BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Jadi Umpan 3some

Tony, adalah anak tunggal yang sudah all out dengan orang-orang di sekelilingnya kecuali keluarganya. Seseorang yang mempunyai mantan pacar lebih dari seratus orang dengan umur hampir seluruhnya di bawah 20 tahun. Bahkan dia bertekad menarik setiap orang straight ataupun gay yang di bawah umur 20 tahun untuk dikencaninya. Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman di dunia gay.
Entah mengapa aku bisa menjadi temannya. Kupikir, aku perlu seseorang yang bisa menjadi teman yang baik untuknya, untuk membimbing dan memberinya masukan dan membimbingnya.

Walaupun kami belum pernah bertemu tapi kami sudah sering kontak lewat telepon, bahkan phone sex. Lewat kisahnya, dia mengaku bahwa ia suka mengerjai anak kecil di mall-mall di Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogya. Dia selalu bercerita bahwa jika ada anak kecil atau anak sekolah yang sedang pipis, maka kontolnya akan dipegangnya, dan jika tidak ada orang lain maka ia akan menghisap atau mengulum burung anak tersebut hingga spermanya keluar. Dia lakukan itu di kamar mandi mall. Wow…nekat!!
Saat itu aku masih belum percaya sepenuhnya, karena bisa saja cerita itu dikarangnya untuk bahan obrolan kami.

Dua minggu setelah perkenalan itu, dia nekad datang ke Malang untuk menemuiku, bahkan ia telah menyewa sebuah kamar yang terletak di dekat Kantor Walikota Malang. Saat itu aku datang ke sana dengan motor. Aku tidak langsung menemuinya di kamar, tapi memintanya menemuiku di lobby hotel. Ntuk emmstikan apakah memang dia serius datang ke kotaku ini. Setelah kucall lewat HP, kulihat seorang pemuda agak gemuk, berkulit kuning yang melambaikan tangannya ke arahku. Aku baru sadar, "Oh, itu toh yang namanya Tony".

Ia mengajakku ke kamarnya, memelukku, dan kubalas dengan pelukan juga walaupun sebenarnya aku sedikit risih, karena aku tidak terbiasa. Kulihat dia memiliki tampang yang lebih tua daripada aku walau umur sebenarnya baru 24 tahun. Aku sebenarnya agak heran, mengapa dia bisa berbuat seperti itu, bukankah di dalam ceritanya dia lebih memilih anak-anak muda dibawahnya sebagai objek pelampiasan seksnya.

Saat itu, setelah kami bercengkrama beberapa saat. Kemudian dia ingin melihat kontolku. Aku masih merasa risih. Dia mulai meraba gundukan di celanaku dan mengelusnya. Entah karena aku sudah lama tidak pernah menyentuh kontol orang lain hingga aku juga penasaran mencari gundukan di balik celananya. Akupun turut merabai selangkangan Tony. Kurasakan otot kontol di dalamnya sudah menegang. Dan kami mulai melakukan rabaan dan rangsangan satu sama lain. Akhirnya, tanpa ada yang mengkomando, kamipun melepas resleting celana masing masing dan mengeluarkan kontol masing-masing.

Saat kulihat, kontolnya uncut dengan ukuran yang rata-rata. Tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil. Warnanya kuning langsat, dan ketika kulupnya aku buka, nampak kepala kontolnya yang agak kemerahan. Ia memintaku untuk mengulum kontolnya, namun aku masih merasa belum siap. Terlalu tergesa-gesa menurutku. Dia juga bilang ingin mengulum kontolku. Namun aku merasaa tidak pede, karena aku juga belum membersihkan diri. Takutnya bau dan malah bisa ilfil lawan mainku.
Akhirnya setelah aku pamit ke kamar mandi untuk buang air dan bermaksud membasuh kontolku, justru Tomy menyusul ke kamar mandi. Dan dia melihat proses aku kencing dan terus memperhatikan kontolku yang mengeluarkan air kencing. Dan diperhatikan seperti itu, membuatku terangsang dan kontolkupun menegang. Dan itu membuat proses kencingku berlangsung lebih lama, karena kontolku menegang. Belum sempat aku membasuh kontolku, Tony langsung menyambar kontolku dan langsung menghisapnya. Cukup kaget juga dengan aksi yang cepat itu.

Aku tidak dapat berbuat banyak, apalagi aku juga cukup menikmati setiap jilatan dan kuluman mulutnya di batang kontolku. Sambil terus mengulum kontolku, dia membimbingku ke bath up kamar mandi. Akhirnya dengan tetap kontolku dikulumnya, seluruh bajuku dilepasnya satu persatu. Akhirnya kamipun telanjang di bath up itu dan saling melakukan oral seks satu sama lain.
Itulah pertama kalinya aku melakukan posisi 69. Sebelumnya, memang aku tidak tahu apa-apa. Namun kejadian itu cuma sebentar, karena dia kemudian memintaku untuk melepaskannya kemudian dia memintaku untuk berbaring di sampingnya. Lalu mulai memegang biji pelerku tanpa aku diperbolehkan berbuat apa-apa. Ia menekan dan memijitnya sampai aku kesakitan. Lalu ia onani sampai keluar, sedangkan aku tidak diperbolehkannya melakukan apa-apa. Lalu dia menarik kepalaku dan memintaku untuk kembali menghisap kontolnya. Karena masih dalam suasana terangsang akupun dengan senang hati mengulum dan menhisap kontolnya.

Sementara dia terus mengocoki kontolnya hingga akhirnya dia mengejang dan mengerang, pertanda dia mau ejakulasi. Karena dia menekan kepalaku hingga terus dalam posisi mengulum kontolnya, seluruh spermanya memenuhi mulutku. Rasanya agak manis bercampur pahit dan sedikit ketir, dan itulah pertama kalinya juga aku menelan dan merasai cairan sperma. Setelah itu selesai, dia bersikap dingin dan aku dibiarkannya saja. Sehingga ejakulasiku juga tidak pernah tercapai.
Dan itu berlanjut lagi, ketika kami melakukan lagi saat malam harinya. Aku tidak diperbolehkannya untuk menyentuh kontolnya atau mengocoknya karena dia bilang merasa tidak enak jika dilakukan oleh orang lain selain dirinya. Lho???

Sebenarnya kejadian kedua saat tengah malam itu, aku berharap lebih. Karena saat itu aku juga sedang tegang penuh. Awalnya, ia memelukku dan mulai mencumbuku sebentar, lalu mulai membuka celananya. Aku juga membuka celanaku sendiri, karena aku juga sudah sangat horny hingga kami berdua hanya menggunakan celana dalam saja. Ia kembali meraba kontolku lalu ia membuka sendiri celana dalamnya dan mulai mengocok kontolnya sambil memegangi kontolku. Namun ketika aku akan memegangi kontolnya, dia menepis tanganku. Walaupun aku sudah tegang, sehingga aku merasa hanya jadi boneka saja. Akhirnya aku berinisiatif, kucoba agar aku yang mengocok kontolnya dan ia yang mengocok kontolku.
Dia mau. Syukurlah. Aku mencoba mengocoki kontolnya yang ukuran standart itu dengan penuh perasaan. Aku buka kulupnya sedikit sambil aku elus elus. Lalu aku variasikan dengan kocokan dan remasan di pangkal kontolnya. Sementara dia juga mulai meremasi dan mengocoki kontolku. Akupun mulai merasakan libidoku mulai naik ke ubun ubunku. Jadi memang seperti inilah yang kuminta, kita take and give, bukan permainan satu arah. Namun ternyata di luar dugaanku, saat aku mengocok kontolnya dengan genggaman cukup kuat, justru ia keluar dengan sangat cepat. Spermanya mengalir dan membasahi tanganku. Ya, ejakulasi dini!!. Lalu setelah dia muncrat, dia justru melepaskan kocokan tangannya di kontolku, dan aku dibiarkan menganggur lagi tanpa penyelesaian akhir.
Ah, dua kali berhubungan seks aku hanya merasakan kekecewaan. Aku merasa hanya menjadi objek untuk melepaskan hajatnya dengan tanpa berarti.Pupuslah harapanku untuk ML yangtiga kalinya. Rasa kecewaku, mendorongku untuk pulang ke rumah. Ketika aku utarakan maksudku untuk pulang, Tony melarangku dan memintaku untuk menemaninya di kamar hotel.
Aku masih sedikit bersabar dan mengurungkan niatku untuk pulang. Siapa tahu, ada kejadian ketiga kalinya. Entah tengah malam ataukan besok pagi harinya.

Pagi hari, saat aku bangun tidur aku terkejut karena mendengar suara orang bercakap cakap. Rupanya Tony tidak ada disebelahku, dia sedang berbicara dengan seseorang di kamar mandi. Ah kudengar suara air berkecipak, sepertinya air kencing yang mancur dan jatuh ke dalam closet. Lalu kudengar suara “Jangan Mas, ntar ketahuan temennya Mas”.
“Gapapa kok,”kudengar suara Tony berbisik.
Lalu kudengar suara air menyiram closet itu dan sesosok pria muda keluar dari kamar mandi dengan wajah sedikit cemas.
Dan Tony menyusul dibelakangnya dengan muka sedikit masam.
“Oh ya, ini kenalkan Koko A-Shiong”,Tony mencairkan suasana.
Akupun menjulurkan tanganku memperkenalkan diri dengan kusunggingkan senyum. Cowok muda ini memperkenalkan namanya “Fredy”.
Umurnya sekitar 18 tahun dengan potongan rambut mohawk, kulit kuning langsat, tubuh berisi dan hidunya cukup mancung. Manis!!.
Untuk beberapa saat, kami berdiam dan larut dalam tontonan TV. Namun dapat kulihat, Tony sudah sangat gelisah dan terus memandangi paha Fredy, yang kebetulan sedang memakai celana jenas tiga perempat. Sedangkan Fredy lebih banyak mencuri pandang ke arahku, seolah dia begitu memperhatikan kumisku. Dan secara tiba tiba, entah karena sudah tak tahan melihat paha Fredy yang putih dan ditumbuhi bulu-bulu halus, ia kemudian mendekati Fredy dan mencium bibirnya. Fredy agak kaget, dan berusaha mendorong Tony.
Tetapi karena serangan Tony begitu gencar, akhirnya Fredy membalas ciuman Tony. Sungguh kurang ajar juga Tony ini, yang menganggapku bagaikan patung. Tapi aku mencoba bersabar, karena akupun penasaran melihat adegan panas tepat didepan mataku ini. Apalagi saat itu kontolku juga sedang tegang tegangnya, karena baru bangun tidur. Lalu sejenak, kulihat Tony dengan pagutan begitu panasnya terus merangsek dan sambil meremas-remas kontol Fredy yang menonjol dari balik celana pendeknya. Dengan satu sentakan, kedua tangan Tony menarik turun celana Fredy yang ternyata tidak mengenakan celana dalam sama sekali. Dengan cepat ia mendorong tubuh Fredy berbaring di ujung kasur dan memegang kontol Fredy lalu mencium dan menjilatinya. Oh, rupanya Tony begitu ganas dan terangsangnya dengan Fredy ini.

Sejenak, tangan kiri Fredy menarik tanganku, beraksud untuk mengajakku dalam permainan seks ini. Antara ragu dan terangsang, akhirnya akupun mendekat. Dan sambil terus melakukan aksinya terhadap Tony, tangan kiri Fredy mengelus-elus kontolku di balik celana pendekku. Tony terus mendesak Fredy dan membantu membuka celana pendeknya hingga bertelanjang.

Baru kusadari, rupanya Tony kemaren memang tidak begitu bernafsu padaku. Karena aku bukan typenya. Karena kini dengan Fredy yang usianya lebih mud ini, Tony begitu ganas dan sangat garang.
Akhirnya akupun menyadarinya dan berusaha memakluminya. Dan akupun mulai memfokuskan lagi pada permainan seks bertiga ini lagi.
Celanaku kini sudah dilepas oleh Fredy dan akupun telanjang bulat. Dan kontolku tegang teracung acung menantang. Dan aku lihat Tony yang juga sudah telanjang berdiri, dengan kontolnya yang uncut dan berukura standart itu.
Dengan dua pria yang sudah telanjang bulat ini membuatku semakin terangsang. Fredy meremas-remas kontolku sambil menciumi kontol Tony. Akhirnya akupun begitu larut dalam permainan ini. Lalu ia memintaku berbaring dekat Tony sambil menciumi kontolku dan kontol Tony secara bergantian. Wow…
Tony lalu bangun dari sikap berbaring dan membukai celana Fredy hingga terbuka lebar. Fredy kemudian meminta kami berdiri di kanan kirinya, lalu ia berlutut di dekat kaki kami berdua dan menciumi kontol kami berdua. Kedua tangannya memegang kontol kami semakin mendekati mulutnya dan akhirnya kedua kepala kontol kami ia lumat bersama-sama dalam mulutnya. Karena kontolku ukurannya lebih besar, maka mulut Fredy cukup penuh oleh kontolku. Sedang kontol Tony sebagai penutup sela mulut Fredy saja. Namun itu sudah kurasakan begitu nikmatnya. Buktinya, aku dan Tony mengerang merasakan serangan mulut dan lidah Fredy pada kontol kami berdua.
Tony yang sudah horny dan semakin terangsang, lalu menarik tubuh Fredy berdiri dan menempatkan tubuh Fredy tepat berhadapan dengannya. Ia angkat paha kiri Fredy agar kontolnya bergesekan langsung dengan kontol Fredy. Digesek-geseknya dengan perlahan, sehingga dua kontol itu pun saling anggar. Dalam posisi berdiri itu, Fredy diserang oleh Tony. Kedua tangan Fredy melingkari leher Tony. Aku mengangkat kaki kanan Fredy agar ikut merapat ke paha Tony dan bahkan kedua pahanya kini melingkari pinggang Tony.
Dengan ludahnya, ia membalur kontol tersebut dan memasukkannya perlahan-lahan ke dalam lubang pantat Tony. Tony yang menelungkup merintih menikmati perbuatan Fredy. Kedua tangannya meremas-remas sprey ranjang mereka. Fredy tersenyum melihat Tony berhasil digagahinya. kontolnya yang cuku panjang itu menancap mantap di lubang anus Tony. Lalu tangan kanan Fredy menarik tanganku untuk menyetubuhinya dari belakang.
Kuarahkan kontolku ke lubang anus Fredy yang kini dalam posisi digendong oleh Tony. Aku menekannya agar kontolku semakin measuk ke lubang anus Fredy. Kurasakan lubang anus cowok remaja ini masih begitu sempitnya.
Melalui jari tanganku yang telah kulumuri pelicin, aku mencari lubang anus Fredy. Kuciumi sebentar dan kumasukkan kontolku ke dalam lubang anusnya dari belakang tubuhnya sambil meremas kedua belah pantatnya yang indah. Kujejalkan kontolku memasuki lubang anusnya. Ia mengerang merasakan nikmat akibat kontolku yang menghunjam dalam-dalam ke lubang anusnya.
Agar menambah seru permainan, liang anus Fredy kuelus-elus lembut dengan jari telunjuk dan kuborehkan air ludahku ke situ hingga jariku leluasa menerobos masuk. Mula-mula hanya satu jari, kemudian kutambah dengan jari tengah memasuki anusnya.
Di bawah Fredy, Tony mendesah merasakan desakan kontol panjang milik Fredy ke dalam analnya. Gerakan Fredy pelan tapi mantap sambil sesekali menggeliat-geliatkan pantatnya ke kiri dan kanan menikmati kontolku memasuki rongga bawah tubuhnya.
Fredy mengerang mengimbangi erangan Tony di bawah tubuhnya. Enisnya terus menusuk nusuk pantat putih milik Tony. Melihat geliat pantat Fredy yang menggemaskan itu, kucabut kontolku dari lubang anusnya, membuat dia menoleh ke belakang. Sambil mengelus-elus lubang anusnya bagian belakang, Fredy eakan meminta kontolku menghunjaminya. Lalu kuarahkan kontolku memasuki lubang anusnya, sehingga kepalanya mendongak menahan nikmat, “Ehhhhsssttt, ooohhh, yaaahh, enak bangetttt …… akhhhh… oooougggghhhhhh …” rintihnya.
Setelah kontolku leluasa masuk ke dalam anus Fredy, kucabut lagi dan kuterobos lubang anusnya dengan cepat. Aku variasikan dua tusukan ke lubang anusnya hingga kepala saja lalu dua tusukan dengan hunjaman keras, hingga seluruh batang kontolku terbenam, begitulah kulakukan secara berulang, membuatnya merintih makin kuat. Fredy mengerang erang karena dia merasakan sensasi nikmat yang maksimal, ditusuk di pantatnya dan menusuki pantat.
“Ooougggghhh…” desah Fredy sambil meneruskan gerakannya membongkar dan menambal lubang anus Tony dengan kontolnya yang panjang itu.
Memang aku berusaha membuat variasi tusukanku. Kadang kucabut kontolku dengan cepat setelah satu tusukan dengan pelan, lalu memasukkan dengan cepat kilat ke lubang anus Fredy itu. Silih berganti kulakukan dengan gerakan semakin cepat.
Fredy mendesis-desis seperti orang kepedasan, “Ssssssshhhhh ….. aakkkkhhhh, oooohhhhh. …… mmmpppfff ….. sssshhhhhh ….. aahhhh”
Sambil menarik kedua pantatku agar memperkuat dan mempercepat gempuranku pada lubang anus Fredy, aku juga merabai dada dan tetek Fredy. Fredy semakin mempercepat gerakannya di atas tubuh Tony. “Aaaakkkhhh ….. Oooohhhhh ……. Uuuuuhhhhhhh ….. aaaa hhh.”Fredy meracau dan mengerang erang karena rasa nikmat begitu kuat menderanya.
Fredy semakin mempercepat dorongan pantatnya naik turun di atas tubuh Tony. Lalu tangan kanan Fredy menyusup di bawah tubuh Tony meremas-remas kontol Tony. Tony agak mengangkat pinggulnya hingga tangan Fredy leluasa mengocok kontolnya. Pantat Fredy meliuk-liuk di atas tubuh Tony sambil terus menerima hunjaman kontolku secara bergantian pada lubang anusnya. Desahan Fredy makin kuat. Dengan suatu hentakan panjang, kumasukkan kontolku ke dalam lubang anusnya sambil memeluk pinggangnya erat-erat. “Oww… akhhhhhh… yessss” erangku sambil menanamkan sedalam-dalamnya kontolku ke lubang pantat montok cowok muda ini. Lubang anusnya mencengkeram kontolku dengan kuat hingga terasa seolah-olah dijepit oleh kunci tang, karena saking kuatnya jepitan dinding anus Fredy.
Hingga ahirnya aku tidak kuasa menahan letupan dari jkantung spermaku yang akan menyemprot. Aku tarik kontolku secapat kilat. Akibatnya, semburan spermaku tertahan oleh gerakannya dan setelah kucabut, kumasukkan lagi kontolku ke dalam anus Fredy sambil menyemprotkan spermaku di dalamnya. Fredy melolong panjang, dan akibatnya iapun akan mencapai puncak kenikmatan juga. Tubuhnya bergetar., “Aaaaooooohhhhh ….. aku juga mau muncratttt?” jeritnya. Di bawahnya Tony juga menyusul dengan geraman yang tak kalah kuat, tekanan kontol Fredy dan jari-jari Fredy yang menggenggam kontolnya kuat-kuat membuatnya mencapai orgasme secara sempurna. Sperma Tony tumpah ruah di kasur cukup banyak.
Setelah masing masing meneteskan semburan sperma yang terakhir, akhirny saling merebahkan diri ke kasur. Peluh membasahi sekujur tubuhku, dan juga tubuh cowok muda Fredy ini.
Setelah membersihkan diri di kamar mandi, akhirnya kami mengobrol lagi. Barulah kuketahui kalau Tony mengajakku ketemuan ini untuk menarik Fredy agar mau diajak ketemuan Tony. Jadi sebenarnya Tony memang tidak terlalu suka denganku, karena dia hanya butuh aku untuk menarik minat Fredy yang menjadi tujuan utamanya datang ke kota ini. Karena selera Fredy memang pria usia dewasa sepertiku. Ah…tapi biarlah, toh aku juga mendapatkan pengalaman orgy pertama kali dalam hidupku, dan sungguh rasanya begitu nikmatnya.

0 komentar: