BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Hukuman Guru Matematika

Waktu SMA ada guru matematika yang tampan dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Pak Hendry umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang duda. Karna istrinya meninggal karena kecelakaan, waktu usia pernikahan mereka baru tiga bulan. Yang aku senang dari Pak Hendry adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau kancing bajunya paling bawah terbuka, sehingga puser dan perutnya yang ditumbuhi bulu-bulu nampak terlihat dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannnya.
Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karena akan ada rapat guru. Aku agak kesal karena pelajaran kedua matematika. Da itu artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini. Untuk menghilangkan suntuk, aku pun pergi main ke tempat kawanku.

Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Pak Hendry sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
"Mari saya antar Pak " ajakku tanpa berharap dia mau
"Tapi rumah Bapak agak jauh, Ko " ia mencoba menolak
"Gak pa-pa kok Pak, gak enak sama guru PPKN " candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau " iya deh tapi Bapak pegangan ya soalnya Bapak pernah jatuh dari motor "
"Silahkan Pak " setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Pak Hendry yang berpegangan pada perut dan sesekali tangan itu menyentuh pahaku menyebabkan reaksi pada kontolku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada tangan yang menyentuh sekitar perutku.

Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Pak Hendry bicara
"Bapak ganti baju dulu ya, Ko "
Setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karena kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Pak Hendry sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karena kau bisa melihat, body dan dada Pak Hendry serta bongkahan pantat yang bahenol. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karena ketakutan. Bahkan kontolku langsung mengkerut.

Melihat aku, Pak Hendry tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
"Kamu sering ngeliat perut dan puser Bapak kan, waktu di kelas " tanyanya di dekat telingaku
"I...iya Pak " jawabku ketakutan.
"Kalau gitu Bapak kasih kamu hukuman " lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
"Sekarang kamu baring tutup mata dengan kain itu dan jangan gerak. Tapi kalo teriak boleh aja " katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karena merasa bersalah. Lalu ia mnyuruhku membuka semua bajuku dalam keadaan mata tertutup. Pelan aku membuka retsleting celana sekolahku, melepaskan celana dan menanggalkan seragam sekolahku. Lama aku menunggu, perintah apa yang akan dikatakan Pak Hendry selanjutnya. Tetapi tiba-tiba hal yang membuatku kaget, ternyata Pak Hendry menurunkan CD-ku dan mengelus-elus kontolku dengan lembut. Antara kaget dan senang, aku menggeliat. Namun helusan itu membuatku terangsang dan kontolku tegak berdiri. Antara takut, malu dan terangsang, aku terdiam lagi. Kurasakan ternyata Pak Hendry berjongkok dan menjilati kontolku. Kaget sekali kurasakan, dan tak sadar mulutku berdesis.
"Ah... uh.. uuuh ..." rintihku menahan kenikmatan semantara Pak Hendry sibuk dengan aktivitasnya
Ah ... mmmhh... Pak stop Pak" rintihku karena aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot kontolku. Dihisap dan dijelujuri seluruh batang kontolku dengan lidahnya. Sungguh kurasakan percampuran rasa geli, rasa nikmat dan rasa takut. Lama Pak Hendry melakukan aktifitas pada batang kontolku, hingga tubuhku semakin mengejang. Dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih sperma itu dan aku langsung terduduk membuka kain penutup mata sambil berpegangan pada tepi ranjang.

Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Pak Hendry lalu berdiri dan tersenyum
”Gimana...lebih enak dari pada cuman liat khan..?" sambil kedua tangannya menjambak rambutku
"Iya Pak enak sekali" jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk di tempat tidur. Kami berpelukan dan Hendry kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Pak Hendry masih memakai celana pendek.

Pak Hendry melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku ke arah dadanya. Kudapati tetek yang ditumbuhi bulu halus dan aku mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Pak Hendry bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Pak Hendry berdiri sehingga aku berhadapan dengan batang kejantanannya, bau khas selangkangan pria itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan batang kontol dan buah peler itu.

Setelah itu Pak Hendry merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan mengulum batang kontol yang keras dan cukup besar itu. Sehingga tubuh Pak Hendry semakin mengejang hebat
"Ssshh... aahh... terus, Ko" pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu seluruh buah zakar dan batang kontol itu. Aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu menuntun tanganku meraih kontol besar itu.
"Aku masukkan ya, Ko. Udah gak tahan" katanya dengan terengah dan membuka kedua belah pahaku, sehingga lubang pantatku terbuka. Perlahan disarungkannya kondom dan dilumurinya batang kontol itu dengan pelicin. Sisa-sisa pelicin di jari-jari Pak Hendri diusap-usapkan ke lubang pantatku, sambil salah satu jari masuk secara pelan. Kurasakan sesuatu menerobos lubang anusku. Dengan sedikit mengejan, kurasakan jari itu melesak masuk dan kurasakan getaran hebat dan rangsangan yang luar biasa. “Kamu yang relaks aja ya Ko. Jangan tegang dan kaku,”pinta Pak Hendri. Aku hanya mengangguk, menanti aksi yang akan dilakukan Pak Hendri.
Aku merasakan kenikmatan yang lebih hebat, saat jari Pak Hendri digantikan batang kontol besar itu. Kenikmatan yang luar biasa dibandingkan saat jari pak Hendri dimasukkan lubang anusku.
"Slep...slep...slep" diputar-putar kontolnya pak Hendri di dalam sambil mengikuti goyangan pantatku. Sambil sibuk memompa anusku dengan kontolnya, bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas dadanya. Dan sekali kali memuntir putingnya. Sesekali pula, kuraih kontolku sendiri untuk kukocok-kocok. Sungguh kurasakan semua titik syaraf kenikmatanku tereksploitasi.
"Uh...ah...mmm...sssh...terus Pak..mmh" desahku sambil membantu memajukan pantat Pak Hendri serta kuremas pantatnya.
kontol Pak Hendry terasa semakin menegang dan lubang anusku semakin hebat berdenyut memijit kontol besar pak Hendri. Tak terasa sudah sepuluh menit kami "bergoyang".
"oooooh ...mmmmh... ah udah gak kuat... Boleh aku keluarin spermaku di dalam, Ko? mmmh ...." rintih Pak Hendry terpejam.
Aku hanya mengimbangi dengan goyangan pantatku. Kurasakan Pak Hendry semakin memperdalam tusukan kontolnya dan mempercepat tempo hentakan menusuk anusku, karena juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
"Ssshhhh...aaaaaaarrrrrrgggghhhhhhh" jeritnya sambil mencengkram punggungku,
"Aaaahhhhh...aaaahhhhh" desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Tidak terasa, walaupun tadi sudah muncrat, air maniku muncrat lagi bertepatan dengan denyutan kontol Pak Hendri serta air hangat yang terasa mendesak-desak di dalam anusku. Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru Pak Hendri mencabut kontolnya setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya "Gimana hukuman dari aku, Ko ..?"
"Enak Pak. Hukuman terenak didunia. Makasih ya"
"Bapak yang terima kasih. Karena udah lama Bapak bendung hasrat, hari ini dan seterusnya Bapak akan tumpahkan ke kamu semuanya" sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang ke sana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

0 komentar: