BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Hukuman Keponakan Nakal

Aku mempunyai ponakan cowok yang imut dan gemesin. Namanya Iqbal, umurnya sekitar 16 tahun. Dia adalah anak paman dari ayah tiriku. Rumah kami cukup berjauhan. Keluargaku tinggal di kompleks perumahan Griyashanta. Sedangkan keluarga Iqbal tinggal di Perumahan Riverside Arjosari.

Akan tetapi sering sekali Iqbal bermain di rumahku. Terutama main ke dalam kamarku, karena ada komputer dengan game yang lengkap, PS 2 serta majalah majalah. Rupanya Iqbal menyukai game dan senang membaca majalah game dan majalah film.

Suatu hari, keluargaku pergi ke luar kota, untuk menghadiri pesta pernikahan adik iparku di Yogyakarta. Karena aku lagi banyak tugas dan malas bepergian jauh, aku memutuskan untuk tetap tinggal di rumah. Siang itu Iqbal datang ke rumah dalam keadaan berkeringat. Segera kusuruh dia mandi, dan aku pamitan untuk keluar rumah mau membeli camilan di supermarket terdekat.
Pada saat aku tiba di supermarket, akan memarkir mobilku. Ketika merogoh dompet untuk membayar karcis parkir, aku baru sadar kalo aku lupa bawa dompet. Denggan perasaan bete aku balik ke rumah lagi. Karena buru buru dan akan balik lagi ke supermarket, aku ga masukin mobil ke garasi rumah.
Pada saat aku mendekati kamarku, kudenggar bunyi aneh klotak klotak. Ketika aku membuka pintu kamar, betapa kagetnya aku. Karena pada saat itu Iqbal, ponakanku sedang mencoba mencongkel laci tempat aku menimpan duit. Sementara itu, uang dan dompetku juga telah acak acakan tergeletak di atas rajang kamarku. Aku berteriak dan dia kaget sehingga terloncat ke belakang.

"Kamu ngapain she Iqbal. Kok nyongkel laci lemariku segala? Mau mencuri ya?"bentakku."Kok bisa bisanya kamu mau nyuri uang dan barangku. Kulaporin polisi baru tau rasa kamu,”hardikku.
"'Mas aku minta maaf. Tapi aku lagi bener bener butuh duit sekarang jadi aku nekat aja. Sekarang aku pasrah dech ama Mas. Mau ngapain aku, aku rela yang penting kamu ga laporin aku ke polisi" hibanya lirih tanpa berani memandang aku.

"Bener? Kamu mau lakuin apa yang aku suruh?" tanyaku mulai tertarik.
" Bener deh Mas aku mau disuruh apa aja. Asal aku dimaafin dan ga dilaporin polisi." jawabnya.
"Serius? Sama sekali nggak akan nolak dan melawan?" tanyaku untuk meyakinkan.
"Iyah. Sumpah. Mas percaya dech!" serunya sambil mengangkat dua jari tangannya. Aku mengernyitkan dahi, berfikir apa yang akan kusuruh pada anak ini. Terlintas pikiran nakal dan jail yang ingin ku mencoba padanya, apakah dia akan menolak atau melaksanakannya.

Aku mendekatinya sampai tepat berdiri di hadapan Iqbal. Tanpa ragu kubuka resleting celanaku. Lalu hanya dengan menggunakan celana dalam saja, kontolku keluarkan.
“Nih pegang dan kocokin kontolku sampe keluar. Baru aku akan maafkan kamu”,perintahku.
Awalnya Iqbal memang kaget, karena tidak menyangka akan disuruh seperti itu. Lalu dia mendongakkan kepalanya, dan tepat di hadapannya terpampang kontolku yang masih lemas.
Kontolku sebenarnya saat lemas begini, kecil dan agak gelap warnanya. Ukurannya lumayan besar, dengan panjangnya hampir 16 cm, dengan bulu bulu yang tumbuh di pangkalnya. Aku mulai memain mainkannya dengan tanggan kananku, hingga batang kontol itupun perlahan mulai menegang.

Lalu aku memajukan badanku, sampai posisiku benar benar di depan Iqbal. " Inget, kamu yang setujuin ini semua. Atau kamu aku laporin polisi?"ancamku.
Akhirnya dia pasrah, dan tangannya meraih batang kontolku. Dipegangnya batang kontolku dengan genggaman tangannya yang lembut. Mungkin karena umurnya masih muda dan belum pernah mengerjakan sesuatu yang kasar, tangannya terasa halus dan lembut. Ada rasa dingin yang menjalari batang kontolku, hingga mengalir ke ubun ubunku. Dan itu memercikkan rangsangan hingga membuat batang kontolku terbanjiri aliran darah hingga akhirnya mengeras dan semakin menegang.

Lama kontolku dikocok dan diremas oleh Iqbal. Bahkan divariasikan dengan pilinan pada ujung kepala dan remasan di kedua buah biji belerku. Kocokan Iqbal terus maju mundur, mulai dari gerakan mengeras hingga akhirnya agak menurun ritmenya. Mungkin dia mulai merasa kecapekan. Terlitas ide gila di kepalaku, untuk menyuruhnya melakukan oral pada kontolku.
“Kalau kamu cape, pake mulutmu saja. Ayo di oral saja”,perintahku.
Iqbal diam saja, sejenak dia mendongakkan wajahnya dan menatapku. Namun kembali tertunduk tanpa menghiraukan omonganku.

Aku memajukan tubuh aku sampai kontolku menyentuh wajahnya. Ketika dia mau mundur, tanganku spontan memegang belakang kepalanya. Kepalanya tertahan hingga dia tidak bisa apa apa lagi. Tak ada pilihan lain, akhirnya dia mulai membuka mulutnya. Awalnya dia meronta, tapi aku terus memaksanya dan mendorong kontolku hingga menerobos masuk ke mulutnya. Mulutnya hanya melongo dan membuka tanpa ekspresi. Aku maju mundurkan batang kontolku hingga dia tersedak dan bibirnyapun mengatup membuat gesekan pada kulit batang kontolku. Ada rasa hangat ketika kontolku menerobos rongga mulutnya. Jilatan basah lidahnya kurasakan sensasi yang nikmat.

Aku bergerak terus maju sampai setengahnya, lalu aku tarik, lalu aku majuin lagi. Maju mundur pantatku mengimbangi sodokan kontolku ke mulutnya. Sesekali Iqbal tersedak hingga ujung matanya mengeluarkan air mata. Lalu kedua tangganku memegangi belakang kepalnya, hingga mempermudahku untuk melakukan kegiatan maju mundur. Gerakanku mulai kupercepat, sampai semua kontol aku masuk menyentuh ujung tenggorokannya. Rasa hangat di ujung kepala kontolku ketika menyentuh rongga tenggorokan pemuda yang masih keponakanku ini.

Ketika aku sudah merasa hampir sampai di puncaknya, batang kontolku etrasa berkedut kedut seakan mau memuntahkan cairan magma spermanya. Aku tarik keluar kontolku dan mulai membantu mengocoknya. Batang kontolku yang telah basah oleh ludah Iqbal memudahkanku dalam proses mengocok kontolku. Terus kukocok batang kontolku, dengan posisi masih di hadapan mulut Iqbal, sehingga ujung kontolku masih sesekali memasuki mulutnya.
Sejenak aku berjongkok an tanganku yang kiri berusaha meraih jendolan selangkangannya. Ternyata waktu aku remas, batang kontol Iqbal sedikit mengeras. Owww…rupaya dia juga terangsang dengan adegan ini. Kuelus elus jendolan di selangkangannya. Iqbal menatapku selintas, dan kembali tersentak ketika sodokan kontolku menyentuh mulutnya.

Kontol terus kukocok, sampai tiba tiba badanku bergetar hebat dan mengejang. Ku arahkan ujung kontolku ke mulut Iqbal serta kubenamkan batang kontolku ke mulutnya. Selintas aku mengeluarkan pejuh ke dalam mulutnya. Dia sangat kaget dan tersentak. Kepalanya kutahan agar kontolku tetap dalam kuluman mulutnya Berkali kali aku menembakan spermaku di dalam mulut Iqbal. Dia tersedak dan cairan sperma itupun meluber keluar dari ujung mulutnya. Dahi dan mukanya mengernyit, karena dia barusan merasai cairan sperma yang spesifik, serta aroma yang khas pula.

Aku berdiri lemas dan menjelonjorkan kakiku di sebalah IQbal. Akan tetapi tangan Iqbal malah membuka resleting celananya sendiri dan mengeluarkan kontolnya yang setengah mengeras itu. Upss...

0 komentar: