BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Bermain Dildo

Hari ini adalah hari pertama saya datang ke kota Malang, karena besok pendaftaran ulang bagi mahasiswa baru (maba) sudah dimulai. Jadi sekalian perkenalan dengan kampus yang menjadi pilihan kedua saat UMPT, juga mencari tempat kost. Oh ya, nama saya Jeffry dan saya saat ini akan kuliah di salah satu PTS di Kota Malang ini.

Saya berencana menaftar ulang besok pagi saja. Hari ini saya akan konsentrasi mencari tempat kost. Sesampainya di rumah teman, saya langsung minta antar ke daerah tempat kost yang dekat dengan calon kampus saya. Baru masuk ke kompleks jalan kerto-kertoan, saya mendapati tulisan menerima kost pria. Rumah JL Kertohardian No 12 H bercat kuning dengan 4 lantai. Saya memencet bel dan keluarlah seorang pria paruh baya. Setelah itu pria ini segera membawa saya untuk masuk dan mengenalkan tempat kostnya.

Setelah di dalamnya pria paruh baya itu segera menerangkan keadaan rumahnya, rumah ini terdiri dari 4 tingkat. Tingkat 2 sudah ada penghuninya yaitu dua pasang suami istri yang juga mahasiswa S2, Ada 2 mahasiswa lain kampus menyewa di lantai 2. Lalu ada 3 orang mahasiswa dari luar pulau yang menghuni tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3×2 meter. Lalu dia menunjukkan kamar yang masih kosong. Ada 4 kamar yang ada di lantai 4 tersebut. Setelah membanding bandingkan, saya tertarik dengan kamar yang menghadap ke arah tempat jemuran.
Lalu setelah menanyakan harga sewa serta fasilitas lain yang bisa dinikmati, saya berpamitan. Seharian itu saya telah melihat 10 lokasi kost yang lain di daerah tersebut. Namun rupanya, saya lebih tertarik dengan rumah di JL Kertorahardian tersbut. Akhirnya saya kembali ke rumah itu dan menyatakan tertarik untuk kost di situ, dan langsung memberi uang muka. Besoknya saya langsung membawa koper saya dan masuk ke kamar saya di lantai 4. Setelah selesai menata kamar seperlunya, lalu saya pun keluar kamar dan berkenalan dengan para mahasiswa penghuni kost tersebut. Malamnya ketika kami sedang menonton TV (yang di letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya wangi parfum yang sangat mengoda. Ternyata seorang pria yang kemaren sekilas saya lihat. Pria ini saya taksir berusia sekita 35 tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni kamar di tingkat 3 ini.

Lalu saya pun segera berkenalan dengannya dan dia bernama Andreas, tapi dilihat dari bentuk tubuh dan wajahnya dia tak beda dengan pria usia 20-an. Wajahnya terlihat sangat manis belum lagi otot tubuhnya yang terbentuk bagus. Sungguh membuat saya menelan ludah. Lalu saya tahu dari ketiga temen kos saya yang lain, kalau Mas Andreas ini bekerja di salon dan mungkin saja dia seorang gay atau homoseks, lalu saya mengangguk tanda mengerti.
Tak terasa saya sudah tinggal di kost itu hampir 2 minggu dan kalau di pagi hari rumah itu selalu kosong karena selain ketiga teman baru saya itu kuliahnya pagi, Mas Andreas juga selalu keluar rumah dan sepasang suami istri yang kuliah S2 itu juga jarang pulang ke rumah ini. Singkatnya kalau pagi hari saya selalu sendirian, dan pagi ini saya bangun tentu saja suasana sunyi senyap dan saya melihat keluar jendela yang menghadap ke tempat jemuran. Tampak oleh saya, dijemur celana dalam G-string yang berwarna hitam dan tentu saja saya tahu kalau itu adalah celana dalam Mas Andreas. Saya bermaksud keluar kamar untuk melihat CD itu, tapi baru sampai di pintu saya melihat Mas Andreas Cuma memakai handuk. Rupanya baru saja selesai mandi.
“Lho baru bangun yach?” lalu saya mengiyakannya dan bertanya, “Mas Andreas nggak kerja hari ini?” dan dijawab, “Nggak, malas tuh,” dan saya segera masuk ke kamar saya dengan perasaan was-was lalu tak berapa lama kemudian terdengar pintu kamar saya diketuk, dengan perasaan berdebar saya membuka pintunya. Tampak di luar Mas Andreas dan dengan mata tajam Mas Andreas berkata, “Boleh saya masuk? Saya ingin bicara sama kamu,” dan saya pun membiarkan Mas Andreas masuk lalu Mas Andreas masuk dan ngobrol dengan saya.

Awalnya saya agak risih dan canggung ngobrol dengan Mas Andreas ini, karena omongan dari teman-teman yang lain Namun ternyata setelah beberapa kali ngobrol, saya mempunyai pendapat lain dan berbeda tentang kepribadian Mas Andreas. Dia cukup menarik, lucu dan humoris serta royal. Selalu ada saja makanan yang dibawa saat bertandang ke kamar saya, ataupun saya diberi makanan camilan saat ngobrol di kamarnya.
Suatu waktu, saat aku dan Mas Andreas ngobrol di kamarnya. Sesaat ada telpon masuk. Lalu Mas Andreas pamit dan minta izin menerima telp. Rupanya telpon agak lama. Saya yang bengong, iseng melihat-lihat sekeliling kamar Mas Andreas. Ada banyak majalah pria berserakan. Lalu saya melihat ada asbak berbentuk kontol. Ada kayu ukiran juga berbentuk kontol. Hal yang mengejutkan saya, ada kontol terbuat dari lateks atau silikon, berwarna bening yang dibungkus kondom. Sedang satunya berwarna hitam legam, tanpa kondom. Dengan penuh rasa ingin tau, aku berusaha meraih kontol-kontolan tersebut. Saat sedang mengamati benda itu, tiba-tiba Mas Andreas masuk. Aku kaget setengah mati. Begitu juga Mas Andreas nampak terkejut.

“Ini apa mas. Kok dibungkus kondom segala”,tanyaku polos.
“Oh…ini aksesoris saja”jawab Mas Andreas.
Lalu diambilnya benda itu dan ditaruhnya di dalam lemari. Tapi sekilas saat Mas Andreas membuka lemari, aku melihat beberapa majalah GAY dan ada gambar cowok yang sedang dianal. Aku memperhatikan gambar itu, dan dengan penuh ragu aku bertanya “Mas, suka koleksi majalah pria ya?”tanyaku.
“Iyah”, jawab Mas Andreas.
“Boleh saya melihat majalah yang di lemari itu?”, tanyaku
“Oh silahkan”, balas Mas Andreas sambil memberiku beberapa majalah tersebut.
Agak kaget dan terkejut juga aku membuka majalah dengan gambar gambar dua pria telanjang dan melakukan hubungan seks sejenis. Antara perasaan aneh dan ingin tahu, saya buka lembar demi lembar di majalah itu. Namun tak terasa, batang kontol saya tiba-tiba berdiri melihat beberapa gambar erotis itu. Karena hanya memakai celana pendek, tentu reaksi pada kontol saya ini dapat terlihat oleh Mas Andreas. “Lho, kamu terangsang ya?”tanya dia tiba-tiba.
Aku kaget dan menahan malu, kurapatkan pahaku menutupi jendolan di selangkanganku yang menonjol.
“Gapapa, berarti kamu punya ketertarikan juga. Ga ada yang salah kok. Karena setiap manusia itu dilahirkan biseks. Bisa tertarik dengan pria dan tertarik dengan wanita”, ujar Mas Andreas berteori.

Lalu Mas Andreas tersenyum dan berkata, “Apa kamu pernah melakukan hubungan seks?”
Dengan gugup saya menjawab “Belum pernah”
“Oh..untuk cowok remaja seusiamu, kebanyakan cowok udah pernah mengalami. Minimal saling onani dengan temennya”jawab Mas Andreas.
Hatiku bertanya tanya, oh ya? Benarkan?
“Apakah kamu mau nyoba? Kalau mau, aku bisa ngajari”,pancing Mas Andreas. Aku terdiam saja.“Nggak kok, saya bercanda. Tapi kalau kamu nggak mau yach sudah, Mas mandi dulu,” sambil Mas Andreas membalikkan badannya.
Tapi saya segera menarik tangannya dan terdiam lagi.
“OK. Sekarang begini saja” ujar Mas Andreas sambil tangannya menutup pintu kamarnya. Dia membuka lemari dan mengambil VCD boep, lalu disetel di DVD player. Aku terdiam mengamati apa yang disetel Mas Andreas. Rupanya VCD bokep cowok-cowok.

Aku terhenyak menyaksikan adegan demi adegan di laar TV itu. Kurasakan kontolku semakin keras pertanda kau terangsang berat. Lalu perlahan kurasakan tangan mas Andreas menyusup dan memegang jendolan di selangkanganku. Aku terkejut dan berusaha menepis tangan itu. Mas Andreas tersenyum dan berusaha meraih jendolan kontolku yang terbungkus celanaku. Aku terdiam saat tangan Mas Andreas meremas batang kontolku. Aku merasakan getaran listrik yang menyengat.
Kemudian Mas Andres mendorong tubuh saya untuk merapat di dinding, dan kemudian tangan dia mulai bergerilya di daerah sensitif saya. Saya begitu terangsang dan menikmati sensasi dari rabaan tangan itu.Tak lama kemudian mas Andreas mengeluarkan batang kontol saya dari celana. Aku agak malu-mau. Tapi rupanya diimbangi olehnya dengan segera membuka baju dan meraih tangan saya untuk meraba raba jendolan di celananya. Karena tak sabar Mas Andreas segera memasukkan tangan saya ke dalam CD-nya dan menyentuh kontolnya. Mas Andreas mendesah “Uuh.. geli Jeff.. tapi nikmat sekali.. terus.. enak sekali.. uh.. ah..” Lalu tak lama kemudian kontol Mas Andreas sudah mulai menegang. Karena sudah terangsang maka Mas Andreas segera mendorong tubuh saya ke tempat tidur dan dengan segera Mas Andreas memeloroti celana saya dan CD saya, lalu dengan pelan dia menjilat kepala kontol saya yang sudah menegang itu kemudian memasukannya ke dalam mulutnya. Batang ontol saya dikulumnya hingga masuk semuanya ke dalam mulutnya. Mas Andreas mulai menghisapnya seperti menghisap es batangan. Tanpa sadar karena keenakan saya mendesah, “Uh.. enak sekali Mas.. isap terus Mas.. jangan berhenti..!” Lalu tangan saya mulai menjambak rambutnya dan menekan kepalanya terus, sedangkan kaki saya mulai menegang karena keenakan, lalu Mas Andreas menghentikan kegiatannya.

Kemudian Mas Andreas mulai membuka celananya dan tampaklah oleh saya batang kontolnya yang terbungkus celana G-String yang unik sekali. Tampaklah oleh saya pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Batang kontol berwarna kecoklatan, dengan rimbunan rambut kelamin yang lebat, dan bulu-bulu yang hampir menutupi sekujur tubuh Mas Andres. Batang kontol itu teracung keras dengan urat-urat yang jelas disekujur batangnya dan sungguh membuat saya menelan ludah.
Lalu Mas Andreas naik ke atas tubuh saya, dan dalam posisi jongkok kemudian mengarahkan batang kontolnya ke mulut saya. Saya merasa risih dengan kontol itu dan hanya menutup mulutku rapat-rapat. Tapi aksi Mas Andreas masih terus dengan menggeser geser bantang kontolnya ke wajah dan hidung saya. Ada aroma khas lelaki yang sangat khas dan justru membuat darah libido kelelakian saya bangkit.

Lalu mas Andreas turun dan tangannya meraih batang kontol saya. Kembali dilumuri batang kontol saya oleh jilatan jilatan lidahnya. Kuluman dan jepitan dua bibirnya yang mengeyot membuat syaraf kontol saya tertarik dan merasakan geli campur nikmat. Sambil terus dikocok oleh tangannya, ujung kepala batang kontol saya dihisap hisapnya. Ada sejuta aliran listrik kurasakan saat lubang keluarnya kencingku dijilat-jilat oleh ujung lidah Mas Andreas.
Lalu Mas Andreas bangkit mengambil dildo yang terbungkus kondom tadi. Dengan diolesi pelicin KY-jelly, dildo itu dipegang tangan kirinya. Lalu Mas Andreas jongkok lagi dan mengulum kontolku lagi. Sementara tangannya sibuk mengubek ubek lubang anusnya sendiri dan mengarahkan dildo itu ke lubang pantatnya. Aku hanay terdiam melihat aksi yang dilakuan Mas Andreas. Lalu dia bertanya “Kamu pengen ngerasain ini juga ga?”

Belum sempat aku menjawab, benda berbentuk kontol itu telah diarahkan ke lubang pantatku sambil kontolku terus dihisap hisapnya. Aku merasakan sesnsasi yang aneh, saat ujung benda berbentuk kontol itu menyentuh lubang anusku. Ada rasa sesa saat benda itu berusaha menerobos dinding anusku. Tetapi dilain pihak, kurasakan jutaan watt aliran listrik mengalir dari lubang anusku yang bercampur rasa nikmat tak terkira. Aku pasrah dengan apa yang dilakukan Mas Andreas. Sesaat aku merasakan batang kntolku berkedut kedut dan bergetar, seakan ada yang mau keluar. “Mass..aku rasanya mau kelua”ujarku.
Dengan spontan Mas Andreas menghentikan kuluman pada bantang kontolku. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu dengan perlahan dildo yang sudah separuh masuk di lubang anusku dilesakkan hingga hampir terbenam semuanya. Lalu Mas Andreas naik ke perutku dan mengolesi batang kontolku dengan pelicin tadi. Sesaat dia mengambil posisi menduduki batang kontolku dengan mengarahkan kontolku ke belahan pantatnya.

Begitu lubang anus Mas Andreas tersentuh ujung kontol saya. Saya dan Mas Andreas menjerit pelan bersamaan, “Uuh..” dan dengan pelan Mas Andreas menekan lubang anusnya ke bawah sehingga kepala kontol saya amblas ke dalamnya. Memang tidak terlalu susah batang kontol saya yang 17 cm itu masuk, karena jepitan dinding anusnya kurasakan sudah tidak terlalu sempit. Ada rasa hangat kurasakan pada batang kontol saya. Lalu Mas Andreas berteriak, “Aduh.. enak sekali.. sungguh terasa nikmat,” dan saya tak hentinya menjerit, “Terus Mas.. nikmat sekali lubangnyaterus Mas..” lalu Mas Andreas makin menekan turun tubuhnya dan tak lama kemudian maka masuklah seluruh batang kontol saya yang termasuk ukuran besar itu ke dalam lubang anusnya. Kemudian tubuh Mas Andreas segera menimpa badan saya dan berteriak, “Aduh nikmat sekali.. uh.. aduh.. uh.. ahh..” Lalu dia bergerak gerak sambil meraba raba dada dan memelintir kedua putting saya. Sejenak, Mas Andreas berputar dan membelakangi saya. Kini puggungnya ada di depan saya. Mas Andreas membelakangi saya dan segera dia meraih dildo yang masih menancap di lubang anus saya.

Ejakulasi saya yang sempat hampir mencapai puncaknya tadi, terlupakan oleh aksi duduk Mas Andres pada batang kontol saya. Lalu digerakkanya dildo yang menancap di aus saya. Kurasakan sensasi yang sangat luar biasa, karena kontol saya menusuk-nusk lubang anus Mas Andreas yang terasa hangat. Sementara lubang anus aya disodok-sodok oleh benda kenyal berbentuk kontol. Saat putaran dan dorongan dildo kontol itu beriringan dengan goyangan pantat Mas Andreas, badanku bergetar dan serasa melayang ke awang-awang karena rasa yang tak dapat kugambarkan dengan kata-kata.
Setelah istirahat hampir 5 menit lamanya Mas Andreas mulai bangkit dan batang kontol saya tentu saja masih di dalam lubang anusnya. Lalu Mas Andreas mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur sambil tangannya menopang pada tubuh saya dan terdengar suara tubuh kami berbenturan, “Piak pret piak..” dan dengan gerakan yang liar Mas Andreas menaiki tubuh saya dan sambil terus menggoyang tubuhnya dan terus berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan dunia dan terus mendesah, “Uuh.. ah.. ah.. nikmat sekali.. uh.. ah..” Sedangkan tangan saya tak hentinya memijiti punggungnya sambil kucengkeram saat rasa nikmat itu menerpa.

Lalu sesudah hampir 10 menit Mas Andreas berkata, “Saya mau sampai..”
Saya pun berkata, “Saya juga Mas.. tahan sebentar lagi..”
Tak lama kemudian terdengar Mas Andreas menjerit “Uuh.. saya sampai.. uh..”
Dan saya juga merasa bendungan saya sudah jebol dan mendesah, “Uh.. saya juga.. nikmat sekali.. ahh.. enakk..” dan terasa adanya cairan hangat keluar dari kontol saya dan menyembur nyembur di lubang anus Mas Andreas. Begitupun kurasakan sperma Mas Andreas menyembur dan menyemprot mengenai paha dan kaki saya. Lalu Mas Andreas berbalik arah menghadap saya dan jatuh lemas di tubuh saya. Sedangkan kontol saya juga belum dicabut keluar dari lubang anusnya. Mas Andreas tersenyum sambil berkata, “Nikmat sekali Jeff.. kamu hebat dech..” dan saya berkata, “Sekali lagi dong Mas.. yach..! Kita ganti posisi” tapi Mas Andreas berkata, “Lain kali aja yach, Mas capek..’ Lalu saya mengiyakannya dengan sangat kecewa.


0 komentar: