BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Calon Suami Adik Ipar

Keluargaku dan keluarga istriku tergolong keluarga besar. Bahkan di rumah yang kami tempati, tidak hanya aku dan istriku saja yang tinggal. Adik dari istriku Karina juga turut tinggal di rumah kami.

Namanya Yolanda. Enam bulan kedepan, Yolanda akan menikah dengan pemuda dari Banyuwangi, Andi namanya. Mereka juga sudah bertunangan, karena sudah melewati upacara lamaran. Sekarang Andi mulai mempersiapkan pernikahannya. Makanya dia pindah kerja ke kota Malang ini. Sebelum dia mendapatkan rumah kontrakan, Yolanda meminta ijin padaku agar calon suamintya ini diijinkan tinggal sementara di rumahku. Karena memang rumah ini cukup besar dan memiliki banyak kamar, akupun tidak keberatan. Bahkan rumah pavilliun di kanan rumah itu bisa ditempati Andi. Andi sangat tampan, typical orang Jawa. Berkulit putih bersih dan bertubuh atletis. Usianya 26 tahun.Tingginya kutaksir sekitar 175 cm. Lebih tinggi sedikit dari aku. Setelah berbasa-basi, kami persilahkan Andi untuk beristirahat di kamarnya. Mungkin dia lelah setelah perjalanan yang cukup panjang dari Banyuwangi ke Malang.

Malamnya setelah makan malam, kami mengobrol di ruang tamu sambil menonton TV. Jam sembilan malam Karina pergi tidur karena harus meneteki putra bungsu kami yang baru berusia 10 bulan. Dua mug kopi susu telah disediakan untuk kami berdua beserta sepiring gorengan pisang dan singkong. Kami mengobrol tentang banyak hal sampai menyinggung ka arah sex. Kuperhatikan wajahnya yang penuh ditumbuhi kumis dan jenggot yang dicukur bersih sehingga hanya tinggal warna kehijauan yang tampak. Sungguh lelaki yang tampan. Kedua tangannya dihiasi bulu-bulu yang hitam lebat. Otak mesumku seketika membayangkan betapa lebat dan hitam bulu jembutnya. Kuintai dadanya yang tertutup kemeja yang tak terkancing di atas, tampak bulu bulu halus yang lebat. Jam sepuluh malam Andi minta izin untuk tidur karena besok pagi dia sudah harus mulai training.

Jujur aku telah memendam perasaan yang pernah ada terhadap cowok ini sekian lama. Sebelum aku menikah dulu, memang aku pernah menjalani kehidupan seks bebas ala remaja. Beberapa kali aku dan temanku mengundang pelacur untuk pesta seks. Dan pengalamanku juga tidak hanya itu saja, temanku yang biseks juga mengajariku berhubungan dengan sesama, ketika kami melakukan orgy seks dengan dua wanita dan tiga pria. Meski pengalaman itu hanya erulang dua kali, namun cukup membekas dan memberiku pengalaman yang cukup, sebelum akhirnya aku memacari Karina dan akhirnya menikahinya. Dan kini aku telah dikaruniai dua anak yang lucu dan sehat.

Entah mengapa, pengalaman ngeseks bersama dengan teman biseks ku itu kembali menghantui isi pikiranku. Dan saat ini yang jadi obyek adalah Andi, calon iparku. Mungkin karena daya tarik seks Andi yang kuar biasa, sehingga libidoku sebagai seorang biseks muncul kembali. Dan bahkan kini lebih liar lagi. Ataukah ini karena kehidupan seksku bersama istriku Karina tidak lagi hangat, karena dia harus melahirkan dua orang putra kami. Entahlah, yang jelas kini fantasiku berhubungan seks dengan sesama pria itu begitu kuat.

Kubayangkan aku menjilati tubuh berbulunya Andi calon suami Yolanda, adik istriku itu. Dan aku membayangkan betapa keras dan besar kontol Andi, sang calon iparku ini. Andi sudah masuk ke kamarnya. Aku memutar otak bagaimana caranya agar bisa menikmati tubuhnya. Akal bulusku memunculkan ide cemerlang. Kuketuk pintu kamar sambil membawa sarung dan selimut. Andi membukakan pintu. Dia sudah membuka pakaiannya sehingga hanya memakai celana dalam saja. Kuberikan selimut dan sarung agar dia menggunakannya. Aku keluar dan meneruskan menonton TV. Film di TV tak kuhiraukan. Hanya fantasi seks liarku yang ada dibenakku. Jam 12 malam aku masih belum mengantuk. Kubayangkan Andi sedang tidur pulas. Sulit untuk menghilangkan wajahnya dari benakku. Perlahan aku bangkit menuju ke kamarnya. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang sengaja kubuka dengan kunci cadangan. Lampu tidur terpasang sehingga aku dapat melihatnya tidur dalam keremangan. Sarungku ternyata dipakainya. Mataku terbelalak ketika kutelusuri bagian atas sarungnya tertarik ke bawah sehingga mulai dari paha keatas terbuka. Andi tak memakai apapun selain sarungku. Yang membuatku terbelalak adalah kontolnya yang tegak ngaceng. Besarnya melebihi ukuran rata rata orang Indonesia.

Aku memang pernah melihat beberapa ukuran kontol teman main saat orgy party dulu. Membayangkan itu, otomatis kontolku ngaceng, napasku memburu, birahiku langsung mencuat di otakku. Batang kontolku menyeruak keluar dari balik kimono karena aku memang tak pernah memakai celana dalam kapanpun. Segera kukunci pintu kamar tanpa menimbulkan suara. Aku tak berani berbuat lebih jauh karena dia adalah calon adik iparku. Jadinya aku hanya bisa memandangi tubuh setengah telanjang yang penuh ditumbuhi bulu di mana-mana itu. Dari kursi sofa di pojok kamar aku terus mengamati tubuh nan sempurna milik calon iparku iti. Lima belas menit berlalu, tanpa aku berbuat apa-apa selain memandangi tubuh telanjang Andi. Kulihat sejak tadi Andi tidur agak gelisah. Tangan dan kakinya bergeser dan mulutnya bergumam tanpa arti. Setelah agak tenang kulihat tangan kekar dan berbulu miliknya merenggut batang kontolnya sendiri. Telapak tangannya mengelus-elus kepala kontolnya sampai kulihat telapak tangannya berlendir oleh cairan precum.

Aku bangkit dari sofa mendekatinya.Tangan Andi mulai bergerak ke atas dan ke bawah pada batang kontol raksasanya. "Mau dibantu,Dik Andi?" tanyaku dengan suara agak bergetar disertai keberanian yang nekat. Aku berharap Andi tidak marah dan malu kepadaku. Kulihat dia membuka matanya dan terkejut melihatku ada disampingnya.
Dia langsung membelalakkan mata ketika tau aku berada di dalam kamar.
“Kok Mas ada disini”,tanyanya heran.
“Iyah, aku tadi ga bsa tidur trus jalan ke dekat pavilliun ini. Aku dengar Dik Andi berteriak-teriak, aku pikir ada apa”,aku berusaha mengarang cerita.
Kupikir Andipun tidak akan mempercayai omonganku saat keadaan normal, namun saat ini dia tidak dapat berfikir jernih karena baru terbangun dari tidurnya.

"Ohh, iyah aku bermimpi!, Aku barusan mimpi berpelukan dan berciuman dengan Karen.Rasanya seperti sungguhan dan aku sudah enggak tahan"jawabnya.
"Enggak apa-apa, kok! Itu hal yang wajar. Mas juga lagi horny habis nonton bokep sendirian, Lagian Mbak Karina kelihatannya capek sekali, mas enggak tega membangunkannya untuk ngajak gituan", kataku berbohong.
"Mau kan, saling membantu?" tanyaku lagi dan tanpa menunggu jawabannya, aku segera menindih tubuhnya setelah menyingkapkan sarungnuya.

Kutindihi Andi sambil meremasi bagian selangkangannya yang masih menegang. Kuserang dia dengan ciuman ganas. Awalnya Andi tak merespon. Tapi karena kepiawaianku berciuman dan bermain lidah, akhirnya Andi membalas ciumanku.Ciumanku turun ke leher, kemudian kedua puting susunya, kemudian seputar perutnya, kemudian jembut rimbunnya, dan akhirnya kujilati dan kukulum kontolnya dengan penuh nafsu. Andi mengeliat kenikmatan. Matanya terpejam dan memusatkan saraf rasanya ke kontolnya yang sedang kukulum. Dia mendesis. “Uhh…geliiiiii maaaaaas…enakkk mass…….akhhhhhh” Tangannya meremas kepalaku bahkan menjambaki rambutku. Sesaat dia menggelinjang menaikkan pantatnya sehinga mendorong kontolnya semakin masuk ke mulutku.
“Oh yessss…yahhhhhhhhhhh” Tentu saja kontol sebesar itu tak lebih hanya separuhnya yang dapat kutampung di mulutku. Kujilati batang berurat itu dengan cekatan agar dia tetap merasakan nikmat jilatan lidah basah nan hangat ini.
Sesekali kuselingi dnegan mengocok kocok batang kontol itu dan menekan nekan perbatasan anus dan buah zakarnya.

Aku ingin merubah posisi. Kuputar badanku mengarahkan kontolku ke mulutnya membuat posisi 69. Sengaja kutekan kontolku yang keras dan panjang ke mulutku. Mulanya dia menghindari kontolku. Mungkin dia merasa jijik. Tapi lama kelamaan, entah karena dia sudah sangat terangsang oleh suasana ini, atau karena dia melihat aku yang sudah beristripun mau melakukan itu, akhirnya perlahan dia masukkan kepala kontolku ke mulutnya. Dicobanya untuk melakukan seperti yang kulakukan pada kontolnya. Meskipun tak senikmat yang pernah aku rasakan ketika kontolku dikulum, tapi aku menikmatinya. Dan, karena aku telah menahan nafsu sejak kedatangannya, maka aku tak dapat menahan desakan spermaku untuk memuntahkannya melalui lubang kencing. Andi tak kuasa menahan semburan spermaku, lagipula dia tak menyangka aku akan mencapai klimaks dalam mulutnya. Crettt crett crett spermaku muncrat dan menyembur keluar sewaktu kontolku masih dikulumnya. Karena begitu banyaknya, spermaku berhamburan keluar dari mulutnya. Dia tersedak dan batuk batuk. Aku merasa kasihan padanya yang telah memaksakan kehendakku, ngencret di dalam mulutnya.

Mungkin ini pengalaman pertama kali baginya.
Sementara itu, mulutku sudah agak kaku mengulum kontolnya yang ukuran jumbo itu. Kini aku akan memberikan sentuhan akhir yang mengesankan. Aku ingin memberinya sensasi berbeda. Segera kurubah posisiku menduduki tubuh telanjangnya. Setelah lubang anusku kuolesi ludahku, perlahan kumasukkan kepala kontol Andi ke lubang anusku.
Blesss….kepala kontol itu bisa masuk.
Kemudian perlahan kutekan pantatku ke bawah sampai akhirnya seluruh batang kontol Andi masuk ke liang anusku. Clapp….batang kontol besar itu tertelan lubang anusku. Sesaat kurasakan sakit karena pelumasnya tidak cukup banyak, namun sesaat kemudian rasa sakit itu berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa.

Aku menlenguh. “Ohhhh yessss…………shhhhhhhhhhhhhhh”
Andi pun kulihat merasakan kenikmatan yang sama. Dia menaik turunkan pantatnya seirama dengan goyangan pinggulku. Kontolnya keuar masuk dengan irama ritmis. Sesekali dia menepuk pantatku, agar cengkeraman dinding anusku merapat lagi. Kemudian Andi bangkit duduk mengganti posisi berbaring. Kini kami berhadap hadapan sambil terus bergoyang. Akupun mengimbangi goyangannya sambil terus tanganku menggerayangi titik titik sensitifnya. Kini Andi yang mengambil inisiatif. Dia menyerang dengan ciuman panasnya. Bibirnya memagut bibirku.Lidahnya melilit lidahku. Hangat kuasakan lidah itu. Sementara goyanggan pantatnya semakin kencang. Andi mendesis desis karena merasa keenakan.

“oohhh..mas….aaahh…Ohh…….”
Dia terus menggenjot pantatku. Kontolnya ditusukkan. Lalu dikeluarkan lagi. Ditusukkan dengan keras lagi. Dimasukkan lagi. Begitu berulang ulang. Lubang anusku terasa berdenyut denyut saat menjepiti batang kontol Andi yang besar dan berurat itu.
Akupun mengerang erang penuh nikmat.
“Ayoo mas, sodok terus mas. Lebih dalam mas. Lebih dalam lagi. Ouuuuhhhh. Enak masss”
Andipun semakin ganas menggenjoti pantatku, sampai akhirnya dia mengejang dan bergetar. “Mass…aku mau keluarrrrr..aku ga tahan lagii…ahhhhhhhh”.
Crettt cretttt.. cretttt maka menyemburkan sperma hangat di liang anusku. Kurasakan anusku berkedut kedut dan terasa aliran sperma Andi yang memenuhi dinding anusku.
Aku menyayangkan semburan spermanya di anusku, karena aku sangat ingin menelan spermanya. Tapi tak apalah. Masih ada satu bulan penuh waktuku bersamanya.

Kami berdua tergeletak di atas kasur kelelahan.Kuciumi sekujur tubuhnya dari kepala sampai ke kakinya sebelum aku meninggalkan kamarnya. Akupun harus mandi sebelum tidur di samping Karina istriku untuk menghilangkan bau sperma khas lelaki.Terima kasih, Andi. Semoga besok malam kau yang akan memintaku untuk tidur bersamanya. Kuharap dia menikmati permainan sex sejenis ini dan melakukannya setiap malam bersamaku. Dan semoga kejadian ini tidak akan mengubah rasa cintanya kepada Yolanda sampai mereka menikah. Dan aku akan dapat terus berhubungan dengan Andi yang tampan ini dan menikmati sensasi seks yang berbeda tanpa ada yang tau, karena masing masing telah beristri.

0 komentar: