BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Keperjakaan Raymond

Aku seorang mahasiswa Teknik Mesin di UI Jakarta, saat ini aku berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Malang. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota kelahiranku tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Apel itu.
Secara tak sengaja aku memandangi seorang cowok yang bisa dikatakan cakep. Wajahnya polos dan manis. Dia sedang berdiri di pingir pagar pembatas lantai dekat eskalator.

Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Raymond, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan cowok muda seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Aku berusaha agar dia tidak merasa aneh karena aku yang cowok ini sering menghubungi dia yang cowok juga. Aku menjaga sikap dan isi pembicaraanku wajar saja.

Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton bioskop di mall tempat dulu pertama kali ketemu. Usai nonton, aku ajak dia makan malam. Rupanya kami pulang hampir larut malam. Dan dia bilang tidak berani pulang kalau terlalu malam. Selain takut mengganggu ortunya yang sudah tidur, juga ga enak dengan tetangga jika ketok ketok pintu malam-malam. Akhirnya aku tawari untuk tidur di rumahku, dan dia setuju.
Lalu segera aku lajukan sepeda motorku ke rumah. Rupanya di rumah, ortuku juga sudah tertidur. Lalu segera aku suruh dia masuk ke kamarku di lantai atas.

Malam itu udara agak dingin karena tadi sore abis ujan. Raymond permisi untuk ke kamar mandi sekalian aku berikan kaos dan celana boxer untuk ganti pakaian.
Saat kulihat Raymond dengan celana pendek dan kaos singlet itu, betapa mulus pahanya. Mungkin karena Raymond masih remaja. Dan yang membuatku bergetar adalah kulitnya yang putih dan sedikit cubby. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.
Lalu muncul niat nakalku, aku segera menyusul Raymond ke kamar mandi. Rupanya Raymond lupa mengunci pintu kamar mandi, sehingga saat aku mendorong pintu kamar mandi, terbukalah pintu itu. Raymond terkaget dan segera ngumpet di pojok kamar mandi. Bukannya pergi dan menutup pintu, aku malah masuk. Raymond mempelototiku memprotes perbuatanku.

“Kak, keluar dong. Malu”,teriaknya.
Aku segera menempelkan jari telunjukku di bibir, menuruhnya untuk tidak terlalu keras bersuara.
“Ga papa. Kan kita sama-sama cowok”,ujarku menenangkan dia.
Lalu aku langsung membuka celana dan bajuku, bertelanjang. Melihat aksiku ini, Raymond mengerutkan dahinya sambil terus menutupi batang kontolnya dengan kedua tangannya.
Aku malah bersikap merasa tidak berdosa dan segera mengambil gayung dan menyiram tubuhku. Lalu mengambil sabun dan menyabuni bulu bulu kelaminku hingga berbusa banyak. Lalu tangan kananku menggosok kontolku dengan busa sabun itu. Sengaja aku hanya menyabuni bagian selangkanganku saja. Raymond menyaksikan aksiku dengan wajah memerah.
Lalu aku seger menyudahi aksi nakalku dan segera menyabuni sekujur tubuhku dan membilasnya. Langsung aku memakai handuk dan segara memakai baju kembali. Sementara Raymond masih berdiri di pojok kamar mandi sambil menutupi alat kelaminnya dengan kedua tangannya.

Aku tinggalkan Raymond di kamar mandi dan kembali ke kamar tidur. Lalu aku segera merebahkan tubuhku di kasur.
Tak lama kemudian, Raymond masuk ke kamar tidur dan dia masih terlihat bingung. Mungkin dia merasa sungkan untuk tidur di sebelahku. Tetapi dia tidak punya pilihan lain, karena kamarku juga tidak ada karpetnya.
Aku diam saja sambil pura pura sudah tidur. Lalu Raymond duduk di pinggir ranjangku sambil matanya mengawasi aku dan sekeliling kamarku.
Entah karena ngantuk akhirnya Raymond merebahkan tubuhnya di sampingku. Hampir 1 jam aku membiarkan Raymond tidur disebelahku. Lalu aku mulai dengan aksi nakalku lagi. Aku bergumam seolah tertidur dengan membalikkan tubuh, tapi tanganku pindahkan hingga menyentuh pahanya.

Lama tanganku berada di paha Raymond, sesekali aku menggerakkan tanganku seolah melakukan elusan lembut. Setelah 10 menit tanganku di paha Raymond, tangan kugerakkan ke atas, tepat di selangkangannya. Betapa terkejutnya aku, karena jendolan di celananya itu terbentuk karena kontolnya setengah tegang. Aku remas pelan kontol itu, sambil aku genggam, ternyata kontol itu semakin mengeras. Kuperhatikan mata Raymond masih tetap terpejam.
Apakah dia tertidur?
Mengapa kontolnya menegang?
Lalu aku meneruskan aksiku meremas kontolnya pelan-pelan. Saat itu akal sehatku sudah terkalahkan oleh nafsu birahiku yang sudah membuncah di ubun ubun. Karena tak tahan, kusingkap celana boxer Raymond dan celana dalamnya. Kudapati batang kontol Raymond yang tegak teracung bagaikan seorang prajurit lengkap dengan topi bajanya berdiri tegak.

Dengan cekapatn aku menunduk dan seger aku lumat batang kontol Raymond yang sudah mengeluarkan cairan precum itu. Rasa asin kurasakan di lidahku, membuatku semakin beringas menjilati batang kontol Raymond dari mulai pangkal sampai kepalanya, terus menerus. Aku merasakan kenyalnya batang kontol itu hingga membuat tubuhku berkeringat hebat menahan rasa yang amat sangat nikmat.
"Panjang juga batang kontol remaja tanggung ini",aku membathin seraya terus mengulum kontol Raymond masuk ke dalam mulutku. Sesekali aku menghisapnya dengan lembut. Aku terus mengulum kontol dengan kepala membesar dan batang yang lurus itu semakin lama semakin cepat.

Tiba-tiba ada sesuatu dari dalam kontol Raymond yang ingin mendesak keluar. Merasakan hal itu semakin kepercepat ritme kulumanku di batang kontol cowok muda ini. Sambil tanganku menelusup ke balik celanaku dan mengocok batang kontolku sendiri. "Aaahh..", Raymond terdengar mengerang lirih dan tubuhnya mengejang sesaat ketika cairan itu mendesak keluar dan muncat di dalam mulutku. Aku perhatikan mata Raymond masih terpejam, tapi mengapa tubuhnya mengejang dan terguncang saat spermnya muncrat di mulutku. Apakah dia tertidur dan bermimpi, ataukah memang pura pura tidur dan menikmati service yang aku berikan?

Semburan sperma Raymond membuat nafsu birahiku semakin meninggi dan itu mengakibatkan rudalku semakin mencapai ereksi yang maksimal. Terus kukocok rudalku sambil kunikmati cairan sperma Raymond yang masih menyembur di mulutku. Aku merasakan nikmat dan geli yang luar biasa ketika kocokan tangan di kontolku kupercepat. Itu membuat diriku seperti melayang ke udara. Aku pun mulai menggoyangkan pantatku naik turun mengmbangi kocokanku. Sementara mulutku masih menghisap dan menyedot sisa sisa sperma di kontol Raymond.
"Aaahh..". bersamaan dengan tetesan terakhir sperma Raymond di mulutku, aku merasakan kontolku berkedut kedut seolah akan memuntahkan cairan hangatnya.
Kurasakan tubuhku mengejang hebat menahan kenikmatan yang amat sangat. Gelap sesaat yang diiringi kenikmatan yang luar biasa membuat tubuhku seperti melayang jauh ke awang-awang. Rasanya sangat nikmat sekali, sulit dilukiskan dengan kata-kata. Nikmatnya melebihi masturbasi yang biasa aku lakukan, karena mulutku sambil mengulum kontol pria muda. Crett..crett…semprotan spermaku membasahi celana boxerku. Akhirnya setelah hampir 9 kali semprotan sperma, aku terkulai lemas dengan napas yang terengah-engah.

Aku membaringkan tubuhku yang lemas di samping Raymond. Kuperhatikan wajahnya masih tetap, dan matanya masih tertutup. Lama aku merenung memikirkan kejadian tadi. Hampir 1 jam mataku tak kunjung terpejam. Aku tersenyum sendiri sambil menatap wajah manis Raymond. Lalu spontan aku mencium pipinya yang gembol itu. Karena Raymond masih terdiam, kucium bibir ranumnya yang berwarna merah dan selalu basah itu. Tiba tiba batang kontolku kembali berdiri menegang. Prajuritku sedikit demi sedikit mulai kembali berdiri tegak lagi. Lalu aku bergerak menindih tubuh Raymond. Dia masih terdiam, lalu kepalaku turun ke bawah menuju alat kejantannya. Kusingkap dan kupelorotkan celana boxer dan celana dalamnya. kontol itu masih terkulai lemas. Dengan gemas kulumat dan kukulum kulum. Rupanya beradu dengan lidahku membuat kontol itu menegang dan mengeras. Semakin bernafsu aku mengulum dan menjilati batang kontol Raymond.

Akhirnya dalam sekejap, batang kontol yang berwarna coklat muda itu berdenyut denyut tegang berdiri. Aku berdiri mengambil lotion dan segera kuoleskan ke batang kontol itu. Kukocok sebentar sebelum lumuran lotion itu kutambahkan dan kuoleskan ke lubang anusku. Dua jari kumasukkan untuk melemaskan otot otot lubang anusku. Lalu dengan mengambil posisi jongkok di atasnya, kuarahkan kepala kontol Raymond ke arah lubang pantatku. Saat ujung kontol itu menyentuh dan menembus lubang anusku, kurasakan tubuhku bergetar seolah aliran listrik menyengatiku. Segera kulesakkan pantatku hingga batang kontol panjang milik pria muda itu amblas terbenam di dalam lubang anusku. Tubuku bergetar merasakan benda kenyal menembus dinding anusku. Segera kugoyang pantatku diiringi gerakan naik turun agar kontol itu melesak masuk keluar di pantatku. Kurasakan kenikmatan saat batang itu menembusi lubang boolku. Kupercepata goyangaku dan semakin lama semakin kutambah pinggulku bergerak. Wajah manis Raymond masih terpejam. Dengan gemasnya segera kurengkuh pundaknya dan kupaksa Raymond berdiri. Dengan mata sedikit membuka, kini posisi Raymond duduk berhadapan denganku sementara batang kontolnya menancap di pantatku. Aku peluk tubuh pria muda itu dan kugoncang goncang. Antara sadar dan tidak, bukannya berontak atau berteriak, Raymond malah menggoyangkan pinggulnya menyodok pantatku yang ditancapi batang kontolnya.
"Oohh...... Nik... mat," suara Raymond membisik lirih.
Aku semakin mempercepat menaik-turunkan pantatku, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali aku memutar-mutar pantatku, kontolya serasa mengaduk-aduk dilubang pantatku. Dia tak mau kalah, diimbangi gerakkanku dengan menyodok-nyodokkan pantatmya ke atas. Seirama gerakkan pantatku.

Oh, senangnya melihat kontolnya sedang keluar masuk di lubang pantatku. Bibirku menjilati dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku yang satu mendekap erat pinggangnya, sedang tangan kananku mengocoki batang kontolku sendiri. Semakin lama semakin cepat dia menggenjot dan menaik turunkan pantatku. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan batang kontol Raymond berkedut-kedut semakin keras.

"Ohh...... Aku... Mau... Keluarr," pekiknya.
"Tahan... ya dikkk... Akuu... Belumm... Mauu,"sahutku.
"Akuu... Tak... Tahann...," teriaknya keras.
Tangannya mencengkeram keras punggungku.
"Akuu... Ke... Ke... Luarr...," jeritnya panjang.
Tanganku semakin cepat mengocok-ngocok pangkal kontolku. Dan mulutku mengulum pentil dadanya dengan lahapnya.

Akhirnya kontolku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Lalu tangan Raymond kuraih dan kuarahkan untuk menggenggam dan mengocok kontolku.
"Akhh...... Akuu... Mau keluarr," teriakku.
Raymond semakin cepat mengocok batang kontolku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat dan tumpah ke perutnya.
Lalu aku merebahkan tubuhku di ranjang karena lemas. Dan Raymond kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Sambil menindihku dia tersenyum puas....

0 komentar: