BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Pamswakarsa Tugu

Biasanya di malam Sabtu, orang orang pada keluar rumah. Entah ke mall, nonton bioskop atau jalan ama pacarnya. Tapi bagiku, malam Sabtu ini justru malam yang paling menyebalkan buatku. Acaraku bersama teman-teman untuk jalan-jalan ke mall batal, gara gara temen-temenku temenku keluar kota mendadak.

Karena bete di rumah terus, akhirnya aku memutuskan untuk jalan-jalan ke Alun-alun Tugu Malang. Alasan aku ke Alun-alun Tugu Malang adalah aku sekalian bisa cuci mata untuk melihat cowok-cowok yang duduk duduk di depan Balaikota Malang ini. Ada geng motor, ada geng hip hop dan bahkan gerombolan anak sekolah. Siapa tahu ada kesempatan aku bisa kenalan dan mungkin bisa mengenal lebih jauh seseorang yang lagi nongkrong.

Setelah selesai mandi, pukul tujuh aku pergi ke Alun-alun Tugu Malang. Sesampainya disana aku jalan-jalan sebentar dan lalu mulai menuju ke tempat di mana biasanya para cowok-cowok klub motor berkumpul. Dan biasanya di tempat itu ada petugas keamanan dari anggota Pamswakarsa atau satpol PP yang juga berjaga-jaga. Setelah berputar putar mencari tempat yang kosong di pagar Alun Alun Tugu Malang, ternyata semua sudah penuh oleh gerombolan cowok dengan teman temannya. Aku memutuskan untuk masuk ke area dalam Tugu dekat kolam. Sebelumnya aku membeli camilan di depan SMA Tugu. Setelah masuk area Alun-alun Tugu, ku berjalan sambil melihat-lihat sapa tau ada bangku di sekeliling kolam Tugu yang kosong. Akhirnya aku melihat ada salah satu anggota PamSwakarsa lagi sendirian duduk di salah satu bangku sekitar kolam Tugu. Aku menghampiri dia sambil menawarkan kacang rebus yang aku bawa. Dia berwajah tampan dan rambut yang sudah pasti dipotong cepak dan tubuhnya juga oke. Aku pikir dia pasti berumur antara 25 - 30 tahun.

"Permisi. Maaf Pak, boleh saya duduk disini?" tanya aku.
"Oh silakan," katanya lalu menggeser duduknya supaya aku bisa duduk disebelahnya.
"Kok ngak gabung dengan teman-temannya Pak?" tanya aku berusaha membuka percakapan dengannya.
"Ah ngak, lagi pengen sendirian. Kamu sendiri sama siapa?" jawab dia sambil balik bertanya.
"Saya sendirian. Lagi bete dirumah, makanya keluar cari angin. Lagian ini malam Sabtu," jawab aku.
Si anggota Pamswakarsa tersenyum memandang aku. Hmm, senyumnya bener-bener memikat, pikirku.

"Oh ya kenalin, nama saya Restu," katanya sambil mengulurkan tanganku.
"Saya Himawan," jawabku sambil menyalaminya. Genggaman tangannya begitu erat dan tanpa terasa pangkal pahaku mulai mengeras.
"Kok jalan-jalan ke Alun-alun ini Ren? Nyari apa?" tanyanya sambil tersenyum
"Ah ngak, saya ga nyari apa-apa.," jawabku pelan dan mataku mulai tertuju ke arah kontolnya.
"Kalo gitu ngapain?"
"Saya lebih suka ngeliat petugas keamanan macam mas Restu ini," kataku terus terang dan Restu tampak kaget mendengar jawabanku dan lalu tersenyum.
"Jadi kamu ini homo," katanya.
Aku terdiam. Antara malu dan terdesak.
“Bener ya, kamu suka cowok”, tanya Restu.
Aku semakin dibuat tak berkutik. Busyettt nih orang. Bikin aku mati kutu ajah. Raut mukaku langsung memerah, menahan rasa malu yang tak terkira.
"Kamu mau ngisepin kontolku ga?"
Aku sangat terkejut mengengar pertanyaan dari Mas Restu ini. Aku ngak nyangka kalau dia itu to the point.
Aku hanya berfikir nih orang lagi ngerjain aku.
Tapi aku lihat dia mulai mengelus kontolnya yang aku perhatikan mulai membesar di balik celana tentaranya yang ketat.

"Mas Restu mau?" tanyaku gugup
"Yah, dari pada nyari PSK, musti keluar duit," katanya. "Kalo kamu mau, ayo ikut saya."
“Oh ya, jangan panggil Bapak. Panggil Mas atau namaku saja”,sambungnya.
Sebenarnya aku masih khawatir ini sebuah pancingan untuk menjebakku. Tapi Restu meyakinkanku dengan membuka resleting celananya dan membiarkan aku untuk menikmati pemandangan kontolnya. “Kalo kamu serius, ayo. Mumpung aku lagi pengen”ujar Restu meyakinkanku.
Setelah membereskan bajunya kembali, Restu bangkit dan memberikan kode padaku. Aku langsung mengikuti Mas Restu ke truk Pamswakarsa yang di parkir di deket kantor DPRD Malang, Tempatnya agak masuk dan berada dibawah poho sehingga tidak terkena sinar matahari. Kami berdua naik belakang mobil dan lalu tanpa bicara lagi Mas Restu mendorongku jongkok. Aku membuka resleting celananya dan menurunkannya.

Kontolnya sudah mulai mengeras di balik celana dalam putihnya. Aku mulai menjilat tonjolan itu dan aku melihat Mas Restu memejamkan matanya. Aku menjilati tonjolan kontol itu sekitar lima menit sampai celana dalam Mas Restu itu basah. Akhirnya aku sudah tak sabar untuk merasakan kontol itu, aku mulai menurunkan celana dalam Mas Restu, dan aku menahan napas. Kontol Mas Restu benar-benar indah, kepalanya yang disunat kemerahan dan panjangnya sekitar 21 cm.
"Gimana? Kamu suka kontolku?" tanya Mas Restu.
"Suka”, kataku sambil mengocok kontolnya yang sudah benar-benar keras itu.
"Silakan kamu isep sampai puas," katanya.

Perlahan-lahan, aku mulai memasukan kontol itu kedalam mulutku. Sebelumnya aku menjilati kepalanya yang hangat dan akhirnya kontol itu hanya masuk setengahnya. Aku tersedak ketika berusaha memasukan semuanya. Aku terus mengisep dan meremas biji Mas Restu sementara Mas Restu mulai membuka kausnya.
“kamu dah lama jadi homo”tanya Restu.
Aku diam saja tidak menjawab. Aku menengadah sambil terus mengisap dan melihat kalau dada Mas Restu bidang dan sangat liat.
Setelah puas mengisepi kontol Mas Restu, aku meminta Mas Restu berbaring terlentang sementara aku melepaskan pakianku.

"Kamu mau ngapain lagi Him?" tanya Mas Restu sambil berbaring.
"Aku ingin Mas ngentotin aku. Mau ya Mas? Aku pengen ngerasain kontol Mas Restu di dalam pantatku," kataku agak memohon.
"Asal bisa enak, aku sih oke-oke ajah. Tapi harus pake kondom ya," kata Mas Restu.
Aku tersenyum, dan segera kukeluarkan kondom dan pelicin di saku celanaku. Lalu mulai kembali menjilati kontol Mas Restu dan perlahan-lahan, aku mulai bergerak naik menjilati perut Mas Restu dan dadanya sampai lobang pantatku tepat berada di atas kontol Mas Restu.

Aku meyobek bungkus kondom yang kubawa. Lalu dengan cekatan kupasangkan kondom itu. Selanjutnya kulumurkan pula pelicin sachet yang kubawa, lalu aku lumurkan ke ujung kepala kontol Mas Restu. Lalu seluruh batang yang mengeras itu kulumuri pula. Perlahan-lahan aku mulai memasukan kontol super itu, agak susah karena kontol Mas Restu memang cukup besar dan panjang. Aku berusaha rileks dan membantunya dengan menusukkan jari telunjukku yang licin oleh pelicin. Bisa masuk dengan mudah. Akan tetapi ketika kontol itu kudorong masuk, tetap susah menembus lubang anusku. Aku membantu dengan mengejan, dengan terus mendorong pantatku agar kontol itu bisa melesak masuk. Akhirnya kepala kontol itu bisa menyusup di lubang anusku. Perlahan aku tahan dan aku gerakkan agar batang kontol itu turut masuk, namun tidak ada rasa sakit padaku. Setelah berhasil masuk seluruh batang kontol itu, Aku mulai bergerak turun naik sambil membelai dada Mas Restu yang bidang.

"Hmm.....enak......pantat loe rapet ya.....anget rasanya...ohhh....mmmhhh....yesss...."desah Mas Restu
"Oughhhh.....kontol Mas gede banget...i feel full....”desahku, sambil terus menggenjot pantatku dan sambil mengcok kocok kontolku sendiri. Jujur aku akan mencapai puncak da spermaku akan muncrat dengan gaya seperti ini. Tapi demi memberikan service yang lebih lama, aku berusaha tahan dan aku lepaskan kocokan tangaku dari kontolku.

Dengan terus mengenjot lubang anusku, mas Restu yang memang berbaring sambil terus menghentak hentakkan agar kontolnya menembus lubang anusku lebih dalam. Aku merasa melayang layang saat ujung kontol itu menembus dan menyentuh pangkal ususku, sehingga perutku serasa diasuk aduk. Ada rasa mulas, bercampur enak dan getaran hebat ketika dinding-dinding anusku menjepiti batang kontol besar itu.
Tak lama Mas Restu berkata kalau dia udah mau keluar, aku lalu buru-buru mengeluarkan kontol itu dan langsung copot kondomnya. Dengan kain kaosku, aku lap pangkal kontol mas Restu lalu selanjutnya mulutku kubuka lebar lebar sambil kontol itu kukocok kocok pelan.
"Ohhh.......mmmh.....Aku keluar....AAGHHHHHH....Yesss"erang Mas Restu diikuti berkejangnya tubuh dan mengejangnya kakinya.

Peju mas Restu yang hanget menyembur ke mulutku dan aku berusaha memasukkan kepala kontol itu ke mulutku agar bisa menelan semua spermanya. Sementara tangaku terus mengocok dan meremas remas kontolku sendiri untuk mencapai puncak yang tadi tertunda.
Aku terus mengisapi kontol Mas Restu yang sudah mulai melemas untuk memastikan aku mendapatkan sari kejantanan dari anggota Pamswakarsa yang macho ini. Sementara itu ubun ubunku telah penuh dan badanku mengelepar gelepar dan mengejang, pertanda aku mencapai klimaks ejakulasi. Aku percepat kocokanku sehingga muncratlah spermaku. Semburan demi semburan keluar diikuti tubuhku yang terus bergetar menggapai puncak kenikmatan. Ada sebagian spermaku yang menyembur mengenai seragam Mas Restu. Ups…

Setelah keluar semua, aku berbaring miring disebelah Mas Restu dan tanganku menyangga kepalaku, sementara tanganku yang lain membelai dada Mas Restu.
"Gimana Mas. Enak?" tanyaku.
"Hmmm, benar-benar hebat, aku belom pernah merasakan isapan yang begitu hebat. Lebih enak daripada para PSK”.

0 komentar: