin 'adik' kamu," dalam hati saya tertawa (hehehe... bisa juga Om ini bercanda, padahal sedang capai-capainya). "Iya Om, tapi Om harus pake CD juga buat bersihin 'goa' Om biar lebih bersih," balas saya. "Bisa saja kamu Gus..." dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah jam sebelas malem jadi kami kembali ke tempat Om D parkir mobilnya dan kami pisah di parkir itu.




0 komentar: