BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Bakal Suami Kakakku

Aku adalah anak bungsu di keluargaku. Aku selalu dimanjakan oleh kedua orang tuaku termasuk kakak perempuanku satu-satunya. Kami hanya 2 bersaudara. Papa-mamaku memang ikut program KB, dengan cukup punya 2 anak saja.

Sehingga bisa dibilang hampir semua keinginanku dapat terpenuhi.
Suatu hari kakakku membawa seorang lelaki untuk diperkenalkan ke kedua orang tua kami. Sebenarnya pria ini sering aku lihat sekilas, tapi lebih seringnya dari jarak jauh. Karena dia berada di dalam mobil sewaktu menjemput kakakku.
Dan sore ini, Kakakku berencana mengenalkan lebih serius pria ini ke pada Papa-Mamaku. Rupanya mereka berdua ternyata berencana untuk lebih serius hubungan hingga tahun depan berencana menikah. Lalu selesai diperkanelkan ke papa-mamaku, kakakku memperkenalkannya padaku.
“John ya?”katanya. Lho, kok sudah tau namaku? Mungkin kakakku yang cerita ke dia, kalau adiknya bernama John.
“Andy nih, calon kakak ipar loe. Hehehe.”candanya mencairkan kebekuan diantara kami. Suaranya berat, khas pria maskulin.

Terus terang selama ini ketika kakakku membawa seorang teman pria aku tidak pernah merasa nyaman karena aku tidak ingin kehilangan kakakku. Kakakku adalah teman terbaik dan juga terdekatku, mana mungkin aku mau kehilangan dia.
Tapi kali ini berbeda. Entah mengapa ketika ia membawa Kak Andy datang, aku merasa bukan hanya ingin disayang oleh kakakku tetapi juga ingin dekat dengan calon suaminya ini. Bukan karena orangnya baik, tapi badannya sugguh sempurna. Kulitnya kuning langsat. Ada kumis tipis dan wajahnya manis. Otot lengannya kekar dengan bulu bulu halus di sekujur lengannya. Gagah dan macho sekali. Bahkan di dadanya tersembul bulu cukup lebat, menambah kesan jantan. Rambutnya dipotong cepak dan selalu basah oleh gel mencerminkan pria maskulin dari keluarga berada. Penampilannya juga rapi sekali, menunjukkan sosok yang mapan. Sungguh pria dewasa yang begitu sempurna.

Saat dekat dengannya, aku merasakan hal yang lain. Ada ketengangan dan kedamaian. Bukan hanya mengagumi kesempurnaan fisiknya yang tampan dan gagah. Tapi penampilannya yang maskulin dan seksi itu mempunya daya tarik sendiri. Bukan hanya ingin mengagumi, tapi aura dan wibawanya menarik perhatianku. Mungkin ini yang disebut sex-appeal.
Akhirnya pikiranku setiap hari melayang membayangkan akan dirinya dan calon kakak iparku ini sering menjadi objek fantasiku. Objek fantasi sosok hero dalam anganku.
Suatu sore, Kakakku dan Kak Andy pulang kehujanan. Saat itu mereka menggunakan sepeda motor dan tidak memakai jas hujan. Mungkin karena ingin praktis dan menghindari macet, Kakak lebih memilih memakai sepeda motor dibandingkan mobil. Hal itu yang sering dia lakukan ketika menjemputku di sekolah.

Karena basah kehujanan, Kak Andy disuruh mandi oleh ayahku. Gleg, seketika ada perasaan deg-degan dan rasa ingin tau yang kuat. Bahkan aku begitu nekad ingin mengintip dia saat mandi. Tidak lama setelah ia masuk ke kamar mandi di kamar kakakku. Aku langsung menuju ke lubang angin-angin. Kebetulan kamar kakakku dan kamarku berhubungan. Aku mengambil kursi dan menyeretnya. Krieekk..bunyi kursi yang kuseret. Agar tidak menimbulkan suara bersisik, aku angkat kursi itu pelan-pelan. Lalu aku mulai mengintip melalui lubang angin kamar mandi kakakku.
Kulihat Kak Andy sudah membuka bajunya dan hanya mengenakan celana saja.

Badannya yang bidang dengan bulu bulu halus yang cukup lebat dan bulu bulu itu nyambung turun ke perut hingga ke arah bulu kelamin. Ia melihat tubuhnya di kaca sambil mengangkat lengannya yang berotot itu. Dan karenanya dapat kulihat bulu ketiaknya yang lebat. Sepertinya ia sedang meregangkan badan sambil memperhatikan tubuhnya sendiri. Aku pikir ia langsung membuka celananya tetapi tidak. Ia memainkan kedua pentilnya yang berwarna coklat gelap sambil menutup mata dan mengerang kecil. Aku dibuat blingsata oleh aksinya ini.

Tidak lama, ia mulai menurunkan celana dengan satu tangan. Terlihatlah celana dalam brief berwarna biru. kontolnya yang agak ngaceng tercetak dengan jelas. “Kayaknya besar kontolnya,”kataku dalam hati. Aku mulai merasakan sedikit basah dari celana dalam yang kukenakan, karena terangsang. Tangannya terus bermain di pentil coklatnya dan mulailah ia menurunkan celana briefnya. Wowww….kini kusaksikan benda yang menjadi andalan kejantanan seorang pria.
kontol Kak Andy begitu panjang, berwarna kecoklatan dengan diameter yang cukup besar. Aku tidak tau persisnya berapa, tapi ukuran kontol itu di atas rata rata ukuran Indonesia. Aku menelan air ludahku setelah melihat pemandangan indah ini. Ia langsung buang air kecil dan tidak lama kulihat kontolnya sudah mulai melemas lagi. Sungguh pemandangan yang menakjupkan menyaksikan seorang pria telanjang sedang kencing dari awal sapai tetes air kencing terakhirnya.

Lalu dengan tangannya, dia melibaskan kontolnya seakan membuang sisa air kencing terakhir. Tak lupa dia memencet tombol urinoir. Lalu dia menghidupkan kran shower. Air mengalir membasahi tubuhnya yang fit dan berotot itu. Ia mengambil spon dan menuangkan sabun cair hingga berbusa. Dia meratakan sapuan spn berbusa itu disekujur tubuhnya. Sungguh seksi pemandangan itu. Dia menggosoki tubuhnya, perutnya, kontolnya dan pantatnya yang bulat. “Argh, andai dapat kuikut merabai dan menggosoki tubuh bagus itu”khayalku.
“Dy, jangan terlalu lama ya? Papa dan mama sudah menunggu untuk dinner.”suara teriakan kakakku mengejutkanku. “Oke”jawanya singkat. Ia langsung buru-buru menyelesaikan mandinya. Ah, jadi rusak dah adegannya.Aku kecewa, karena kesempatan ini sangat langka dan tidak yakin hal itu bisa terulang lagi.

Suatu hari kedua orang tuaku hendak berlibur keluar negeri. Kakakku juga ikut bersama mereka. Tadinya aku dijadwalkan untuk pergi di hari yang sama tetapi karena aku masih ada tugas yang harus diselesaikan maka aku menunda kepergianku selama beberapa hari. “Dy, nanti kalau aku pergi, kamu temenin John dulu ya. Sebelum kamu balik ke Semarang. Kasian dia gak ada yang nemenin,” Jelas kakakku.
“Gak usah lah, kak. Sendirian juga bisa kok.” Jawabku dengan berani walau sebenarnya ingin ditemeni olehnya dan mengintipnya kembali saat ia mandi. “Gak pa pa lah, John. Aku juga pas gak ada kerjaan ini.”
Akhirnya waktu hari mereka berangkat tinggalah kami berdua di rumah. Dan yang aku suka juga dari Kak Andy adalah ia juga typikal pria penyayang. Mungkin karena dia juga anak bungsu yang ingin sekali punya adik. Tapi tidak keturutan, karena mamanya menganggap 5 anak sudah lebih dari cukup. Jadinya menururtku dia begitu perhatian terhadapku, karena aku dianggapnya sebagai adiknya. Tapi entahlah. Ataukah dia memang hanya sedang mengambil hati aku, sebagai calon adik iparnya. Entahlah juga.

Waktu di rumah, kita berusaha akur. Untuk menghabiskan waktu, kita berdua nonton TV dan main game semalaman sampai ngantuk.
“Tidur disini aja deh, Kak, biar sama-sama daripada sendirian di kamar lain,”kataku dengan suara yang memelas. Ia ternyata setuju. Tidak lama setelah lelah bermain game, aku pura pura tertidur di sofa.
Dan kuintip Kak Andy yang masih menyaksikan TV tiba tiba ikut merebahkan diri disebelahku. Lalu dia kulihat juga seakan sudah tertidur. Dan karena lama aku menunggu waktu untuk ini, aku langsung memeluknya dari belakang. Tidak ada reaksi darinya. Aku langsung menambah aksinya. Aku menempelkan badanku seluruhnya ke punggung belakang Mas Andy. Dan akibat aksiku ini, sesaat kontolku mulai ereksi.

Tiba tiba Kak Andy menoleh ke belakang dan aku langsung terkejut dan langsung memejamkan mata kembali pura-pura tertidur. Ia hanya tersenyum dan berkata,
“Kamu suka ya, John?”katanya dengan lembut. Aku masih berdiam diri pura pura tidur.
“Mau pura-pura tidur?”tanyanya sambil berbisik di kupingku.
Aku membuka mataku pelan. Malu juga ketahuan sedang pura pura tidur sepert itu.
“Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip setiap kali aku mandi.”
“Hahhh?”aku lebih kaget lagi. Kaget karena ketahuan pura pura tidaur dan kali ini kaget karena ketahuan selalu ngintip saat dia sedang mandi.
“Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip pas aku mandi. Kamu suka ya?”dia mengulang pernyataanya.
“Please jangan kasih tau siapa siapa ya? Please….”aku memohon pada Kak Andy.
“Ya lah. Kamu tenang aja. Aku ga akan bocorin pada siapa-siapa”.
“Tapi aku rasa ga adil dong kalau Cuma kamu yang bisa liat tubuh dan barangku. Aku juga pengen lihat tubuhmu” Jelasnya sambil mulai meraba tubuhku.

“Hahhhhhhhhh!!”aku terkaget untuk yang ketiga kalinya.
Aku sedikit terkejut dengan yang ia lakukan, namun aku tak mau melepaskan kesempatan ini. Aku sungguh tak pernah menduganya.
“Boleh aja, tapi Kak Andy yang buka sendiri.”pintaku buru buru agar dia meneruskan keinginannya. Dan rupanya ia pun langsung membuka bajuku. “Gak nyangka badan kamu bagus juga ya? Kirain gak berbentuk.”ledeknya.
Aku hanya terdiam tersipu malu.
“Kamu suka olahraga juga ya”tanyanya sambil meraba dada dan pentilku. Dan tangan yang satunya berusaha menurunkan celanaku.

Aku beringsut menghindar, tapi kalah cepat, tangannya berhasil memelorotkan celana piyamaku. “Dah ngaceng tuh John.”
“Ya nih. Digodain ama kamu terus sih.”belaku.
“Loh kok ama aku? Kamu horny lihat aku ya?”tanyanya langsung tanpa tedeng aling-aling. Mukaku langsung memerah akrena malu dan kujawab, “Kalo iya kenapa?” Aku langsung memegang kontolnya yang masih ditutup oleh celana tidurnya. “Nah tuh. Kamu juga dah ngaceng. Aku buka ya?”kataku. Tanpa menunggu persetujuan dari Kak Andy langsung aku buka celananya.
“Kamu nakal deh.”katanya. Aku hanya diam saja. Ia seketika langsung mencium bibirku. Aku kaget, akrena seumur umur, belum pernah dicium cowok. Meski aku menyukai dan mengagumi fisik Kak Andy, tapi lebih pada kekaguman semata. Tak pernah menyangka aku akan melakukan adegan ciuman sesama cowok begini.

Ada sensasi yang luar biasa ketika kumis Kak Andy menyentuh bibirku. Karena aku terdiam saja. Ia mulai menciumku kembali dan kali ini dia mencium di bibirku. Bibir merahnya yang basah itu menempel dan melumati bibir mungilku. Bahkan lidahnya juga turut bermain diantara bibirku. Ahh…aku merasakan sensasi luar biasa. Aku hanya sebatas pasrah menikmati ciuman itu.
Kuluman bibirnya begitu kuat, hingga akupun mulai mengimbangi dan melumat bibirnya. Ahh…Diapun mulai membuka bajunya dan menurunkan celana yang ia kenakan. Kontol keras itu teracung acung di depanku. Aku memperhatikan sejenak. Batang kontol itu agak bengkok ke atas, namun justru semakin seksi. Karena kepala kontolnya yang cukup besar bak cendawan yang belum mekar. Kulit kontolnya hampir senada dengan kulit pahanya, yang kuning langsat. Kepala kontolnya agak kemerahan. Kontol itu tidak terlalu gemuk, namun panjang. Dan panjangnya sungguh di atas rata-rata. Yah, batang kontol yang lama aku intip itu kini secara jelas ada di depan mataku.
“Gimana rasanya setelah selama ini cuma lihat doang?”tanyanya mengagetkanku.
“Panjang.. Besar dan keras gini.”jawabku spontan sambil tanganu meraih batang kontol itu dan menggenggamnya erat.
“Punya kamu juga oke kok”pujinya.

Ia lalu langsung menuju ke kontolku, mengamatinya dan ketika aku menidurkan kepalaku di bantal. Lama aku menunggu apa yang akan dilakukannya. Akhirnya aku bosan karena terlalu lama nunggu aksi berikutnya. Kirain mau diapain tapi ternyata cuman diliat doang.
Lama dia bolak balik kontolku, diputar dan dielus sambil diperhatiin secara seksama. Dan hal itu justru membuatku semakin horny. Kontolku semakin mengeras.
Lalu dia mulai mengocok pelan batang kontolku. Dan sekejap ia langsung menghisap dengan cepat. Aku terkejut karena mulutnya yang basah dan hangat itu langsung mengulum seluruh batang kontolku.
“Arrgh, geli banget, Kak.” Ia tidak menghiraukan omonganku dan terus melanjutkan aksinya mengoral kontolku. Dijilati sekujur batang kontolku, dikenyot kenyot dan lidahnya diputar putar di ujung perkencinganku.

Sambil menghisap, ia memainkan kedua bijiku sambil sesekali memelintir bulu jembutku. Setelah memainkan ia juga memainkan bijiku dengan lidahnya. Bahkan lidah liarnya itu tak hanya bermain main di daerah selangkanganku, tapi ia mulai naik ke perutku, sekujur area perut hingga naik ke dada dan kedua pentilku. Bahkan ke ketiakku dan lenganku juga dijelajahinya. Lalu leherku disapunya dan ke arah dagu hingga dia menciumku kembali. Bibirnya menempel dan mengulum bibir basahku“Enak gak?”tanyanya agak kurang ajar. Kini giliran aku yang tidak menjawab. Aku langsung menciumnya dan memainkan pentilnya dengan kedua tanganku. Setelah sekian lama mengintip ia mandi dan sering melihat ia memainkan pentilnya, aku mengetahui bahwa itu adalah area sensitifnya. Mungkin salah satu g-spot.

Tak hanya memilin kedua pentilnya dengan tanganku, kini akupun mulai menirunya dan memainkan lidahku untuk menjelajahi tubuhnya. Lidahku berputar putar di dadanya yang bidang dan penuh ditumbuhi bulu lebat itu. Sambil menghisap pentilnya yang lama, tanganku terus memainkan kontolnya yang besar itu. Kontolnya yang panjang sekali itu sangat mantap dalam genggaman. Inilah kontol yang kusuka dari yang pernah kulihat. Seperti sangat pas dalam genggaman. Aku erus emmainkan tanganku di batang kontol panjang itu sambil terus mengenyoti pentilnya “Arh, John. Hisapanmu hebat banget.”ujarnya sambil menggelinjang karena pentilnya aku gigit kecil. Ketika aku ingin menuju ke kontolnya, ia memintaku untuk terus memainkan pentilnya. Rupanya dia lebih senang pentilnya yang dikenyoti daripada kontolnya.

“Kamu pintar menghisap pentil. Apa kamu juga pengen menghisap batangku”tanyanya..
Aku hanya mengangguk pasrah. Lalu tangannya membimbing kepalaku menuju ke selangkangannya. Mukaku kini tepat di depan kontolnya yang telah teracung tegang. Bau khas pria yang sangat maskulin, karena tercampur keringat di selangkangan Kak Ady sungguh membuaiku. Aroma lelaki!!!
Awalnya aku agak ragu karena aku tidak tahu bagaimana dan tidak terpikirkan rasanya menghisap kontol. Pas di dalam mulutku aku pun terasa ingin muntah. Ia bilang jangan dipaksa dan kemudian bertanya apa aku mempunyai permen. Aku pun mengeluarkan permen caramel yang setelah menghisap permen, kontolnya pun aku kulum.

“Hmm, enak kan? Arh, enak banget hisapanmu.” Ia berkomentar ambil menarik kedua tanganku untuk memainkan pentilnya. Aku juga mencoba untuk menjilati bijinya sama seperti yang ia lakukan. Ia mendesah desah sambil tubuhnya menggelinjang ketika ujung kontolnya aku putar putar dengan mulutku. Dan karenanya dia mengambil posisi berbalik dan kini selangkanganku tepay dihadapannya. Kontolku dimasukkan ke mulutnya dan diapun melakukan hal yang sama. Mengenyoti dan menjilati batang perkencinganku itu. Akupun menggelinjang dibuat geli. Namun rasa nikmat yang muncul karena menghisap sesuatu yang kenyal, membuatku semakin membenamkan mukaku ke selangkangan Kak Ady. Sementara dibawah, kontolku seolah berkedut kedut karena dihisap hisap oleh mulut basah Kak Ady.

Lama kami memadukan aksi oral dan mengocok kontol masing-masing. Hingga akhrnya Kak Ady merubah posisi dan kini menjelujuri perutku kembali, naik ke dada, ke leher hingga dagu dan bibirku dilumatnya.
Setelah aku kembali menciumnya, aku berbagi permen yang tersisa di mulutku. “Kamu mau coba yang lain?”tanyanya. “Coba apa?”aku bertanya polos.
Ia mengelus punggung belakang sambil mulai meraba lubangku. Aku belum ngerti maksudnya apa. Tapi aku menunggu apa yang akan dilakukan Kak Ady. Karena yang kurasakan sensasi nikmat yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku.
Lalu Kak Ady bangkit ke lemariku, dan mengambil lotion. Aku masih bingung untuk apa lotion itu. Tapi aku pasrah menunggu hal apa yang akan dilakukan Kak Ady terhadapku.
Ia membaringkan tubuhku dan dia juga mengangkat kedua kakiku ke atas. Dia menunduk dan menghisap kontolku kembali. Aku merasakan nikmat, berusaha memejamkan mata manikmati sedotan dan sapuan lidah Kak Ady.

Rupanya, sabil melakukan aksi sedot di kontolku, Kak Ady membuka lotion itu dan melumuri tangannya. Lalu dia melumuri lubang pantatku. Aku tersentak kaget, karena dingin lotion itu menimbulkan sensasi di lubang anusku. Setelah mengolesi jarinya lagi, ia lalu mengolesi lubangku lagi sambil jarinya dimasukkan satu. Aku merasakan setruman ketika jari itu menerobos lubang anusku. Antara rasa nikmat dan geli kurasakan. “Jangan ditahan ya, John. Relax aja. Jangan tegang.” Pelan pelan 1 jari Kak Ady dimasukkan. Hingga 1 jari itu berhasil masuk, lalu ditembusnya. 2 jari. Dan pas saat 3 jari, aku bilang kepadanya kalau aku merasa sesak. Ia menarik jarinya dan mulai dengan 2 jari lagi dan kembali 3 jari. Ia lalu menghisap kontolku pelan-pelan sambil tangannya yang satu memelintir putting tetekku. Tiba tiba dia datang menindihku dan menciumku.

Pas dia mencium bibirku, aku merasakan kepala kontolnya menyentuh dinding lubang pantatku. Tangannya membantu mengarahkan kontol itu menerobos lubang anusku yang belum pernah ditembus benda dari luar itu. Sedikit kontolnya mulai masuk. Aku langsung kaget dan merasakan sedikit sesak. Bukan sakit. Kak Ady menarik kontolnya pelan dan sekilas ia mulai mendorong kontolnya kembali. Tidak sakit. Pas batang kontolnya masuk tiga perempat aku langsung tegang “Kak…”jeritku.
“Tenang aja, John. Kamu relaks aja, jangan tegang gitu.” Ia terus memasukan kontolnya dan lalu memompanya pelan. Arh, ternyata mulai terasa enak. Seperti menjepit sesuatu benda. Terasa penuh, tapi ketika kontol itu digoyang pelan, ada rasa sensasi nikmat tiada terkira yang aku rasakan.
Aku sulit melukisakan dengan kata kata, rasa nikmat itu. Perpaduan antara rasa sesak, rasa nikmat dan sensasi melayang.

“Enak ga”,tanya Kak Ady. Aku hanya mengangguk.
Kontolku yang sedikit tertidur mulai dikocok olehnya dengan tangannya.. “Ohhh….yeah……Oh…enak banget“jeritku tak terkontrol sambil memainkan pentilnya. Ternyata yang kulakukan membuatnya cepat mencapai ejakulasi. Karena kedua pentilnya adalah titik lemahnya. Dia menepiskan tanganku, karena dia ingin berlama lama mengenakkan aku. Aku memang serasa dibuai dan serasa berada di langit ketujuh, karena kontolku dikocok kocok dan anusku disodok sodok kontol panjang. Hingga saat kontol panjang itu dimasukkan semua, serasa perutku penuh. Tapi rasanya sungguh luar biasa. Setelah hampir 30 menit Kak Ady memompa kontolnya di dalam pantatku, akhirnya aku memelintir lagi kedua putingnya.

“Ohh..enak banget. Ohh.yesss”erang Kak Ady. Akupun juga merasakan panas di lubang anusku, karena kontol itu terus memompa dan menggeseki dinding anusku. Tiba tiba tubuh Kak Ady bergetar dan mengejang. Rupanya dia akan mencapai ejakulasi dan telah mencapai orgasme.
“John, aku keluarin ya. Kamu kocok sendiri kontolmu ya”ujarnya. Aku mengangguk. Ia lalu mengeluarkan kontolnya dari lubangku dan mengocok di depan mukaku. Tubuhnya mengejang, mulutnya maracau tidak karuan.Akupun semakin mempercepat kocokan di kontolku sendiri. Tiba tiba Kak Ady terdiam dan akhirnya melenguh “Ahhhhhhh.. yeaahhhhhhhhh.” Crottt…crottttt…crtottt…. Pejunya berhamburan dimana mana. Di perutku, di mukaku, di dadaku. Hampir sekujur dadaku dimandikan oleh pejunya yang hangat. Ia lalu memberikan ciuman yang hangat.

“John, gimana? Enak gak?” Kak Andy bertanya.
“Enak banget. Tapi aku belum puas nih. Aku kan belum keluarin.”kataku.
Ia lalu mengocok kontolku yang sudah basah dengan pejunya. Setelah menegang dengan keras, Kak Andy bertanya, “John, kamu mau coba masukin aku? Aku tuntun kamu deh. ” Dengan keraguan aku mengiyakan keinginannya sekaligus juga ingin mencobai dan mengalami apa yang dia lakukan padaku tadi. Ia membelakangiku dan sambil mengocok kontolku dengan tangan yang satu, tangan yang satunya mengolesi lubangnya dengan lotion. Rupanya ia ingin posisi sodomi dari belakang.
“Ayo, John. Berikan kontolmu.”katanya sambil meraih kontolku. Mendengar seperti itu, aku bangkit dan mengikuti apa yang dipintanya. “Pelan-pelan aja ya.”tambahnya. Ketika kontolku hendak dimasukkan ke dalamnya, aku menatap punggungnya. Dan saat itu Kak Ady menoleh sambil tersenyum. Setelah kontolku masuk sedikit di lubang pantatnya, aku pikir bisa langsung masukkan. Jadi dengan cepat sekali tancap aku langsung memasukan kontolku.

“Arrrrrhhhh…. Sakit tauk, kalau ga pelan-pelan, John. Pelan pelan yaa. Plis pelan pelan……”jelasnya sambil menuntun kembali kontolku. Aku langsung kaget dan ingin mencabut kontolku keluar. Ia malah menahannya. “Enggak pa pa…sekarang pelan pelan ya. Lalu masukin lagi ke dalam dan kamu kekeluarin lagi ya.”
Uhhhhhh….
Aku memompa kontolku dengan pelan seperti yang ia perintahkan. Sambil memompa kontolku, aku kembali mengocok kontolnya yang tertidur karena lemas. Setelah posisinya tepat, aku memompa kontolku sambil memilin pentilnya. “Ehmm, enak banget. Kamu hebat banget, John. Ahh, terusin peluntir pentilku.” Pintanya.
Rupanya aksiku di pentilnya ini, membuatnya terangsang kembali. Buktinya kontolnya mulai tegang lagi ketika tanganku merogoh ke bawah.

Aku terus memilin pentilnya sambil menggenjot kontolku di lubang anusnya. Kumaju mundurkan kontolku di pantatnya yang montok itu. Lama dengan posisi membelakangi seperti itu. Kak Ady merubah posisi, dia berusaha berdiri. Lalu tubuhku didorongnya hingga rebahan lalu dia menaikiku. Kini dia di atas perutku. Lalu dia meraih kontolku dan ditancapkan di lubang anusnya. Kini dia yang memegang kendali penuh dan menggoyang goyangkan pantatnya atas kontolku. Dia sekan cowboy yangs edang menunggang kuda. Dia menggoyang pantatnya sambil mengocoki kontolnya sendiri. Sesekali dia juga memainkan putting tetekku.
Aku sudah mulai ga tahan karena rasa nikmat akibat digoyang panat Kak Ady dan karena pilinan di tetekku.

“Aku mau keluar, Kak. Dah enggak tahan nih.”ujarku.
Rupanya Kak Ady ingin posisi lain dan mengakhiri ekseskusi ini dengan gaya yang lain lagi. Dia mengangkat tubuhku dan dia rebahan. Dengan posisi tiduran seperti ini, aku yang harus berjongkok. Kedua kaki Kak Ady ditaruh di pundakku, dan kedua tanganku menekan pahanya, sehingga aku mengentotnya dengan leluasa. Dengan gaya ayam panggang ini, dapat kusaksikan wajah Kak Ady ketika hunjaman keras kontolku masuk ke pantatnya. Tiba tiba rasa nimat yang begitu hebat datang. Rupanya aku akan orgasme. Waktu aku hendak mengeluarkan kontolku, ia menahan tubuhku.

Keluarin di dalem aja, John. Aku mau peju kamu di dalam aku.”pintanya
“Aku….keluar ya. Arrhhh…”crottt.crottt…crottt.. spermaku muncrat di dalam dan mengaliri dinding anus Kak Ady, calon suami kakakku. Akhirnya aku keluar di dalemnya. Aku melihat mukanya Kak Ady yang merah. Dengan kontol yang masih tertanam di lubang kehangatanya, kami berciuman. Kontolku meskipun sudah muncrat masih terasa tegang dan kaku. Lalu sejenak Kak Ady mengocok kontolnya sendiri. Di sela sela dia mengonani itu dia minta kontolku jangan dicabut dari pantatnya. Bahkan dia minta aku mengenyoti putting teteknya. Dan dia minta kontolku ditancepin dalam dalam ke lubang pantatnya.

Hanya dalam hitungan detik, Kak Ady kembali mendapatkan orgasmenya yang kedua. Crott….crtottt..spermanya muncrat dan membasahi perutnya sendiri. Dadanya juga basah oleh semburan spermanya.
“Ohh…sungguh enak, pantat disodok, tetek diisep dan aku mengocok kontolku”ujarnya.
Setelah itu kami berpelukan. Ia bercerita kalau ternyata ia pernah melakukan hubungan seks dengan lelaki, tetapi untuk wanita, kakakku lah yang pertama.
Oh ternyata dia biseks.



0 komentar: