BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Two in One

Hari itu sudah jam 20.00 malam, dan saya masih sibuk mengetik proposal boss saya. Saya memang sedang lembur. Belakangan ini kantor konsultan asing di mana saya bekerja sebagai aisten manager memang sedang sibuk-sibuknya. Banyak perusahaan lokal yang meminta jasa kami dalam mereorganisasi perusahaan mereka.

Boss saya adalah seorang expatriat warga negara Amerika. Dia adalah seorang pria bujangan berusia sekitar 33 tahun yang sangat tampan. Dandanannya selalu rapi dan wangi. Hampir semua teman-teman wanita sekantor terpikat oleh pria ini. Saya sangat beruntung menjadi asisten dia, karena selain boss saya indah dipandang, dia juga seorang boss yang baik terhadap bawahannya.

Di sela-sela kesibukan mengetik proposal boss saya untuk besok hari, sesekali saya mengintip ke ruang tengah yang masih benderang. Di sana terdapat Mr. Bryan (boss saya), Mrs. Elisabeth dari Philipinnes, Bapak Edwin dan Mr. Gregory dari England. Rupanya mereka masih membicarakan rapat untuk besok hari.
Hhmm.., tampan sekali Mr. Bryan malam itu, Bapak Edwin juga sangat tampan, tapi dia memang peranakan China-Sunda. Kalau Mr. Gregory memang sudah tua, apalagi dia berjenggot, tapi tetap terlihat masih sangat fit dan bersemangat.

Satu jam berlalu, terlihat Mrs. Elisabeth meninggalkan ruangan untuk pulang. Begitu pula Mr. Gregory. Tinggal Mr. Bryan dan Bapak Edwin yang masih terlihat serius berdiskusi. Proposal yang saya buat pun sudah selesai, sekarang tinggal menge-print-nya. Setelah selesai ngeprint, terdengar suara intercom telephon ke ruang saya. “Adi, kalau sudah selesai. Kamu bisa pulang duluan. Karena besaok kamu harus lebih pagi”,pesan Mr. Bryan. Aku pun bergegas dan memberekan mejaku sejenak, lalu segera mengambil jaket dan kunci motor. Lalu aku bergegas ke lantai bawah tempat parkir kendaraanku.
Karena merasa lapar, aku berniat membeli makanan dulu di warung langgananku. Sesampainya disana aku pesan ayam goeng tulag lunak kesukaanku. Saat akan membayar, ternyata dompetku tidak ada di saku belakangku. Aku terkejut dan wajahku berubah pucat pasi. Allu kucoba ingat ingat, ternyata kemungkinan terbesar dompetku jatuh di ruangan kerjaku. Karena hari ini aku tidak banyak bergerak. Setelah berpamitan sejenak dengan pemilik warung, aku bergegas kembali ke kantorku.

Aku lihat beberapa lampu telah dimatikan, namun masih tampak kalau Mr Byan belum pulang. Setelah membuka pintu utama, aku menuju ke ruang kerjaku. Namun kudengar suara desahan di ruang tengah tempat rapat. Karena curiga, aku melongok dan betapa terkejutnya ketika kudapati Mr Bryan dan Bapak Edwin hampir telanjang, karena hanya memakai celana dalam saja. Lebih terkejut lagi, Bapa Edwin sedang menoral kontol Mr Bryan yang besar dan berurat itu. Sungguh aku terkejut, karena yang kutahu Mr Bryan itu telah memiliki isri dan anak. Bagaimana mungkin dia bisa bergumul dengan Bapak Edwin yang sama-sama prianya.

Menyaksikan adegan pergumulan dua pria yang telanjang itu, aku bingung. Harus berteriak? Pastinya aku besok langsung dipecat. Pulang diam-diam? Tapi ini sesuatu baru yang belum pernah kusaksikan, akhirnya aku dia mengamati aksi dua pria ini. Mr Bryan lalu menindih tubuh Bapak Edwin. Oh..bulu bulu kedua pria itu sama sama lebatnya. Lama kelamaan, akupun mulai turut terangsang. Secara tak sengaja, saya remas sendiri resleting saya agar menimbulkan rangsangan saraf-saraf ke otak. Lalu saya memejamkan mata membayangkan hal hal erotis dengan pacar cewek saya. Saat saya membuka mata, betapa terkejutnya Mr Bryan telah berada di hadapan saya. Lebih terkejut lagi, Bapa Edwin memeluk saya dari belakang. Dengan tangannya yang kekar dia berusaha menolehkan wajah saya. Bibir saya dilumatnya dengan kasar.

Saya tersentak dan berusaha melawan. Pada saat itu juga Mr Bryan justru memegangi kedua tangan saya, membuat saya semakin memberontak ketakutan. Saya menjerit berusaha minta tolong, tapi jeritan saya jadi tertahan. Antara harga diri dan harga kehilangan pekerjaan esok hari. Dan itu memberikan kesempatan Mr. Bryan menutupi mulut saya dengan tangannya. Dan dengan bantuan Bapak Edwin, mereka menyeret saya ke sofa di ruangan Mr. Bryan. Rontahan saya sia-sia saja. Tangan Bapak Edwin sedemikian keras memegangi pergelangan saya, sampai sakit rasanya. Mr. Bryan kemudian membuka paksa kemeja saya sampai beberapa kancingnya copot, kemudian dia melepaskan kaos singlet saya, dan tanpa ragu-ragu melumat puting dada saya.
Oohh.., saya tidak tahu apa yang saya rasakan. Antara rasa marah, kesal, benci, juga rasa nikmat bercampur aduk. Puting saya dipermainkan oleh lidah bulenya yang lebar dan panas. Ah.., membuat saya terpejam-pejam menahan nikmat. Sementara itu mulut saya dicium secara ganas oleh Pak Edwin.

Pak Edwin kemudian menggunakan kemeja saya untuk mengikat kedua pergelangan tangan saya di sofa. Jilatan mulut Mr. Bryan sudah turun sampai ke perut dan kini mendekati area kontol saya. Saya meronta-rontakan kaki saya dengan sepenuh tenaga, namun saya tidak berdaya melawan desakan tangannya membuka kedua paha.
Sekarang kedua dengkulnya menindihi kaki saya. Saya lihat dia mulai membuka celana dalamnya. Tidak lama kemudian terbukalah batang kontol besar miliknya yang sudah sedemikian tegang dan memerah. Pak Edwin juga sudah mengeluarkan kontolnya yang panjang dan besar, dia paksakan kontolnya memasuki mulut saya.

“Pak Edwin..! Jangan Pak..!” saya merintih penuh iba.
Namun Pak Edwin tidak mendengarkan ocehan saya. Batang kontolnya yang besar segera memenuhi mulut hingga tenggorokan. Agak susah bernapas jadinya. Pantatnya dimaju-mundurkan, membuat mulut saya tersedak-sedak oleh kontol panjangnya. Di bagian bawah saya rasakan sesuatu yang hangat menyentuh ujung kontol saya. Rupanya mulut bule itu menjilati dan mulai mengulum batang kontol saya. Oh…rasa nikmat menjalari seluruh tubuh, tapi harga diri ini kian berontak. Lama aku memberontak, tapi kurasakan tenagaku sa sia oleh kekuatan dua pria yang telah mengikatku ini.

Karena merasa sia sia berontak, akhirnya saya pasrah terhadap apa yang akan dua pria ini lakukan. Saya mulai merasakan nikmat ketika batang kontol saya dijelujuri oleh benda hangar, yang rupanya lidah bule itu menggelitik dan menyentil nyentil. Bahkan tangan besar Mr Bryan pun tak tinggal diam, sayapun kedua tetek saya dipilin pilin hingga dada dan perut saya juga digerayangi. Sentuhan dan gerayangan dipadu oleh hisapan mulut bule itu membuatku mabok birahi dan melayang layang merasakan nikmat luar biasa. Sungguh aneh, aku akhirnya merasakan nikmat disetubuhi dua pria gay.

Ohh….. Setelah lama bermain main dengan batang kontol saya, tangan Mr Bryan mulai bergerak ke arah dua biji peler hingga menyibak lubang pantat saya. Lalu satu jari berusaha dilesakkan dan memasuki lubang anus saya. Ada rasa tidak enak kurasakan ketika kuku bule itu mengenai kulit lubang anus saya. Lalu bule itu kembali melumuri jarnya dan berusaha memaksukkan lagi jari tangannya. Ada aliran sensasi yang begitu hebat saat kuluman mulut bule itu di pangkal kontol saya berbarengan dengan tusukan jari besar bule itu ke lubang anus saya.
Lalu aku lihat sejenak, Bapak Edwin mengangkat kepala Mr Bryan dan mereka berciuma di hadapanku.

Uh…lidah mereka saling bertautan dan saling bersilat. Bunyi kecepok terdengar dari ciuman kedua pria dewasa ini. Setelah itu, Mr Bryan menunduk lagi dan melumuri batang kontolnya yang besar dengan ludahnya. Sekilas dia mengocok kocok kontolnya sendiri dengan perlahan. Sementara Bapak Edwin masih dengan ganasnya menjejali mulutku lagi dengan kontol pajangnya. Ingin rasanya kugigit kontol itu biar dia tau rasa. Tapi tentu akibatnya akan sangat fatal bagi posisi pekerjaanku, bahkan mungkin nyawaku sekalipun.
Tersentak aku saat sebuah benda tumpul yang besar dan panas menjejali belahan pantatku dan berusaha menerobos untuk memasuki lubang anusk dengan paksa. Ouughh..! Besar sekali, agak susah masuknya. Saya sudah tidak dapat menjerit karena mulut saya sibuk dengan batang kontol Pak Edwin.

Walaupun saya mencoba terus meronta, namun sebenarnya saya sangat menikmati perbuatan kasar kedua atasan saya itu. Tangan Mr. Bryan memegangi paha saya lebar-lebar dan menaruh kakiku di pundaknya. Lalu dia berusaha menancapkan batang besarnya secara cepat dan berulang-ulang. Saya merintih sakit bercampur nikmat setiap kali ujung kontolnya menyentuh liang dubur saya.
“Ohh.., oh.. ah..! Ampun Mister.., please stop it..! You hurt me..!” saya berusaha menjerit di antara batang kontol Pak Edwin yang keluar masuk mulut saya dengan cepat.
Mereka menikmati posisi itu selama 5 menitan, kemudian Mr. Bryan mengambil inisiatif untuk menunggingkan posisi saya. Tangan saya yang masih terikat di pinggir sofa. Saya agak terpelintir ketika dengan paksa dia menarik pantat saya dalam posisi dogie style. Sekali lagi dia memperkosa dari belakang. Batang kejantanannya terasa lebih besar dengan posisi ini.
Tidak terasa batang kontol saya menjadi basah karena precum saya mengalir. Oh, apakah saya menikmati juga permainan ini? Entahlah. Kini yang jelas, mulut saya mulai merintih-rintih nikmat. Sungguh edan!!!

“Oh God..! Ssshh..! Ahh..! Ooh..! Sshh..!” desah saya tidak ragu lagi.
Saya merasakan kenikmatan yang sangat dengan posisi itu, apalagi Pak Edwin sekarang mengulum batang kontol saya yang tergantung ke bawah sambil tangannya juga meremas-remasnya.
Giginya yang rapi, sesekali menggigit halus batang kontol saya, yang begitu mengerasnya. Lalu dengan lidah dan bibirnya, dia menghisap dan mengulum batang kontol saya dan membuat saya serasa di awang-awang.
“Oh Yeaahh.., sshh.. oh..!”
Saya goyang-goyangkan pinggul untuk mengimbangi hempasan pinggul Mr. Bryan. Sesekali dia menampar pantat saya yang menungging ke arahnya dengan keras. Ah..! Nikmat sekali tamparan itu.

Pak Edwin rupanya tidak sabar ingin merasakan lubang pantat saya juga. Dengan kasar dia membuka ikatan di pergelangan tangan, dan kemudian Mr. Bryan duduk di sofa. Pak Edwin mendorong tubuh saya untuk naik ke pangkuan Mr. Bryan sambil menghadap ke sofa. Sambil mencekram tengkuk saya, Pak Edwin meraih pantat saya yang membuat saya dalam posisi menungging. Mr. Bryan di depan dan Pak Edwin di belakang. Saya hanya tersanggah oleh kedua dengkul yang terlipat di atas sofa.
Lalu Mr Bryan memasukkan batang kontolnya ke lubang pantatku. Aku dipeluknya hingga badanku merapat ke tubuhnya. Setelah digoyang goyang sebentar dengan memaju mundurkan batang kontolnya. Lalau Mr Bryan terdiam. Rupanya dia memberi kesempatan Bapak Edwin turut memasukkan kontolnya dari posisi belakang. Jadi ada dua batang kontol yang memasuki lubang pantat saya. Gila!!!

“Oohh..!” saya menjerit panjang ketika batang kontol Pak Edwin memasuki lubang pantat saya dari belakang.
Sakit, tapi saraf-saraf pinggul sangat terangsang oleh tusukannya. Sementara itu kontol Mr. Bryan yang memang sejak tadi sudah memasuki lubang pantat saya, kini mulai bergerak lagi. Nikmat sekali rasanya digauli oleh kedua pria ini, baru sekarang inilah saya rasakan dua batang kontol memasuki tubuh ini sekaligus.

Mulut Mr. Bryan menghisap-hisap puting dada saya dengan kasar sambil terus menusukkan kontol raksasanya. Pak Edwin menjambak rambut saya dari belakang sambil terus menghela batang kejantanannya keluar masuk lubang pantat. Saya meremas rambut pirang Mr. Bryan karena tidak tahan oleh kenikmatan yang saya rasakan. Dari mulut saya keluar desisan-desisan nikmat. Begitu pula saya dengar deruhan napas pendek dan tidak beraturan dari Pak Edwin yang membuat saya juga semakin bernafsu.

Keduanya menggauli saya dengan semakin cepat dan semakin panas, seperti sedang mengejar sesuatu. Akhirnya pertahanan kontol Mr. Bryan pecah, dan kedua tangannya menekan bahu saya ke bawah untuk memaksakan batang kontolnya tetap di dalam liang anus saya ketika air maninya keluar. Oooh.., saya merasakan semprotan air maninya di dalam liang anus saya. Mr. Bryan mengerang kuat dengan mata terpejam dan merenggut rambut saya ke kanan dan ke kiri.
Sementara itu Pak Edwin sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya! Helaan pantatnya semakin cepat, dan akhirnya ditumpahkan air maninya di dalam pantat saya sambil mengerang dan mencakari punggung ini. Baru kali ini saya merasakan dua semburan sperma di lubang pantat saya, sungguh nikmat.

Bagian bawah pinggul saya basah kuyup oleh keringat dan air mani kedua pria tampan itu. Pak Edwin menghempaskan dirinya di sofa, di sisi Mr. Bryan yang masih merasakan dirinya berada di langit ketujuh menikmati orgasmenya. Lalu Pak Edwin meraih batang kontol saya yang masih menegang dan hampir mencapai klimas ejakulasi. Dengan kuluman kuluman disertai dengan goyangan kontol Mr Bryan yang masih menancap di lubang anus saya. Membuat saya cepat meraih ejakulasi. Lalu dengan hentakan keras, kudorong pantat saya, hingga batang kontol Mr Bryan tertelan penuh, dan diikuti tubuh saya yang mengejang. Dengan secepatnya kubenamkan batang kontol saya seluruhnya masuk ke mulut Pak Edwin ketika spermaku akan muncrat. Semburan semburan spermaku memenuhi tenggorokan dan mulut Pak Edwin. Bahkan lelehan spermaku menetes di sudut mulut pria berkulit kuning itu. Sungguh akhir ejakulasi yang begitu sempurna kurasakan. Lalu pak Edwin dan Mr Bryan memeluk dan menciumi saya dengan sangat lembut dan mesra, sambil meminta maaf atas perbuatan mereka itu. Saya pun mengakui kepada mereka bahwa saya sebenarnya sangat menikmati perkosaan itu.

Kejadian malam itu tidak berhenti sampai disitu, karena sejak malam itu kami melakukan perbuatan two in one itu secara berulang-ulang. Dan saya mulai dijadikan sebagai pemuas dan sarana pelampiasan nafsu mereka. Herannya saya menikmatinya hingga sekarang. Liburan musim panas kemarin, kami menghabiskan satu minggu di Ubud Bali hanya untuk memuaskan nafsu birahi kami bertiga. Itulah pengalaman saya bersama atasan saya di kantor yang berakhir dengan kegiatan yang berjalan dengan rutin.



0 komentar: