BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Trauma Masa Lalu

Dulu masa kecilku, saat aku baru lulus SD, aku pernah mendapat pengalaman seks pertama kalinya dari Pakdeku. Saat itu aku yang sedang berkunjung ke Majalengka, untuk mengisi liburan sekolah. Kejadian itu terjadi saat malam hari, ketika aku sedang tertidur. Saat itu aku dioral dan aku juga disuruh mengoral kontol Pamanku.

Bahkan puncaknya, Pamanku akan melakukan aksi sodomi padaku meski akhirnya kejadian itu tidak sampai tuntas, gara-gara hampir kepergok Tanteku. Keesokan harinya aku minta pulang lebih cepat dan berjanji untuk tidak akan pernah lagi bertandang ke rumah saudara Ibuku ini lagi. Ada rasa trauma yang menghantuiku. Dan kini setelah aku bekerja jadi konsultan sekaligus nyambi jadi broker property, ternyata kejadian masa lalu itu begitu membekas. Entah trauma ataukah terobsesi, justru aku berniat meniru untuk melakukan aksi pamanku itu. Dan pikiranku justru tertuju pada Andhika, anak jalanan yang terbiasa minta nebeng saat di perempatan jalan dekat rumahku.

Sudah beberapa kali Andhika ini nebeng kendaraanku saat pagi hari akan berangkat mengamen atau mengemis di perempatan jalan. Dua kali dia nebeng saat aku membawa sepeda motor, dan sekali saat aku membawa mobil. Saat aku membawa mobil, memang sengaja aku menghentikan kendaraanku dan memanggilnya untuk barengan ke arah Rampal. Kebetulan lokasi kantorku juga searah dan melewati perempatan Rampal. Seperti pagi ini, aku sengaja membawa mobil dan dari jauh nampak Andhika sedang mencegat kendaraan yang lewat untuk ditebengi. Namun beberapa kendaraan melaju dan tidak menghiraukan Andhika, karena mereka takut telat dan semuanya buru buru menuju tempat kerja.

Aku hentikan mobilku dan kusembulkan kepalaku dan memanggil Andhika. Dia tersenyum dan berlari menuju mobilku. Kubukakan pintu depan sampingku. “Hallo Andhika. Apa Kabar”,sapaku beramah tamah. Dan Andika membalas dengan senyuman khasnya. “Met pagi juga Om. Oleh numpang sampe Rampal ya”,tanyanya ramah.
Andhika ini meski anak jalanan yang suka mengemis, namun tubuhnya sebenarnya cukup bersih dan berisi. Kulitnya putih bersih, dan rambutnya hitam ikal. Mungkin karena orang tuanya tidak punya biaya untuk menyekolahkan dia, sehingga Andhika terpaksa harus megamen di perempatan jalan.

“Eh, Andhika biasanya kalau ngamen dapat uang berapa per harinya”,tanyaku membuka obrolan.
“Ga tentu Om Kadang 50 ribu. Kadang kalau sepi atau hujan, cuma 30 rebu saja”,terang Andhika.
“Sekarang lagi mendung, kayaknya akan hujan seperti kemaren. Brarti hari ini akan dapat sedikit”,tanyaku lagi.
“kemungkinan begitu Om. Karena kemaren hujan lebat, dan aku Cuma bisa dapat 24 rebu”.jelas Andhika.
“OK. Gmana kalo sekarang Andhika tidak usah ngamen dari pagi sampe malem, tapi Andika ikut Om. Nanti pulangnya Andika aku kasih 50 ribu”,pancingku.
“Jadi nemani Om jalan”lanjutku.
“Mau saja. Tapi diajak kemana Om?”tanya Andika.
“Kalo kamu setuju, kamu ikut saja lah,’tawarku dan melihat ke arah Andhika yang megangguk setuju.

Segera kularikan mobilku ke salah satu rumah di perumahan River Side di daerah Arjosari yang memang sedang dititipkan pemiliknya padaku untuk dijualkan.
“Kamu udah makan?”tanyaku pada Andika.
“Sudah Om”,jawabnya polos.
“Kamu juga udah mandi kan?”,tanyaku balik.
“Iyah, sudah tadi pagi Om”,jawabnya.
Aku hidupkan televisi di display depan. Dan Andhika rupanya cukup senang menonton tayangan di layar TV mobilku.
Sesampainya di rumah di bilangan River Side, kubuka pagar dan kuparkir kendaraanku. Setelah menutup pagar, aku kembali ke mobilku dan kucari VCD dari rak mobil. Aku hidupkan player mobil dan kuganti tayangan televisi dengan VCD semi ini.
“Nyetel apa Om”tanya Andhika polos.
“Ini kemaren aku baru dapet VCD dari teman”,jawabku singkat.
VCD ini adalah film semi porno dengan tiga babak. Ada sesi lesbian, sesi hetero dan sesi gay. Sengaja aku langsung pada sesi heteroseks.
“Andhika pernah liat VCD begini?”,tanyaku.
“Pernah waktu rame rame dengan teman-teman”,jawabnya polos.

Segera tayangan film itu berputar dan Andhika antusias menyimak. Tak lama, masuklah adegan erotis senggama dan aku lihat Andhika mulai gelisah duduknya. Pergantian film ke sesi gay, membuat Andhika cukup serius menyaksikan tayangan dua cowok seolah saling oral dan saling sodomi. Akhir dari film semi ini aku lihat raut muka Andhika cukup kecewa.
“Kok Cuma begitu saja Om. Ga ada yang lebih seru”tanyanya.
Wuah…kebetulan neh. Segera kuambil VCD bokep hasil back up dari temenku.
Adegan demi adegan panas dua cowok menghadapi satu cewek, disimak Andhika dengan antusias. Beberapa kali dia membetulkan celananya.
“Rupanya Andhika terangsang yah”.pancingku. Dan Andhika Cuma tersipu malu.
“kontolmu gede ga”,tanyaku sambil tangaku memegang bagian resleting celananya. Kurasakan jendolan yang keras. Dan Andhika buru buru menepis tanganku.
“Ga papa. Kan sama sama cowok. Lagian Om juga terangsang juga”,pancingku.
“Andhika pernah onani ga?”,tanyaku.
“Apa itu OM”,tanya Andhika yang tak paham istilah onani.
“Anu…itu loh. Ngocok kontol sendiri”,terangku.

Andhika cuma memandangku sekilas dan nampak raut wajah malu.
“Yuk kita ngocok bareng”,pancingku lagi.
Dan aku segera membuka resleting celanaku dan memasukkan tanganku ke dalam celanaku. Aku melakukan gerakan gerakan mengocok kontol. Dan rupanya Andhika cukup tertarik dengan aksiku dan dia melongok ke celanaku, berusaha ingin tau kontolku.
“Punya Om, besar ya”,tanyanya lugu.
“Kamu mau tau? Kalau mau tau, aku kasih liat. Tapi Om juga boleh kasih liat punya Andhika ya”,bujukku.
Andhika hanya terdiam, dan itu kumanfaatkan untuk mengeluarkan kontolku. Andhika memandangi kontolu. Dan kesempatan sekilas kumanfaatkan untuk merogoh kontol Andhika. Dia agak mengelak, namun posisi duduknya yang terdesak pintu mobil, membuatnya tak leluasa bergerak. Dan tanganku berhasil menyusup ke balik celana panjangnya. Rupanya kontol Andhika telah menegang keras. Aku genggam kontol mungil itu, dan aku remas dengan lembut. Kupandangi wajah Andhika sambil tersenyum. Rupanya Andhika cukup tegang, namun dengan senyumku dia mulai agak tenang.

Aku berusaha menenangkan Andhika sambil tanganku satunya mengelus rambutnya. Andhika tetap terdiam. Sayapun dengan lembut menarik tangannya dan mengarahkan ke batang kontolku. Dia kelihatannya enggan. Aku berusaha menariknya dan kini dia mulai pasrah saja dan membiarkan tangannya ditarik oleh saya. Saya mendekat dan mencium tengkuknya. Andhika menggelinjang. Saya merebahkan tubuhnya dan dia menyerah dan pasrah saja terhadap saya. Saya tersenyum dalam hati. Saya langsung buru-buru membuka ikat pinggang dan memelorotkan celana Andhika. Kontol mungil berwarna merah itu menyembul saat celana itu kupelorotkan. Ujungnya kemerahan, dengan bulu jembut yang tumbuh tipis sekali. Sungguh lucu bentuk kontolnya.

Saya langsung mencium lehernya dengan lebut. Andhika kelihatannya belum pernah ciuman sebelumnya karena nampak sekali dia masih kaku. Lalu saya mencium ke arah dadanya yang masih mengenakan kaos. Dengan cekatan, tangan saya menyusup dan meremas-remas daerah dadanya dengan sangat kuat. Andhika kelihatannya kesakitan juga dengan remasan saya itu. Sayapun menarik-narik kedua pentilnya dengan kuat sambil memilin milinnya. “Sakit Om “ kata Andhika. Saya tidak memperdulikan rintihan Andhika. Saya menunduk dan menyingkap kaos Andhika Lalu segera bibir saya mengulum dan menggigit pentil Andhika lagi. Sambil tangan kanan saya meremas kuat pantat Andhika. Setelah puas, saya membalikkan badan Andhika sehingga Andhika tengkurap.

Saya jilat seluruh punggung Andhika sampai ke pantatnya. Saya remas pantat Andhika kuat-kuat dan saya buka pantatnya hingga terlihat anusnya yang bersih dan indah. Lalu saya balik tubuh Andhika lagi sehingga ia terlentang. Aku remas dan kocok kocok kontol Andhika yang sudah menegang keras. Lalu kusorongkan kepalaku mendekat, dan kujulurkan lidah untuk menjilati dan mengulum batang kemaluan berwarna kemerahan itu. Nampak Andhika menggelinjang kegelian bercampur rasa enak. Lalu saya balikkan badan Andhika lagi. Aku ciumi punggungnya dan turun ke pantatnya. Aku putar putar lidahku di sekitar pantatnya. Aku sibak pantatnya, dan saya jilat sekitar anus Andhika, terasa asin sedikit!. Saya tidak berani melakukan jilatan tepat di lubang anusnya. Entah kenapa.
Lalu dengan jari telunjuk saya, saya tusuk-tusuk anusnya, Andhika kelihatan merintih atas tindakan saya itu. Saya angkat pantat Andhika, saya remas batang kontol Andhika sambil ia nungging. Dengan posisi saya di belakang Andhika saya bebas melakukan eksplorasi di bongkahan pantatnya. Andhika sudah seperti boneka mainan saya saja!. Setelah puas, saya balikkan lagi tubuh Andhika. Saya naik ke atas kepala Andhika dan menyodorkan kontol saya ke mulut Andhika. “Tadi Om sudah kulum punya Andhika. Sekarang gantian jilat dan kulum punya Om!” kataku. Andhika ragu juga pada awalnya, tapi saya terus membujuknya dan akhirnya ia menjilat juga.

kontol saya terasa enak dan geli juga dijilat olehnya, seperti anak kecil yang menjilat permen lolipopnya. “Ayo dikulum!” perintahku. Dan dia lalu mengulumnya. Saya dorong pantat saya sehingga kontol saya masuk lebih dalam lagi, kelihatannya dia seperti mau muntah karena kontol saya menyentuh kerongkongannya. Dan mulutnya yang kecil kelihatan sulit menelan sebagian kontol saya, sehingga ia sulit bernapas juga. Sambil ia mengulum kontol saya, tangan kanan saya meremas kuat-kuat dadanya sambil tanganku yang satunya mengocok kocok kontol Andhika..

Lama aku menikmati kuluman dan jilatan Andhika yang memang kurang mahir. Saya langsung melepaskan kuluman itu dan menuju ke kontolnya. Saya jilat kontol Andhika sepuas mungkin, lidah saya manjilati dan menyeruputi batang kontol yang berwarna merah itu lebih dalam. Andhika menggerak-gerakkan pantatnya kiri-kanan, atas-bawah, entah karena kegelian atau mungking ia menikmatinya juga. Sambil menjilat kontolnya, kedua tangan saya meremas-remas pantatnya.

Akhirnya saya ingin menjebol lubang pantatnya. Saya naik ke atas tubuh Andhika, saya sodorkan kontol saya ke arah lipatan selangkangannya. Andhika kelihatan ketakutan juga, Andhika terdiam tegang. Saya tusuk kontol saya yang cukup besar itu ke lipatan pahanya. Aku angkat kedua kaki Andhika, sambi mulutku menyerbu mengulum dan menyedot sedot kontol Andhika. Dengan ludah, kulumuri jemariku dan kuoleskan ke lubang pantat Andhika. Mulut Andhika mendesis desis saat jari telunjukku menerobos ke lubang anusnya. Sulit sekali awalnya tapi saya tidak menyerah. Saya lebarkan kedua kakinya hingga ia sangat mengangkang dan lubang pantatnya sedikit terbuka lagi, saya colokkan jari telunjuk saya sehingga lubang itu mulai terbiasa dengan benda yang menyesakinya. Sambil terus melakukan aksi kuluman dan sedotan pada batang kontolnya, saya lumuri kembali bantang kontolku sambil kukocok kocok. Dengan tetap mengombinasikan jilatan sesaat, aku gantikan jari telunjukku dengan batang kontolku. Agak sulit juga kepala kontolku menerobos masuk lubang anus Andhika. Dengan hentakkan kuat pantat saya dan akhirnya kepala kontol saya yang besar itu berhasil menerobos lubang anusnya !

Andhika mencakar tangan saya sambil berkata “Om, sakitttt !!!”. Aku menghentikan aksiku untuk memberikan kesempatan Andhika sedikit relaks. Lalu dengan secara perlahan saya dorong batang kontolku melesak sedikit demi sedikit. “Masih terasa sakit ga””tanyaku.
Andhika menggelengkan kepala. Rupanya dia sudah mulai relaks dan tidak menegang lagi. Sudah sepertiga kontol saya yang masuk. Saya dorong-dorong lagi kontol saya ke dalam lobang anusnya dan akhirnya amblas semua!
“Sakit ga?”tanyaku ulang. Andhika menggeleng kepala.
Setelah kudiamkan beberapa saat untuk memberi kesempatan anusnya menyesuaikan diri dengan batang kontolku. Dan seperti permainan sex pada umumnya, saya tarik-dorong, tarik-dorong, tarik-dorong, terus-menerus batang kontolku dari lubang anus Andhika! Sementara tanganku terus mengocok kocok batang kontol Andhika. Nampak Andhika memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Tangan saya yang satu juga tidak tinggal diam, saya remasi kedua buah dadanya dengan kombinasi kutarik-tarik pentilnya yang kuning kecoklatan itu kuat-kuat! Saya memainkan irama cepat ketika kontol saya menghujam lubang naus sempitnya.

Setelah 5 menit saya merasakan batang kontol Andhika berkedut dan semakin menegang. Lalu ada cairan hangat membasahi jemari saya. Rupanya Andhika sudah hampir mencapai puncak Saya lepaskan tangan saya, agar ejakulasi itu tertunda. Saya terus menggenjot batang kontolku semakin dalam ke lubang duburnya, dengan membiarkan kontol Andhika. Agak lama kuperhatikan kontol itu mulai berkurang tegangnya. Dan kupikir Andhika mulai relaks lagi, sehingga waktu untuk menggenjot lubang pantat Andhika semakin panjang lagi.
Setelah bermain 15 menit lamanya, saya merasakan kontolku akan mencapai puncak kenikmatan. Badanku bergetar dan berguncang. Sementara kontolku terasa panas. Dengan sigap aku kocok kembali kontol Andhika dengan terus pahaku memompa kontolku untuk maju mundur di pantatnya. Akhirnya karena tidak kuat, saya tumpahkan air mani saya ke dalam lubang anusnya hingga tumpah ruah. Semprotan demi semprotan diikuti hentakan dan getaran tubuku membuat Andhika juga menegang dan meregang.

Akhirnya kocokan tanganku juga berkedut kedut menandakan Andhika juga akan mencapai puncak. Batang kontol Andhika teracung dan dengan remasan terakhirku membuat cairan hangat sperma Andhika muncrat. Muncratan pertama sedemikian jauhnya, hingga mengenai rambut dan kepala Andhika. Semprotan kedua mengenai mukaku, ketika kocokan itu mengarah ke atas. Aku tersentak kaget. Semprotan berikutnya membasah dada dan perut Andhika. Woww..banyak sekali cairan sperma yang dikeluarkan Andhika. Selain itu, aromanya begitu keras dan menyengat. Terasa segar dan begitu kuat khas anak remaja. Rupaya anak remaja seukuran Andhika ini, spermanya begitu banyak dan melimpah ruah. Aku tersenyum ke arah Andhika tapi dia memalingkan muka. Mungkin merasa malu bertatap ajah denganku, karena ini pengalaman pertamanya.



0 komentar: