BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Ruang Ganti Kolam Renang

Saya pertama kenal Antonius ketika melihatnya menjadi model saat fashion show di salah satu mall di Malang. Antonius berumur 18 tahun, ganteng, tegap, kulitnya putih, ramah dan yang paling menarik perhatian orang-orang adalah hidung dan matanya berkarakter.

Saya berkenalan dengannya, saat sama-sama makan di food center mall tersebut. Lalau secara iseng aku meminta no HP nya, ternayata dia memberika nomer agencynya.
Beberapa hari kemudian aku mencoba telpon dan mencari tau nomer HP Antonius. Setelah aku mendapatkan nomer HP dari teman agency nya, langsung aku telpon. Awalnya agak canggung, namun lambat laun obrolan di telpon semakin akrab. Lama-kelamaan kita semakin akbar saja dan percakapan yang ada semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajaknya keluar jalan-jalan sekalian renang di Tlogomas. Dia menyetujui, asal dia mengajak temannya Steven. Aku sih gak masalah, biar nambah teman.

Ternyata kolam renang itu sudah ramai, terutama anak-anak kecil. Beberapa pemuda tanggung juga renang dan bapak-bapak. Setelah selesai beberapa kali putaran renang, aku mencari-cari Steven dan Antonius. Maksudku aku ajak balapan renang, namun sosok kedua cowok itu tidak nampak. Nafasku sudah terengah engah ketika memutari kolam renang ini dengan gaya dada dan gaya kupu-kupu sebanyak 11 kali. Karena merasa sudah cape, aku bermaksud ganti baju dan segera menuju ke ruang bilas.
Selesai mengambil baju dan sandal di loker, aku segera memilih ruang ganti. Kebetulan ruang ganti sedang sepi. Namun saat memilih ruang ganti, aku mendengar suara suara aneh dari salah satu ruang ganti yang tertutup. Iseng kuintip dari bawah, ternyata kulihat dua pasang kaki cowok di dalam ruang ganti itu. Dengan rasa penasaran yang tinggi, aku ke ruang ganti sebelahnya dan segera naik ke atas meja, dan melongok ke ruang ganti sebelah. Alangka erkejutnya, ketika aku melihat dua cowok sedang telanjang bugil. Salah satu cowok itu sedang jongkok dan mengoral kontol cowok satunya. Lebih terkejut lagi, ternyata kedua cowok itu, Steven dan Antonius. Oups…mereka homo? Gay?

Kepalaku langsung berdenyut pusing, serasa tidak percaya kedua cowok cakep dan maskulin ini ternyata sedang berhubungan seks sejenis. Karena shock, kakiku tergelincir dan menimbulkan suara gedubrak. Mereka berdua menoleh ke atas dan melihatku yang mengintip perbuatan mereka. “Mas Hendra!!”jerit mereka berdua. Lalu aku buru buru turun dari meja kecil itu dan dengan gugup mengambil peralatan mandi untuk segera membilas badanku. Namun sejenak ruang ganti itu terbuka dan Antonius dengan hanya memakai handuk keluar dan melambaikan tangan ke arahku. Aku yang masih shock mencoba tersenyum dan mendekat. Antonius meraih tanganku dan menarik ke ruang ganti itu. Sesampai di dalam ruang ganti itu, kulihat Steven masih telanjang dan tersenyum padaku.

Lalu kedua cowok itu mendekatiku, satunya meraba ke arah dadaku, sedang yang lainnya meraba ke arah selangkanganku. Aku meronta dan berontak. “Eh..kalian apa-apaan”jawabku sambil mengibaskan tangan mereka.
“Emang mas mau ribut tah? Ntar kedengaran orang dari luar lho. Kita semua bakal mau”jawab Antonius.
Aku terdiam, dan ternyata moment itu dimanfaatkan Steven untuk menarik handukku dan secepat kilat tangannya sudah meraih celana renangku dan tali celana itu terburai. Antonius tak kalah gesit, tangannya segera melorotin celana renangku dan langsung meraih batang kontolku yang mengkerut itu dan segera dikulum kulumnya. Aku merasakan geli dan sensasi aneh karena dikulum pria lain. “Tenang dan nikmati saja mas. Gapapa kok. Rileks sajalah”,bisik Steven sambil mendaratkan bibirnya di tengkuk leherku.

Aku menggelinjang geli bercampur terangsang karena daerah erotisku diserang saat bersamaan. Steven menyandarkan tubuhku ke dinding ruang ganti, kali ini dadaku dilahapnya. Puting yang satu dihisap-hisap dengan mulutnya, sedang puting yang satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Sementara Antonius siuk mengulum kontolku yang masih saja lemas dan belum bereaksi. Steven yang masih berdiri memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan dadaku. Saat itulah, secara perlahan kurasakan batang kontolku mulai mengeras, pertanda aku mulai terangsang hebat. Apalagi ketika tangan Antonius mulai bermain-main buah pelerku membuatku menjadi tambah meradang.
"Ton, sedot kontolku dulu," perintah Steven, menunjuk kontolnya yang ngaceng.

Antonius tak menolak. Dari dulu, dia memang suka nyedotin kontol temannya itu. Lalu secepat kilat Antonius bersimpuh di depan Steven, Antonius segera mengeluarkan jurus-jurus ampuhnya. Lidahnya menari-nari dengan lincah di kontol Steven, menyapu setiap centi permukaan kontol itu. Kontol Steven sendiri lumayan besar, bersunat. Aku hanya termangu menyaksikan aksi dua cowok tampan ini. Antara percaya dan tidak percaya, kusaksikan sesuatu yang belum pernah kulihat. Aku yang terbiasa melihat VCD porno, tak pernah membayangkan ada dua pria yang bisa melakukan hubungan seks. Kini serasa adegan yang nampak di depan mataku ini bagai sebuah adegan di film bokep.

Aku mulai menikmati adegan yang terpampang di depan mataku ini. Aku dapat meilhat jelas bentuk kontol Steven yang sedang dikulum Antonius. Batang kontol itu berurat dan cukup panjang. Dan yang paling seksi adalah lubang kontolnya. Lubang itu agak menganga sedikit, seakan menggoda untuk disedot. Bernafsu, Antonius memainkan lubang kontol Steven dengan lidahnya. Steven hanya merem-melek sambil meracau betapa nikmatnya lidah Antonius mebgeksploitasi setiap jengkal lubang kontolnya itu. Bagi yang tidak biasa, lubang kontol akan terasa amat menyakitkan jika dimainkan. Tapi Steven sudah terbiasa dan malah dia amat menyukainya.

SLURP! SLURP! Begitu bunyi lidah Antonius yang tak henti-hentinya menjilati kontol Steven. Puas menjilat, Antonius kini siap menyedot kontol yang lezat itu. Seperti vacum cleaner, Antonius menyedot isi kontol Steven. SLURP! SLURP! Steven hanya bisa..

"Aarrgghh.. Oohh.. Aahh.. Oohh.." Sambil memegangi kepala temannya itu, Steven menyodok-nyodokkan kontolnya ke dalam mulut Antonius sedalam-dalamnya.
"Aarrgghh.. Oohh yeaah.. Sedot kontoku, Ton.. Aahh.. Yyaa.. Jilatin kontoku.. Aahh.. Kamu suka kan? Aahh.." Tiba-tiba Steven mendorong Antonius seraya berkata," Udahan dulu. Nih ada yang sedang terangsang di sebelah kita."jawabnya sambil mengarah padaku.
Lalu Steven berpindah meraih kontolku yang telah teracung keras. Ternyata aku juga bisa terangsang melihat adegan oral seks dua cowok yang telanjang.

Dimaju mundurkannya mulut Steven menyedoti tiap jengkal kontolku. Mulut Steven menghisap hisap batanng kontolku bagaikan anak bayi yang kelaparan melumat tetek ibunya. Disat dia mulai mengulum batang kontolku ....... Ups.....!enak....!ada rasa lain dari yang lain yang belum pernah kurasakan..Sensasional!!!.
Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Steven, mulutku tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan, karena rasa nikmat yang belum pernah kunikati seumur hidupku ini. Saat kupejamkan mata dan sambil berdesis, bibirku langsung dilumat Steven. Lalu bibir itu mejalar menciumi leherku, dadaku perutku dan melesat turun ke daerah selangkanganku.

Kini dua mulut dan dua bibir bergantian menghisap, menjilat dan mengulum batang kontolku Terkadang dua bibir iru bertemu dan sama-sama menggosok batang kontolku dengan kedua bibir mereka dari arah berlainan. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan nikmatnya diperlakukan seperti itu.
"Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" desisku tak tertahan. Aku menjadi lebih menggila waktu Antonius mulai memainkan lagi lidahnya di bawah buah pelerku dan menyentuh perbatasan buah peler dan lubang anusku. Tak lama kemudian Stevent merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Antonius membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung lidahnya menyentuh lubang anusku. Aku terkesiap dan terasa dialiri ribuan voltase rasa nikmat saat lubang pembuanganku itu dijelujuri lidah hangat Antonius. Sementara itu lidah Steven memilin dan mengecup tetek dadaku. Ouuh…Aauugghh.... pelann" jeritku lirih, saat gigi Steven kurasakan ikut menggigit puttingku.

Lalu aku melihat Antonius mengambil posisi menungging dan melumuri lubang anusnya dengan ludah. Sejenak Steven memegang kontolnya sendiri dan mengarahkan batang kontol yang teracung itu ke lubang anus Antonius. Aku merasa Steven akan menyodomi Antonius. Wow..baru kali ini kusaksikan cowok disodomi cowok.
Steven menggesek-gesekan kepala kejantanannya sejenak ke lubang anus Antonius. Lalu pinggang Antonius berputar dan dimaju mundurkan, mengusahakan kepala kontol itu masuk ke lubang anusnya. Tubuh Antonius bergetar hebat, saat batang kontol Steven mulai menembus lubang anusnya. Tangan Antonius semakin sibuk mengocok batang kontolnya sendiri mengimbangi sodokan kontol Steven. Lalu dengan agak kasar, tangan Antonius yang satunya meraih batang kontolku dan diarahkan ke mulutnya. Kini kembali batang kontolku dilumati oleh mulut Antonius.

Permainan lidah dan kuluman maut mulut Antonius membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan ibu jarinya dianusku. Sungguh kurasakan suatu sensasi aneh namun begitu nikmat. Bukan hanya itu, setelah dua jarinya diludahi dia mulai memasukan dua jarinya ke lubang anusku. Tusukan dua jarinya dilubang anusku membuatku mengerang-erang. "Ssshh.. engghh.. mmpphh"erangku. "Enak gak?"tanya Antonius. Mendengar eranganku Steven tambah bersemangat menggedor lubang pantat Antonius dengan hentakan dan sodokan kontolnya. Aku menyaksikan adegan itu tambah terangsang dan semakin naik libido seks ku.

Kurasakan ibu jari Antonius tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati hisapan mulut Antonius di batang kontolku diiringi tusukan ibu jarinya pada anusku. Kulihat Steven mencabut kejantanan dari lubang anus Antonius. "Steven. kenapa dicabutt" protes Antonius. "Gantian lah" ujar Steven. Sebagai jawaban aku hanya merasakan ibu jari berlumuran ludah Steven digosokkan ke lubang anusku. Lalu ludah itupun dilumurkan ke batang kontolnya
Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Steven mulai menggosok kepala kontolnya yang berlumuran ludah itu dilubang anusku baru aku sadar apa yang akan dilakukannya. "Steven.. pleasee.. jangan disitu" aku menghiba meminta Steven jangan melakukannya. Steven tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya. Jujur ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan kuluman dan sedotan mulut Antonius pada batang kontolku, hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kontolnya sudah menembus anusku.

Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya. "Aduhh sakitt Stev.. akhh..!" keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Steven. "Rileks Mas.., nanti juga hilang sakitnya" bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus tetek dan dadaku. Separuh tubuhku yang hampir tengkurap dan bersandar di dinding ruang ganti sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan Steven melakukan penetrasi ke lubang anusku. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Steven yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku. "Aaahh.. aauuhh.. oohh Stev" erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan kontol Steven yang besar itu. Steven dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Steven menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan. Sungguh kurasakan kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga ususku.

Lalu Steven mencabut batang kontolnya dan jongkok di depanku. Lalu kontolku direbutnya dari mulut Antonius. Kini Antonius berdiri dan mulai melumuri batang kontolnya. Lalu diarahkan kontolnya tept ke lubang anusku. Ditekannya batang kontol agak hitam itu ke lubang anusku. Mudah batang kontol itu melesak ke dalam anusku. Digenjotnya pantatku hingga batang kontol itu terbenam seluruhnya ke lubang anusku. Sejanak Antonius menghentikan dorongannya, karena ia mendiamkan kepala kontolnya dalam kehangatan liang anusku. Kemudian secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Antonius. "Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn" desahku lirih.

Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di lubang anusku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis. "Enak.. Mas" tanya Antonius berbisik. "He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh" "Nikmatin Mas.. nanti lebih enak lagi" bisiknya lagi. "Ooohh.. Tonn.. ngghh" Antonius terus mengayunkan pinggulnya turun-naik dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Antonius menekan kejantanannya lebih dalam membelah lubang anusku. "Auuhh.. sakitt Tonn" jeritku saat kejantanannya menghunjam dalam dalam. Antonius menghentikan tekanannya. “Nikmati hunjaman kontolku ya.." bisik Antonius seraya menjilat dan menghisap telingaku.

Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Antonius yang keras dan hangat didalam rongga lubang anusku. Antonius kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kontolnya dan mengeluar-masukannya.
Gesekan kejantanannya dirongga lubang ususku itu menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar. "Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh" desahku tak tertahan. "Ohh.. Mas.. enak banget punya kamu.. oohh" puji Antonius diantara lenguhannya. "Agghh.. terus Tonn.. teruss" aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Antonius di lubang anusku dan sedotan serta kuluman Steven di batang kontolku. Dua titik kenikmatanku tereksploitasi penuh, membuatku melayang layang kenikmantan. Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh.

Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Antonius menebar kenikmatan di tubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya batang kontolku dalam kuluman Steven tak lagi mampu menahan letupannya. "Antonius.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn" jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku. Tubuhku mengejang, kupeluk Antonius erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung lubang perkencinganku lalu menyembur lewat ujung kontolku menyemproti mulut Steven. Semprotan demi semprotan batang kontolku diikuti hunjaman batang kontol Antonius di lubang anusku menjadi sajian puncak erotisme paling tinggi dalam sejarah hidupku. Denyutan dan semburan spermaku diikuti rasa yang tak terperikan saat dipadu padan dengan gesekan kontol Antonius pada liang rongga anusku. Sungguh begitu nikmat kurasakan. Tubuhku terkulai lemas, karena spermaku telah habis muncrat dan memenuhi mulut Steven. Sekilas kulihat Steven menelan semua air maniku itu, hingga kulihat gelegak mangalir di tenggorokannya saat dia menelan spermaku itu. Oupss… aku jadi peasaran ingin tau rasanya sperma cowok.

Kemudian Antonius dn Steven mendorongku hingga terduduk di lantai. Lalu mereka berdua berdiri dan sama-sama mengocok kontolnya masing masing. Sementara itu wajahku dtengadahkan seolah menjadi penadah semprotan cairan sperma mereka berdua. Hal itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Antonius mulai bergetar dan spermanya muncrat mebasahi mukaku. Sejenak kemudian disusul Steven yang menyemburkan spermanya lebih banyak ke seluruh mukaku. Bahkan ada dua semprotan yang tepat mengenai mataku. Oh…wajahku penuh dengan sperma, dan segera tercium aroma khas cairan kenikmatan pria ini. Sebagian sperma menyembur di bibirku, dan kusapukan lidahku merasakan rasa asin sperma itu. Akhirnya keturutan juga, ingin merasakan rasa cairan sperma pria. Aku hanya menggeleng-geleng merasakan pengalaman seks teraneh namun terindah dan ternikmat dalam sejarah hidupku ini bersama dua pria!!!!

0 komentar: