BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Pemain Sepakbola Temen Kosku

Karena ga ada kegiatan, sementara tontonan TV ga ada yang menarik. Iseng, aku buka-buka file di laptopku. Mulanya sih sekedar lihat isi laptop lewat Windows Explorer. Akhirnya mah, biasa, ujung ujungnya ke folder favoritku.
Itu tuh, gambar-gambar hasil download internet (aku biasa surfing di Warnet deket kampus. Jam-jam kosongnya aku udah hapal, maklum untuk download gambar gambar yang 'cool' sekaligus 'hot' untuk kita-kita tentu nggak bisa sembarang waktu !). Gambar-gambar itu betul-betul panas, it certainly turned me on ! Lalu ada tulisan-tulisan yang aku ambil dari Tips dan Triknya www.igama.org tentang tekhnik seks, tekhnik anal, oralseks dan lainnya. Andai saja aku punya kesempatan untuk mempraktekkannya.
Lalu terdengar suara motor masuk pelataran. Tanpa lihatpun aku udah tahu itu motor Ridho. Dia punya jadwal maen sepak bola setiap Sabtu sore. Biasanya sih pulang sebentar, mandi, ganti baju lalu ngacir lagi entah ke mana. Dari dalam kamar, aku denger dia membuka kunci kamarnya. Nggak lama, dia jalan ke kamar mandi. Ngelewatin kamarku yang sengaja kututup pintunya, dia cuma teriak, "Setya, kamu nggak ke mana-mana ?"
"Nggak euy", jawabku singkat.
"Lagi ngapain kamu ?", tiba-tiba dia buka pintu kamarku. Sepintas dia keliatan udah mandi. Pakaiannya tetap yang itu; T-shirt butut dan celana boxernya. Dalam benakku berfikir, Wah pakai celana dalam nggak ya?", pikiran nakalku mulai beraksi. Cepat aku minimize ACDsee-ku yang lagi memperlihatkan foto 3 cowok yang lagi mengocok barangnya sendiri, cowok yang paling kiri nyedot yang tengah, yang tengah nyedot yang di kanan. "Lho, nggak jalan kamu Rid?", tanyaku.
"Nggak ah, lagi males aku ! Lagian sepak bola tadi capek banget", balasnya. Tanpa basa-basi dia langsung masuk dan duduk di kasurku. Yang ada di layar monitor saat itu game Pin Ball kesukaanku. Dia memperhatikan dari belakang, ngobrol sana-sini yang nggak jelas sambil sekali-sekali ngomentarin kapan kutekan bar keyboardku.
Lalu pembicaraan berpindah ke sepak bola. Dia ceritain tentang sepak bolanya sore itu. Aku nanggapin secukupnya, pokoknya jangan sampai dia keluar lagi sore ini.
"Kalau kamu mau, aku bisa pijetin kamu !", tiba-tiba mulutku bicara. Aku nggak tau dari mana itu keberanian muncul. "Boleh juga", dia bilang. And I thought it was my time to take the chance!!!!!
"Sekarang kamu tiduran deh", kubilang sambil berdiri ambil baby oil. Nggak lupa, aku kunci pintu kamar. Sekedar jaga-jaga. Lalu dia telungkup, mukanya dihadapkan ke kanan. Aku lalu duduk di samping kanan badannya. Matanya terus ngeliatin aku. Aku mulai dari kaki kanannya. Mula-mula telapaknya, lalu naik ke betis. Aku mengagumi kebagusan badannya. Well-built, kata orang barat. Merasakan kekenyalan ototnya, juga bulu-bulu kakinya yang cukup lebat, aku merasa celana aku menjadi agak sesak. Ada sesuatu yang berdenyut-denyut di dalamnya.
Sampai di paha, aku singkapkan pipa celananya sampai batas pantatnya. Matanya tertutup sekarang, mulutnya sedikit menyungging senyum. Nggak ada reaksi lain selain mengangkat sedikit pahanya supaya pipa celananya itu bisa naik maksimal.
Malah pipa celana kirinya dia sendiri yang singkapkan. Bingung juga aku, kenapa dia nggak ada reaksi apa-apa sampai sejauh ini. Ya aku pijit aja pahanya yang berbulu itu dari bawah ke atas. Waktu tanganku memijat paha bagian dalamnya, sengaja aku mendorong jari-jari aku sampai menyentuh kantongnya. Aku pijit pangkal pahanya agak lama. Tetap tanpa reaksi !!! Aku sendiri yang kelimpungan.
Lalu aku pindah ke sebelah kiri badannya. Seperti tadi, mulai dari telapak kaki, kemudian betis dan berakhir di paha.
Kemudian aku beralih ke pantatnya. Sekali sentuh, aku bisa mengambil kesimpulan. Dia pakai celana dalam. Aku tekankan kedua ibu jari ke daging pantatnya yang cukup keras itu, dan aku buat gerakan melingkar. Belalainya di bawah sana tentu merasakan tekanan itu. Sesuai pengalaman, kayaknya sih nggak ada orang yang bisa tahan nggak ngaceng kalau pantatnya diperlakukan seperti itu. Aku minta dia longgarkan kancing celananya supaya aku bisa memijat pantatnya dengan lebih leluasa. Tanpa protes, dia ikutin. Malahan dia sekalian menurunkan celana boxernya itu sampai lutut, kemudian dengan menggunakan jari-jari kakinya, dia lepaskan celana itu sama sekali dari badannya. Yang tinggal cuma CD-nya doang.
Melanjutkan prosesi, aku turunkan bagian belakang CD-nya sampai pantatnya keliatan semua, lalu aku tekan tulang ekornya dan juga daerah seputar lubangnya. Eh, ternyata pantatnya juga berbulu sampai seputar lubangnya!! Woww..
Dia sedikit mengerang waktu aku lakukan itu. Selesai itu, aku naikkan lagi elastik CD-nya ke pinggang. Aku nggak mau kejadian ini terlalu cepat berakhir.
Aku lalu minta dia untuk buka T-shirtnya. Dia angkat kepalanya sedikit, ditatapnya mata aku sebentar, lalu dia mengikuti permintaan aku. Mula-mula dari samping tubuhnya aku memijit tengkuknya, lalu turun ke bahu, terus ke punggung,.
Mukanya dipalingkan ke arahku. Matanya ! Rasa-rasanya dia punya mata ngeliatin aku terus, terutama daerah pangkal pahaku. Sampai saat akan memijat pinggangnya, aku duduki pantatnya. Sekali-sekali sengaja aku goyangkan badanku, supaya daerah pinggulnya ikut bergerak. Dia pasti menyukai tekanan dan gesekan yang dialami kontolnya, soalnya dia mengeluarkan suara-suara keenakan saat aku melakukan itu.
Di tempat-tempat yang aku rasakan ada strain, tentu saja aku bantu melemaskannya itu kubaca di artikel tips dan trik. Tapi, jujur aku katakan, sesungguhnya ini proforma saja, sebelum sampai di daerah sasaran utama. Sesekali dia memuji kepandaianku memijat.
Lalu sampailah pada saat yang ditunggu-tunggu. Aku suruh dia balikkan badannya. Tanpa tunggu perintah ke dua, dia segera balikkan badannya. Dan tanpa malu-malu barangnya ngaceng di balik celana dalamnya. Dia nggak berusaha menutupinya sama sekali. Wow !!! Aku liat ada sedikit noda basah di celananya. It's his precum.
Walaupun aku mulai nggak sabar, aku belum mau menuju daerah terlarang itu. Aku mau menyisakannya untuk babak terakhir. Aku pijit dulu bagian dadanya, bagian yang aku sukai dari badannya (sebelum aku kenal bagian lainnya itu, tentu saja !).
Puting susunya menegang waktu aku urut dadanya yang berbulu itu. Tanpa bisa ditahan lagi, jariku bermain-main di seputar putingnya itu. Dia tetep tutup mata, dan nampak tak berkeberatan aku berkelana di atas badannya.
Sampai di perut, aku mengagumi otot perutnya. Begitu keras! Dan bonggol-bonggol otot di perutnya begitu seksi walaupun tertutupi dengan bulu-bulu halus. Karena harus mengurut perutnya dari bawah ke atas, aku menurunkan sedikit elastik cd-nya. Aku geser sedikit kontolnya ke arah kiri seolah tanpa sengaja sehingga batang itu melintang di dalam CD. Dia nggak berusaha mengelak waktu aku menyentuh kontolnya. Di lubang kencingnya tampak titik bening. Ternyata memang sudah keluar tuh mani beningnya.
Cepat aku selesaikan urusan pijat di daerah perutnya tanpa ngutak-ngatik kontolnya lagi.
Sambil tetap duduk sila di kanan badannya (Waktu dia telungkup, aku ada di kiri badannya, tapi setelah terlentang tentu ada di kanannya), aku ambil tangan kanannya. Sengaja kuletakkan jari-jari tangannya di atas pahaku. Aku mulai pijit otot deltoidnya. Wah, dia memang punya otot yang bagus di seluruh tubuhnya. Rupanya pada awalnya dia nggak sadar di mana jari-jarinya berada.
Belakangan jari-jarinya tanpa sengaja menyentuh celanaku. Kubiarkan saja (memang itu yang aku tunggu dan kusengaja!!)
Pindah ke bagian kiri tubuhnya, aku lakukan hal yang persis sama. Jari-jari tangan kirinya kuletakkan di pahaku. Kali ini seolah sengaja menyentuh celanaku.
Aku komentar “Eh, kok tangannya nakal ya”. Sambil terus kudekatkan celanaku ke tangannya. Kulihat Ridho tersenyum namun tetap memejamkan matanya. Lambat laun rabaan tangannya lebih pintar dan lebih aktif meraba-raba. Dia berusaha memegang kontolku.
“Ha..ha..ha..”tawanya meledak saat tangannya berhasil memegang kontolku. Aku terkejut tapi harus tetap fokus. Memang posisi silaku menghalangi dia untuk bisa sampai ke sasaran lebih leluasa. Oh, jujur yang dia lakukan tadi hanya menambah sempit celana pendekku saja.
Selesai semua, aku pindah ke bawah. Aku pijat paha depannya. Berkali-kali aku lihat kontolnya berontak minta keluar dari sarangnya. Lalu tanganku bergerak menuju pinggangnya. Dan sebagai coba-coba sambilo mengimbangi nakalnya perlakuan Ridho tadi, tiba-tiba aku menarik celana dalamnya ke bawah. Dan, there he was, berbaring telanjang di kasur kamarku dengan kontol ngacung ke atas, berdenyut-denyut seirama dengan denyut jantungnya !!!
Ternyata dia hanya diam saja. Oh mungkinkah ini memang dia sengaja?
Dan karena tidak ada reaksi perlawanan, aku semakin lebih jauh.
Lalu aku buka kedua pahanya lebar-lebar, aku bergeser mendekat. Tangan kananku menyusuri paha dalamnya mulai dari lutut dan berakhir di bijinya. Aku ulurkan tangan kiri aku, aku remas batangnya. Dia mengerang. Perlahan aku mulai mengurut batangnya yang keras dan hangat itu, dari atas ke bawah. Nafasnya mulai memburu.
Ah, sampai disini aku bisa mengambil kesimpulan kalau Ridho ini suka diperlakukan seperti ini. Mungkin dia juga suka dengan sejenisnya, ataukah tepatnya dia biseks??!!

Sementara tangan kananku menari-nari di atas mainan barunya, tangan kiriku meraih pangkal kontolnya dan menegakkan kontolnya. Mukaku merunduk mendekati sasaran. Hidungku segera menangkap aroma laki-laki yang begitu kuat memancar dari daerah selangkangannya, bau erotik!! Aroma itu memperbesar gairahku. Nggak sabar, aku buka T-shirtku. Aku hanya tinggal pakai celana pendek saja.
Kepalang tanggung, birahiku yang sudah memuncak membuatku nekat.
Aku jilat lubang kencingnya, rasa asin-asin-licin. Nggak sampai hitungan menit, kepalanya yang besar dan agak keunguan itu sudah bersarang di dalam mulut.
Ah…ternyata benar, Ridho menikmati semuanya. Berarti dia juga gay seperti aku.
Lalu kuemut kuat-kuat sampai pipiku kempot. Dia mengerang lebih kuat. Waktu aku gelitiki daerah V terbaliknya dengan ujung lidah, dia menggelinjang. Dia tusukkan kontolnya ke dalam mulutku, sampai-sampai aku harus tahan pinggulnya dengan tangan biar aku nggak keselek.
Aku lepaskan kepalanya dari mulutku, sejenak aku mengagumi kontolnya. Lebih besar dan lebih seksi dari yang aku bayangkan. Vena-venanya tampak jelas di permukaan kontolnya. Lalu lidahku mulai menyusuri bagian bawah batangnya. Iseng, aku gelitiki lagi daerah pertemuan batang dengan kepalanya dengan ujung lidahku sampai Ridho menggelinjang kegelian.
Lalu aku terus turun sampai ke kantungnya. Geli terasa di seputar mulut terkena bulu bulu kontolnya. Lidahku mulai menjilati bijinya, terus naik ke pangkal batangnya sampai ujung kontolnya. Persis seperti anak-anak lagi jilat es krim kesukaannya, aku ulang-ulangi kegiatan itu. Menjilati dan mengisap kantung .... batang .... kepala .... kantung ....batang ....kepala ... kantung.....
Puas begitu, aku kembali lagi ke kepalanya. Aku masukkan seluruh kepalanya ke dalam mulut, lalu aku emut-emut. Dia mengerang dan mendesi desis. Lalu sedikit demi sedikit batangnya aku telan. Nggak lebih dari separo barangnya yang 17 cm itu bisa masuk. Kalau aku coba lebih jauh, rasanya mau muntah. Lidah aku bergoyang-goyang di dalam, mengelus kepalanya, menyusuri corona kontolnya, menggoyang-goyang batangnya.
Kemudian aku rasakan tangannya seolah meraih kepalaku dan menekan kepala aku itu ke bawah. Dia nggak mau dilepaskan lagi. Maju mundur aku gerakkan kepala aku. Kalau dia angkat pinggul terlalu tinggi aku tekan dengan tangan aku. Ke luar masuk barangnya di dalam mulutku. Makin lama makin cepat, makin liar. Untuk menyervis batangnya yang nggak bisa masuk ke dalam mulut, aku gunakan kedua tanganku.
Bergantian naik turun sampai pangkal batangnya. Erangan, desahan, teriakan tertahan, keluar dari mulutnya. Makin lama makin kuat, makin tak terkendali.
Tangan kirinya mencengkram bahuku, sementara tangan kanannya menekan kepalaku lebih ke bawah, menggenggam rambutku. Gerakan mulutku makin cepat, maju-mundur-maju-mundur. Barangnya keluar-masuk-keluar-masuk. Makin lama makin cepat. Makin lama makin semangat. Tiba-tiba aku rasakan badannya mengejang!
Pantatnya diangkat tinggi, menusukkan kontolnya lebih dalam ke mulut aku sampai aku tersedak. Dia hampir sampai di finish!! Mau ejakulasi.
Karena ingin lebih menikmati permainan ini dan aku nggak ingin dia keluar dalam mulut aku. Aku genggam kuat-kuat pangkal kontolnya dengan tangan kiriku. Kontolnya mengejat-ngejat dalam mulutku. Terasa ada denyutan di pangkal kontolnya itu, dan rupanya sudah tak dapat ditahan lagi. Aku lepaskan barangnya dari dalam mulut, aku lanjutkan sedikit menggosok kontolnya dengan tangan kanan, lalu aku acungkan kontolnya tegak lurus ke langit-langit. Waktu aku lepaskan genggaman tangan kiriku dari pangkal kontolnya, semprotan air maninya muncrat tinggi sekali, kemudian meluncur turun. Sebagian besar mendarat di perutnya, sisanya kena muka dan rambutku serta seprei kasurku. Kontolnya masih berdenyut beberapa kali, mengeluarkan sisa muatannya. Lahar putih mengalir menuruni batangnya yang masih aku acungkan ke atas dan tertahan di pangkal kontolnya yang penuh bulu.
Sekarang giliran aku ! Cepat aku buka celana pendekku. Kontolku belepotan mani bening tanda aku terangsang berat. Segera aku bertelanjang ria, lalu aku lompat ke samping kanannya. Miring kiri, aku rapatkan badanku yang basah oleh keringat ke badannya yang juga banjir keringat. kontolku merapat pada pahanya. Dia mengelus-elus kepalaku. "Bukan kepala atas yang butuh belaian, Ry !", kataku dalam hati. Lalu tangannya aku ambil dan kutuntun ke bawah, ke tempat barangku yang sudah nggak sabar menunggu. Dia menggenggam kontolku. Pelan-pelan dia mulai menggerakkan tangannya sepanjang barangku. Rupanya dia mengerti ekmauanku, aku ingin dionani oleh tangannya.
Supaya lebih licin, aku colek mani yang numpuk di perutnya, lalu aku oleskan ke kontolku sendiri. Dia mengikuti. Dijauhkannya sedikit badanku dari badannya, kemudian dia duduk. Sambil duduk, diambilnya sisa air mani di perutnya, lalu dioleskan ke kontolku. Dia mulai lagi ngocok barangku memakai maninya sebagai pelumas. Nggak butuh waktu lama, barangku yang sudah lelah menunggu dari tadi langsung bereaksi. Dia langsung bongkar muatan.
Ada rasa nikmat manakala kocokan yang dilakukan jari tangan kekar milik pemain sepak bola ini. Aku menikmati kocokan tangan Ridho sambil kunikmati tubuh bagus miliknya dan sesekali tanganku memegangi kontolnya yang sedikit melemas.
Tak berapa lama kontolku berdenyut denyut dan rasa nikmat yang memuncak seakan ingin menyemburkasn spermaku.
Karena ingin memberikan pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya. Aku meraup sisa sisa sperma Ridho yang ada di perutnya. Lalu dengan secepat kilat kuangkat kedua kaki Ridho, dan kulumurkan sperma itu ke belahan lubang pantatnya. Ridho nampak kebingungan dengan hal yang aku lakukan. Dan sebelum Ridho sadar akan apa yang aku lakukan, aku telah berbuat jauh. Segera ku arahkan kontolku yang telah teracung ke lubang pantatnya.
Ridho nampak terkejut, namun sebelum keterkejutannya hilang, aku telah mendorongkan kontolku supaya lebih masuk ke dalam.
Ridho berontak dan memekik tertahan, namun gerakannya itu justru membuat kontolku semakin melesak masuk ke dalam lubang anusnya. Kupegangi kedua tangan Ridho dan sambil kugoyang pinggulku memaju mundurkan kontolku. Raut mukanya nampak sedang menahan rasa nyeri sesaat. Namun dengan keahlianku menggoyang pantatnya, lama lama kulihat matanya mulai terpejam, seolah menikmati paduan rasa nyeri dan nikmat di lubang pantatnya.
Sambil terus aku genjot kontolku di lubang pantatnya, kuraih kontolnya yang mulai menegang lagi
Diantara goyanganku menikmati sempitnya lubang anus Ridho, kudengar erangan lirih pertanda dia merasakan kenikmatan luar biasa.
Namun, rupanya aku justru yang tidak dapat bertahan lama. Entah karena psikologis bahwa aku telah menggagahi serang cowok hetero ataukah karena birahiku yang lama tak tersalurkan.
Dengan mengejang dan mulutku berdesis, segera kutarik kontolku dari lubang anusnya. Nampak wajah Ridho terkejut, saat kucabut kontolku. Segera kuambil posisi lurus di atas Ridho, dan kudekatkan kontolku hingga menempel di kontolnya. Lalu kusambut kontolku dan kontol Ridho dalam satu genggamanku. Genggaman tanganku akhirnya mengocok dua kontol saat bersamaan. Dan tak berapa lama aku mengejang lagi dan kontolku terasa berdenyut denyut. Akhirnya cairan putih kental hangat itu nyemprot tak terbendung.
Segera kupercepat kocokanku, hingga spermaku menyembur di perut dan dada Ridho. Sebagian menjadi pelicin kocokan tangaku, hingga kontol Ridhopun menegang dan turut menyemburkan spermanya untuk yang kedua kalinya. Namun rupanya semburan sprema Ridho kali ini tidak terlalu banyak. Tubuhku melemas lalu kepalaku menunduk. Tanganku meraih kepalanya. Kucium bibir merahnya dengan hangat. "Ridho, sudah lama aku berharap seperti ini."batinku. Lalu kupeluk dia, menindihi badannya. Ah..mungkin ini baru awal hubungan rahasia dua pria satu kost. Lain kali aku akan melakukan kegiatan yang lebih hot dan lebih nikmat dari yang tadi, janjiku dalam hati sambil kudekap erat tubuh Ridho.

0 komentar: