BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Terapi Impotensi

Namaku Boby, aku seorang pegawai swasta di Malang. Baru sebulan ini aku pindah kantor, alasannya klasik, soalnya kantor baruku ini memberi gaji yang jauh lebih tinggi dari kantorku yang lama. Sebenernya sih aku agak heran dengan kantor baruku ini, soalnya waktu wawancara dulu gaji yang aku ajukan tidak ditawar sama sekali, langsung setuju! Emang sih aku agak nyesel kenapa gak nawarin yang lebih tinggi lagi, tapi aku sadar diri, untuk posisi yang aku tempati sekarang aja, gajiku tergolong sangat tinggi. Hari itu hari jumat, setelah makan siang, HPku tiba-tiba berdering. Itu dari Pak Firman, manager keuangan yang dulu menyetujui gaji yang aku ajukan. Mengingat "jasanya" dia ke aku, tentu aja aku sangat menghormati dia.
"Halo Pak, selamat siang",sapa saya menjawab telpon.
"Halo Boby..",jawab dia riang sekali.
"Ada yang saya bisa saya bantu ?" tanya saya, basa-basi sih.
"Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang ?",tanyanya ramah.
"Oh sudah Pak, baru aja,"jawabku.
"Gimana kerja disini, ada masalah ?", tanya Pak Firman lagi.
"Wah enggak Pak, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disini", jawab saya singkat.

"Gimana gajinya, dah cukup ?" tanyanya dengan suara menggoda.
"He..he..he.. maunya sih tambah lagi Pak", jawab saya sambil tertawa.
"Hah.. segitu aja udah tinggi kan ?", balas Pak Firman sedikit kaget.
"Iya Pak, becanda tadi..", jawabku singkat.
"Oh.. kirain",jawabnya. "Eh Boby nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak ?", tanya Pak Firman.
"Enggak kayaknya Pak, ada apa emangnya", tanyaku sedikit heran.
"Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nanti", jawab Pak Firman.
"OK Pak, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nanti", jawab saya.
"OK nanti aku tunggu di Kafe Bamboos nanti sore", kata Pak Firman.
"OK Pak", jawab saya.

"Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa " tanya Pak Firman sebelum mengakhiri pembicaraan.
"B" jawabku penuh kebingungan.
"Perfect ! OK deh aku tunggu nanti sore", kata Pak Firman lalu menutup telponnnya.
Sejenak aku terdiam penuh kebingungan, apa maksudnya tanya golongan darah segala. Tapi aku kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.
Setelah pulang kerja aku arahkan mobilku ke kafe Bamboos yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan aku diselimuti kebingan yang amat sangat. Pak Firman… Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?
Sebagai informasi, Pak Firman berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat Pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu kuliah.

Oh iya Pak Firman sudah beristri, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu Pak Firman itu terlihat masih seperti pria muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut pendek cepak. Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili Pak Firman… Tampan!!.
Sesampainya di kafe Bamboos, aku melihat Pak Firman melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai setelah pulang kerja.
“Sore Pak, maaf agak terlambat" kataku sambil menyalaminya.
“Oh gak pa-pa" kata Pak Firman sambil mempersilakkan aku duduk.
Selanjutnya aku dan Pak Firman mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna banget.
Setelah beberapa lama akhirnya aku mengajukan pertanyaan. “Oh iya Pak, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disini" tanyaku memulai.

Oh iya" jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.
Beberapa saat Pak Firman terdiam. Kemudian mulai berkata “Begini Boby, kamu tau kan kalo aku sudah berkeluarga ?". Aku menganguk kecil untuk menjawabnya.
"Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahanku" lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya.
"Kamu tau kan aku dan suamiku belum dikaruniai anak ?" tanyanya lagi
"Iya…" jawabku bingung.
"Jadi begini Boby, aku ini mengidap impotensi. Meski kadang aku bisa tegang, tapi itu dalam waktu singkat saja. Aku sekarang dalam terapi pengobatan. Berbagai jamu, obat dan konsultasi ke dokter sudah kami lakukan. Bahkan termasuk ramuan tradisional China serta shinshe udah aku coba. Semua tidak ada hasilnya. Hingga aku konsultasi dengan prikolog dan psikiater juga" kata Pak Firman.
“Trus hasilnya bagaimana, Pak?"tanyaku
“Ada beberapa therapi yang harus aku lakukan. Tapi kemaren aku membaca artikel di majalah, bahwa penyembuhan itu harus dari saya sendiri. Dan saya mencoba tip dan trik yang diberikan artikel majalah ini. Makanya, aku ingin mencoba, dan aku minta bantuanmu"terang Pak Firman.

Bantuan dari saya ? maksudnya Pak ?" tanyaku yang sudah dipuncak kebingungan.
“Aku ingin mencoba untuk therapi yang ada di artikel ini. Apakah kamu bisa"tanya Pak Firman. Entah permintaan itu tulus dan jujur, ataukah hanya trik. Bagiku tidak soal, karena memang aku ingin membalas budi jasa baik Pak Firman ini.
“Aku available." Jawabku, sekenanya sambil otakku terus berfikir.
Kemudian Pak Firman menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Setelah cek in, kami langsung masuk kamar.
Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Pak Firman langsung ijin untuk mandi, setelah dia selesai, gantian aku yang mandi.
Setelah aku keluar dari kamar mandi, aku melihat Pak Firman yang hanya memakai celana pendek sambil menonton tv. Aku kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.
“Bagaimana, kita mulai ?" tanya pak Firman dengan perasaan gugup.
“OK" jawabku singkat. Kemudian Pak Firman bergeser memberi aku tempat untuk naik ketempat tidur, sambil menunjukkan artikel di majalah itu.

Aku membuka-buka lembar demi lembar artikel itu dengan seksama sambil memperhaikan gambar-gambar yang akan aku lakukan dengan Pak Firman. Aku agak terkejut juga. Akan tetapi seusai janjiku pada Pak Firman, aku akan melakukan ini untuk membantunya, juga sebagai balas jasaku padanya. Tubuhku ku bergetar dan kucoba berbaring disampingnya sambil berkata "Pak, mungkin tujuan kita supaya Bapak dapat ereksi dan bertahan lama sewaktu ML. Apakah seperti dalam artikel ini, kita dapat lakukan ini secara total "
"Mungkin bisa dicoba. Aku harap kamu membantuku dengan total dan sepenuhnya ya. Apakah bisa kita mulai?" tanya Pak Firman dengan suara bergetar.
Pak Firman kemudian mengambil posisi di sebelahku. Aku terseyum kecut dan berdebar, membayangkan apa yang akan terjadi.
Kemudian Pak Firman mengecup bibirku. Aku kaget dengan permulaan yang langsung ini. Bibir tipis dengan kumis tipis itu memoles bibirku dan sungguh d luar dugaanku, ternyata terasa nikmat juga walau di cium lelaki. Kemudian aku mulai membalas mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam. Sambil mencium bibir Pak Firman, aku membayangkan hal erotis yang pernah aku lihat di video porno. Beberapa saat kemudian, tangan Pak Firman mulai bergerilya. Pertama-tama dia elus rambutku, dan aku membalas dengan sedikit meremas kepala Pak Firman. Kemudian tangan Pak Firman turun untuk mengelus-elus tubuhku, walaupun masih dari luar bajuku.
Masih sambil berciuman, perlahan Pak Firman membuka kaosku. Setelah membuka bajuku, tangan Pak Firman menggerayang di dadaku. Mata Pak Firman terpejam. Aku awalnya hanya mengelus membalas, tapi kemudian berubah aku yang aktif dan mulai menjadi meremas tubuh Pak Firman. Kuremas pantat pak Firman, kurasakan masih kenyal, walaupun sudah sedikit turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.

Aku buka kaos pak Firman perlahan. Lalu tanganku menjelujur meraba dadanya yang cukup berotot. Kemudian aku mulai memilin-milin putting dadanyanya. Pak Firman merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Aku kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting Pak Firman. Aku muail menjelati puting yang kiri sedang dada yang kanan aku remas dengan tangan. Kemudian berganti aku menjilati yang kanan sambil meremas dada yang kiri. Sesekali aku gigit-gigit kecil, tapi sepertinya Pak Firman tidak terlalu suka, dia lebih menyukai aku menyedot kencang putingnya.
Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka celana pendeknya hingga tubuhnya terlihat semua. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan aku buka sedikit pahanya untuk mengelus paha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu, dengan bulu-bulu khas lelaki.
Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata Pak Firman masih memakai CD. Aku tak mau langsung menuju ke kontolnya. Tanganku beralih ke pantatnya. Aku meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, sebab aku selipkan tanganku ke dalam celananya.
Jujur aku adalah penggemar pantat dan pinggul. Jadi meski yang kuhadapi pria seperti Pak Firman ini, tapi pantatnya telah membangkitkan birahiku.

Perlahan remasan ke pantat Pak Firman aku alihkan ke depan. Di bawah pusarnya, kudapati bulu-bulu kelamin yang cukup lebat. Lalu aku genggam kontol Pak Firman dan ternyata aku merasa sudah banyak cairan yang keluar dari kontol itu. Pertanda sudah terangsang, meski kontol itu tidak ereksi. Kemudian aku beralih mengelus buah peler dan turun ke sela-sela hingga mengikuti garis lubang anus. Perlahan aku tusuk lubang anusnya dengan jari tengahku. Pak Firman tersentak dan kudapati reaksi pada kontol pak Firman yang perlahan naik pertanda terangsang dan ereksi, namun kembali turun lagi secara perlahan.
Pak Firman ganti posisi, dia menggerayangi dadaku, mendapati perutku yang sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus. Lalu tangannya menggerayang di celanaku. Dingkapnya celanaku, dan digenggamnua kontolku yang perlahan mulai ereksi dan mengeras. Aku emrasa aneh juga, mengapa dengan pria dan atasaku pula, kontolku bisa bereaksi seperti ini. Tapi karena rasanya nikmat dan sensasional, aku asrah saja. Lagian aku membantu Pak Firman untuk terapi impotensinya. Tangan pak Firman menggenggam erat kontolku, kadang dikocoknya. Kepala pak Firman mengendus dan menjilati dadaku, hingga perutku dan akhirnya menuju ke kontolku. Kepalanya turun kebawah, ingin menjilat kemaluaku. “Kita coba terapinya yah" lanjut Pak Firman. Akhirnya aku pasrah.

Pak Firman menggenggam dengan erat kontoku, lalu lidahnya menjulur untuk menjilati kepala kontolku yang cukup besar itu. Lidah Pak Firman menjelujur diantara sela-sela lipatan kepala dan batang kontolku itu. Hingga akhirnya Kontolku dilumat habis dan dikulum dalam mulutnya. Rasa menyesak kurasakan kontolku di dalam mulut pak Firman. Dan kulihat, hidungnya mengendus seolah membaui aroma khas lelaki yang tersembur dari bulu-bulu kontolku. Semakin Pak Firman memaju mundurkan mulutnya menghisap kontolku, serasa ada denyutan-denyutan dari batang kontolku.
Demi mengikuti alur di gambar artikel itu, aku gerayangi terus tubuh Pak Firman. Ku rangsang bagian dada dan putting susunya. Aku peluntir dan juga tangan satu ku sibuk mengocok-kocok kontol pak Dfirman yang masih tidur dan tidak mau ereksi. Tanganku terus bergerak, hingga meremas buah peler Pak Firman, termasuk sela-sela daerag G-Spotnya, hingga bongkahan pantatnya. Kujelujurkan jari telunjukku menerobos masuk ke lubang pantat itu.
Tubuh Pak Firman tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan lubang anusnya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku aku keluar masukkan perlahan, Pak Firman merintih semakin keras.
Teryata reaksinya cukup hebat, karena secara perlahan dan pasti kontol Pak Firman mulai berdiri dan ereksi. Oh.. aku kaget dan Pak Firman juga takjup. Dipandanginya kontolnya sendiri yang teracung keras itu. Ada urat-urat di batang kontol berwarna coklat itu. Sungguh besar dan perkasa saat kontol itu tegak berdiri. Karena lama dipandangi, kurasakan kontol itu akan mulai lemas lagi. Maka secara refleks dan cepat, kuraih dengan tanganku. Kukocok perlahan lalu dengan sigap kuremas-remas agar tetap ereksi. Baru kuingat jika efek dari sodokan di lubang pantatnya yang telah membuatnya ereksi. Maka jari-jariku kembali aku maju-mundurkan di lubang anus pak Firman. Ternyata memang benar, sesaat kontol itu ereksi lagi dengan kerasnya. Demi tetap menjaga ereksi dan libido pak Firman, aku teruskan permainan terapi seks ini. Kugantikan jariku dengan kontolku. Kontolku yang sedari tadi tegang dan ereksi dengan kerasnya ini. Kugesek-gesekkan kontolku pada bongkahan pantat Pak Firman. Lalu dengan sigap aku telungkupkan Pak Firman, dan segera kutindih.
Aku memposisikan tubuhku diatas Pak Firman. kemudian aku lebarkan pahanya sehingga bongkahan pantatnya terbuka lebar. Aku arahkan kontolku ke lubang anusnya. Perlahan aku usahakan kontolku ke permukaan lubang anusnya, perlahan kupertahankan birahi itu. Aku tidak ingin cepat cepat memasukkan kontolku ke lubang anusnya.
Perlahan aku dorong kontolku untuk masuk ke lubang anusnya. Lubang anusnya masih seret, mungkin karena belum pernah dimasuki benda apapun. Aku mulai mengeluar masukkan kepala kontolku dari lubang anusnya, sedangkan Pak Firman merintih keras setiap kontolku menghujam lubang anusnya.

Sesekali aku mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati setiap gesekan lubang anusnya dengan kontolku. Tangan Pak Firman mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuh kita bergesekan keras agar dadaku menggesek punggungnya. Tentunya kontol Pak Firman yang tergencet di ranjang juga tergesek-gesek. Mungkin Pak Firman dapatkan kepuasan dan kenimatan dari tusukan di lubang pantatnya dan gesekan-gesekan pada kontolnya di ranjang.
"Mas terus mas, terus…" rintih Pak Firman. Sepertinya dia adegan persetubuhan di video-video porno.
Tiba-tiba tangan Pak Firman mencengkram pantatku seakan membantu dorongan kontolku agar lebih kuat menghujam lubang anusnya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar. Sungguh beruntung aku bisa menikmati tubuh pria ini. Lain dari yang lain. Sensasi aneh yang ternyata nikmat sekali.
Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah lubang anusnya. Sepertinya dia sudah ejakulasi. Tubuhnya menegang tidak bergerak. Akupun menghentikan pompaanku ke lubang anusnya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku.
Setelah tubuhnya berkurang ketegangannya aku mulai pompaanku perlahan. Cairan spermanya ternyata sudah tumpah membasahi sprei ranjang.Saat itulah, pak Firman agak melonggarkan pantatnya.. Memang lubang anusnya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi karena menyaksikan Pak Firman berhasil ejakulasi, membuatku ingin memompa lubang pantat itu lagi, karena memberikan sensasi yang berbeda.

Aku mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi Pak Firman menolak sambil berkata “Boby please, kali ini gaya konvensional aja ya… aku pengen nikmatin… besok-besok ya". Aku meletakkan tubuh Pak Firman lagi.
Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi aku paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan Pak Firman. Entah karena memang dia menikmati atau mencoba mengikuti alur artikel di majalah itu.
Tangannya kembali menekan keras pantatku, sambil tangan satunya tetap memegang dan mengocok kontolnya sendiri. Tubuh Pak Firman sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Setelah berkurang ketegangannya, aku berkata “Pak apa kita sudahin dulu ? kayaknya Bapak sudah lemas sekali". kataku.
"Gak pa-pa Boby, aku pengen sperma kamu, terusin aja", jawab Pak Firman.
Aku mulai memompa lagi lubang anusnya dengan kontolku. Kali ini lubang anusnya sudah benar-benar basah. Pak Firman sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.
Aku konsentrasikan pompaanku ke lubang anusnya hingga Pak Firman mulai merespon lagi. Sebenarnya aku sudah dikit lagi ejakulasi saat Pak Firman tiba-tiba berteriak kencang
"Arrrhgh….. Boby gila enak banget", jeri Pak Firman sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.
"Adu gila Boby…. aku dah keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong Boby, kamu juga harus mendapatkan kenikmatan dari apa yang kita lakukan ini…", kata Pak Firman lemah.
Aku sebenernya kasian dengan Pak Firman, tapi aku juga sedikit lagi ejakulasi. Aku goyang perlahan kontolku. Kali ini aku benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama aku merasa spermaku sudah sampai diujung kontolku.

Pak saya dikit lagi keluar Pak." kataku sambil menikmati sensasi luar biasa. Pak Firman membantu dengan menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar kontolku tidak lepas dari lubang anusnya.

"Agkh….", crot..crot..crot..crot empat kali spermaku ku siram deras ke liang lubang anusnya. Pak Firman menahan pantatku kuat-kuat agar spermakutetap tersemprot di dalam anusnya.
"Tahan sebentar Boby, supaya spermanya masuk semua" kata Pak Firman sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya. Setelah beberapa menit baru Pak Firman melepaskan cengkramannya. Aku kemudian merebahkan tubuhku disampingnya.
Malam itu aku menggagahi Pak Firman sampai 3 kali. Sungguh tak ku kira, ternyata dengan cara disodomi, pak Firman dapatkan ereksinya kembali secara utuh. Sungguh terapi yang manjur untuk pria impoten.

0 komentar: