BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Pemijat Keliling

Sebagai karyawan swasta, kadang aku kerja sering lembur. Malam ini menunjukan pukul 23.00 WIB. Dan aku baru saja selesai kerja, kembali lembur di akhir bulan. Wah......cape sekali...badan pada pegel semua. Segera ku menuju parkir mobil dan melajukan kendaraan ke rumah.

Saat mobilku memasuki garasi, segera aku melangkahkan kaki menuju pintu utama. Tiba tiba terlintas seorang tukang pijat keliling yang biasa menawarkan jasanya. Wah....kebetulan nih, apalagi badanku pada pegal semua. Segera berlari ke halaman dan kupanggil tukang pijat itu
"Pak......kemari pak.”,panggilku. Segera tukang pijat itu mendekat. Tukang pijat itu kutaksir umurnya sekitar 35 an, tapi masih kelihatan muda. Badannya juga cukup berotot dengan hanya mengunakan celana jeans belel plus kaos lengan pendek. “Mau pijat ya mas ?,”tanya dia.
“Iya mas, eh pak......bisa khan?”,jawab saya gugup.

Segera kami masuk ke dalam rumah.
“Silakan duduk dulu mas. Saya ganti baju dulu”,saya mempersilahkan dia duduk.
Lalu saya segera masuk kamar dan mengganti pakaian kerja yang saya kenakan. Lantas saya mengenakan celana boxer dan kaos tanpa lengan. Bergegas saya segera menamuinya kembali.
"Sekarang aja ya mas...Gapapa saya panggil mas ya..Kok aku panggil bapak, kayak kurang pantas”
“gapapa, serah mas saja”jawabnya sopan.
“Ayo, kita keruang tengah,”ajakku.

Lalu kami segera keruang tengah, tempat saya biasa nonton TV. Lalu aku berbaring di sofa
"Kaosnya dicopot aja mas”,katanya.
Lalu saya segera menanggalkan kaos saya.
Lalu saya mengambil posisi tengkurap, dan dia mulai memijat saya dari kaki terlebih dahulu.
"Namanya siapa mas?”,tanya saya
“Eko, mas”,jawabnya singkat.
“Tinggal dimana?”, tanyaku lagi.
"Di daerah klojen mas”,jawabnya singkat.
"Sudah berkeluarga?”,tanya ku terus.
"Sudah mas, tapi kami berpisah”,jawabnya
"Berpisah..cerai atau gimana?”,tanyaku detail.
“Iyah..cerai”,jawab dia lagi.
“Wah...kesepian dong mas?”,goda saya
"Ya..gitu lah.Tapi dah biasa aja mas”jawabnya tersipu sambil terus memijat aku.
"Kalau pas kepengen hubungan badan gimana mas?”,pancingku
"Ya.....paling di kocok aja mas. Abis mau ngapain lagi”,jawabnya malu malu
“Wah biasa ngocok ya,”godaku nakal.
“Ya…tapi jarang kok mas”,terangnya
Pjiatannya dari kaki, naik ke arah atas. Dan kini memijat di bongkahan pantatku aku merasakan geli dan rasa enak juga. Lama kelamaan aku merasakan kalau kontolku sudah ngaceng. Gila juga neh.

Saat dia memijat punggungku, dia naik ke tubuhku dengan mengangkangiku. Aku makin horny aja, karena pikiranku menerawang jauh.
“Mas, biasanya kalo ngocok pake apa”,tanyaku.
“ya pake tangan. Emangnya pake apa”,balasnya.
“Maksudku, apa pake pelicin atau tangan kosong”,pancingku yang membuatku semakin horny saja.
“Kadang di kamar mandi mas, jadi pake sabun. Kalau lagi di kamar, ya pake tangan kosong”,terang dia polos sambil terus memijiti punggungku.
"Ayo...balik mas, sekarang tinggal depannya”,pinta dia.
Waks…mati aku!! Kontolku lagi ngaceng berat.

Akhirnya dengan malu malu, aku berbalik telentang dan kontolku di dalam celana boxer yang mengeras akhirnya nampak menyembul karena memang aku tidak memakai CD.
Kulihat dia melirik ke celanaku, dan tersenyum.
Antara malu dan ingin memancingnya, aku meminta maaf.
"Aduh....ngomongin kocok mengocok, punya saya tegang neh",ujarku.
“Gapapa mas, wajar aja kok. Sering juga”,terangnya.
“Sering apa mas?”kejarku.
“Kadang ada pelanggan yang suka minta aneh-aneh”,terang dia.
“Oooo..gitu”, aku bergumam.
Saat memijat bagian paha aku mendesis.
“Awww..sss.ssssh....sssh.....ah geli mas”godaku.
Dengan memberanikan diri, aku mencoba meremas jendolan resleting pria pemijat ini. Dengan lembut aku aku remas dan aku elus.
"Jangan mas. Malu”, katanya.
"Gapapa ya mas. Aku Cuma pengen pegang saja”,pintaku.
Tangan dia menepis tanganku.
“Apa mas minta punya mas dipijit juga?”tanya dia.
“Oh boleh. Nanti aku kasi upah berbeda untuk ini”jawabku.

Lalu dia mengambil message oil dan mengusapkan ke batang kontolku. Aku merem melek dibuatnya. Awalnya kocokan tangannya cukup lembut, apalagi dengan message oil yang cukup licin itu. Dia terus meremas dan menaik turunkan tangannya. Awalnya pelan, lama lama semakin cepat dan aku menjadi terengah engah.
"agh....agh.......ugh........ugh.... egh......egh........ugh......... ough....................ugh..........ugh. terus mas................mas.............ah.... aaaaaaaaaah..................ah”
Aku dibuat belingsatan oleh aksi kocokannya. Hingga lama kelamaan, aku tak tahan lagi.
Segera tanganku meraih jendolan celananya. Dia berusaha menjauhkan, tapi karena dia masih terus mengocok kontolku, akhirnya aku berhasil memegang jendolan kontolnya juga. Dia terdiam saja, sehingga aku semakin berani. Tanganku menelusup dan membuka resleting celananya. Lalu kukeluarkan batang kontolnya yang ternyata setengah mengeras. Aku kembali meremas dan memegang jendolan kontolnya. Lalu aku terus meremasnya, meski ada penolakan, tapi sekilas telihat dia juga menikmati. Akhirnya aku buka gesper ikat pinggangnya, dan dia tersentak dan menepis tanganku lagi.

“Gapapa mas. Aku bantu kocokin punya kamu juga”,rayuku. Sejenak dia terdiam, dan kumanfaatkan moment itu untuk melepas ikat pinggang celananya dan menurunkan celananya. Lantas buru buru aku pelorotkan pula celana dalamnya. Maka menyembulah batang kontolnya yang super gede. Kepalnya mirip jamur, karena kepala kontolnya lebih besar dari pada bantangnya.
"Aduh mas, kok besar banget. Kok bisa gede gini?”,pujiku. Dan cuma senyum senyum aja. Lalu aku mulai mengocok perlahan kontolnya dengan pelan. Dia sambil mengocok kontolku dengan memejamkan mata. Akhirnya kita saling mengocok kontol lawan masing masing.
Pijatan tangannya yang terampil memijit, ternyata memberikan sensasi lain saat mengocok batang kontolku. Kepala kontolku di ulirnya, lalu batangnya diurut urut. Sungguh perasaan beraduk aduk antara geli, nikmat dan sensasi aneh yang kurasakan saat tangan orang lain mengocok batang kontolku. Karena celanaku hanya dipelorotkan, segera kucopok celana pendekku hingga aku telanjang bulat.

Sementara itu mataku masih memejam menikmati kocokan pada batang kontolku. Tanganku juga menggenggam erat kontol pemijat ini. Aku pegang batang kontolnya yang semakin menegang alias ngaceng itu. Sambil kukocok-kocok batang kontol itu dari pangkal hingga ke ujung. Aku mendengar dia mengerang-erang keenakan. Sejenak batang kontolnya berdenyut-denyut tanda dia terangsang hebat. Lalu aku tergoda untuk menikmati kenyalnya batang kontol itu. Celana panjangnya aku pelorotkan hingga kulepas. Dia terlihat agak canggung, namun kepalang tanggung.
Lalu wajahku segera menghadap batang kontol itu dan mulutkupun kubuka lebar. Lalu happ…ujung kepala kontol itu telah masuk ke mulutku. Lalu dengan lidahku, aku jilat jilat batang kontol dengan bentuk cendawan itu. Sekilas aku lihat reaksi pemijat itu tersentak kaget, saat mulutku menyentuh batang kontolnya.

“Diapain mas? Oh…”Erangnya.Aku hanya tersenyum menatapnya.
Ku jilati bagian bawahnya hingga kuisap-isap kuat, bahkan terkadang kepala kontol itu kucoba hisap dalam dalam ke mulutku. Urat-urat kontol pemijat ini juga begitu mempesona. Berkali-kali aku rasakan urat-uratnya menyentuh lidah dan bibirku. Aku jilat lagi ke atas hingga frenulumnya, kemudian ujung lidahku aku peletkan di pinggiran topi bajanya yang mirip cendawan itu. Lalu lidahku memutar beberapa kali hingga kemudian berakhir lagi di lobang kencingnya. Kembali aku mainkan dengan ujung lidahku, seluruh batang berurat mirip cendawan itu. Aku melihat lendir bening keluar dari lobang kencingnya dan tanpa ragu aku jilat habis.

Lalu dari topi kontol bagian atas aku mulai menelusuri senti demi senti batang bagian atasnya hingga ke pangkal kontol yang tertutup oleh rimbunan bulu jembut. Aku jilati jembutnya yang super lebat itu, kubaui aroa khas lelaki. Menambah rangsangan birahiku meninggi.
Aku sekarang sudah di bagian kepala kontolnya dan aku jilat-jilat seluruh helm daging kenyal itu. Kemudian daging itu kumasukkan ke dalam bibirku dan kusedot dengan kuat-kuat hingga dia kelojotan.
“Mas......agh.....aku mau keluar..... agh..........uuugghhh......aagh,”erang dia.
Aku merasakan batang kontol itu berkedut kedut pertanda akan meuncratkan sesuatu. Langsung kuberhentikan aksiku, agar tidak secepat itu berakhir. Hanya lelehan precum kembali menetes dan segera lidahku saja yang menyambutnya.

Sementara itu, di bagian bawahku. Dia masih terus memilin milin an mengocok batang kontolku.
“Mas, aku minta message oilnya dikit”,pintaku. Lalu dia menyorongkan minyak pelicin untuk pijatnya. Aku mengolesi sedikit pada telapak tanganku, lalu kulumurkan ke batang kontolnya yang ternyata mulai melembek lagi. Batang kontol itu melemas, namun masih dalam kondisi ereksi. Kuberi pijatan halus pada batang kontolnya, dari ujung hingga ke pangkal. Lalu aku tarik pinggang pemijat ini, hingga dia terduduk di sofa. Dan kutekan dadanya hingga dia kini yang dalam posisi telentang. Lama kuurut urut dan kupijat batang kontolnya hingga mengeras kembali.
Lalu aku bangkit dan mengangkanginya. Aku arahkan kepala kontolnya ke arah lubang pantatku. Ada perasaan sesak kurasakan dan sentuhan ujung kepala kontol itu di lubang anusku, menimbulkan sensasi nikmat. Terus kuusahakan batang kontol itu masuk ke lubang pantatku, namun begitu susah batang kontol itu menerobos. Ternyata saat aku usahakan masuk itu, kurasakan denyutan batang kontol pemijat itu semakin hebat dan akhirnya muncratlah spermanya.

Rupanya saat aku genggam dan aku usahakan masuk, pemijat itu dengan sekuat tenaga telah menahan agar spermanya tidak muncrat. Di lain pihak, ketika semburan sperma pemijat itu mengenai pantat dan lubang anusku. Saat itu juga kurasakan dorongan pada prostatku yang seolah ada sesuatu mau keluar. Rupanya akupun tidak tahan, saat tadi ujung kontol itu menekan nekan lubang anusku dan akhirnya menyemburkan cairan hangatnya. Aku mencapai klimaks saat ujung kontol itu menekan-nekan titik sensasiku itu, dan semburan sperma pemijat itu menyembur.
Crooooot........crooooot....crooot........agh............. aghhhhh”, pejuhku banyak sekali keluar. Meleleh membasahi tanganku yang membantu mengakhiri ejakulasiku dengan mengocoknya. Akupun terjatuh lemas di samping pemijat itu.

0 komentar: