BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Penari Pengantin

Suatu kali aku menghadiri pesta pernikahan seorang teman di sebuah gedung pertemuan. Sasana Krida nama gedungnya. Mereka melaksanakan pernikahan dengan adat Jawa. Seperti biasa pada awal pesta ada prosesi pengantin dan keluarganya.

Di paling depan berjalan sambil menari seorang lelaki yang bertindak sebagai pengawal penganten atau disebut cucuk lampah.
Biasanya aku jengah melihat lelaki menari di prosesi seperti ini. Tapi malam itu aku menemukan pemandangan yang lain. Seorang lelaki berpakaian tradisional Jawa menari dengan gagah, tidak gemulai, bajunya yang berwarna hitam serasi dengan tutup kepalanya, wajahnya yang ganteng membuat aku terpikat dan kepincut. Memang ada riasan make-up di wajahnya, namun itu tidak menyembunyikan ketampanannya.
Segera saja mata jalangku tidak lepas-lepas mengawasi kemana dia pergi. Makin lama kuperhatikan dia tampak makin seksi. Dia mengenakan kain batik ketat, sehingga membuat paha dan kakinya yang kekar seakan membayang. Aku mulai mengkhayal tentang kontolnya, jembutnya, rambut ketiaknya dan puting susunya.

Dia berjalan dengan gagah dan ikut mengatur duduknya kedua penganten di pelaminan, lalu juga mengatur barisan pagar ayu dan pagar bagus. Kumisnya sangat serasi dengan kulitnya yang coklat, aku mulai ngaceng melihat pemandangan indah itu.
Selesai memberi selamat kepada penganten aku mencoba mencari dia lagi. Setelah agak lama mencari, beruntung aku melihat dia berdiri di sudut, dekat MC. Pelan-pelan aku mendekat dan pura-pura mengajak ngobrol beberapa orang panitia di situ. Akhirnya aku berhasil mendapatkan namanya: Mas Bambang. Ah, serasi benar namanya dengan wajahnya.

Setelah bertanya kesana-kesini. Aku berhasil mendapatkan alasan untuk mengajak bicara Mas Bambang. Aku pura-pura bertanya tentang grup tari dan grup pelayanan pengantennya. Meskipun tampak masih sibuk, Mas Bambang melayani semua pertanyaanku dengan ramah. Tapi sialnya (atau untungnya) sepertinya dia sudah tahu bahwa aku punya niat lain. Karena dia bilang :"Nanti kalau mau bicara lebih lama bisa ketemu saya di kamar ganti, Mas". Antara malu, senang dan penuh tanda tanya aku mencoba menafsirkan pesannya itu. Tapi, aku nekat untuk memenuhi tawarannya. Segera aku mencari tahu letak kamar ganti di gedung itu. Aku bahkan meninggalkan pesta sebentar untuk mengecek sendiri letak kamar ganti itu. Sekembalinya di pesta aku pura-pura mengambil makanan, meskipun mataku tetap nyalang mengawasi Mas Bambang dari jauh.

Akhirnya, pesta berakhir juga. Mas Bambang tampak sibuk mengatur anak buahnya. Hari sudah hampir jam 23:00 ketika semua urusan Mas Bambang sudah selesai. Ketika semua orang sudah pergi meninggalkan gedung bersama dengan barang-barang bawaannya, tinggallah Mas Bambang, aku dan seorang stafnya, yang ternyata adalah supirnya.
Mas Bambang masih mengenakan busana Jawa, dia mengajakku duduk di bangku yang ada di dekat situ dan lalu melepaskan tutup kepalanya, tampak rambutnya yang hitam ikal agak acak-acakan karena tutup kepala tadi. Sehingga tampak ia makin ganteng dan seksi, aku sudah kebelet ingin segera melumat bibirnya. Aku kaget waktu tiba-tiba dengan nakal ia bertanya :"Apa rencana kita, Mas?"

Karena bingung aku bertanya "Anda mau kemana?" tanyaku.
"Mas, mau ajak aku kemana?" katanya lagi.
Aku tambah gila."Mas ikut aku, kita jalan-jalan", kataku.
"OK, saya ganti baju dulu, ya Mas", katanya maniis sekali.
Aku ikut, tidak ragu-ragu, aku dibiarkannya ikut ke kamar ganti. Aku pun nekat pura-pura membantu dia melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya dia tinggal mengenakan celana boxer dan kaos oblong. Aku membantu membereskan pakaiannya dan tanpa ragu-ragu ia menerima bantuan dan layananku. Sementara itu kontolku sudah ngaceng berat, melayani cowok yang sedang ku-gila-i itu.

"Mas, hawanya panas, kaosnya dibuka saja ya?" kataku menasehati. Tanpa mendapat izinnya, kaosnya aku lucuti, tampaklah perut dan otot dadanya yang ketat dengan dua puting susu yang ketat dan rambut ketiaknya yang sekedar saja tampak hitam nikmat. Aku hampir tak tahan lagi, kupeluk dia dalam keadaan bertelanjang dada itu, tercium bau parfum dan deodoran dari tubuh Jawanya yang tradisionil itu. Dia menurut saja, akhirnya bibir manisnya kulumat dan air ludahnya kusedot. Ketika aku melepaskan dia, dia bilang: "Cari tempat yang nyaman Mas".
Seakan mengajak aku main. "Mas Bambang main ke penginapanku ya?", kataku."Aku tinggal di hotel"sambungku.
Tiba-tiba dia bilang, "Bolehlah”

Dia menyuruh supirnya pulang membawa mobilnya dan aku berdua dengan Mas Bambang. Sebelum mobil ku-starter, dia melendotkan bandannya ke tubuhku dengan manja. Kukecup dan kulumat bibirnya, lalu pelan-pelan aku dudukkan tubuhnya ke sandaran dengan penuh kasih sayang.
Singkat cerita, kami sampai di kamarku di hotel. Aku layani dia dengan manis, kujadikan dia bagaikan seorang anak manja, anak kandungku. Lalu dengan halus kurabai dia dengan lembut seluruh tubuhnya. Ketiaknya, puting susunya, dadanya, pantatnya dan batang kontolnya adalah sasaranku.
Tangganku kemudian bergerak dan meremas remas jendolan celananya. Ada getaran dan denyutan yang menandakan kontol Mas Bambang mulai tegang dan semakin mengeras. Secara tiba-tiba kurasakan tangan Mas Bambang juga bergerak dan meraba-raba dadaku. Lalu tangan itu bergerak menyusup ke arah dadaku. Ia memijat-mijatnya dan meremas-remas, dan kemudian jari jarinya mulai meyentuh bagian pentil. Ia mulai memelintir-melintir kedua pentilku. Tak kusadari aku melenguh keenakan atas aksi Mas Bambang itu.

Pentilku mengeras dan terus dipelintir dan dijepit-jepit dan dua jarinya, bagai listrik yang menyengat, pilinan pentil itu menyetroom tubuh bagian bawahku, kontolku ngaceng keras sekali. Tangan Mas Bambang terus turun dari area dada ke perut lalu ke pusar. Lalu tangan itu meraba raba area bulu jembutku hingga terus ke batang kontolku. Di remas-remasnya batang kontolku dan juga buah pelirku. Aku tak tahan dan menhadapinya. Kami kemudian berhadapan dan saling berciuman.
“Cepok..cepkkk” bunyi mulut dan lidah kami saling bergelut dan saling mengecup dan mengulum dengan ganas. Sesekali ramasan di sekujur tubuh menambah panas suasana pergumulan itu. Lalu seketika tangan Mas Bambang mulai melucuti pakaianku. Pantatku diremas-remas sambil tangannya terus mengocok batang kontolku. Kurasakan desakan rasa nikmat dari kocokan tangan penari Jawa itu. Aku melenguh dan mengerang erang.
“Mass…enakkk banget mas….. terusssssssssss”.

Aku membuat sikap pasrah, dan Mas Bambang semakin merangsek jauh dan jari telunjuknya mulai mencari-cari lobang kenikmatanku. Ya, lobang anusku. Aku mengangkat pahaku untuk memudahkan dia bermain main di area lubang pantatku itu. Saat lubangku disentuhnya, aku menggelinjang keenakan. “Uppssssss yeaahhhh shhhhhhhhh” Lalu telunjuknya dimasukkan ke dalam anusku. “Ahhhhhh” Aku merasakan aliran listrik saat lubang itu tersentuh dan dimasuki benda pejal tangan Mas Bambang. Sesaat telunjuk tangan Mas Mas Bambang dibuat keluar masuk di lubang anusku. Aku melenguh kenikmatan, menikmati pejalnya jari itu di dinding anusku.
“Yeaaahhhhhhhh … ouuwwwhhhhhhhh… enakkkkkkkkkkkkk masss”.
Kemudian Mas Bambang menanggalkan pakaiannya, satu persatu kancing bajunya dilepas. Celana panjangnya, hingga kaos singletnya.

Bodynya atletis dan bagus, tinggi semampai, dan dadanya banyak ditumbuhi bulu. Lalu segera aku tarik celana dalamnya hingga kontolnya mencuat keluar. Batang kontolnya cukup gede dan bergurat dengan urat-urat kebiruan, dihiasi dengan jembut yang lebat juga sudah ngaceng dengan arah berdiri cenderung lurus ke depan. Mas Bambang meminta aku mengulumnya. Aku jilat ujungnya dan aku hisap-hisap kepala kontolnya yang gede itu sambil memainkan lidahku memutari kepala kontolnya yang panas dan bulat itu. Mas Bambang melenguh-lenguh bak banteng liar yang sedang berahi. “Yesss….akkhhhhhhhhhh” Lalu dia mencoba memasukkan seluruh kontolnya kedalam mulutku. Glekkkk. Tetapi batang kontolnya hanya separoh yang masuk karena terlalu panjang untuk masuk semuanya. Kontolnya yang hitam itu rasanya lezat sekali. Aku hisap-hisap bagai menghisap es cream yang manis.
ia kemudian juga menghisap kontolku aku juga menghisap kontolnya. Sambil menghisap jarinya mencari lobang di antara bongkahan pantatku, kemudian dimainkan ke dalam anusku. Aku jepit ketat-ketat jari tangannya dengan lubang anusku.

Kemudian ia duduk di sofa dan aku duduk di atas Mas Bambang dengan posisi berhadapan. Aku turunkan badanku sambil memegang kontolnya yang gede itu. Anusku yang sudah agak gatal rasanya, merasakan sesuatu yang enak saat ditempeli kepala kontolnya yang keras. Pelan-pelan kontolnya yang gede itu masuk cm demi cm, ah.... ada rasa sakit sedikit, aku berhenti, dan rasa sakit itupun hilang. Kemudian pantatku kuturunkan lagi..dan.. lagi......secara pelan pelan hingga akhirnya blesss....semua batang kontol Mas Bambang masuk. Rasa penuh rongga anusku saat batang itu melesak ke dalam. Aku mulai turun naikkan pantatku dan diimbangi oleh dia dengan menyedot nyedot pentilku, serta tanggannya meloco kontolku. Ah....rasanya begitu nikmat dan melayang layang seperti di sorga ke tujuh. Mas Bambang melenguh “ah ah....ehmm....ssst sshh ssshh ....enakk”

Aku terus turun naikkan pantatku sambil mengetatkan rongga anusku. Lobang anusku serasa penuh sesak oleh kontolnya yang hitam besar itu. Kontolnya terasa bergeser naik turun dalam anusku. Mas Bambang mulai liar, ia minta berganti posisi, ia di atas dan aku di bawahnya sambil kontolnya tetap merojok lobang anusku. Ku lihat dikaca meja rias, tubuh kami saling bertautan ketat sambil mulut kami saling berperang lidah. Kulitnya yang sawo matang tampak kontras dengan kulitku terlihat di kaca. Ah..... asyik juga melihat permainan kami di cermin. Kami terus bergumul sambil aku mengocok kontolku. Hanya suara lenguhan dan desahan yang terdengar. Kumisnya yang tebal bergesekan dengan kumisku. Mas Bambang terus merojok lobang anusku naik turun. Hanya terdengar suara ahhhhhh.....ouuuhhheh sshhh ....aaaaaachh...... Aku goyang pantatku ke kiri ke kanan mengiringi permainan Mas Bambang.
Mas Bambang semakin melenguh keenakan, sambil dengan ganas menyerang lobang anusku maju mundur liar sekali.

Clap clappppppppp. Ouuuhhh yeeesssssssssss ahhhhhhhhhhhhhhhhh
Nikmat sekali rasanya. Buah pelernya menampar bongkahan pantatku berkali-kali bila ia menekan semua kontolnya yang hitam itu masuk seluruhnya. Sambil memutar-mutar yang aku imbangi dengan putaran-putaran pantatku. Sepuluh menit kemudian, Mas Bambang mendengus dengus bak banteng liar sedang berahi, ia meremas dadaku dan terus memelintir pentilku. Aku juga terus mengocok kontolku, dan crot..crot crottttttttttt. Keluarlah pejuh panasku. Semprotan demi semprotan muncrat hingga membasahi perutku dan perut Mas Bambang. Auooohhhhhhh enak bangetttttt. Saat aku menyemburkan sperma itu lobang anusku semakin mengetat sempit sekali, meremas-remas kontolnya yang binal dan gede itu. Seiring dengan itu pantatnya maju mundur semakin sering. Mas Bambang semakin melenguh keenakan “A...aaaaaaah..aaaaaah...sshhh shhhh....ohhhhhhhhh. Nikmat sekali rasanya”.

Dia bilang akan keluar. “Mas, aku dah ga kuat, mau muncrat ini” Lalu diikuti tubuhnya yang semakin mengejang dan menegang. Kemudian crooootttt....crrrrrottttt…beberapa kali menyembur, semua air maninya tertumpah di dalam anusku, hangat terasa semburan cairan sperma Mas Bambang. Kami berpelukan erat sekali melepaskan rasa puas kami.
Setelah kami puas bersanggama, aku tawari dia apakah akan menginap atau pulang. Dia memilih menginap. Malam itu kami ngeseks 3 kali sampai subuh tiba. Akhirnya, kami tergolek, puas nikmat dan tertidur lelap karena orgasme sebanyak 3 kali.



0 komentar: