BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Tes Kesehatan

Aku baru akan melakukan magang di salah satu perusahaan plastik yang ada di Kabupaten Malang. Perusahaan tersebut mensyaratkan test kesehatan untuk magang di sana. Dan sampai saat ini, aku merasakan tes yang diselenggarakan saat aku mau magang di perusahaan ini legal ataukah cuma akal akalan dari petugas kesehatan
yang mengambil kesempatan karena posisinya memungkinkan melakukan hal itu.Aku sampai di klinik tersebut pas saat istirahat sehingga keadaannya lengang. Hanya ada seorang pria berpakaian seperti perawat yang sedikit lebih tua dari diriku. “namaya sapa”tanya pria itu.
“Iqbal, ma” jawabku.
Setelah bertanya tentang identitas dan profilku, akhirnya pria tersebut yang belakangan kukenal sebagai Mas Hanan memintanya masuk ke salah satu ruangan tertutup yang ada.
Mas Hanan mengukur tinggi dan berat badaku. ‘Kamu kekurusan,” katanya sesaat setelah mengukur tinggi dan berat badanku. ‘Masak tinggi kamu 180 cm tapi beratnya hanya 55 kg, nih lihat tulang pinggul kamu sampe menyembul begini”,katanya sambil meraba tulang pinggulku yang memang menonjol.
Aku menggeliat kegelian, tapi sebagai pemuda yang culun, aku tidak berani berkomentar apapun.
“Ok, sekarang buka semua pakaian kamu dan berbaring di sana”,katanya sambil memegang stetoskop. Dengan agak malu-malu, Aku membuka seluruh pakaian sehingga tinggal CD aja yang menutupi kulitku yang berwarna putih.
Mas Hanan mengukur lengan, kakiku. “ Kamu beruntung punya tulang yang panjang-panjang begini lho. Semuanya di atas ukuran normal orang Indonesia, gak tau nih ukuran yang satu ini” kata Mas Hanan sambil mengelus kontolku dari balik CD nya.
“Ah Mas Hanan bisa aja”, kataku guna menutup rasa malu.
“Sekarang kita mengukur kontol kamu ya… ok buka CD kamu biar kita tau brapa ukurannya sewaktu lemas”,kata mas Hanan.
“Hah??”
Aku sangat terkejut dengan tes kesehatan yang dilakukan mas Hanan ini. Aneh kurasakan, tapi aku tidak berani membantah,
“Dibuka ya mas,….”,kataku sedikit ragu.
“Mau diperiksa gak Iqbal”, kata Mas Hanan dengan senyum nakal.
“Kenapa? Malu ya…? Sesama lelaki gak usah malu atuh”,tegas Mas Hanan.
Dengan ragu-ragu aku membuka kain terakhir yag menutupi tubuhku. Sehingga aku kini telanjang bulat. Sekilas dilihatnya mas Hanan menelan ludah melihat kontolku yang masih lemas.
“Gila Bal, kontol kamu walaupun kurus tapi panjang amat mari kita ukur ya…, gila 11 cm!’ kata mas Hanan sambil merentang penggaris. Aku berusaha menutup kontol tersebut dengan kedua tanganku tapi tetap saja kontol dan peler itu kelihatan.
Mas Hanan menepis tanganku dengan perlahan, dan selanjutnya ia meremas dengan pelan pelerku, “Ini untuk menguji apakah kamu hernia ato tidak Bal”,katanya sambil meremas skrotum dan kedua biji pelerku.
“Sedang yang ini untuk menguji kotol kamu premature atok tidak”,kata mas Hanan sembari mengelus kontolku, karuan aku meram melek kegelian bercampur nikmat. Tapi itu hanya sebentar dilakukan mas Hanan seperti ia sengaja mempermainkan perasaanku.
‘Sekarang kita tes sensitifitas body kamu ya”,kata Mas Hanan sambil meraba paha dan tulang igaku.
“Badan kamu seksi abis ya Bal”, tngan mas Hanan terus menjalar ke puttingku, di raba dan di pilinnya kedua putting susuku yang berwarna merah jambu itu. Aku merasa aneh dengan model tes kesehatan yang dilakukan Mas Hanan, tapi dia juga gak pernah tes kesehatan sebelumnya sehingga gak berani membantah apapun yang di suruh mas Hanan.
Akibat elusan mas Hanan itu, sedikit demi sedikit kontolku mulai bangkit, menggeliat memperlihatkan bentuk sebenarnya. ‘Ayo kamu buat kontol kamu yang seksi ini tegang biar saya catat nanti ukurannya’ kata mas Hanan sambil menuntun tanganku ke kontolnya. Dengan malu-malu aku mengelus kontolku sendiri di depan mas Hanan yang memandangiku dengan kagum.
Setengah malu dan setengah hatiku mengelus kontolnya dengan pelan, makin lama rasa nikmat itu semakin menjalar ke seluruh tubuhku. Elusan sudah berubah menjadi kocokan. Terkadang tanpa sadarku mengeluarkan desahan dan juga mengangkat pinggulku. Ada perasaan lain didiriku ngocok sambil diliatin orang. Ah.. see ….ahhhh! Kontolku sudah tegang maksimal dan panjang kontol tersebut melewati pusarku, mungkin ada sekitar 17 cm.
“Sekarang kita tes kelenturan tubuh kamu ya”kata mas Hanan sambil melipat tubuhku sehingga kini kontol yang tegang habis itu tepat di mukaku, ‘Ayo coba kamu raih kontol mu dengan mulut kamu’ kata mas Hanan. Gak pernah kebayang olehku bahwa ia akan di tes kesehatan super aneh kaya gini. Di cobanya meraih kontolnya dengan mulut, sekali caplok seluruh kepala kontol itu habis ditelanku. Emang terasa aneh awalnya, tapi kemudian mulai teras nikmat.
“Gimana, enakkan rasa kontol kamu sendiri, ayo kocok dengan mulutmu sendiri!” Kata mas Hanan sambil menekan pantatku.
Iqbal benar-benar mengocok kontolnya dengan mulutnya sendiri. Dimaju-mundurkan mulutnya.ku sudah gak peduli akan rasa malu, yang terpenting ia bisa menuntaskan kenikmatan kontolnya itu Tiba-tibaku merasa ada geli-geli enak di sekitar lubang pantatnya. Ahhh… diapain nih pantatku, mas…Tenyata mas Hanan telah menjilati lubang pantat berikut mengisap pelerku sehingga menambah kenikmatanku. ‘Ahhh. Enak mas… terus…!’ Ahhh……mas…. Geli… enak…Akku udah gak tahan”.
Apalagi sewaktu mas Hanan mencucuk buah peler dan sekitar lubang pantatku dengan lidahnya. Ada sensasi yang aneh. Ada nikmat. Ada rasa geli. Ada rasa jijik. Bercampur aduk.
“Terus mas… yang dalam!”Jeritku tanpa sadar.
Tiba-tibaku merasa sakit di Lubang pantatnya dua buah jari Hanan sudah bersarang di lubang tersebut dan dilihatnya mas Hanan sudah menanggalkan celananya sehingga bagian bawah tubuh mas Hanan kini tidak ditutupi apapun.ku melihat kontol mas Hanan yang berwarna coklat juga sudah ngaceng. Ingin rasanya menelan kontol coklat itu. Kini lubang pantatku di masuki jari mas Hanan kembali. Agak terasa sakit awalnya tapi makin lama rasa sakit itu berganti menjadi nikmat yang gak ada bandingnya.
“Sini kontol mu Bal, aku kocokin” kata Mas Hanan sembari meraih kontolku dan mengarahkan ke mulutnya. Dengan lahap ia mencaplok kontol ngaceng Hanan. Kini kedua anak itu saling melahap kontol lawan masing-masing diatas tempat tidur klinik yang tidak seberapa besar itu. Baru kali iniku merasakan nikmat yang tiada taranya. Semua sudut-sudt tubuh lawan yang paling sensitip habis dijilati dan di ciumi kedua anak ABG itu.
“Kamu ingin lebih nikmat lagi Bal”, kata mas Hanan sembari menucuk pantatku dengan kontol coklatnya. Awalnya susah banget kontol coklat itu menembus lubang pantatku. Namun dengan susah payah dan dengan tekanan yang pelan tapi pasti, akhirnya kepala kontol itupun tertelan bibir lubang anusku. Ketika kontol coklat itu akhirnya amblas ke dalam pantatku, aku measakan perutku serasa penuh dan ubun ubunku serasa penuh dan badanku melayang layang karena rasa nikmatnya. Sungguh tak pernah kurasakan rasa nikmat karena disodomi cowok. Lalu kontol itupun mulai di maju mundurkan. Aku berteriak sejadi-jadinya. Antara rasa penuh di lubang pantatku dan rasa nikmat yang begitu hebat dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kepalaku menjadi dingin dan dipenuhi letupan-letupan kenikmatan tiada tara disekujur tubuhnya terutama di lubang pantatku. Aku gak tau kenapa tapi setiap Hanan menusuk lubang pantatku semakin dalam, semakin nikmat pula yang dirasakanku. Aku seolah terbang melayang. Ngefly…..
Tiba-tiba Hanan menciumku dengan buasnya. Gak kepikir lagi olehku, bibirku yang belum pernah dijamah oleh siapapun ini akan dicium seseorang. Parahnya lagi, dicium ama pria lagi. Yang lebih gila lagiku membalas dan menikmati kejadian tersebut.
Tanganku bahkan mulai turut bergerilya, mengelusi pantat Hanan bahkan meremas remasnya. Disamping itu tanganku selalu menekan pantat Hanan agar menekan kontolnya lebih dalam lagi.
“Mas… aku udah gak tahan, kontolmu enak banget…! Kita keluar sama-sama yaa…”pintaku.
“Ahhh… pantatmu ngejos Bal, Enak banget…ahhhhhh”erang Mas Hanan.
Aku merasa ada semburan lahar panas di dalam lubang pantatku dan saat yang sama kontolku juga menyemprotkan sperma sejadi jadinya. Sehingga memenuhi badan Hanan dan perutku, bahkan cairan itu menyembuh dan berserakan sampai ke matras praktek di ruangan tersebut.

0 komentar: