BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Suami Kakakku

Aku masih siswa SMU kelas 2 di Kota Malang. Saat ini aku berumur 16 tahun. Aku tinggal bersama kakak perempuanku yang sudah menikah dengan seorang pengusaha garmen yang sukses. Sehingga pengawasan terhadapku begitu longgar karena kesibukan kakakku yang bekerja dan sering ke luar kota, hingga kurang mengontrol terhadapku.

Sepulang sekolah aku bergegas ke kamarku, sekolahku masuk pagi. Siang itu seperti biasa hanya ada aku dirumah. Setelah melapas sepatuku aku langsung melepas baju seragam, hingga tertinggal celana dalamku saja. Dan celana dalam inipun akhirnya aku tanggalkan. Entah hari ini aku merasa begitu terangsang,Entah kenapa batang kontolku terus berdiri dan tegang dengan kerasnya . Tubuhku terasa bergetar, saat aku elus elus batang yang mengeras itu. Aku berbaring di kasurku dengan kedua kaki terbuka lebar dan aku sandarkan di meja dan dinding kamarku. Dengan salah satu tanganku aku meremas-remas dadaku, sambil kupilin pilin pentil dadaku. Ada rasa nikmat yang aku rasakan menjalari nadiku.

Sementara satu tangan lagi mengusap kontolku yang sudah begitu tegang dan berlendir di ujungnya. Ku belai-belai bulu kontolku yang mulai tumbuh ebat, semakin ke bawah aku remas remas kedua biji pelerku. Dengan kedua kaki semakin kulebarkan, aku terpejam menikmati remasan dan kocokan tanganku pada batang kontolku. Sesekali selangkanganku kuraba dengan jari jariku, hingga kedua biji pelerku. Bahkan jari jariku menjelujuri bagian bawah bijiku hingga sekitar lubang anusku. Mulut lubang anusku aku sentuh dengan pelan, dan kurasakan sensasi nikmat. Dengan tusukan kecil aku berusaha menerobos lubang anusku itu, namun agak sulit juga.
“Aaaahhh…”,aku melenguh manakala jariku berhasil menerobos masuk ke lubang anusku. Sementara tangan kananku terus meneruk meracap dan mengocoki kontolku.

Sungguh rasa nya begitu nikmat perpaduan kocokan pada kontol dan kumainkan lubang anusku dengan jariku. Terasa semakin menegang batang kontolku ini, dan rasanya semakin nikmat. Kurasakan ujung perkemihanku ini sudah basah oleh cairan putih pertanda aku terangsang hebat. Lalu dengan lembut kugerakkan jari tengahku menggesek kebawah dan langsung menuju lubang anusku. Kini dua jari tengah berada di lubang anusku. .
“Ooouuuuhhh…”, dua jari tengahku sudah menusuk lubang anusku, kudorong semakin dalam dan kurasakan semakin nikmat yang kurasakan. Darahku berdesir hebat, tubuhku bergetar merasakan kenikmatan ini. Mataku masih terpejam. Kubayangkan ada sesuatu yang kenyal menusuk lubang anusku. Aku berusaha berdiri mencari benda yang berbentuk bulat dan tumpul.

Kutemukan deodoran dengan wadah terbuat dari pastik dan ujungnya bulat. Lalu dengan ludah kulumuri ujung wadah dodoran itu dan aku arahkan ke belahan pantatku.Kudorong perlahan dan kutekan tekan di lubang luarnya, tanpa bermaksud memasukkan benda tumpul itu. Sungguh sesuatu rasa yang nikmat kurasakan saat benda itu menggesek bibir lubang anusku.
“Eeehhhh…”, aku mendesah sesukaku dengan gerakan tangan ku yang semakin cepat menggesek dan mendorong dorong benda tumpul itu. Sementara tangan kananku sibuk mengocok dan meremas batang kontolku dengan nikmat. Namun tiba-tiba aku terkejut dan terbelalak, dengan tiba-tiba seseorang menindihku. Sungguh aku terkejut dan semakin terkejut saat kulihat wajah orang yang menindihku adalah Mas Valent, suami kakak perempuanku.

“Aaah… mas Valent..?”. Suaruku tertahan dengan rasa terkejut dan malu bercampur rasa takut, hingga aku tertegun tak tau harus berbuat apa.
“Kenapa harus melakukan ini sendiri Rus…”, ujar mas Valent, seraya memegang tanganku. “Aku telah lama memperhatikan ulahmu ini. Dan ini bukan yang pertama kalinya kamu onani sambil menusuk nusuk lubang pantatmu”,Mas Valent membeberkan bahwa selama ini dia sering mengintipku saat onani.
“Jangan mas Valent…”, ujarku aku tersadar. Seraya aku berusahan mendorong tubuhnya. Namun terasa berat sekali.
“Ayolah Rusdy… Mas tau kamu menginginkan seseorang menyodomimu. Makanya kamu memakai botol deodoran untuk menusuk lubang pantatmu”,Mas Valent berusaha membujukku..
“Jangan mas….”. Dengan posisi tubuh aku yang sudah terlentang aku tak berdaya, aku merasakan benda hangat menempel pada kontolku. Yah itu adalah kontol mas Valent.
“Jangan mas…”,pintaku

“Ayolah Rus… kamu juga pengen kan…?”,Mas Valent tersenyum sambil menggesekkan kontolnya di atas kontolku, bahkan kontol itu menggesek di perut juga.
“Jangan mas… jang ….. Aaaaahhhh…….”. Aku melenguh, kata-kataku tak dapat kuteruskan, aku merasakan bibir Mas Valent berusaha menutup mulutku dengan ciuman. Aku masih tak dapat berfikir jernih di saat aku horny seperti ini. Mas Valent adalah suami dari kakak perempuanku. Bagaimana mungkin dia bisa menggagahi dan menindih aku, adik iparnya yang berjenis kelamin sama sama cowoknya ini. Berarti Mas Valent ini seorang biseksual yang pernah guru biologiku terangkan.

Tangan Mas Valent kini sibuk meremas dan memilin kotolku. Sementara mulutnya kini beralih mengemuti petil tetekku. Bahkan sesekali lidahnya menjilati pentil dan permukanaan dadaku. Kurasakan birahi dan nikmat menjalari sekujur tubuhku, hingga aku tak lagi berontak sekeras yang tadi. Lalu Mas Valent melumuri tangannya dengan ludah dan dibalurkan ke batang kontolnya. Lalu dengan posisi sedikit turun ke bawah, Mas Valent memegangi batang kontolnya yang telah licin oleh ludah untuk menusuk dan membelah pantatku. Kurasakan benda hangat itu menyeruak di belahan pantatku.
“aaahh…”. Hanya itu yang terdengar dari bibirku. Seraya mataku terpejam dan kepalaku mendongak ke atas. Darahku berdesir hebat manakala batang kontol Mas Valent yang keras dan tegang itu menyeruak dan menerobos pertahanan lubang pantatku. Awalnya agak susah batang kontol itu masuk dan menembus dinding lubang pantatku. Dengan pelan tapi pasti, inchi demi inchi batang keras itu terjepit dan masuk membobol lubang anusku, hingga pangkal batang panjang itu terbenam dan terjepit oleh lubang pantatku. Begitu nikmat kurasakan saat Mas Valent menghujamkan seluruh batang kontolnya masuk ke dalam lubang anusku. Aku merasakan sensasi yang begitu nikmat, dengan ukuran batang kontol mas Valent yang kurasakan berbeda lebih besar dibanding dengan ukuran jariku tadi.

“Enak Rus? Hmmm….mhmmhheee…mhee…”. Ujar mas Valent seraya menarik batang kontol itu kembali, dan memasukannya kembali.
“Mmmhhh….aaaahhh…”. Eluhku merasakan aliran darahku tiba tiba menghangat karena rasa nikmat itu menguasai tubuhku. Batang ontol Mas Valent kurasakan lebih nikmat dibanding jari tanganku yang menusuk nusuk lubang pantatku. Karena mungkin ukurannya yang berbeda.
“Aaahh…aaahh…”. Erangku setiap kali mas Valent menghujamkannya. Dengan gerakan yang semakin cepat. Lubang anusku seakan dikoyak memberikan rasa nikmat yang begitu hebat.
“Uuuhh…Rusdy… ternyata lubang pantatmu lebih legit dan lebih nikmat dibanding memek kakakmu Rianti”.,puji mas Valent.
Beberapa kurasakan tubuhku bergetar hebat dan tanpa sadar aku mengejang seraya aku melenguh, aku merasakan seluruh sendi tubuhku terlepas. Dari lubang anusku kurasakan gesekan hangat karena gesekan batang kontol mas Valent yang terus menerus menghujam dan menggesek. Kupeluk tubuh mas Valent.

“Aaah mas Valent….”. Eluhku
“Enak Rus…?”, tanya dia seraya mas Valent memelukku. Aku mengangguk.
“Mmmhhh… mas Valent..”. Desahku dengan darah berdesir, memandangnya yang tengah melumat puting dadaku dengan ganas Sedangkan tangannya kini mengocok dan meremasi batang kontolku.
“mmmhh… Rus… Seret banget lobangmu… “. Gumamnya. Seraya nampak begitu rakus melupat menjilati kedua puting dadaku. Tangannya tak hentinya meremas-remas dan mengocoki batang kontolku yang semakin menegang.
“Diterusin dengan gaya yang lain ya…?”, pintanya setelah puas dengan posisi berhadap hadapan. Tanpa menunggu jawabanku mas Valent mencabut batang kontolnya dari lubang anusku dan memintaku untuk mengambil posisi menungging. Tangan Mas Valen berusaha membalikkan tubuhku, dan akupun nurut dan berganti posisi. Kini pantatku menungging, sedangkan kepalaku menunduk, seperti orang mau sujud.

“Aaaahh…”, erangku saat batang kontol besar dan panjg itu menusuk lagi, terasa geli dan nikmat walau lubang anusku tadi sudah pernah ditembus batang kontol panjang itu. Kusorongkan pantatku ke belakang, kuranggangkan kedua kakiku. Agar gerakan mas Valent lebih leluasa menghujamkan batang kontolnya.
Rasanya begitu dahsyat kurasakan, menghujam dengan maksimal seluruh batang kontol itu amblas di dalam luang anusku yang lahap menelannya.
“uuuuhh… lobang pantat kamu masih sempittt Rus…enak banget…”. Pujinya. Setiap hujaman terasa begitu dahsyat hingga membuat tubuhku kembali bergetar untuk yang ke sekian kalinya. Aku mengejang, mengeluuuh panjang dan kurasakan getaran aliran rasa nikmat yang membuatku melayang karena mataku serasa berkunang kunang. Sungguh aku merasakan hal yang begitu nikmat. Padahal saat aku membaca cerita cerita banyak yang menulis disodomi itu sakit. Padahal yang kurasakan ini begitu nikmat dan enak sekali.

Aku terkulai lemas, dan hampir roboh tertelungkup. Mas Valent membiarkan batang kontolnya terlepas dari lubang anusku saat pantatku turun. Lalu aku membalikkan tubuh dan aku terlentang memandangnya dengan batang yang mengacung besar dan panjang. Sunggu pria yang menjadi suami kakak perempuanku ini begitu perkasa dan nampak seksi di hadapanku. Batang kontol itu memiliki kepala yang besar dan memerah basah berkilat.
“Pantatmu enak banget…”, pujinya seraya memandang kontolku yang terus teracung tegang. Lalu diraihnya kontolku, lalu kembali dikocoknya. Setelah itu di rentangkan kedua kakiku seraya mengambil posisi untuk kembali menghujam batang kontol itu lagi di lubang anusku.
“Aaaaahh….”. Eluhku dengan lubang anus terjejal batang kontol itu. Tubuhku terhentak keras oleh gerakan pinggang mas Valent yang kerasa dan semakin cepat. Hunjamannya kadang pelan. Kadang keras. Kadang batang kontol panjang itu dilepas dan dikeluarkan dari pantatku. Lalu secara tiba tiba dihunjamkan dengan tiba tiba. Aku menggeleng geleng kepala karena merasakan sensasi nikmat luar biasa. Mas Valent terus menggenjot dan memboboli lubang anusku hingga keringat berkucuran dari tubuhnya.

“Uuuhhh…Rus… enak banget… bentar lagi aku mau keluar…aaaaaahhggggg…”, geramnya dengan tubuh menggelinjang hebat, batang kenaluannya yang tertancap dengan mantap di dalam lubang anusku kurasakan menyemburkan cairan hangat nya. Aku merasakan sensai itu begitu hebat. Ahhh..crottt..crottt.crotttttt.. crotttt. Tubuh Mas Valent mengejang beberapa kali diikuti oleh erangan mulus Mas Valent. Hentakan pantatnya terjadi beberapa kali seiring dengan semburan spermanya.
Lalu tubuh mas Valent roboh diatas tubuhku. Dengan nafas terengah dia masih terus memelukku.
“Rus enak banget….”. Ujarnya sesaat ia memandangku dengan senyum puas, dan melumat bibirku. Kusambut bibirnya dengan hangat seraya kupeluk erat dengan batang kontolnya masih menancap di lubang anusku.
“Kamu suka Rus…?”, tanyanya. Aku mengangguk malu.
“Gak usah malu-malu kalo kamu mau….”. Ujarnya
“Iya mas…”.

Lalu dia menjilati puting dadaku sambil sesekali dikenyoti dengan keras. Sementara tangannya terus mengocok dan meracap bantang kontolku yang telah panas. Selang beberapa waktu, tubuhku bergetar dan mengajang, pertanda akupun akan menyemburkan lahar spermaku. Kubenamkan kepala Mas Valent di dadaku, sambil aku meremasi rambutnya. Ku arahkan kepala Mas Valent mendekati batang kontolku. Dan akhirnya kontolku menyemburkan lahar sperma hangatku. Creet..crettt..cret... beberapa kali semburan mengarah ke muka Mas Valent Dia sempat tersentak kaget ketika cairan hangat spermaku mengenai mukanya. Aku mengejang saat semburan demi semburan spermaku muncrat. Dan beberapa saat kemudian, akupun lemas dengan posisi aku tetap ditindih tubuh Mas valent. Ah....kejadian aneh yang baru pertama kali kualami bersama suami kakak perempuanku.



0 komentar: