BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Razia Polisi

Sungguh apes. Jalan satu-satunya yang menjadi akses ke daerah Dieng Malang, sore ini sedang ada razia polisi. Kulihat aparat yang turut razia rutin di pinggir jalan ini tak sebanyak biasanya. Berarti ini hanya dilakukan polisi-polisi yang hanya mencari tambahan penghasilan.

Aku agak kaget juga, namun ketika kuraba di saku celana belakang, dompetku ada dan terbawa, aku sedikit tenang. Berarti SIM dan STNK ku ada dan lengkap ada di dalam dompet. Meski sebenarnya aku malas juga berurusan dengan polisi-polisi ini, karena mereka kadang suka mencari-cari kesalahan kita. Tetapi posisiku saat itu tidak mungkin lagi untuk membalikkan sepeda motorku ke arah berlawanan ke Jalan Kawi lagi. Karena jika aku memutar atau memberhentikan sepeda motor secara tiba-tiba, pasti kecurigaan polisi ini akan semakin besar. Apalagi aku lihat di ujung jalan pertigaan, seorang polisi nangkring di atas motor trailnya dan siap mengejar pengendara yang tidak mau berhenti atau melarikan diri. Akhirnya kuputuskan untuk tetap terus melajukan motorku.

Aku di beri tanda untuk berhenti oleh seorang banpol yang berbadan kecil, banpol tersebut memang memakai seragam polisi tapi tanpa tanda pangkat. Aku pun berhenti dan menepikan motorku.
“Selamat sore pak. Bisa lihat surat-suratnya”,ujar polisi itu sambil memberi hormat padaku. Segera STNK & SIM kukeluarkan dari dompet dan kuserhkan pada polisi ini. Setelah diperiksa sejenak, polisi tersebut menganggukkan kepala dan mencocokkan dengan nopol kendaraanku. Setelah itu memandang wajahku sekilas dan melihat ke arah SIMku. Lalu dia tersenyum dan rupanya tidak bermasalah dengan STNK & SIMku. Lalu selanjutnya tas punggung yang kubawa menjadi perhatian banpol tersebut. Aku disuruh membuka tas tersebut. Baru kusadari jika di dalam tasku selain buku-buku kuliah, juga ada CD hasil burning dari warnet. CD itu berisikan video porno hasil download dan telah kugabungkan dengan VCD cutter, sehingga menjadi adegan panjang.

Seketika tubuhku menjadi lemas dan tanganku berkeringat. Lalu banpol itu membuka resleting tasku dan membongkar isi tasku. Lalu dia menemukan 3 keping CD tanpa cover dan label. Lebih parahnya lagi, ada hasil print out gambar porno yang rencananya akan kujadikan label CD tersebut. “Ini CD apa?”,tanyanya. Ups. Aku tersedak. Segera banpol itu mengambil sesuat dari sela-sela sepatu dan celananya. Rupanya surat tilang. “Maaf bapak, SIM dan STNK beserta 3 CD ini saya tahan. Kami mencurigai ini barang porno”,jelas banpol tersebut. “Jika anda ingin menyelesaikannya, dapat dilanjutkan di kantor polisi Klojen, setelah ini”,tambah banpol tersebut. Duh.apes, pikirku.
Sang banpol kemudian menuju ke seorang Polisi yang berpangkat Bripka. Menyerahkan STNK, SIM dan 3 keping Cdku. Aku baca name tage polisi berpangkat Bripka tersebut, tertera nama: Santoso S. Dan hanya berselang 2 menit, razia tersebut berakhir dan bubar. Aku yang tertunduk lemas, hanya menyesali diri. Kenapa tadi aku sempat terburu buru dan menerobos lampu merah. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kemudia rombongan polisi membereskan beberapa motor hasil razia ke atas mobil bak terbuka. Aku dengan wajah kesal memutar dan berniat menuju ke Kantor Polisi Klojen. Sesampainya di kantor polisi itu, aku disuruh menunggu.

Rupanya Bripka Santoso itu Kepala Satuan Operasi. Lama aku menunggu akhirnya diberi kesempatan masuk ke ruang Bripka Santoso untuk menemui Bripka Santoso. Setelah di dalam ruangan, aku dipersilahkan duduk, kemudian Polisi berpangkat Bripka itu menuju ke ke belakang dan membawa SIM, STNK dan 3 keping CD ku. “Ini CD apa? CD porno ya?”,pancing Polisi Santoso. Aku hanya diam saja. Lalu Bripka Santoro berdiri dan membawa 3 CD ku ke arah TV dan player di pojok ruangan. Waktu itu aku sungguh gemetaran karena aku pasti ditahan ataupun didenda karena membawa benda yang dilarang oleh hukum. Namun apa daya Pak Polisi itu langsung memutar CD porno itu. Aku hanya memejamkan mata, ketika adegan porno dua cowok sedang bercumbu lalu saling menggerayangi tubuh, hingga salah satunya mebgoral kontol cowok lainnya, dan akhirnya salah satu menganal anus cowok lainnya.”Apa kamu gai”,tanya Bripka Santoso mengagetkanku.

Aku hanya memandang sekilas, lalu kembali tertunduk.
Lalu Bripka Santoso mengganti CD yang lainnya. Dan adegan serupa tertayang lagi, begitu selanjutnya hingga keping CD yang ketiga. Semua adegan seks dua cowok yang saling oral dan anal, hingga adegan orgy seks.
“Jadi kamu sering melakukan seks dengan sesama cowok?”tanya Bripka Santoso.
“Kamu ikut aku ke belakang”,perintah Bripka Santoso.
Aku hanya ikut mengekor di belakang Bripka Santoso.
Rupanya di ruang belakang, ada ruang tertutup yang biasa digunakan untuk beristirahat atau sholat dan di sebelahnya agak masuk, ada kamar mandi.

Spontan Bripka Santoso membuka ikat pinggangnya, dan menurunkan releting celananya. Selanjutnya dia menurunkan celananya. Lalu dia memberi kode agar aku mendekat ke arahnya.
“Aku ingin merasakan apa yang tadi aku lihat di CD kamu. Aku pikir, kamu suka melakukan ini”,dia berbicara agak berbisik.
Aku yang masih shock dan takut-takut, dengan cekatan mendekat dan segera kuturunkan celana coklat polisi ini dan kusingkap celana dalamnya. Tanpa ragu kukeluarkan kontol polisi itu dari celana dalamnya. Rupanya kontolnya sudah sedikit tegang. Mungkin pengaruh adegan CD pornoku itu.
Kontol Bripka Santoso sebenarnya saat setengah tegang setengah lemas begini, cukup besar dan agak gelap warnanya. Lalu perlahan aku mulai memain mainkan batang kontol itu dengan tanggan kananku, hingga batang kontol itupun perlahan mulai menegang.

Woww…aku cukup kaget, karena batang kontol itu ternyata cukup gemuk dan panjang. Aku mengelus ujung kepala kontol itu. Lalu aku mulai mengurutnya hingga ke pangkal batang kontol itu. Kudongakkan kepalaku dan kulihat Bripka Santoso melenguh sambil memejamkan mata menikmati sentuhan dan gelitikan jemariku pada alat vitalnya.
Saat kepalaku mendekat, aku mencium dalam-dalam bau selangkangan Bripka Santoso. Aroma khas lelaki jantan, bercampur bau keringat dan bau lipatan selangkangan sungguh membiusku. Lalu secara refleks aku menciumi area tertutup itu dan membauinya dengan penuh perasaan. Sementara kuhirup aroma khas itu, kuselingi pula dengan memainkan kontol Bripka Santoso dengan jari dan ujung lidahku.

Kulakukan variasi serta perpaduan jilatan dan sedotan-sedotan pada batang kontol gemuk itu. Sungguh kenyalnya daging kenjantanan pria itu serasa penuh di mulutku, dan ada sensasi nikmat yang menjalar hingga tak terasa batang kontolkupun berdenyut denyut mulai mengeras dan menegang. Jepitan bibir dipadu dengan liukan lidahku pada ujung kepala alat vital itu menjalarkan urat urat syaraf, hingga membuat tubuh Bripka Santoso bergetar menggelinjang gelinjang. Rabaan tanganku pada area perut, naik ke arah dada dan kedua putting dadanya. Menambah sempurna paduan rangsangan itu, membuat mulut Bripka Santoso semakin mendesis desis. “Ssshhhhhhhhh…uhhhh….ahhhhhhhhh…hhh”,racauan penuh kenikmatan tu berulang ulang kudengar, manakala kuganti bentuk rangsangan dan sevice paa alat kejantanannya yang berwarna coklat gelap itu.


Terlihat cairan precum udah keluar dari bibir lubang perkencingan Bripka Santoso. Cairan bening pertanda adanya nafsu birahi yang tinggi akibat adanya rangsangan hebat itu meleleh di bibir berwarna merah kepala kontol Bripka Santoso.
Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik. Kontol Bripka Santoso langsung ereksi sekeras-kerasnya. Kini batang itu begitu kokohnya, mengeras penuh dengan urat-urat berwarna biru yang cukup menonjol. Aku pelan-pelan memasukkan kontol yang menegang keras itu ke mulutku lagi. Saat bibirku mengenai ujung kontol itu, Bripka Santoso refleks menengok ke bawah, kedua tangannya tiba-tiba mencengkeram kepala dan rambutku dengan keras.

Namun, setelah beberapa lama aku naik turun menghisapi kontol itu, kupadu padan dengan kocokan kocokan tangan pada batang bagian pangkalnya. Sementara ujung kontolnya tetap di dalam kuluman mulutku, dan ujung bibirnya aku putar putar dengan lidahku. Meski hanya mengoral, kurasakan nikmat sekali. Aku juga sekali-sekali menjilati sekeliling kontol, lalu mengulum kedua biji peler, turun ke bawah lagi ke sela-sela perbatasan skrotum dan lubang anus. Lalu kemudian lanjut menghisap hisap batang kontol keseluruhan. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkeras dari kontol Bripka Santoso.

Aku memegangi pangkal batang kejantanan Bripka Santoso dengan keras. Lalu kadang kuselingi dengan mengelus bulu testis dan menjilatinya. Kulihat reaksi Bripka Santoso bergetar. Mungkin dia sedang merasakan paduan jilatan dan kocokan tanganku, yang dia rasakan lebih enak daripada kocokan tangannya sendiri. Lalu tiba tiba, Bripka Santoso berbsik.
"Oohh...... enak banget... aacchhh... aku mau keluar nih," celotehnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya hingga batang kontolnya bergerak gerak. Aku terus menjilati batang kontolnya sampai akhirnya, tubuh Bripka Satoso mengejang dan bergetar.

"Aachh... akuuu…..akuuuuu….keluaaaarrrrrrrr... oohh... yes,"
“Yes….yesss…aahhhh”
Creeet... creeet... creeet...",mengalirlah dan menyemprotlah air yang berwarna putih kental dari lubang perkencingannya. Sebagian memenuhi rongga mulutku. Saat aku tarik kepala kontol itu, muncratan spermanya menyembur membasahi pipi dan daguku.
Semburan dan denyutan sprema hangat itu masih beberapa kali kejutan, hingga sebagian meleleh di tangan dan jariku. Bahkan mengenai bajuku juga dan sebagian menetes di lantai.
Setelah getaran dan semburan itu berhenti, aku meraih kontol itu lagi sambil kukocok pelan. Lidahku julurkan dan memutar mutar di kepala kontol Bripka Santoso. Namun rupanya dia merasa kegelian, arena rasa sensitifitas usai ejakulasi.

“Wowww…hanya diisep saja, punyaku bisa keluar?”celetuk Bripka Santoso. Dan kubalas dengan tatapan dan senyuman ke arahnya.
“Padahal aku juga pengen rasanya ngentotin pantat cowok, kayak adegan di dalam video porno kamu itu”,lanjutnya.
Lalu dia membereskan celana dan ikat pinggangnya. Bripka Santoso tiba tiba mengeluarkan dompet dan mengambil kartu nama. “Ini no HP ku, besok aku pengen gini lagi, bisa ga? Sekalian muasin kamu. Bukan hanya men-servise aku saja”,ujarnya.
Kubalas dengan senyuman, sambil menganggukkan kepala.

0 komentar: