BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Kenal Di Kafe Tematku Nyanyi

Namaku arie, 23 tahun. Aku sudah mengenal dunia seks sejak duduk di bangku SMP kelas 3. Janda cantik tetanggaku adalah orang pertama yang mengenalkan aku pada dunia seks. Awalnya aku sangat menikmati permainan janda genit itu, hingga akhirnya seorang pria mengenalkan aku pada dunia seks yang lebih luar biasa nikmatnya.

Aku mengenal dunia gay sejak tahun 2000 atau sekitar 8 tahun yang lalu.

Hidup di ibukota sebagai anak kost sangatlah membosankan. Hari hari kujalani hanya untuk sekolah dan sekolah, sangat menyebalkan. Ingin keluar jalan jalan tidak punya uang karena kiriman orangtuaku pas pasan. Namanya hidup sselalu kekurangan, termasuk aku juga ingin sesuatu yang lebih apalagi teman teman sekolahku rata rata dari kalangan menengah ke atas. Keinginan itu membuat aku ingin mendapatkan uang lebih tanpa harus menggangu sekolahku. Berbekal vocal ku yang has, aku mencoba menjadi penyiar di salah satu stasiun radio swasta di Depok. Setelah melalui tahap tahap seleksi akhirnya aku terpilih. Setelah menjadi seorang penyiar hidupku sedikit berubah. Aku tidak lagi mengharapkan kiriman orangtuaku karena aku sudah punya penghasilan sendiri. Belum 5 bulan aku menyiar, rasa jenuh mulai ku rasakan apalagi gajiku tidak sesuai lagi dengan kebutuhanku. Aku tidak putus asa karena masih banyak radio yang lain sebagai batu lompatan pikirku dalam hati. Belum sempat aku mencari radio lain, tiba tiba aku mendapat tawaran sebagai penyanyi Kafe si salah satu hotel ternama di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Tentu saja aku tak ingin menyia nyiakan kesempatan emas itu. Awalnya aku tidak melepaskan profesiku sebagai penyiar karena waktunya masih bisa diatur. tapi setelah beberapa minggu aku tidak sanggup juga karena waktuku untuk istirahat sangat sedikit. Akhirnya aku lepas dari radio dan fokus di kafe saja.

Suatu ketika keuanganku sangat menipis, aku menelpon atasanku dengan maksud memeinta pinjaman uang sebelum tiba gajian yang tinggal beberapa hari lagi. Meski malam itu aku tidak ada jadwal tampil, tapi aku pergi ke kafe tempatku menyanyi untuk mengambil separuh gajiku. Sesampainya di kafe, aku duduk di salah satu meja kosong sambil menunggu bosku membawa pinjaman yang di janjikan. Saat sedang asyik bermain game di HP ku, tiba tiba aku di kejutkan suara seorang pria
"Boleh duduk disini nggak?" tanya pemuda itu menawarkan diri duduk demeja denganku.
"silahkan" jawabku
"Gwe Afoi" pemuda itu mengulurkan tangan
"gwe Arie"
Hampir setengah jam kami berbincang ria terasa sangat akrab seperti sudah kenal lama meski perkenalan kami masih terhitung menit saja, tiba tiba bosku datang dengan wajah panik.
"Gawat Arie, gawat banget nich......."
"kenapa pak, pinjamannya gak cair ya?"
"Bukan itu, tapi si Yoga ga bisa datang karena sakit"
Aku lega mendengar jawaban bosku, tadinya aku pikir pinjamanku tidak ada tapi ternyata masalah yoga yang tidak bisa hadir malam itu menghibur pengunjung lewat suguhan suara merdunya.
"Gini aja, kamu aja yang ganti yoga ya, pinjamannya ntar saya kasih sekalian bonus untuk malam ini" bosku mengiba agar aku menggantikan yoga.
"Ya udah, tapi aku ganti baju dulu ya" Sahutku pada bosku dan pamitan pada Afoi yang duduk semeja denganku.
"sory foi, gwe kebelakang dulu ya soalnya bentar lagi mau tampil"
"ternyata loe penyanyi di kafe ini?"
pertanyaan itu hanya ku jawab dengan senyum kecil sambil berlalu meninggalkan teman baruku itu.

Singkat cerita, selesai menyanyi, aku mengambil uang pinjamanku dan kembali menemui teman baruku itu.
"Suaramu tadi bagus banget" pemuda itu memujisuaraku.
"ach...... biasa aja kok" sahutku merendah.
Karena sudah larut malam, aku kembali pamitan pulang pada Afoi.
"Sori foi, gwe balik duluan ya, besok sekolah" meski dengan nada sedikit kecewa, Afoi mengiyakan ucapanku.

Ketika menunggu bis tiba tiba hujan deras turun. Aku basah kuyup dan hampir mati kedinginan. Hampir 1 jam menunggu tapi belum ada juga bis tujuan kota depok yang lewat. Ditengah hujan lebat dan dinginnya malam, sebuah mobil mewah sedan warna hitam membunyikan klakson mobilnya dan berhenti tepat di hadapanku.
"Arie, kok belon pulang?"
Suara itu kudengar dari dalam mobil. Kupusatkan pandangan ke arah suara itu dan...... ternyata orang di dalam mobil itu adalah Afoi teman baruku yang kukenal beberapa jam yang lalu. Aku berjalan ke arah mobil mewah itu.
"iya nech... dari tadi ga da bis tujuan depok" kataku menjawab pertanyaan yang belum sempat kujawab.
"Ooh..., loe tinggal di depok, klo gitu loe pulang bareng gwe aja! rumah gwe juga di depok"
Mendengar ajakan itu aku tak bisa menolak. Aku ingin secepatnya tiba di rumah karena besok harus sekolah. Lalu aku masuk ke mobil itu dan kamipun melaju. sesampainya di depan kost, tiba tiba "tidittt.... tidit......" HP ku berdering tanda SMS masuk. Kuambil HP dan kubaca isi pesannya yang ternyata dari bang daniel teman satu kostku yang kuliah di UI.
"Rie, gwe lg d bksi, plng ny bsk pgi. U tdur d sblh j y krn knci rmh t'bwa ma gwe"
Membaca pesan itu aku jadi gelisah, cemas dan takut, ga mungkin aku gedor pintu tetangga karena sudah hampir jam 2 pagi. Belum aku menemukan jawaban dari kekuatiranku tiba tiba Afoi mengejutkanku dari belakang
"napa rie, kok belon masuk? rumah loe di gembok ya....'
"iya neh, teman gwe lagi di bekasi, gwe ga tau harus gimana lagi nech...."
"klo gitu, loe nginep di rumah gwe aja. Ntar kesambet loe bengong sendiri disini'
Lagi lagi aku tak mampu menolak ajakan teman baruku itu, selain baik sepertinya dia ikhlas melakukan ssemua tanpa ada yang mencurigakan.

Kamipun berangkat ke rumah Afoi di kawasan Pesona Kahyangan DEPOK. Sampai disana, aku sungguh kagum memandang Bangunan yang berdiri kokoh berlantai 3 itu sanagat megah. Semua tertata rapi penuh dengan pernak pernik yang bernilai seni tinggi. Namun ada sesuatu yang sangat mengganjal karena rumah iti sepi seperti tak berpenghuni.
" BONYOK loe pada kemana foi? Kok sepi banget"
"gwe ga tau, mungkin di luar kota atau... luar negeri kaleeee.......' jawabnya terdengar lirih.
"kok bisa loe ga tau bongok loe kemana?"
"mereka tu ga peduli ma gwe, yang mereka tau cuma uang, uang dan uang"
"sory, gwe ga bermaksud................."
"bukan salah loe kok, mereka pikir gwe bahagia dengan semua kemewahan tanpa perhatian, padahal gwe kesepian"
"ga usah sedih, kan masih ada gwe, teman loe" aku mencoba menghibur Afoi.
"Kok gwe jadi ngelantur gini ya, Mending loe mandi dulu dech dari pada ntar sakit, malah ngerepotin gwe....." candanya sambil menyerahkan handuk dan celana pendek.
"Pake kamar mandi di kamar gwe aja"
"Iya....! bawel banget sich loe" jawabku nyeleneh

Selesai mandi aku menjemur bajuku yang sempat basah kuyup karena hujan. Bahkan celana dalam yang aku pakai juga ikut basah tapi karena Afoi meminjamkan pakaian untukku aku jadi nggak masalah meski sedikit kurang nyaman memakai celana Afoi karena agak kedodoran lagipula aku tak mengenakan celana dalam. Memang aku dan Afoi sangat berbeda dari segi fisik. Aku yang hanya 163cm dan berat 53 kg. Saat itu aku masih 16 tahun. Sedangkan Afoi sudah berusia 21 tahun dan tingginya 175 dengan berat standart, sangat seksi untuk ukuran pria atletis. Tanpa aktifitas lagi kami langsung tidur.

Ketika aku tertidur, aku merasa seperti dipeluk oleh seseorang, aku terbangun dan melihat kalau Afoi sedang memelukku namun kubiarkan saja karena aku merasa sedikit kehangatan didalam kamar yang dingin penuh AC itu dan lagipula afoi tidak menunjukkan tanda tanda yang mencurigakan. Tak lama kemudian aku bermimpi sedang bercinta dengan janda cantik tetanggaku. Belum pernah aku merasakan yang sedahsyat ini sebelumnya meski kami sudah melakukannya beberapa kali. Tapi kali ini sangat berbeda dan sungguh luar biasa. Ciumannya yang biasanya hanya sekedar saja dan tidak ada yang istimewa, dan anehnya lagi kali ini dia sebagai penyerang dan aku hanya pasrah menikmati cumbuannya padahal sebelemnya akulah yang berkuasa.

Entah kenapa, tiba tiba aku terbangun dan betapa aku kaget setengah mati mendapati mimpiku betul betul menjadi kenyataan. Tapi anehnya lagi ternyata orang yang mencumbuiku bukanlah janda cantik dalam mimpiku melainkan pemuda yang tidur di sampingku, Afoi teman baruku itu. Sungguh aku kaget setengah mampus dan berusaha menjauhkan bibirku dari bibir tipis Afoi. Tapi aku tak berhasil karena tangannya yang kekar merangkulku sangat kuat dan aku hampir tak bisa bernafas. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu. Afoi tak menghiraukan penolakanku, dia terus saja mencumbuiku meski aku sama sekali tak terangsang dengan apa yang dia lakukan padaku. Entah apa yang terjadi padaku saat dia menciumi leher dan tengkukku, sontak aku merinding dan tiba tiba desah nafasnya membangkitkan gairah seksku. Aroma nafas dan bau keringatnya yang has sedikit menambah sensasiku. Aku tak habis pikir ternyata aku bisa juga terpancing oleh permainan gilanya afoi, akupun mulai terbuai dengan permainan gila itu, tanpa sadar aku membalas serangan yang di lontarkan padaku dengan penuh nafsu. Aku tak lagi melihat sosok pria di hadapanku, mungkin karena setan telah menguasaiku.

Melihat reaksiku yang tak lagi menolak, Afoi mulai melepaskan cengkramannya dari tubuhku agar aku lebih bebas, tapi aku malah lebih suka saat ia mencengkramku daripada melepasku seolah aku tak ingin lepas dari pelukannya. Aku hampir tak sadar, bahkan aku tak tau kapan Afoi melepas seluruh pakaianku tiba tiba aku sudah dalam keadaan telanjang. Kemudian Afoi melepaskan pakaiannya seolah tak mau melewatkan malam kami dengan sia sia. Lalu dia menindihku dengan bibir yang terus menempel di bibirku. Sungguh aku kelabakan dibuatnya. Dia sangat jitu dalam berciuman membuat aku tak lagi bisa berpikir rasional. Aku tak peduli lagi dengan siapa aku melakukannya. Rasa nikmat yang melandaku membuat seluruh tubuhku bergetar seperti tersengat listrik tegangan tinggi yang ku rasakan sampai ke ubun ubun.

Aku semakin menggila saat bibir pria tampan itu menjalar ke bagian dadaku dan berhenti tepat di putingku. Rasa nikmat kurasakan lebih dahsyat lagi saat lidahnya menari nari memplintir kepala putingku yang semakin mengeras sambil ia meraih batang kontolku yang mulai mengacung tegang. Rasa hangat menyelimutiku, permainan Afoi sangat menghanyutkan aku seoalah aku tak mau ini berakhir. Tidak hanya sampai disitu saja, batangku yang tadinya dimainkan dengan tangannya yang kekar berbulu kini berada tepat di depah wajahnya. Rasa hangat kurasakan saat ia mulai menjilati kontolku tanpa rasa jijik ia mempermainkan centi demi centi batangku hingga amblas semuanya ke dalam mulutnya. Sesekali ia memainkannya dengan lidah. Lidahnya sungguh lihai memainkan kejantananku. Terkadang ia juga menjilati dan melakukan gigitan kecil pada buah pelerku. Deru nafasnya yang hangat membuat aku semakin tak terkendali. Oug...h....., terus mas.... jeritku keenakan.

Belum puas aku merasakan nikmatnya permainan itu, spontan Afoi berbalik arah denagn posisi tetap di atasku dan mulutnya masih asyik mengulum kejantananku tapi kali ini kepalaku berada tepat di bawah batang kejantanannya seolah dia juga ingin aku melakukan hal serupa seperti yang di lakukannya padaku. Awalnya aku menolak karena fikiranku di penuhi rasa jijik. Dengan sedikit memaksa, Afoi menmajukan kejantanannya mendekat tepat di depan mulutku. Aku tidak mengerti apa yang ada di benakku, saat itu aku tak bisa menolak. Aroma kejantanan pria yang menyengat di padu dengan bau keringat yang membanjiri tubuh kami semakin membuatku tertarik untuk merasakan juga dan aku tak ingat lagi akan dosa, dan hanya nafsuku yang menguasaiku saat itu. Aroma itu sangat menggodaku untuk menikmatinya hingga aku tak sadar kontol Afoi sudah menempel di mulutku. Tanpa pikir panjang aku langsung membalas semua permainan Afoi seperti yang dilakukannya padaku. Akupun sungguh menikmati yang ku lakukan. Praktek pertamaku lumayan bagus, meski aku baru kali ini melakukannya tapi aku sudah berhasil membuat Afoi mendesah kenikmatan.

"ohhhh.. hhhh..., kamu udah pintar sayang.......

Afoi kembali memutar arah sambil terus melumat bibirku. Aku mersakana sesuatu yang mengganjal tepat bergesekan dengan batang kontolku. Gesekan dua batang kontol ini kurasakan sensasi luar biasa. Lalu Afoi turun dan mulai menjilati dada, perut terus turun ke bulu-bulu kontolku hingga akhirnya kontolku melesak habis dikulum bibirnya. Lama Afoi mengocok dan menjilati batang kontolku, sambil tangannya meraba raba dan memijiti sekujur titik sensitifku. Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Afoi yang semakin hanyut dalam permainan gila. Afoi kembali ganti posisi, dan kali ini kepala afoi bergerak turun ke bawah dan berhenti tepat di depan kontolku. Dengan buas ia melumat habis seluruh kontolku yang terkubur di dalam mulutnya dan hampir tak tersisa. Afoi mengangkat kedua kakiku untuk memudahkan nya melalukan yang dia inginkan.Lalu kurasakan tangan Afoi menguak belahan pantatku dan menusuk ke lubang anusku denganlidahnya yang lembut. Tiba-tiba kurasakan hangat yang luar biasa ketika benda lembut itu menggelitik mulut anusku. Ohh, aku semakin terangsang hebat ketika lidah Afoi menari nari di sekitar liang pembuanganku. Tiba-tiba kurasakan lidah afoi menjadi sedikit keras. Aku menoleh kebawah, dan ternyata jari tangan afoi sudah mengganti posisi lidahnya di depan anusku. Rupanya Afoi berusaha memasukkan jarinya ke lubang anusku. Tentu saja aku tersentak dan kaget.

"Afoi, jangan dimasukkan..!", kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
"Ya udah. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesek luarnya saja ya..?", jawab Afoi juga dengan napas yang terengah-engah. Awalnya memang begitu, beberapa saat kemudian jari tangan Afoi berhasil menerobos liang anusku. Tak tanggung tanggung, dua jari tangan afoi berhasil masuk mencabik cabik liang pembuanganku namun aku tidak merasakan sakit seperti sebelumnya bahkan aku sangat menikmatinya.


Kemudian Afoi meubah posisi dan kini memasang ujung kontolnya tepat di celah lubang anusku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakan kepala batang kontol itu menyentuh lubang anusku. Aku menolak karena takut lebih sakit daripada jari tangan Afoi yang ukurannya jauh lebih kecil dari batang kejantanannya.

"Jangan di masukin ya....
"tenang aja sayang...., ku gesek di luarnya aja kok...!!!


Awalnya juga memang selalu begitu, tapi Afoi punya 1001 cara agar aku bisa menikmati semua permainan gilanya. Dia memang pantang menyerah hingga aku mengijinkan dia mengesek gesekkan kontolnya diluar anusku. Beberapa menit berlalu aku merasakan seperti di gelitik dan sesekali seperti ditusuk tusuk tapi aku masih bisa menolak. Afoi rupanya tidak sabar ingin merasakan lubang pantatku yang belum pernah tersentuk oleh benda asing seperti yang di inginkannya. Dengan pelan pelan ia mulai menusukkan kontolnya kelobang anusku dan sesekali menggantinya dengan jari tangannya. Afoi kemudian mendekatkan kontolnya tepat di depan bibir anusku dan mendorong kontolnya. Aku dipeluknya hingga badanku merapat ke tubuhnya. Gila!! !!!. Rasa nyeri melandaku ketika kontol Afoi menerobos masuk. Sesaat afoi menghentikan aksinya karena mendengar jeritanku, rasa sakit itu masih aku rasakan meski aksinya terhenti.
"Tenang sayang, relax aja biar gak sakit..!!!
Kemudian afoi kembali melanjutkan aksinya yang sempat tertunda karena jeritanku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung kepala kontol itu mulai lagi menerobos masuk. Sesaat afoi menghentikan aksinya lagi mungkin memberi kesempatan agar aku relaksasi, kemudian ia kembali mendorong senjatanya sedikit demi sedikit hingga amblas semuanya memenuhi perutkau hanya dengan sekali hentakan terakhir. Walau pun mulanya sangat perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tiada tiara apalagi ketika batang itu kurasakan mulai bergerak maju mundur di dalam usus besarku. Seperti janji Afoi , kontolnya itu hanya digesek-gesekan di bibir lubang anusku saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Tapi kali ini aku sungguh menjerit histeris bukan karena kesakitan namun karena nikmat yang melandaku tak dapat lagi ku tahankan. Sungguh batang zakar Afoi itu luar biasa nikmatnya.

“Oohh..!” saya menjerit panjang ketika batang kontol Afoi memasuki lubang pantatku bergerak maju mundur. Sakit, tapi saraf-saraf pinggul sangat terangsang oleh tusukannya. Sementara itu kontol ku yang memang sejak tadi sudah mengacung tegang dimainkannya dengan tangan. Nikmat sekali rasanya digauli oleh pria tampan ini, baru sekarang inilah aku rasakan batang kontol memasuki tubuh ini sekaligus kencan pertamaku dengan seorang laki laki. Mulut Afoi menghisap-hisap puting dadaku dengan kasar sambil terus menusukkan kontol raksasanya yang berotot. Aku menjambak rambut Afoi yang di cat pirang karena tidak tahan oleh kenikmatan yang aku rasakan menguasaiku sambil Afoi terus menghujamkan batang kejantanannya keluar masuk lubang anusku. Dari mulutku keluar desisan-desisan nikmat. Begitu pula aku dengar deruhan napas pendek dan tidak beraturan dari Afoi yang membuat aku juga semakin bernafsu.

Hampir 20 menit kami melakukannya dengan posisi yang sama membuat afoi kelelahan atau mungkin bosan dengan gaya tersebut. Dengan lembut Afoi merangkulku dan mengangkat tubuhku dengan kontolnya yang masih menancap di lobang pantatku, kemudian Afoi mengambil posisi duduk di atas ranjang hingga kamipun saling berhadapan. Dalam posisi itu Afoi tidak bebas. Namun Afoi masih punya cara lain untuk membuat suasana semakin "HOT" Afoi tiduran untuk membuat aku lebih bebas bergerak, Untuk membuat suasana semakin panas, aku mengimbangi permainan gila itu. Sejak tadi aku hanya diam dan pasrah menerima semua perlakuannya padaku, kali ini aku yang menguasai karena Afoi sudah hampir lelah. Perlahan tapi pasti, aku mengoyang goyang kan pantat ku naik turun dengan posisi di atas tubuh Afoi. Gerakanku membuat Afoi menjerit kenikmatan
"oogh......
"yes....
"agh....., Terus sayang, aku udah gak tahan nich....

Anusku semakin basah karena cairan precum Afoi membanjiri liang kontolku hingga terdengar bunyi yang menandakan bahwa anusku sangat banjir. Afoi mulai kesurupan dan kembali mengimbangi permainan kami dengan menggerakkan bokongnya naik turun, gerakannya semakin cepat dan semakin panas, seperti sedang mengejar sesuatu. Deru nafasnya memburu membuat aku juga tidak sanggup lagi menahan rasa nikmat yang mengaliri tubuhku hingga ubun ubun. Akhirnya pertahanan kontolku pecah, dan kedua tanganku menekan pinggul Afoi ke atas dan pantatku ke bawah untuk memaksakan batang kontolnya tetap di dalam liang anusku ketika air maniku keluar. Oooh.., aku merasakan semprotan air maniku sangat dahsyat. Semprotan demi semprotan kurasakan luar biasa hingga muncrat membasahi perut afoi. Dengan penuh nafsu, Afoi menjilat habis semua spermaku yang tertumpah di perutnya dengan menyapunya mengguakan tangan. Aku mengerang kuat dengan mata terpejam dan merenggut rambut Afoi ke kanan dan ke kiri.

Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Afoi mendengus dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di lubang anusku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.

"Aku dah mau keluar sayang...........", erangnya tidak tertahankan lagi.
Melihat reaksi Afoi yang seperti kesurupan, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Sementara itu Afoi terus saja menghujamkan senjatanya keluar masuk lobang pantatku hingga Afoi hampir mencapai puncak kenikmatannya! Helaan pantatnya semakin cepat, deru nafasnya semakin memburu dan tak beraturan hingga aku merasakan kontol Afoi mulai berkedut kedut, seluruh tubuhnya bergetar hebat dan akhirnya Crot.. crot.. crot..! Sperma Afoi terasa sangat deras muncrat dilubang anusku. Afoi memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang anusku. Aku merasa lubang anusku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kontol Afoi. Air maninya tertumpah di dalam pantat saya. Baru kali ini saya merasakan semburan sperma di lubang pantat saya, sungguh nikmat tiada tara.

Karena kelelahan, kami berdua tumbang tanpa kata kata dan hanya tersenyum bahagia hingga kami tidak sadar tertidur dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kami.

Tidak hanya sampai disitu, keesokan harinya kamu bangun kesiangan, dan aku tidak sekolah karena waktunya tidak mungkin dapat di kejar lagi. Aku hanya terdiam sambil menatap Afoi dengan tajam. Melihat tatapanku, Afoi sepertinya menyesali perbuatannya padaku tadi malam padahal aku malah ingin melakukannya lagi. Untuk mencairkan suasana, aku memeluk Afoi sambil menciumi bibirnya dengan penuh nafsu hingga kami pun kembali tersenyum tanpa beban. Meski hari itu aku tidak masuk sekolah, aku malah senang karena bisa dekat dengan Afoi seharian.

Sebelum meninggalkan rumah Afoi, aku mengganti pakaianku yang sudah kering. Tapi Afoi seperti tidak rela aku pergi darinya. Hingga Apoi mengucapkan satu permintaan yang tidak pernah ku duga sebelumnya.

"Arie, jujur gwe dah sering melakukan ini tapi baru kali ini merasa sangat berbeda dari yang ku lakukan sebelumnya. Gwe mau, loe jangan pernah ngelakuin ini kecuali dengan gwe....

"Maksud loe apa..... gwe ga ngerti? Sahutku minta penjelasan

"Gwe mau loe jadi pacar gwe, dan gwe janji akan setia dan mau ngelakuin apapun buat loe...., antar jemput loe kerja, atau menuhin semua kebutuhan loe selagi gwe bisa.....

"Sory, gwe ga yakin hubungan seperti ini bisa lama lagian aku juga punya pacar wanita. Kita jalanin aja dulu" Ucapku menyikapi permintaan Afoi. Tapi Afoi tetap saja tidak mengijinkan aku pulang sebelum memberika jawaban. Dengan mengiba, Afoi memohon agar aku menerimanya saat itu juga

"gwe ga peduli klo loe punya pacar cewek, asal jangan ada laki laki lain. Gwe ga akan batasin loe dengan cewek manapun asal gwe bisa deket ama loe, hanya itu. Gwe merasa nyaman dan bahagia klo sama loe"

Mendengar Afoi mengiba, akhirnya aku mengabulkan permintaan Afoi.

"OK, tapi loe harus tepatin janji loe, dan sebagai bukti pertama loe harus antar gwe pulang ke rumah sekarang.

Afoi tersenyum gembira sambil memelukku erat erat. Sejak saat itu kami berkali kali melakukan hubungan itu layaknya sepasang kekasih dan Afoi tak pernah mengekang aku untuk meraih mimpiku sebagai penyanyi. Meski penghasilanku sendiri tidak seberapa, dia tidak pernah melarang aku untuk berhenti menyanyi karena hidupku adalah untuk nyanyi, Semua kebutuhanku dia penuhi. Hubungan kami masih berjalan hingga saat ini sudah hampir 8 tahun meski kadang kami ada masalah tapi semuanya bisa di selesaikan. Mungkin inilah namanya cinta sejati
Oh.... Afoi sayang, I Love You



0 komentar: