BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Keponakan dan Teman

Segar sehabis mandi, Hamzah keluar dari kamarnya dan dari teras di depan kamarnya di lantai dua, ia melihat keponakannya, Irvan, memasuki rumah dengan wajah merah kepanasan, namun tampak ceria. Irvan baru pulang dari sekolah, kemeja putih dan celana birunya tampak lusuh. Tak melihat siapa pun di rumah, Irvan langsung naik dan masuk ke kamarnya lalu menyalakan AC

Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saat mendengar Pamannya bertanya, “Hey, gimana pengumumannya?”

Irvan keluar dari kamar mandi mendapatkan Hamzah bersandar di pintu kamarnya dengan tangan ke belakang.
"Irvan diterima di SMA Santo Yosef, Om!" jawab Irvan dengan ceria.
Hamzah berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.
"Nih, buat kamu. Om yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini."
"Duuh, thank you, Om!" Irvan setengah menjerit menyambar kado itu.

Hamzah duduk di ranjang Irvan sementara keponakannya duduk di meja belajarnya membuka kado itu. Kali ini Irvan benar-benar menjerit, "Aaah, bagus banget! Thank you, Om!", Irvan melompat ke ranjang dan memeluk Pamannya erat-erat.
"Oh ya, nanti malam, temen Irvan ada yang mau nginep disini",ijin Irvan
"Ya gapapa. Nanti Om ada acara resepsi, jadi pulangnya agak malam. Jadi kamu jaga rumah ya", ujar Hamzah.

Malam pun berlalu, dan jam menunjukkan jam 21.30. Hamzah membuka pintu pagar rumah dengan perlahan, dan memarkirkan mobilnya di garasi. Lalu segera Hamzah masuk ke rumah dan langsung menuju ke kamar, untuk ganti baju. Setelah selang beberapa menit, Hamzah ingin membasuh muka dan kaki ke kamar mandi.
Akan tetapi saat akan melewati kamar Irvan, ponakannya. Hamzah mendengar suara-suara mencurigakan. Iseng Hamzah mengintip ke dalam kamar, lewat kaca jendela kamar Irvan. Alagkah terkejutnya, ketika melihat dua orang sedang bergumul dalam keadaan telanjang. Meski lampu kamar dimatikan, akan tetapi cahaya dari TV cukup samar menggambarkan siluet dua tubuh telanjang itu. Apalagi di layar TV, nampak adegan-adegan tiga cowok macho sedang melakukan adegan oral dan anal seks. Antara perasaan terkejut, shock dan mau marah berkecamuk dalam ada Hamzah.

Karena merasa harus bertanggung jawab atas Irvan ponakannya, Hamzah memberanikan diri mengetuk pintu. "Tokk..tok..tokk….", suara pintu diketuk Hamzah. Akan tetapi bukannya pintu segera dibukakan, malah terjadi kegaduhan yang sangat di dalam kamar. Rupanya Irvan dan temannya kaget bukan alang kepalang, sehingga sibuk mencari kaos dan baju yang berserakan di lantai. Gagang pintu diputar Hamzah, astaga…pintu itu tidak dikunci Dan blarrr…..nampak dua sosok tubuh cowok bugil sedang sibuk memakai celana masing-masing. Sementara TV sedang menayangkan adegan VCD porno gay.

"Irvaan…kamu sedang ngapain?", tanya Hamzah.
"Eh..anu….anu…Om..eh….", Irvan sangat gugup menjawab sambil sibuk menutupi kemaluannya dan berusaha langsung mengenakan celana panjang tanpa celana dalam.
"Lho…kamuuu....kamu…kannn..", Hamzah lebih kaget lagi menunjuk cowok yang juga sibuk memakai celana, di sebelah Irvan.
Rupanya temen Irvan itu adalah Marvin, cowok yang pernah dikenalnya di sebuah acara party khusus gay tertutup di sebua villa.
"Lho..rupanya Om kenal ama Marvin",tanya Irvan.
Antara perasaan kaget, malu, marah dan perasaan lain berkecamuk dalam benak Hamzah. Mereka bertiga tertegun sejenak dan diam dalam keheningan. Kemudiah samar-samar terletup suara "Ahhh…yess…aaarrgghhh……oh yes…..". Rupanya dua cowok di VCD porno itu akan ejakulasi dan sibuk mengocok kontolnya.

Hamzah menarik nafas dalam-dalam sambil melirik adegan di layar TV. Dan secepat kilat, Marvin langsung mendekati Hamzah dan menarik tangan Hamzah.
"Jujur…dulu aku sempat suka sama Om, namun waktu itu aku ga berani mengutarakan",bisik Marvin sambil mengecup tengkuk Hamzah.
"Sekarang semua sudah jelas, ya sudah kepalang tanggung kita lanjutkan", ujar Marvin lagi.
Karena tidak mendapat penolakan, tangan Marvin selanjutnya bergerak menggerayangi bagian tubuh Hamzah. Rupanya inisiatif Marvin mencairkan suasana dengan mencumbui Hamzah, dan respon yang diberikan Hamzah membuat malam itu berubah.
Rabaan tangan Marvin pada bagian dada Hamzah membangkitkan libido Hamzah. Selanjutnya kecupan pada tengkuk Hamzah mebuat Hamzah terlena dan secara reflek membelai paha Marvin yang baru mengenakan celana, namun belum sempat menutup resletingnya.

Ketika tangan Marvin meremas selangkangan Hamzah, ternyata batang kontol Hamzah telah mengeras. Selanjutnya dengan gerak cepat, dibukanya kolor celana pendek Hamzah dan didapatinya batang kontol Hamzah telah teracung keras. Batang kontol berwaran hitam dengan urat-urat yang jelas, sungguh begitu kokoh. Dikocoknya perlahan kontol itu, sehingga membuat Hamzah melenguh terlena. Selanjutnya Marvin memberi kode pada Irvan untuk turut bergabung dan mendekat. Irvan lantas dengan cekatan membuka celana Marvin sehingga Marvin telanjang bulat, dengan kontol yang teracung-acung tegang. Lantas Irvan melanjutkan adegan tadi yang terputus, yaitu mengulum dan menghisap hisap batang kontol Marvin. Dikulumnya secara pelan kepala kontol Marvil. Diputar putarnya lidahnya, lantas kedua bibirnya mengatup dan menggesek gesekkan di sela-sela batas kepala kontol Marvin. Lalu dengan pelan namun pasti, bibir itu menggeser dan melesak melumat seluruh batang kontol Marvin hingga ke pangkal dan menyentuh bulu-bulu jembutnya. Marvin menggelinjang geli dan nikmat merasakan kedutan pada kontolnya.

Akibatnya dia melakukan hal yang sama pada Hamzah. Dikecupnya leher Hamzah sambil tangannya mengeluarkan kontol besar nan hitam itu dari celana pendek Hamzah. Dikocok pelan dan penuh perasaan kontol itu. Hamzah semakin terbuai dan kepalanya rebah di pundak Marvin dengan mata tertutup. Lantas Marvin berbuat lebih jau, diciuminya seluruh leher Hamzah, turun ke dada. Dikecup dan digigit pelan dua putting dada Hamzah, lalu turun ke perut hingga dibauinya rimbunan jembut kontol Hamzah yang belum mandi tersebut. Aroma khas lelaki, antara bau apek, bau keringat dan bau kontol menyatu membuat birahinya semakin meningkat. Karena sudah tidak kuat merasakan kedutan pada kontolnya yang terus dikulum Irvan, Marvin segera meraih kontol Hamzah dan mengulumnya dengan buas. Hamzah hanya melek merem menikmati hisapan pada batang kontolnya tersebut. Jika tadi masih ada rasa malu, marah dan sungkan, kini semua musnah dan berganti dengan nafsu birahi yang menggelora. Akhirnya dia pun mulai tersentak dan mengambil alih permainan three-some tersebut. Tangannya dengan agresif meraba dan memilin milin tetek Marvin, sementara Irvan sibuk mengulum kontol Marvin di bawah. Melihat hal itu, tangan Hamzah yang satunya segera meraih celana Irvan dan dibukanya dengan paksa. Hingga tercuatlah batang kontol Irvan yang juga telah mengeluarkan precum. Dengan sedikit menarik pantat Irvan, diarahkannya batang kontol Irvan ke mukanya. Dengan mulut membuka dilahapnya kontol keponakannya itu dengan kuat. Sungguh sebuah bentuk oral seks memutar, saling hisap dan saling kulum kontol antara tiga cowok yang kini telanjang bulat. Tak ada lagi batas usia, status ponakan-om.

Setelah lama saling kulum, saling meraba dada dan meremas. Akhirnya bentuk segitiga saling oral tersebut berubah bentuk dan berganti posisi. Sementara kini rabaaan dan remasan beralih ke pantat. Tentunya lubang anus tidak luput dari tusukan dan rabaan masing-masing tangan. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba Hamzah bangkit dan memulai menusukkan jari tangannya ke lubang pantat Marvon. Dengan sedikit dilumuri ludah, jari itu masuk ke lubang anus Marvin. Selanjutnya secepat kilat, kontol Hamzah yang telah basah oleh ludah Marvin diarahkan ke lubang anus Marvin. Sekali hentak, masuklah kepala kontol besar itu. Marvin tersentak, antara kaget dan rasa terkejut karena lubang anusnya dimasuki benda keras nan kenyal. Akhirnya secara perlahan, Hamzah mendorong pantatnya agar kontolnya perlahan secara pasti masuk ke lubang sempit anus Marvin. Dengan diimbangi remasan dan kocokan pada kontol Marvin, akhirnya dilesakkannya kontol Hamzah hingga seluruh batang kontol hitam nan besar itu tenggelam dan amblas hingga ke pangkal dijepit lubang anus Marvin.

Marvin sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Hamzah menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding lobang anusnya, sungguh membuatnya melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Hamzah menarik penisnya keluar, Marvin merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Hamzah menekan masuk penisnya ke dalam anusnya, maka dinding anus Marvin menjepit pada batang penis lelaki itu dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penis lelaki tersebut yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Marvin menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Cowok tersebut terus menyetubuhi Marvin dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada batang kontol Irvan dan menarik-narik batang pelernya, sehingga membuatnya menggeliat-geliat menahan nikmat. Marvin bisa melihat bagaimana batang penis yang hitam besar dari lelaki itu keluar masuk ke dalam lobang anusnya yang sempit. Marvin selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya.

Lubang anusnya hampir tidak dapat menampung ukuran penis Hamzah yang super besar itu. Marvin menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Hamzah terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.
Lalu tiba-tiba Marvin merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan. Marvin merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam anusnya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya.
Jari-jarinya dengan keras mencengkeram sprei ranjang, ia menggigit bibirnya, dan kemudian terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Oooh.., ooh.., aahhmm.., sstthh!".

Cowok tampan itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan..tanpa diapa-apain, kontolya melelehkan caira sperma yang menjadi pertanda kenikmatan telah terengkuh. Letupan dan lelehan sperma yang mengalir di batang kontolnya, menjadi pertanda Marvin begitu larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya. Diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Marvin terkulai lemas tak berdaya di atas ranjang dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penis hitam besar Hamzah tetap terjepit di dalam lobang anusnya.
Selama proses orgasme yang dialami Marvin ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Hamzah, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam lobang anus Marvin dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut keseluruhan penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding anus Marvin. Perasaan Hamzah seakan-akan menggila melihat Marvin yang begitu tampan dan berkulit putih itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang putih berbulu itu terkangkang dan batang kemaluan yang kemerahan itu lunglai dengan lelehan sperma menetes hingga ke testisnya.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Hamzah membalik tubuh Marvin yang telah lemas itu hingga sekarang Marvin setengah berdiri tertelungkup di pinggir ranjang dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah lelaki tersebut. Kemudian Marvin merasakan Hamzah menjilati lobang anusnya dari atas dan lidahnya menusuk-nusuk lubang itu dengan ganas. Marvin mengerang, merintih, menjerit histeris karena gelombang orgasme melandanya tanpa ampun membuat dirinya serasa tak berpijak bumi. Kontol Marvin yang menggantung itu tidak didiamkan. Segera saja Irvan tidur dibawah Marvin kemudian menyusu pada batang kontol cowok itu. Dikulum dan disedot-sedotnya kontol yang telah lemas lunglai itu. Cowok itu semakin merasakan nikmat dan rasa geli yang tak terbayangkan.
Hamzah melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia melihat pantat cowok itu dan bagian anus Marvin sudah basah dengan ludahnya, sementara dengan ibu jarinya yang telah basah dengan ludah, mulai ditekan masuk ke dalam lobang anus Marvin dan diputar-putar di sana. Marvin terus mengeliat-geliat dan mendesah.

"Jaannggaann jaannggaan.. Aaadduuhh.. Aadduuhh.. Saakiitt.. Saakiitt..!", akan tetapi Hamzah tidak menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya.
Selang sesaat setelah merasa cukup membasahinya, Hamzah sambil memegang dengan tangan kiri penisnya yang telah tegang itu, menempatkan kepala penisnya tepat di tengah lobang masuk anus Marvin yang telah basah dan licin itu. Kemudian Hamzah membuka belahan pantat Marvin lebar-lebar.
"Aaaduhh, janggaann! Sakkiit! Aaammpuunn, aammppuunn! Aagkkh.., Sakiitt.. Masss.", Hamzah mulai mendorong masuk, kemudian ia berhenti dan membiarkan kontol itu terjepit dalam anus Marvin.
"Tahan Marvin, nanti kamu akan keenakan", bisik Irvan.
"Memang pertama-tama sakit, tapi nanti akan enak, tahan yaa.. Sayang..!"
Sementara itu Marvin menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Segera saja Irvan beralih ke kontol cowok itu, lalu diemutnya kontol cowok itu, sementara tangannya ia gunakan untuk mengelus dan mengocok di anus Marvin agar rasa sakitnya hilang.

"Aduuh.. Sakkiit.. Oomm..", ketika kontol itu mulai masuk lagi anusnya.
"Tenang sayang nanti juga enggak sakit", jawab Hamzah sambil terus melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantat Marvin.
"Aduuhh.. Sakiitt..", jerit Marvin.
Bersamaan dengan itu kontol Hamzah amblas dalam lobang anusnya yang sempit.
"Tenang Marvin, nanti enak deh.. Aku jadi ketagihan sekarang", kata Irvan sambil mengelus rambut kemaluannya dan menggosok kontolnya.
"Tuuh.. Kan sudah masuk tuh.. Enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini", kata Irvan.
Marvin diam saja. Ternyata sakit kalo pertama dimasukan melalui anus, karena ada penolakan. Sedang kalo dipasrahin dan direlaks, maka justru akan mudah dan terasa nikmat. Sambil Marvin memikirikan itu, Hamzah mulai mengocok kontolnya di pantat Marvin.
"Pelan-pelan, Oomm.. Masih sakit", kata Marvin pada Hamzah.
"Iya sayang enaakk.. Niihh.. Seempiitt..",kata Hamzah.
Irvan yang berada di bawah sibuk menyedot kontol Marvin dengan mulutnya dan mengocok lobang anusnya dengan tangannya, sehingga membuat Marvin semakin menggelinjang nikmat. Marvin meronta-ronta, sehingga semakin menambah gairah Hamzah untuk terus mengocok di anusnya. Marvin terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis hitam besar Hamzah masuk ke anusnya.

"Aaauugghh..! Saakkiit..! Tapi enakkkk", jerit Marvin ketika Hamzah mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anus Marvin.
Akhirnya dengan tubuh berkeringat menahan sakit dan rasa nikmat bersamaan, Marvin terkulai lemas tertelungkup di atas badan Irvan kelelahan. Secara berirama Hamzah menekan dan menarik penisnya dari lobang anus Marvin, dimana setiap kali Hamzah menekan ke bawah, penisnya semakin terbenam ke dalam lobang anus cowok itu. Benar-benar sangat menyesakkan melihat penis besar hitam itu keluar masuk di anus Marvin. Terlihat kedua kaki Marvin yang terkangkang itu bergetar-getar lemah setiap kali Hamzah menekan masuk penisnya ke dalam lobang anusnya. Dalam kesakitan bercampur kenikmatan itu, Marvin telah pasrah menerima perlakuan lelaki tersebut.
Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Hamzah duduk melonjor di ranjang dengan penisnya tetap berada dalam lobang anus Marvin, sehingga badan Marvin tertidur terlentang di atas badan Hamzah dengan kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Hamzah dari bawah dan Irvan mengambil posisi di atas Marvin untuk menjilati kontolnya.
Irvan mulai mengocok tangannya meremas dan memilin kontolnya sendiri sambil menjilati kemaluan Marvin, yang sekarang semakin basah saja, cairan precum kontol Marvin dan ludah Irvan mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lobang anusnya, hal ini membuat penis Hamzah yang sedang bekerja pada lobang anusnya menjadi licin dan lancar, sehingga dengan perlahan-lahan perasaan sakit yang dirasakan Marvin berangsur-angsur hilang diganti dengan perasaan nikmat yang merambat ke seluruh badannya.


Marvin mulai dapat menikmati penis besar laki-laki tersebut yang sedang menggarap lobang anusnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yang dirasakannya melingkupi segenap kesadarannya, menjalar dengan deras tak terbendung seperti air terjun yang tumpah deras ke dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak terkendali dan meletup menjadi suatu perasaan yang spektakuler melandanya. Rasa nikmat itu seakan menjalar ke batang kontolnya, akan tetapi karena tadi sudah melelehkan sperma, kini ontol itu hanya berkedut merasakan sensasi nikmat itu tanpa memuncratkan cairan sperma. Setelah itu badannya terkulai lemas, Marvin terlentang pasrah seakan-akan pingsan dengan kedua matanya terkatup.
Melihat keadaan Marvin itu semakin membangkitkan nafsu Hamzah, lelaki tersebut menjadi sangat kasar dan kedua tangan Hamzah memegang pinggul Marvin dan lelaki tersebut menarik pinggulnya keras-keras ke belakang dan "Aduuh.. Aaauugghh..!" keluh Marvin merasakan seakan-akan anusnya terbelah dua diterobos penis laki-laki itu yang besar itu. Kedua mata Marvin terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dengan kuatnya diikuti badannya yang meliuk-liuk menahan gempuran penis Hamzah pada anusnya.

Dengan buasnya Hamzah menggerakkan penisnya keatas bawah dengan cepat dan keras, sehingga penisnya keluar masuk pada anus Marvin yang sempit itu. Hamzah merasa penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Marvin merasakan penis lelaki tersebut seakan-akan sampai pada perutnya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yang sangat aneh mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari anusnya, terus ke seluruh badannya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya. Marvin tidak bisa menggambarkan perasaan yang sedang menyelimutinya, akan tetapi badannya kembali serasa mulai melayang-layang dan suatu perasaan nikmat yang tidak dapat dilukiskan terasa menyelimuti seluruh badannya.
Hal yang dapat dilakukannya pada saat itu hanya mengerang-erang, "Aaahh.. Ssshh oouusshh!", sampai suatu saat perasaan nikmatnya itu tidak dapat dikendalikan lagi serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa suatu perasaan yang dasyat yang mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai tangannya yang menggapai-gapai seakan-akan orang yang mau tenggelam mencari pegangan. Kedua kakinya berkelejotan.
Dari mulut Marvin keluar suatu erangan, "Aaaduhh.. Laagii.. Laagii.. Oohh.. Ooohh.." Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus.


Sementara itu lelaki itu terus melakukan aktivitasnya, dengan memompa penisnya keluar masuk anus. Irvan yang sedari tadi mengocok kemaluan cowok itu menjadi sangat terangsang melihat ekspresi muka Marvin dan tiba-tiba Irvan merasakan kedutan pada batang kontol Marvin yang mulai bergerak-gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada jari-jarinya.
Gerakan kaki Marvin disertai goyangan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada penis lelaki tersebut, terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
Tiba-tiba Hamzah merasakan sesuatu gelombang yang melanda dari di dalam tubuhnya, mencari jalan keluar melalui penisnya yang besar itu, dan terasa suatu ledakan yang tiba-tiba mendorong keluar, sehingga penisnya terasa membengkak seakan-akan mau pecah dan..


"Aaaduuh..!". secara tidak sadar tangannya mencengkram erat badan Marvin dan pinggul Hamzah terangkat ke atas, pinggulnya mendorong masuk penis terbenam habis ke dalam lobang anus Marvin, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lobang anus cowok itu.
Menerima semburan cairan kental panas pada lobang anusnya, Marvin merasakan suatu sensasi yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, hanya reaksi badannya yang bergetar-getar dan ekspresi mukanya yang seakan-akan merasakan suatu kengiluan yang tak terbayangkan, diikuti badannya yang tergolek lemas, tanpa dapat bergerak. Marvin terlena oleh kedahsyatan orgasme yang dialami dan diterimanya dari mereka berdua.


0 komentar: