BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Four Some

Setelah aku menutup pintu gerbang, Endru masuk. Sesaat aku akan menghidupkan mesin motorku, seorang cowok tetangga seberang rumah (selang 1 rumah diseberang rumah Endru) memanggilku. "Mas, sini sebentar" katanya. Tanpa pikir panjang aku mendekatinya. Kulihat seorang cowok chinese muda, memang kebanyakan yang tinggal dikompleks itu warga keturunan, yang cukup tampan. Cowok itu memakai kaos ketat dan celana pendek.

Cowok ini mendekatiku, "Kamu pacarnya Endru, ya" katanya “Kamu sering ML dengan Endru saling isep, kadang 69 hingga maen anal juga kan?”kata cowok itu dengan senyum yang menggoda. Kontan aku kaget, ternyata ada yang melihat persenggamaan kami. "Nggak usah takut" lanjutnya sambil memegang salah satu tanganku "Masuk ke dalam dulu yuk" sambil dia mencabut kunci kontak motorku. Dengan pasrah aku mengikutinya. Dia langsung mengajakku duduk diruang tengah. Rumahnya mirip punya Endru, tetapi penataan ruang yang berbeda.

Sebelumnya dia memperkenalkan diri, namanya Stevnt, 26 tahun. Didalam rumah aku dikenalkan dengan cowok lain, Edward adiknya. Setelah duduk, aku diberi minuman. Karena haus, kureguk minuman itu. Ternyata itu membuatku terbius dan pingsan sesaat.
Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuatu menggelitik lubang anusku. Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat ada kepala sudah terbenam di belahan pantatku yang telah tebuka lebar.

Ah, Endru, pacarku mulai lagi, pikirku. Biasanya saat dia ML denganku, sukanya rimming di lubang anusku. Namun ketika aku menoleh ke sofa, kulihat Stevent, yang telanjang duduk di samping Edward yang juga telanjang sambil tersenyum ke arahku.
Eski masih setengah sadar, kubiarkan Endru bermain di belahan pantatku dan kunikmati permainan lidahnya."Ugh.., shh..!" aku mulai mendesis.Kubenamkan kepala Endru lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Endru menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat sampai kulihat Edward berdiri dari tempatnya dan menghampiri Endru. Diangkatnya kakiku hingga telungkup dan Edward mengganjal perutku dengan bantal hingga posisi lubang anusku sekarang menantang ke atas.Edward mengganti posisi Endru, menjilati lubang anusku dengan mahirnya, kemudian mereka berganti posisi lagi. Cukup lama juga Edward dan Endru menjilati lubang anusku secara simultan.

Sensasinya sungguh luar biasa hingga aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Endru sudah berpindah ke daerah batang kontolkuku, ketika Edward menjilati pahaku terus naik dan berhenti untuk bermain di daerah lubang anusku."Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!" aku terkaget, karena baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di daerah sensitifku.Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di batang kontolku. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, sensasi ini terlalu berlebihan bagiku, bahkan terbayang pun tidak pernah.Dengan penuh gairah mereka bermain di kedua tempat erotisku, aku tidak tahu harus berkata apa selain mendesah dan menjerit dalam kenikmatan birahi. Aku mencari pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan hingga akhirnya kupilin-pilin sendiri tetek dadaku yang ikut menegang.

Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan. Sperma yang cukup kental, muncrat dari kontolku. Orgasme tercepat selama hidupku, tidak harsu penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, suatu rekor yang tidak perlu dibanggakan.Mulut Edward tidak pernah beranjak dari lubang anusku, disedotnya lubang anusku seperti layaknya vacum cleaner."Shit.. Edward.. stop.. stoop..! Please..!" pintaku menahan malu.Lidah Edward naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua tetek di dadaku. Dikulumnya lalu sambil meremas dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.

Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah Edward, aku merasakan Endru telah menyapukan kejantanannya di lubang anusku sebentar dan langsung kejantanan Endru tanpa basa basi langsung melesak masuk ke lubang anusku. Kurasakan ada perbedaan rasa dengan Edward karena bentuknya memang berbeda. Punya Edward besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedangkan Endru kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.Gila, kalau tadi siang kurasakan punya Edward yang banyak menggesek bagian kananku, sekarang kurasakan bagian atas lubang anus menerima sensasi yang hebat, karena kejantanan Endru mempunyai kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding lubang anusku. Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Endru, Edward bertambah gairan bergerilya menjelajahi kedua tetek dadaku yang makin menegang. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan di leherku.

Endru makin kencang mengentot lubang anusku sambil menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang makin tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan Edward makin keras mengimbangi permainan mereka."Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!" teriakku.Permainan mereka semakin ganas mengerjaiku.Kutarik tubuh Edward ke atas, kini Edward sudah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku. Segera kulahap kejantanannya, sekarang aku mau mengulumnya karena kejantanan itu terakhir kali masuk di lubang anusku, tidak seperti saat pertama tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak dapat mengulum masuk semua batang kejantanannya, terlalu besar untuk mulut mungilku.Edward sekarang mengangkangiku, kepalaku di antara kedua kakinya, sementara kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan kontol besarnya seolah berusaha menanamkan semuanya ke dalam, tapi tetap tidak bisa, it's too big to my nice mouth, very hard blowjob.

Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami ejakulasi beberapa saat kemudian."Mmgghh.. mmgh.. uugh..!" teriakku tertahan karena terhalang kejantanan Edward. Spermaku muncrat, meski jumlah muncratannya tidak sebanyak yang tadi.Tanpa memberiku istirahat, mereka membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Endru tetap bertugas di belakang sementara Edward duduk berselonjor di hadapanku. Seperti sebelumnya, Endru langsung tancap gas mengentot pantatku dengan cepat, kurasakan kejantanannya makin dalam melesak ke dalam lubang anusku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, sehingga makin masuk ke dalam di lubang anusku. Antara sakit dan nikmat sudah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat berpikir lebih lama ketika Edward menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Lubang anusku terisi sementara kontolku melesak ke dalam rongga mulut Stevent.

Kurasakan sensasi yang luar biasa. Dengan terus mengocok, Endru mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras dadaku, sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu. Tidak ketinggalan Edward memegang rambutku, didorongnya supaya kejantanannya dapat masuk lebih dalam di mulutku."Emmhh.., mhh..!" desahku sudah tidak keluar lagi, terlalu sibuk dengan kejantanan Edward di mulutku.Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak berlawanan gerakan Endru dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok Edward.Tidak lama kemudian, "Shit.., aku mau keluar..!" teriak Edward sambil menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak perduli, malah kupercepat kocokan mulutku hingga menyemprotlah sperma Edward dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang hingga langsung masuk ke tenggorokanku.Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang ada di mulutku, Edward mengusap sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku.

Kulihat senyum puas di wajah Edward, lalu dia bergeser ke samping, ternyata Stevent sudah berada di samping ranjang, dia kemudian mengganti posisi Edward berselonjor di hadapanku. Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan Stevent yang basah, kurasakan aroma sperma, sepertinya dia habis berejakulasi melihat permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Stevent tidak sebesar punya Edward, maka dengan mudah aku melahap semua hingga habis sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok keluar masuk.Endru mendorong tubuhku hingga telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok lubang anusku dengan ganasnya. Stevent hanya dapat mengelus rambutku dan menjilati dadaku dari bawah. Tidak lama kemudian Endru mencabut kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku mengerti maksudnya, sebenarnya harusnya aku yang mengatur dia bukan sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.Kutinggalkan Stevent dan aku menaiki tubuh Endru, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku hingga lubang anusku pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya. Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga lubang anusku terasa diaduk-aduk olehnya. Endru memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Stevent berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.

Ternyata Edward yang sudah recovery tidak mau ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua kontol yang berbeda, baik dari ukuran, bentuk dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di lubang anusku, aku sedang menikmati tiga macam kontol sekarang. Kupermainkan Edward dan Stevent secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Endru, sungguh suatu sensasi dan kenikmatan yang sangat berlebihan dan rasanya tidak semua orang dapat menikmatinya.Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi tertinggi. Entah sudah berapa banyak cairan spermaku terkuras keluar. Endru belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme. Aku mengganti gerakanku, kini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari kontol Edward dan kuelus kantong pelir Endru untuk menambah rangsangan padanya.

Ternyata Endru melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kejantanannya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari dadaku.Edward bergerak ke belakangku, dielusnya punggung Endru. Lalu tangannya mengangkat pantat Endru dan tangannya mengelus, menjalar dan berhenti di lubang anus Endru. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu dan mencoba memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terlintas di benakku bahwa dia mau anal Endru. Perlahan kontol Edward dimasukkan ke lubang anus Endru. Edward berlutut di belakangku sambil ngentot lubang pantat Endru. Sementara ngentot, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas dadaku. Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kurasakan goyangan Edward yang menusuk-nusuk lubang anus Endru.

Karena didekap dari belakang aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, akibatnya Endru lebih bebas mengocok lubang anusku dari bawah. Aku sudah tidak dapat mengontrol tubuhku lagi, entah sudah berapa kali kontolku mengejang dan berkedut-kedut pertanda aku mengalami orgasme, padahal masih dengan Endru. Ada dua lagi kontol menunggu giliran menikmati lubang anusku, Edward dan Stevent. Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Endru yang menegang kemudian disusul denyutan keras di lubang anusku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya. Spermaku yang begitu cair keluar dan muncrat dari kontolku. Begitu nikmat dan nikmat,



0 komentar: