BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Shoutmix Web

Tengah malam, aku terbangun dari tidur. Setelah ke kamar mandi untuk buang air, aku mencoba memejamkan mataku lagi. Namun seperti yang aku tahu, jika tengah malam terbangun pastinya aku tidak akan bisa memejamkan mata lagi.

Aku hidupkan televisi sambil rebahan di kasur kost ku. Namun acara televisi lewat tengah malam, tidak ada yang menarik. Terpaksa aku mengambil HP dan mengutak atiknya. Lalu terbersit niatan untuk keluar kamar kost dan memanfaatkan internetan paket tengah malam. Segera kubasuh muka di akmar mandi, lalu kembali ke kamar untuk memakai pakaian. Aku keluar dan menuju ke warnet sebelah kost ku. Agak rame juga, beberapa mahasiswa yang memanfaatkan paketan tengah malam. Karena sedang tidak ada tugas kuliah, maka aku tidak punya tujuan.

Iseng aku masuk ke history web yang dibuka orang sebelumku. Ternyata ada website www.igama.org yang menampilkan halaman utama. Disitu ada banyak artikel tentang berita HIV-AIDS ataupun MSM. Namun yang menarik perhatianku kolom shoutmix, berisikan iklan dan ajang menampilkan nomer HP. Diantara beberapa iklan, kutemukan sebuah nama dengan identitas nomor telepon dan juga nomor handphone sekalian. Maka timbul niatku yang memang suka iseng itu untuk menghubunginya, itung-itung juga nambah teman. Kebetulan nomer HP dia satu providr dengaku, jadinya nelpon tengah malam begini, gratis..
"Hallo," aku memulai pembicaraan setelah beberapa kali nada panggil.
"Hallo juga," jawabnya.
"Bisa saya bicara dengan Mas Hamim," lanjutku.
"Ya, saya sendiri, sapa nih?",Jawabnya. Rupanya dia belum tidur.
"Oh saya Ikram," lanjutku.

Dan pembicaraan kami berlanjut kehal-hal yang umum berkisar darimana aku mendapatkan data dirinya dan sebagainya, dan kelihatan dia sangat antusias sekali dalam menerima telponku. Hingga kuberanikan diri aku menawarkan diri untuk bermain ke rumahnya yang katanya dalam keadaan sepi karena dia memang tinggal sendirian di rumah itu.

"Boleh aku kesana",tanyaku.
"Boleh aja, kapan?", terusnya, "Sekarang yaa, aku tunggu"
"Sekarang? Tengah malam begini?," protesku.
"Enggak apa-apa. Kan deket dari tempatmu ngenet. Jadi ga sampe 5 menit. Nanti kita ketemu di dekat pos polisi terminal Landungsari aja, ntar aku jemput",ujar Hamim.
"Ok deh, tunggu yaa, ntar kalau sudah nyampe terminal aku telpon kamu lagi, yaa"
"Oke, jangan lama-lama yaa"

Dan kuakhiri pembicaraanku dengan Mas Hamim malam itu, dan aku segera bergegas menyudahi internetan dan mematikan computer warnet. Biarlah paketan Rp 10.000 hingga pagi hari kurelakan, karena aku udah dapat teman kencan. Aku segera berjalan menuju arah terminal Landungsari. Setelah kurang lebih lima menit sampailah aku di pos polisi terminal yang kutuju. Lalu segera kuambil HP untuk menghubunginya kembali. Selesai aku telepon kutunggu dia di pos polisi terminal seperti yang kuutarakan sebelumnya dan dalam hati aku jadi salah tingkah sendiri menjelang bertemu dengannya, aku belum pernah tahu wajahnya, postur tubuhnya dan semuanya walaupun dia sudah memberikan ciri-cirinya secara sekilas kepadaku lewat telepon.

Kurang lebih lima menit aku menunggunya sampai akhirnya muncul seseorang mengendarai motor dengan ciri-ciri yang telah disebutkan tadi dan tanpa ragu-ragu lagi aku segera nongkrong diboncengan belakangnya. Di dalam perjalanan menuju rumahnya tidak banyak pembicaraan yang kami lakukan, hanya sekedar basa-basi saja sambil pikiran ini menerawang jauh akankah semua yang jadi angan-anganku menjadi kenyataan hari ini juga ataukah masih tertunda beberapa waktu lagi. Karena terus terang aku hari itu lagi suntuk pengin rasanya mencari sesorang yang bisa kuajak bercumbu dan itu nggak peduli siapa orangnya asal mau sama mau yang udahlah.

Tidak berapa lama sampailah aku ke rumahnya yang lumayan juga, karena memang rumahnya di daerah perumahan yang pada umumnya bentuk dan ukurannya hampir sama. Karena di ruang tamunya nggak ada meja kursinya maka aku dipersilahkan untuk masuk saja ke kamarnya yang tertata cukup rapi dan bersih dengan segala peralatan elektronik yang yang cukup lumayan dari mulai TV, CD player dan juga pengeras suara yang berjejer dengan rapinya diatas sebuah bufet. Dia segera meraih remote dari TVnya dan sekaligus remote CD playernya yang ternyata sudah diisi dengan VCD bokep gay. Sambil menonton intro VCD yang berupa trailer, kami melanjutkan mengobrol.

Sambil ngobrol sana sini tentang bagaimana awalnya dia bisa mengenal website www.igama.org dan hal-hal lain mengenai pekerjaannya, hobbinya dan siapa saja yang sudah menghubunginya, karena aku merasa pasti banyak yang sudah menghubunginya. Ketika aku di sana beberapa saat saja HP nya terus berdering oleh sms ataupun call, yang sengaja tidak diangkatnya.

Sampai sekitar jam 01.00 setelah bertemu dan ngobrol kurang lebih selama satu setengah jam, dia bertanya.

"Mau pulang apa nggak?
"Lho koq?" aku terheran-heran
"Bukannya aku ngusir yaa, kalau mau pulang sekarang aku antar sampai di terminal kalau mau nginap juga boleh. Terus terang aja kalau sudah hampir pagi aku males keluar rumah"

Kulihat kesungguhan di matanya, apa dia benar-benar mengijinkan aku tinggal di rumahnya malam itu.

"Kalau aku nginap nggak keberatan yaa," godaku
"Nggak takut sama aku, nggak takut diperkosa yaa," lanjutku.
"Gombal," jawabnya sambil tertawa dan memukul bahuku yang duduk disebelahnya.
Lalu dia ke luar kamar menutup pintu dan mengganti baju yang dipakainya. Aku yang tetap diam di kamarnya jadi mengerti akan isyarat ini, dia bersiap untuk tidur.

Setelah obrolan kami cukup lama dan terasa makin akrab saja setelah dia mau menerimaku malam itu akhirnya tanganku yang nakal mulai beraksi dengan menyentuh pahanya yang sedang memakai celana pendek dan ditumbuhi bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Sampai.. Tanganku akhirnya ditepiskan dari pahanya

"Jangan merangsang gitu dah," katanya.
"kontolku ini cepet tegang lho.Lagian kita belum kenal lebih jauh" lanjutnya.

Tapi dasar aku yang bandel, dengan adanya penolakan itu semakin gencar tanganku dalam bergerilya ke daerah-daerah yang aku rasa paling sensitif untuk meningkatkan rangsanganku padanya sehingga dia akhirnya mulai tak tahan dan dengan serta merta dia bangkit berdiri. Aku segera meraihnya dan mendorongnya ke ranjang, hingga dia langsung terkapar di tempat tidurnya dengan terlentang dan mata sedikit terpejam, aku jadi mengerti jika tugasku untuk memulai yang dia inginkan segera sudah tiba saatnya. Kuraba kakinya dengan pijitan lembut mulai dari ujung jarinya dengan kedua belah tanganku dan kudengar rintihnya

"Hm…enak juga pijitanmu"

Dan tanganku terus merayap sampai betisnya, kelututnya dan pahanya yang sedari tadi kuelus-elus terus sampai akhirnya kumasukan tanganku dilubang celana pendeknya untuk mengapai barangya yang sudah mulai ngaceng itu tapi sengaja kuelus dan kupijat-pijat agar dia bisa merasakan kenikmatan yang katanya belum pernah dia rasakan walaupun dia juga mempunyai pasangan yang sudah berjalan tiga tahun. Kemudian kubuka kaos yang dikenakannya dan kucumbui putingnya menuju ke arah perutnya, kepusarnya dan terus kebawah lagi sambil kutarik celana kolor yang dipakainya itu dan menyembulkan suatu bentuk bulat panjang dengan denyut-denyutannya dan segera kulepaskan celana pendeknya dan sekaligus celana dalamnya itu dan kulemparkan kelantai. Kemudian aku segera nyungsep diantara kedua pahanya dan mulai menjilati kantong buah pelirnya, kuhisap satu persatu dan terus ke atas dengan lidahku yang terjulur untuk mengesek batangnya yang melengkung itu.

"Aaahh aduh Mas Ikram, enak Mas. Kamu rupanya dah pengalaman ya?," lanjutnya.

Aku tetap diam saja sambil terus kukulum kontolnya dan segera kumasuk keluarkan dengan bibirku. Dia tambah menggelinjang sambil mengangkat pinggulnya karena kenikmatan yang kuberikan itu.

"Aauucchh, aku nggak kuat Mas. Aku dah enggak kuat Mas," lanjutnya lagi.
"Terus kamu mau tak apakan," tanyaku.
"Hmmm terserah kamu lah, Mas Ikram," jawabnya.

Akhirnya segara kuraih lotion yang ada disebelah tempat tidurnya dan kuoleskan pada kontolnya yang ngaceng itu dan juga kuambil sedikit lotion lagi dan kuoleskan dan lubangku yang memang sedari tadi sudah gatel di dalamnya kepeingin ada sesuatu yang bisa menggaruknya.

Kutelentangkan dia dan aku segera ambil posisi duduk diatasnya dan dengan perlahan-lahan kumasukkan batangnya ke lubangku dari senti demi senti sehingga sampai pangkalnya dan setelah tidak kurasakan sakitnya, aku segera aktif dengan menaik-turunkan pantatku yang otomatis makin membuatnya makin keenakan saja, dan tidak berapa lama kemudian.

"Aduh.. Aduh Mas Ikram, enak banget"
"Auucchh aauuhh, sstt enaknya,erangnya sambil tangannya mencengkeran kedua lenganku yang sedang duduk diatas kontolnya sambil terus kugoyangkan pantatku naik turun walaupun aku tahu dia sudah mengeluarkan pejuhnya, tapi aku pura-pura cuek saja karena kurasakan kontolnya masih cukup tegang

"Aduh.. Aduh dah Mas, Udah Mas Ikram, aku dah keluar, aku enggak kuat. Terlalu sensitif. Aku geli semua neh," kata-katanya terus nyerocos.

Sampai akhirnya aku tetap duduk diam diatas kontolnya yang sengaja belum kulepaskan dan sekarang ganti tangannya yang mengocok kontolku, tapi sampai beberapa lama aku tidak juga mencapai puncaknya, akhirnya aku putuskan untuk menyudahinya walaupun aku masih belum terpuaskan karena kontolku terasa panas kena gesekan dengan tangannya. Lalu dia berkata

"Kenapa, Mas? Kamu ga nafsu ya, ML ma aku, kok ga keluar?. Paahal aku dah ga tahan. Aku kocok juga tetap ga keluar”,tanyanya.
"Hm..ga kok. Gapapa. Dah tidur aja yuk," sahutku

Akhirnya kami berdua tidur dengan saling berpelukan dan dalam keadaan masih telanjang bulat, sampai aku tidak tahu jam berapa itu. Ketika aku terbangun dan dia masih terlelap disebelah. Mulai lagi sifat usilku, kuhisap lagi kontolnya yang masih terkulai tidur seperti pemiliknya dan kumasuk keluarkan dengan mulutku yang akhirnya mulai mengeras kembali dan diapun terbangun merasakan rangsanganku pada kontolnya. Kemudian dia meraih lotion disampingnya dan melumuri kontolnya dengan lotion itu dan menyuruhku untuk menungging dan dia mulai memasukkan kontolnya yang sudah siap tempur itu ke lubangku untuk yang kedua kalinya. Kalau pada ronde pertama tadi aku yang aktif naik turun, sekarang pada ronde kedua ini ganti dia yang aktif dengan memaju mundurkan kontolnya dari belakangku. Sampai tak berapa badannya bergetar getar dan kontolnya seakan berkedut kedut.

"Aucch aku mau keluar lagi Mas. Mas Ikraammmmm. Ahhh....Ssstt, aahh...ahhhhhhh"
Crett..crettt..kurasakan semburan spermanya muncrat di lubang anusku.

Dan kurasakan denyut-denyut kontol yang mulai mengendur di dalam lobangku sampai akhirnya dia terdiam dan segera menggelosor di sebelahku dan tangannya mulai lagi mengerjai punyaku.

"Punyamu kok ga keluar keluar, kenapa? Aku dah cape cape berusaha, eh malah aku yang keluar dua kali. Emang maunya diapain," lanjut dia.
"Minta nembak di lubangmu," jawabku.
"Wah, jangan!! Aku ga pernah di anal"jawabnya agak sengit.

Walaupun begitu aku tidak memaksanya untuk melayaniku sesuai dengan yang kuharapkan, tapi aku cukup puas bisa membuatnya ngecrot sebanyak dua kali

Kami kemudian tiduran kembali dan mulailah dia mengutarakan isi hatinya atau curhat kepadaku mengenai pasangannya yang sudah tidak memperhatikan dia lagi karena ada kawannya yang menginginkan dia untuk menjadi pasangannya walaupun dia sudah tiga tahun membinanya hubungan dengan Hamim. Walaupun sudah lama menjadi pasangan, tapi kalau bermain, bercumbu tidak banyak variasi seperti yang telah kulakukan terhadapnya, sehingga Hamim merasakan mendapat sesuatu yang baru dariku. Dan dalam nada bicaranya dia mengharapkan aku untuk menjadi pengganti pasangannya yang sudah mulai jarang bertemu dengannya. Tapi aku menjawab bahwa itu tidak mungkin, karena aku adalah tipe seperti kumbang yang hinggap disini sejenak lalu hinggap disana sejenak dan akhirnya terbang lagi untuk hinggap ditempat lain. Karena aku mengakui bahwa aku adalah orang yang sex-oriented saja, jadi mana mungkin aku bisa setia dengan pasanganku seandainya aku mempunyai pasangan. Hal itu kuutarakan kepadanya.

"Kamu nggak mungkin mengharapkan aku lebih dari seorang kawan, apalagi mengharapkan aku sebagai pasanganmu. Karena kalau kamu mengharapkan yang lebih, kamu akan sakit hati, cemburu dan lainnya melihat setiap tingkah lakuku," kataku.
"Aku bukannya tipe orang yang bisa setia terhadap pasangannya",imbuhku lagi.
"Dan aku juga adalah orang yang bosanan, kita berkawan saja, kalau kamu mau curhat ke aku, boleh-boleh aja, aku nggak keberatan" lanjutku
"Kalau kamu membutuhkan aku untuk ML, aku ready koq setiap saat, karena aku memang suka itu dan nggak perlu bertele-tele," lanjutku.
"Tapi Mas.. "dia menyela.
Belum sempat dia meneruskan kata-katanya, sudah kupotong terlebih dulu
"Udahlah nggak usah serius banget, aku seneng yang begini ini koq",bujukku
"Sudah ah kita tidur lagi yaa, sayang"lanjutku.

Walaupun aku mengucapkan sayang padanya, tapi tidak ada sebersitpun dalam hatiku untuk menjadikan dia sebagai pasanganku, karena aku takut mengecewakan dan juga takut dikecewakan. Karena aku memang pernah merasakan begitu sakitnya hati ini ketika pasanganku beralih kekawan karibku sendiri sehingga aku tidak bisa melupakan peristiwa itu dan akhirnya membentuknya sebagai suatu trauma agar aku tidak jatuh hati pada seseorang dan mengharapkan cintanya hanya untukku saja. Itulah yang membuatku menjadi senang berpetualang dengan setiap orang yang kuinginkan tanpa mengharapkan hubungan yang lebih jauh lagi dari hanya sekedar ML saja yang membuatku menjadi orang yang sex oriented saja, tidak lebih dari itu.

Aku terbangun dari tidurku setelah kudengar adzan subuh, dan aku membangunkan Hamim yang berjanji untuk mengantarkan aku pagi itu karena untuk keluar dari perumahan tempatnya tinggal terlalu jauh bila harus jalan kaki menuju ke terminal. Tapi dia masih ogah-ogahan mungkin dia begitu lelah habis bermain dua ronde tadi malam, akhirnya kutelentangkan dia dan mulai kukenyot lagi kontolnya yang mengkeret itu dan mulai nampak reaksinya dengan makin mengeras dan membesar.

"Aduh Mas, aku cape Mas"keluh dia.
”Dah, kamu diam aja. Kamu berbaring diam saja"perintahku
"Aduh eesshh, enak Mas. Enakkkkk. "Ayo terus Mas, aduh.. Aduh enake Mas", erangnya
Terus kukenyot kontolnya yang makin tegang itu dan dia juga mulai mengangkat-angkat pinggulnya dan makin keras ngacengnya yang makin membuatku bersemangat untuk makin memacunya dalam emotan pada kontolnya itu sampai akhirnya.
"Auucch Mas, aku mau keluar lagi neh,aaaakhhhhhhh..."erangnya.

Tapi aku pura-pura diem saja, sampai kurasakan cairan hangat, asin, amis mengalir dalam mulutku yang segera kutelan semuanya tanpa sisa, tinggallah dia terkapar menikmati sisa-sisa orgasmenya. Setelah berapa saat, aku baru sadar kalau hari sudah mulai terang dan ketika kulihat jamku sudah menujukkan pukul 05.30. Aku segera memakai pakaianku kembali, memang selama semalam kita tidur dalam keadaan telanjang semua. Dan segera kubangunkan dia untuk segera mengantarkan aku ke terminal.

Di dalam perjalanan dari rumahnya menuju ke tempat kostku dia sempat berkata,
"Mas, kalo aku kumpul kamu tiga hari aja, seluruh cairan spermaku habis. Lha ini Cuma tengah malam aja, aku dah keluar tiga kali”,ujarnya..
"Tapi kamu puas khan?"tanyaku

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya hanya sebuah senyuman yang mengandung sejuta arti bagiku dan itu sudah cukup bagiku si petualang ini. Aku yang suka memuaskan para lelaki karena kesnangan belaka ini.
”Kapan-kapan boleh ketemu lagi?”tanya dia. Tanpa menjawab pertanyaanya kuanggukkan kepalaku penuh arti dan diapun tersenyum.
Selang tiga hari ternyata Hamim menghubungiku melalui SMS. Segera kubalas bahwa aku tidak keberatan untuk bertemu lagi, asal dibolehkan menganalnya. Dia tidak menjawab tegas. Dan aku bilang, bahwa tak ada salahnya untuk mencoba sesuatu yang enak.Dia mengatakan bisa dipertimbangkan. Aku minta kepastian, dan Hamim malah menyuruhku untuk ceat cepat datang.
Segera aku bergegas menuju ke rumahnya. Ternyata Mas Hamim sudah menunggu kedatanganku. Dia menyambutku dengan hangat dan matanya berbinar-binar. Aku langsung masuk ke rumahnya dan menuju ke kamarnya. Rupanya tiga hari tidak ketemu, Mas Hamim merasa kangen dengan permainanku. Dia langsung memeluk tubuhku dan menciumi tengkukku. Akupun merespon dan membalas perlakuannya. Segera tanganku pun mulai mengelus-elus dada dan perut Hamim yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang menyambung dengan jembut-jembutnya yang tumbuh sampai ke seputar selangkangannya itu, bahkan ada yang tidak tertutup oleh celana dalamnya. Aku pun tak lagi merasa canggung, apalagi Hamim ikut-ikutan terbawa suasana dan dengan gencar membalas perlakuanku.

Aku menarik celana dalam Hamim dan kemudian kontol Hamim pun langsung tegak selepasnya dari dalam sangkar. Aku langsung melumatnya, menghisapnya maju mundur, menggigit-gigit pelan dan memainkan lidahnya di kulup kontol yang tersisa. Aku merebahkan diri dan memeluk tubuh pemuda itu dari belakang dengan erat, Hamim pun pasrah saja bahkan ketika aku melumat lehernya dan melepaskan t-shirt yang dipakainya dengan penuh nafsu. Setelah itu kamipun saling berpagutan, menikmati permainan lidah ular yang dahsyat, apalagi Aku adalah jagonya dalam urusan lumat melumat dan cium-mencium. Sama seperti yang Aku lakukan tadi, aku pun memasukkan kontol Hamim ke dalam mulutku, mengulum dan melumatnya dengan sangat liar. Dan tak lama kemudian, Hamim pun menyemprotkan sperma kentalnya di dalam mulutku, sensasi asin, hangat bercampur nikmat. Aku pun menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di kontol Hamim sampai ludes tak bersisa. Rasanya jauh lebih nikmat dari susu, dan sangat kental.

Setelah puas bermain-main dengan batang kejantanan Hamim, aku menanggalkan semua pakaianku sampai bertelanjang bulat dan kemudian menindih badan Hamim dan melumat bibirnya, dan tidak kulewatkan setiap bagian dan lekuk-lekuk badan Hamim dengan ciuman-ciuman mautku. Yang cukup lama ketika aku melumat bibir dan lehernya, karena menurutku bagian tubuh itulah yang paling seksi dari Hamim. Apalagi aroma kelelakian dari keringat yang membasahi tubuh Hamim yang makin membuatku bergairah. Hamim kemudian membalikkan badanku, menindihnya dan menyerangku dengan ciuman-ciumannya yang juga tak kalah dahsyat.

"Argh!" Aku menggigit bibir bawahku sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika mulut Hamim mencaplok kontolku di bawah sana dan kemudian melumatnya. Tidak lama, aku minta posisi 69 pada Hamim, karena sebetulnya aku masih belum puas menikmati kontol Hamim di mulutku, apalagi kontolnya yang tergolong besar untuk ukuran pria Idonesia itu kini sudah setegak dan sekokoh tower. Mengeras dengan urat-uratnya yang besar-besar itu.

Aku dan Hamim ternyata larut dalam permainan birahi ini, bertempur di atas karpet, bergulung-gulung sambil berpagutan dengan tanpa selembar benang pun yang menempel di tubuh kami. Hamim mengocok kontolku yang panjangnya 15 cm itu sambil sesekali mengulumnya. Meskipun Aku susah sekali ejakulasi, namun precum kontolku mulai mengalir juga.
Aku pun berdiri dan menjulurkan kontolku tepat di depan mulut Mas Hamim. Dia pun tak menyia-nyiakannya ketika sosis raksasa berdiameter 3 cm itu disodorkan ke arahnya. Ia pun mengocok dan melumatnya secara bergantian.

"Argh!", Aku pun menggeliat-geliat karena nikmatnya. Aku makin buas saja, ketika kontolku terus disepongnya dengan kuat. Lalu kurebahkan tubuh Hamim. Segera kuasang posisi beradapan dengan kontolku mengarah ke lubang anusnya. Kugesek-gesekkan ke perut dan pantatnya. Hamim terdiam pasrah. Segera aku raih lotion yang ada di atas meja saming ranjang.
Kuusapkan lotion itu pada kepala kontolku yang menegang dan segera kugesek gesekkan lagi diantara pantat dan perutnya. Sesekali kontolku menusuk ke lobang anusnya. Hamim mulai meracau merasakan nikmat gesekan dan pelukanku.
Lalu, jari tengahku kumasukkan perlahan untuk membuka anusnya yang kurasakan sangat sempit. "Ssrejj.." kumulai penetrasi tangankuku. So slowly, but sure. Satu jari, lalu lama-lama, dua jari. Hamim merintih antara menolak dan keinginan untuk merasakan sesuatu yang baru. Nampaknya, ini sodomi pertamanya.

Setelah anusnya cukup membuka, kontolku kudorong perlahan, lalu kugoyang.
"Ikram, goyang yang pelan ya, Jangan keras keras.." katanya berbisik.
Aku memainkan kontolku maju mundur, dan mengocok kontol Hamim yang kurasakan sangat keras. Bunyi kulup kontol Hamim waktu dikocok jelas terdengar, "Clup, clup.. clup.. clup.."
Suasana itu begitu menegangkanku, hingga spermaku kurasakan mau keluar.
"Mas, aku mau keluar neh," desahku lirih. Badanku bergetar pertanda nafsuku hampir mencapai puncak. Gelegak spermaku seakan tak tertahan lagi akan segera muncrat.
Hamim mendorong tubuhku dan melepaskan penetrasiku, lalu dikulumnya kontolku, disedotnya, dan lidahnya dimainkannya menari-nari memainkan batang kontolku yang sangat tegang itu.
"Ahh.." jeritku kegelian.
Tanganku mencengkeram pinggir kasur dengan kuat ketika spermaku memuncrat dari kontolku. Hamim tidak mau menyisakan tumpahnya spermaku barang setetespun. Cairan nikmat itu dijilatnya sampai bersih.
"Ahh.. mm.." aku mendesah.

Hamim menarik rambutku. Ia mengangkang di sisi kepalaku, sambil tangannya mengocok kontolnya yang kulihat sama tegangnya dengan kontolku tadi.
"Mas Ikram, spermaku nanti dijilat ya!" pintanya.
Tidak lama kemudian, kurasakan cipratan hangat spermanya di bibirku. Aku membuka mulutku, untuk menunggu curahan selanjutnya. Hamim merintih lirih di sisiku. Kuraih batang kontolnya, lalu kusedot lembut. Ia menggelinjang liar. Ia lemas. Kemudian badannya direbahkannya menindihku. Kepalanya terkulai sambil mencium kontolku yang sudah loyo dari tadi. Ia memelukku dalam posisi 69.


0 komentar: