BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 04 Juni 2009

Asyiknya Orgy

Gerald sedang duduk menyelesaikan ceritanya di komputer waktu aku, Doni dan Ferry datang ke kamarnya. Tiba-tiba kami bertiga sudah ada di samping dan di belakangnya sambil ikut membaca ceritanya di monitor. "Wah, ceritamu bikin horny loh..!" kataku yang diiyakan juga oleh Doni dan Ferry.
Yang membuat Gerald kaget, Ferry dan Doni yang berdiri di samping kiri-kanannya membaca monitor sambil mengusap-usap celana bagian depannya yang nampak makin lama makin menonjol. Gerald semakin kaget lagi sewaktu mereka secara bersamaan tiba-tiba membuka celana sekaligus CD-nya ke bawah, sehingga di kanan-kiri Gerald muncul dua benda panjang menjulur ke depan. Rupanya mereka sudah tidak tahan membayangkan cerita di komputer Gerald, apalagi melihat penampilan Gerald malam itu yang memakai celana pendek.

"Tuh kan, jadi keras nih kontol.., ayo pegang..!" kata Doni sambil menarik tangan Gerald dan ditempelkannya di batang kontolnya sekaligus kontol Ferry.
"Eh, ngapain nih pada..?" tanya Gerald sambil agak meronta.
"Udah deh, pegang aja..!" kata Doni yang tiba-tiba menyusupkan tangannya ke punggung bagian bawah Gerald hingga enyentuh bongkahan pantat.

Gerald langsung menggeliat merasakan usapan tangan Doni pada bagian sensitifnya yang menimbulkan sensasi tersendiri, sehingga Gerald tidak lagi meronta dan malah menikmati genggaman tangannya pada batang kontol Ferry dan Doni. Ferry pun tidak mau kalah, tangannya ikut masuk menggerayangi dada dan tetek yang kiri sambil memilin-milin lembut puting Gerald yang semakin mengeras.
"Aaah.., ssshh..," desahnya merasakan kenikmatan sambil tangannya terus menggenggam dan sesekali mengocok batang kontol mereka.

Mereka serentak menghentikan kegiatannya, dan menyuruh Gerald berdiri dari kursi menuju ke ranjangnya. Daster Gerald yang sudah tidak karuan menyangga tubuhnya langsung terlepas bersamaan dengan tangan Ferry yang menarik cepat tali kancut celana pendeknya. Sambil memegangi tangan Gerald, kini mereka dapat bebas melihat kemulusan pantat Gerald.

Gerald disuruh berhenti di dekat ranjangnya, dimana aku sudah duduk menunggu, duduk di pinggir ranjangnya tanpa busana. Gerald semakin pasrah sambil berdiri waktu Ferry dan Doni merentangkan kedua tangannya, dan mulai menciumi dari mulai ujung jari hingga ke lengan bagian atas. Bulu-bulu halus Gerald langsung berdiri menerima perlakuan ini. Kecupan dan permainan lidah Ferry dan Doni di sepanjang kulit tangan Gerald membuatnya seperti terbang melayang. Rintihannya semakin menggila sewaktu mereka menaikkan tangan Gerald ke atas dan menyusupkan bibir-bibir mereka ke ketiaknya.

Jilatan-jilatan Ferry dan Doni yang belum pernah Gerald rasakan sebelumnya itu, membuat Gerald menggelinjang kegelian penuh rangsangan. Kepalanya yang menengadah ke atas langsung disambut dengan ciuman Doni di samping leher dan telinganya, sementara Ferry meneruskan jelajahan bibir dan lidahnya yang liar ke samping pinggang Gerald. Sementara tangannya di atas memegang kepala Doni yang asyik menyusuri telinga dan tengkuknya, aku berdiri dari ranjang dan tak kusia-siakan dada bidang GErald yang membusung itu dengan kukecup lembut di sekitarnya. Putingnya yang mencuat kujilat, kukulum dan kuhisap bergantian yang membuat tubuhnya bergetar hebat menahan nikmat.

Desahan dan erangannya yang semakin mengeras tidak terdengar lagi, karena tiba-tiba Doni membungkam mulut Gerald dengan mulutnya yang liar sambil memiringkan kepala Gerald. Mau tidak mau Gerald melayani permainan bibir dan lidah Doni yang menari-nari di dalam rongga mulutnya.
"Mmph... mmph..," erangnya di tengah hebatnya serangan kami bertiga.

Sementara itu Ferry sudah berada di bawah tubuh Gerald yang asyik menciumi belakang batang kakinya mulai dari paha, betis hingga tumit kakinya. Tangan Ferry yang tadinya meremas-remas pantat Gerald, tiba-tiba begitu cepat turun ke bawah, hingga akhirnya dibelahnya gundukan pantat Gerald tersebut. Pemandangan indah tonjolan kontol Gerlad yang besar tidak kusia-siakan dengan bibirku.

Setelah puas memutar-mutarkan lidahku di seputar perut dan pusarnya, aku kembali duduk di pinggir ranjang dengan posisi wajahku berhadapan dengan kontol Gerald. Tanganku kemudian menarik pinggulnya lebih mendekat ke arah wajahku, dan bibirku langsung mengecup gundukan kontol Gerald dengan lembut yang membuatnya menggeliat merasakan sensasinya.

Tidak puas dengan itu, makin kuturunkan tubuhku ke bawah dengan posisi berlutut. Tanganku kemudian merenggangkan kakinya, hingga selangkangan Gerald terbuka bebas dan tonjolan kontol itu menggantung di depan wajahku. Tidak lama kemudian kubenamkan wajahku ke selangkangan Gerald yang kemudian diikuti oleh usapan lidah Ferry di seputar belahan selangkangan, buah peler hingga batang kontol. Gerald semakin hebat menggelinjang, apalagi sewaktu aku sudah mulai menjilat dan mengisap kontolnya dari bawah yang membuat kontolnya semakin basah.

Gerald sudah tidak tahan dan mencoba meronta, tapi kami malah semakin menggila. Tubuh Gerald kami dorong ke ranjang, dan kusuruh menungging di pinggir ranjang dengan posisi kakinya menggantung. Doni naik ke ranjang dan berlutut di depannya dengan kontolnya yang mengarah ke wajah Gerald. Tangan Doni kemudian memegang rambut Gerald dan menengadahkan kepalnya.
"Buka mulutmu..!" perintah Doni yang segera diikuti, karena memang Gerald sudah horny sekali, dan ingin melakukan apa saja.

Begitu mulutnya terbuka, masuklah batang kontol Doni yang tegang itu sedikit demi sedikit. Gerald mulai merasakan nikmatnya mengemut kontol Doni dengan memaju-mundurkan kepala sesuai gerakan tangan Doni di rambutnya.
"Ayo isep dan jilat sepuasmu..!" perintah Doni lagi yang segera diikuti Gerald dengan menjilati sepanjang batang kontolnya yang divariasi dengan mengemut kepala kontolnya.

Sambil terus menghisap, Gerald merasakan ada sesuatu di bawah selangkangannya. Ternyata kepala Ferry sudah menengadah di antara kedua paha Gerald dengan posisi badannya berada di bawah ranjang. Bibir dan lidah Ferry mulai beraksi dengan buasnya di kontol Gerald. Yang membuat Gerald semakin histeris adalah ketika aku menyambut goyangan-goyangan pantatnya yang mencuat ke atas dengan menyapukan lidahku ke belahan pantat Gerald dengan sesekali menusukkan ujung lidahku ke lubang pantatnya.

Tanganku pun tidak mau tinggal diam, maju ke depan meremas-remas dadanya yang bidang. Lengkaplah sudah bagian-bagian sentra kenikmatannya diserang habis-habisan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan indah ini. Kutarik kepalaku dari pantatnya, dan kugantikan dengan menusukkan kontolku ke lubang pantatnya dari belakang. Dan untuk mempermudah genjotanku, Ferry memindahkan kepalanya dari selangkangan Gerald ke kontol Gerald, sehingga sodokanku tertahan oleh kuluman Ferry pada kontol Gerald.

Bersamaan dengan semakin cepatnya gerakan maju-mundur kontol Doni di mulut Gerald, kupercepat juga sodokan kontolku ke lubang pantat Gerald sambil mencengkeram keras pinggulnya. Sampailah pada erangan keras Gerald diikuti dengan mengejangnya tubuhnya tanda mencapai puncak. Terasa hangatnya cairan sperma Gerald menyemprot di mulut Doni.

Tanpa istirahat, Doni yang lalu mencabut kontolnya dari mulut Gerald, membaringkan dirinya dan menarik tubuh mulus Gerald ke atasnya, hingga posisinya jadi berjongkok dengan bongkahan lubang bantat yang tepat berada di atas kontol Doni yang masih tegak berdiri. Sesaat kemudian, terbenamlah kontol Doni bersamaan dengan diturunkannya tubuh Gerald. Erangan Gerald terdengar cukup keras merasakan nikmat, dan semakin memacunya untuk mempercepat pompaan pada kontol Doni.

Sementara itu, Ferry yang menunggu giliran mengambil inisiatif dengan berdiri di samping Gerald, dan memasukkan kontolnya ke mulut Gerald dengan memutar sedikit kepalanya. Lubang pantat dan mulut Gerald kembali bekerja keras memompa, sementara aku juga tidak tinggal diam dengan menarik kedua tangan Gerald ke belakang, lalu menjilat-jilat putting di dada kirinya yang terguncang-guncang seirama naik-turunnya tubuhnya sambil tanganku terus mengocok kontol Gerald.

Rupanya Doni mencapai puncaknya lebih cepat. Ia menekan tubuhnya ke atas yang diimbangi Gerald dengan menahan ke bawah. Ferry yang sudah tidak tahan kontolnya dilumat, langsung mengambil inisiatif dengan mendorong tubuh Gerald ke samping hingga merebah di ranjang. Kedua tangan Gerald direntangkan ke atas, hingga berpegangan pada ujung tiang ranjang, lalu kedua kakinya direntangkan, dan Ferry ambil posisi di antara kedua paha Gerald. Lubang pantat Gerald yang terbuka langsung dihujam oleh kontol Ferry yang masih basah bekas lidah Gerald. Ferry mulai menyodokkan kontolnya dengan lembut yang membuat Gerald mengerang dan berusaha mengimbangi dengan memutar-mutar pinggulnya.

Sementara itu, Doni yang berada di samping Ferry membantu merangsang Gerald dengan menciumi, menjilat, dan mengulum jari-jari kaki Gerald yang mulus itu. Bibir sensual Gerald yang terus mengerang itu membuatku tidak tahan melihatnya. Aku bergerak maju dan kukangkangi wajahnya, hingga kontolku yang masih tegang berada tepat di depan mulutnya. Kuangkat sedikit kepalanya dan kudorong masuk kontolku. Gerald pun menyambut dengan ganas perlakuanku ini. Dihisap dan dikulumnya kontolku dengan bibir dan lidahnya.

Genjotan kontol Ferry semakin cepat di bawah yang membuat Gerald menggelinjang hebat.
"Mmmh.. mmph.. mmmph..," teriak Gerald tertahan kontolku di mulutnya bersamaan dengan melengkungnya tubuh Gerald ke atas.
Gerald telah mencapai puncaknya bersamaan dengan Ferry.
"Tunggu, aku juga mau keluar..!" kataku lagi sambil melepas kontolku dari mulutnya dan mengocok kontolku di depan bibirnya yang sengaja dibukanya lebar.
"Aaagghh..!" erangku yang bersamaan dengan semprotan maniku ke wajah dan mulut Gerald.

Tak hanya itu, waktu semprotanku berhenti, langsung dikulumnya kontolku lagi dalam-dalam yang membuatku terasa ngilu tapi nikmat sekali. Akhirnya kami berempat merebah jadi satu di ranjang dengan perasaan puas yang mendalam. Yang jelas kami semua merasakan 'asyiknya rame-rame', mirip dengan slogan iklan rokok di TV.



0 komentar: