BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Adik Papa

Namaku Rifaldo. Umurku 24 tahun, Bodyku lumayan, kulit putih bersih. Tinggi 173 cm, berat 65 kg. Aku masih bingung dengan jati diri dan orientasi seks ku. Karena ada pengalaman berkesan yang aku mendapatkannya pertama kali waktu aku kelas 3 SMP. Saat aku mau masuk SMA. Pengalaman seks pertamaku, masturbasi. Dan aku masih tetap melakukannya sekarang jika nafsuku betul-betul sudah memuncak. Waktu itu aku kelas baru menamatkan SMP. Sudah masuk masa puberku.

Saat liburan sekolah. (Liburan saat aku akan masuk SMA ), adik papaku yang paling bungsu tinggal beberapa bulan dirumah ku, dia mau mempersiapkan diri untuk ujian UMPTN. Jadi berarti aku berumur 15 tahun dan dia 18 tahun. Karna umur kami tidak berbeda jauh, kami cepat akrab. Seperti abang dan adik. Namanya Afrizal. Wajahnya lumayan, dia lebih tinggi dariku beberapa cm waktu itu. Sekarang mungkin aku lebih tinggi dari dia. Mungkin sudah turunan, kami dikaruniai tubuh dengan bulu-bulu yang lebat. Tangan, dada, kaki, penuh dengan bulu. Dan karna kulit kami kuning langsat, jadi sangat cocok dan terlihat jantan. Sudah hampir 2 bulan aku sekamar dengannya tak ada kejadian aneh antara kami berdua. Tapi, ada satu yang selalu aku herankan. Hampir tiap tengah malam Afrizal selalu terbangun dan ke kamar mandi. Didalam kamarku ada kamar mandi. Sekitar 15-20 menit baru balik lagi ke tempat tidur. Dan makin

lama aku jadi penasaran. Dan aku bertekat, harus tau apa yang dia kerjakan di
kamar mandi ditengah malam.

Aku mulai melakukan persiapan. Saat siang hari dia tidak ada dirumah. Aku mulai beraksi. Aku buat dua buah lubang kecil di pintu kamar mandiku yang tipis. Diujungnya aku pasang sejenis lensa, seperti yang ada di pintu utama. Jadi, saat kutempelkan wajahku ke pintu, kedua mataku tepat di lubangnya. Seperti memakai teropong. Dan yang betul-betul menguntungkan, WC ku model duduk dan tepat menghadap ke arah pintu. Jadi, saat aku lihat dari luar jelas terlihat bagaimana bentuk orang yang duduk di WC. Sangat-sangat jelas dan dekat. Aku sudah tak sabar ingin mencobanya. Saat Afrizal pulang, kerjaanku telah beres. Sore hari, saat dia mandi, aku mulai iseng, aku ingin mencoba lubang buatanku. Sekitar 1 menit dia didalam, aku mulai menempelkan wajahku ke pintu. Dan.. wow.. Jelas terlihat.

Aku dapat melihat Afrizal sudah telanjang bulat, membelakangiku. Bulu-bulu dipahanya cukup lebat, dan saat dia agak menunduk, tersembul bulu-bulu tebal yang menghiasi lubang pantatnya. Hmm.. ku pikir, tak jauh beda dengan punyaku. Aku bosan juga melihatnya. Habis cuma bagian belakang terus. Tiba-tiba dia berbalik dan duduk di WC. Cukup besar juga kontolnya. Tapi tidak tegang, hanya sedikit terkulai di tengah-tengah pahanya. Kepala kontolnya yang bikin aku kagum. Besar, mirip cendawan yang sedang mekar. Tangannya mulai menyibak-nyibak bulu jembutnya yang tebal. Kontolnya mulai dia elus. Perlahan-lahan. Digesekkannya jari telunjuknya di daerah V terbalik tepat berada antara kepala dan batang kontol. Puh… kudengar dia meludah. Ya ampun… kontolnya dia basahi dengan ludahnya. Tangannya mulai menggenggam erat. Maju mundur. Kontolnya makin”; membesar dan tegak. Keras. Hmm… gila.. 1 ½ kali dari ukuran semula. Aku yakin, ada sekitar 18 cm. Soalnya aku bisa bandingkan dengan ukuran kontolku sendiri. Dan sekarang tentu sudah lebih besar lagi. Aku tidak tau tepatnya . Cukup besar dan sesuai dengan ukuran tubuhku. Kadang aku pikir terlalu besar untuk ukuran anak SMP waktu itu. Gesekan tangannya berhenti.

Dengan kontol yang masih tegak, dia berdiri. Dan dia mulai mandi. Karna dalam keadaan tegang, kontolnya berdiri dan hampir nyentuh pusarnya. Aku menghentikan kegiatanku, dan cepat keluar kamar. Takut ketauan. Malamnya, aku sengaja berjaga-jaga dan berusaha tidak tertidur saat dia ke kamar mandi. Persis, seperti hari-hari sebelumnya, sekitar jam 11 malam dia terbangun. Dia hanya mengenakan kolor putih, tanpa baju. Aku dan dia memang tidur hanya mengenakan kolor atau celana pendek, tanpa baju. Dan aku kira itu wajar. Kami sama-sama laki-laki dan tak perlu malu. Aku pasang telinga. Terdengar pintu kamar mandi dibuka dan ditutup lagi, dan klik.. dikunci. Aku cepat bangkit dan langsung pasang aksi. Afrizal sudah duduk di WC dengan kaki terbuka lebar
dan tangannya menggenggam batang kontolnya. Aku yakin, pasti sudah tegang. Dengan sekali hentakan dia lepaskan kolornya. Aku menahan napas melihat kontolnya yang begitu tegang. Tanpa sadar, aku mulai meraba kontolku sendiri. Tegang. Puh.. sama seperti tadi, dia meludahi kontolnya, beberapa kali, sehingga kontolnya menjadi basah.

Digenggamnya batang kontolnya dengan kedua tangannya. Mulai menggesek-geseknya. Masturbasi. Aku tau. Seperti yang aku baca di buku. Tapi aku tidak tau persis gimana cara melakukannya. Matanya terpejam dan mulut terbuka. Makin lama makin cepat. Terdengar rintihan tertahan dari mulutnya. Uh.. oh… aku menjilat bibir, sepertinya cukup menikmati hiburan langka ini. Seumur-umur hidupku, baru kali ini aku lihat orang melakukan seperti itu. Tanganku tetap mengenggam batang kontolku sendiri. Ada sedikit cairan keluar. Aku tarik celana sport minimku dan kulihat cairan bening keluar dari lubang kontolku. Aku jongkok dan terus mengamati aksi Afrizal. Tangan kanan Afrizal makin cepat mengocok kontolnya, sementara tangan kirinya meremas dadanya yang menonjol dan berbulu lebat. Putting susunya dia pijit. Tanpa sadar, aku mulai mengikuti aksi Afrizal. Ku kocokin juga kontolku. Dan terasa nikmat.. belum pernah aku alami rasa seasik ini. Sudah hampir 10 menit. Desahan Afrizal makin keras dan dia mulai sedikit mengejang. Menggeleng-gelengkan kepalanya, kiri kanan… Dan.. tiba-tiba.. cairan putih tersembur keluar dari batang kontolnya.. Maninya. Afrizal makin mempercepat kocokannya dan mengarahkan tumpahan maninya ke badannya …

Tangan kirinya diusapnya ke dadanya yang penuh dengan mani dan mulai dia oleskan ke batang kontolnya lagi. Ah.. uh.. oh..oh.. .. ku dengar desahannya.. Setelah beberapa kali semprotan dan aku lihat, cukup banyak.. dia terkulai lemas.. Tapi tetap meremas kontolnya. Dia tersenyum puas. Dengan jari telunjuk, Afrizal mengusap-usap lubang kontolnya. Dan masih ada tetesan mani yang tersisa. Jari telunjukknya dia basahai, dan.. Afrizal menjilati maninya sendiri. Sepertinya dia sangat menikmatinya. Sisa-sisa mani yang masih tercecer di paha dan dadanya dia usah dengan tangannya, dan dengan rakusnya, lidahnya terus menjilati lengketan mani dari tangannya. Aku tergegung. Tanganku masih mengenggam kontolku masih tegang. Dan memang ada sedikit cairan bening yang keluar dari ujung kontolku. Aku coba.. dan.. hmm.. asin.. tapi lumayan. Kemudian Afrizal”; bangkit. Dan secara reflek, aku berlari dan langsung telungkup diranjang. Seolah tidur lelap. Terdengar cipratan air. Mungkin dia membersihkan diri. Lalu balik tidur lagi.

Mataku terpejam. Tapi pikiranku melayang. Aku membayangkan terus kejadian yang baru aku saksikan. Besoknnya, rumah sepi. Afrizal pasti sedang kursus. Aku ke kamar mandi. Pelan-pelan, kulepaskan celanaku. Telanjang bulat. Polos. Kupandangi tubuhku. Hmm… cukup bagus. Aku duduk, dan mengingat kembali apa yang dilakukan Afrizal. Kuludahi kontolku, dan mulai meremas-remasnya. Ah.. nikmatnya… makin cepat.. cairan bening mulai banyak keluar. 5 menit, 8 menit.. 10 menit… berlalu. Aku masih terus mengocok kontolku. Oh… asikknya.. Aku pikir, kenapa baru sekarang aku tau betapi nikmatnya kalau kontol di kocok-kocok seperti ini. Tidak berapa lama, aku rasanya seperti mau pipis. Ada sesuatu yang akan keluar dari lobang kontolku. Dan.. crott.. crott.. Ah… Aku menjerit. Ku tekan bantang kontolku kuat-kuat. Menahan supaya maniku tidak keluar lagi. Ah.. nikmatnya semprotan pertamaku. Tapi aku tak tahan lagi. Crot-crot.. semburan berikutnya makin memberiku kenikmatan. Tak tertahankan.. Aku semakin kuat mendesah… uh….. Gila.. maniku begitu banyak keluar, tersembur ke perut, batang kontolku, dan sebahagian di lantai kamar mandi. Setelah selesai. Lemas rasanya, tapi puas. Nikmat. Kumain-mainkah tetesan mani dipaha dengan jariku.

Aku ragu. Tapi ingin juga merasakannya. Aku coba.. Hmm.. jilatan pertama, terasa aneh.. Tapi aku tahan. Aku coba lagi. Asin, bau lendir yang khas. Kujilati lagi.. dan.. hm… asik juga.. Makin banyak sisa mani yang kunikmati. Baru lima menit aku orgasme, kontolku tegang lagi. Dan aku kembali mengocok kontolku. Sejak hari itu, hampir tiap saat”; aku melakukannya. Nafsuku memang besar. Sangat-sangat besar. Tak bisa ditahan. Sehari aku bisa melakukan 4-5 kali.”; Tentu saja tanpa sepengetahuan Afrizal. Suatu hari, kejadian tak terduga. Aku bisanya melakukan ritual baruku sekitar jam 3 siang. Saat rumah sepi. Dan Afrizal masih di tempat kursus. Tapi entah kenapa.. Saat asik-asiknya aku melakukannya.. polos, telanjang bulat.. Duduk terkangkang di bangku WC.. Dreet… pintu kamar mandi terbuka.

“Heiiiii…”,teriak Afrizal. Dan Afrizal tepat didepanku. Aku terkejut dan langsung pucat. Ku coba menutupi kontolku. Tapi tak ada pakaian disekitarku. Dan terpaksa kututupi dengan kedua tanganku. Dan tentu saja masih terlihat. Melihat apa yang sedang aku lakukan, Afrizal langsung tertawa..
“Ha ha ha ha…. Lagi ngocok ya Rif… kok ngak ngajak-ngajak.. “katanya
“Sorry Zal..”, kataku..
“Nggak apa-apa.. aku juga sering kok.. Enak khan..? “

Nafsuku langsung turun dan aku langsung keluar kamar mandi dan mengenakan celana pendek. Duduk di sofa."Kok ngak diterusin.. Nggak usah malu.. “, kata Afrizal lagi. “Nafsuku langsung hilang gara-gara kamu kejutin", balasku. "He he he he..", Afrizal cuma nyengir.. "Ngomong-ngomong, kontol kamu gede juga Rif,… Siapa sih yang ngajarin kamu ngocok..?. “,tanya Afrizal. "Elo sendiri.. ",seru ku. "Ha.. ?.. aku.?yang ngajain, aku?", Afrizal kaget.. “Iya..kamu. Gue sering ngintip kamu ngocok waktu tengah malam.. Makanya aku kepingin. “;.. “; Oh.. “;.. cuma itu yang keluar dari mulut Afrizal. “; Kalo begitu, mulai sekarang, aku nggak perlu ngocok diam-diam. Nggak perlu nungguin elo tidur. “;. “; huh.. gara-gara ngeliat kamu ngocok tadi, aku jadi pingin juga nih.. “;.. lanjutnya. Afrizal tanpa malu-malu membuka celana jeans dan baju kaosnya. Tinggal celana dalam putihnya saja. Terlihat kontolnya betul-betul menonjol dari balik celana dalamnya. Sudah tidak muat menampung kontolnya yang gede. Dengan tenang, Afrizal membukanya dan telanjang bulat di depanku, dan duduk di tepi ranjang. Kontolnya tegak menghadap keatas. “; Apalagi Rif.. ayolah.. , kita lomba-an yuk….”;

Aku ragu-ragu.. “; Okey lah.. “;.. Langsung kulepaskan celanaku. Dan kini kami sudah telanjang bulat, saling berhadapan. Afrizal mulai mengocok-ngocok kontolnya dengan kedua tangannya. Dengan tangan kananku, kuremas-remas batang kontolku yang sangat keras. “; Nampaknya kamu benar-benar amatiran Rif.. Ngocok gaya begitu mana enak.., mau nggak aku ajarain..? “; tawar Afrizal.. “; Boleh, kataku.. “; Gimana caranya..”;.. Afrizal langsung jongkok didepanku. Dan tanpa ragu mengenggam batang kontolku. Kontolku dia remas-remas. Diaerah V terbalik dia elus-elus.. Dia ambil air luduhnya sedikit dan mulai mempermainkan kepala kontolku yang mirip cendawan mekar, merah. Kontolku mulai dia remas-remas, dan tergenggam erat di tangannya. Kocokannya memang yahut. Aku makin terhanyut. Aku buka kakiku lebih lebar, Kupejamkan mataku, menikmati sensai baru yang begitu mengasikkan. “; Rif… gantian dong.. aku khan pingin juga ngocok.. “; katanya.. “; Okey… “;.. Diajaknya aku naik ke tempat tidur. Di sana, kami saling berhadapan. Kakinya dia silangkan ketubuhku, menindih kedua pahaku. Dan jarak kami begitu dekat, sehingga kontol kami bisa bertemu.. Ku remas-remas kontol Afrizal yang besar, membuat gesekan di batangnya. Begitu juga dengan kontolku, Karena begitu asik, tidak tau siapa yang memulai. Kedua kepala kami bertemu, ujung hidungku menyentuh ujung hidungnya, sehingga bisa kurasakan desahan nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Dan.. tanpa sadar, bibir kami saling bertemu.

Afrizal dengan nafsunya melumat bibirku. Mengulum kuat.. Memainkan lidahnya didalam mulutku. Akupun menjilati bibirnya, penuh nafsu. Tak tahan, Afrizal langsung merangkulku. Mendekapku erat.. tubuhnya dia gesek-gesekkan ketubuhku. Akupun tak mau kalah. Sementara kedua tangan Afrizal memelukku, tanganku dengan sigap menggenggam kontol kami. Sambil terus kucocokin. Gerakan kami makin liar, saling mendekap, menggesek tubuh. “; Rif.. keluarkan ludahmu.. dibibirmu.. “; pinta Afrizal. Kuturuti permintaan Afrizal.. Buih-buih ludahku berada di antara bibirku. Afrizal langsung menyambarnya dengan bibirnya. Meneguknya.. “; Lebih banyak Rif.. asik.. “;… OH.. asiknya… mulutku disedot oleh bibir Afrizal.. ganas, panas.. Kemudian Afrizal memegang mukaku.. Posisinya, kepala Afrizal lebih tinggi. Aku sedikit kebawah.. “; Tampung ini,.. “; katanya.. Kubuka mulutku, dengan sekali muntahan, ludah Afrizal tersembur kedalam mulutku, banyak.. aku sangat menikmatinya.. mengulumnya.. menelannya.. Puas dengan permainan mulut, Afrizal menindihku, menciumiku.. Menjilati hidung, pipi, leher… Sambil kami saling menekan.. OH.. hmm.. Ciuman Afrizal makin menurun. Kini wajahnya tepat didadaku yang berbulu. Dimainkannya pentil susu kananku.. mulai dijilatinya.. Ohg. Rintihku.. Asik Zal… Lagi.. Terus.. dengan sedikit kasar, digigit-gigitnya.. Aku pun ingin melakukannya.. Kubalikkan tubuhnya.. Kini tubuhku menindih tubuhnya.. Kulakukan apa yang Afrizal lakukan padaku tadi. “; Mau yang lebih enak lagi Rif.. “;.. tawar Afrizal.. “; Oh.. Zal.. terus Zal… tunjukkan ke aku.. “;.. Afrizal menyuruhku duduk, dan mulai menciumiku lagi.. Tapi kali ini makin kebawah.. tepat di kontolku, dengan lidahnya yang lihai, dia jilati kepala kontolku, “;


Auh… aku menjerit tertahan.. “;.. “; Asik Zal.. lagi.. “;.. pintaku..
Lidah Afrizal makin liar. Batang kontolku dia sapu bersih dengan lidahnya. Aku teruh mendesah,.. keenakan. Kini,.. kontolku sudah masuk dalam mulutnya.. Disedot-sedotnya… seperti es lilin. Tangan kanannya masih memang bagian pangkal batangku sementara sebagian batangku lagi sudah amblas dimulutnya. Permainan mulut Afrizal makin menggila. Kini, seluruh bantang kontolku sudah masuk dalam mulutnya.. Aku tekan kepalanya dengan kedua tanganku, Aku bantu gerakan mulutnya.. Oh.. nikmatnya tak terkira.. “; Terus Zal.. uh.. auouch….. asik….. terus… lebih cepat… Buah pelerku tak luput dari aksinya.. Dikulumnya bulat-bulat buah pelerku.. Oh.. asiknya..”; Terasa biji-biji kontolku dipermainkan dengan lidahnya.. Sambil mengulum-ngulum buah pelerku, tangannya dengan cepat mengocok-ngocok kontolku.. Zal… aku mo keluar nih.. ouh.. ah… ah.. Crot… crot… tumpahlah maniku kemulutnya… Afrizal menampung semuanya.. tak dibiarkannya setetespun terbuang.. Banyak sekali maniku.. Setelah habis.. Afrizal mendekatiku, dan menyodorkan mulutnya
padaku. Rupanya dia masih sisakan maniku dalam mulutnya.. Seperti permainan mulut sebelumnya, aku menampung maniku sendiri, langsung dari mulut Afrizal.. Sisa-sisa mani yang berlepotan dipipinya aku jilati juga.. Nikmatnya.. Kini Afrizal minta pelayananku… Aku akan beri kenikmatan yang tiada tara buat Afrizal..”; Afrizal terpekik, melenguh kenikmatan ketika batang kontolnya bermain-main dalam mulutku..”; Kulijati batangnya… kugigit dengan lembut. Afrizal sedikit menundukkan kepalanya dan..”; ludah Afrizal tertumpah di sekitar batang kontolnya sendiri. Aku dengan cepat menyedotnya.. membuat batang nya makin basah. Kontolku sudah naik lagi. Tegang seperti sedia kala.”

Baru setengah permainan, dia minta berhenti.. “; Rif,.. kamu telentang lagi… “; perintahnya.. Kuturuti kata-kata Riza. Dibukanya kaki lebar-lebar. Afrizal jongkok dihadapan selangkanganku.. pahaku ditaruhnya dipundaknya.. Kembali batang kontolku dia emut-emut.. Lalu.. dengan olesan lidahnya.. lobang pantat ku mulai jadi sasaran.. “;Aku ingin mencoba pantatmu. Boleh kan ? tanyanya tanpa meminta jawabanku. Dilumurinya pantatku dengan ludahnya. Begitu juga dengan jari-jari tangannya. Pelan-pelan dimasukkkannya jari telunjuknya ke pantatku. “; Pelan-pelan Zal.. agak sakit “;.. rintihku.. Awalnya aku merasa sedikit sakit namun beberapa lama kemudian rasa sakit itu berubah menjadi kenikmatan tiada tara. Ia lalu memasukkan jari”; tengahnya”; juga ke dalam pantatku. Aku semakin mengerang keenakan. Kini tiga jarinya telah sukses masuk kedalam pantatku. “; Gimana sekarang.. Asikkan..?.. katanya. “; Enak Zal.. lagi Zal.. "Afrizal kemudian menaikkan sedikit badannya. Dan kini batang kontolnya tepat didepan lobang pantatku. Di gesek-geseknya kepala kontolnya dicelah-celah pantatku. Dan Puh… dia basahi tangannya dengan ludahnya dan disapukannya keseluruh batang kontolnya.. “; Rif.. aku kentot pantat kamu ya.. “;… pinta Afrizal.. Hmm.. “;.. aku cuma bisa melenguh.. “; Pegang kontolku, arahkan tepat ke lobang kamu,.. Okey Rif..? “;.. “; Uh.. yah.,.. “;.. kataku..
Badanku agak terangkat sedikit. Dengan kaki tertumpu pada pundak Afrizal, kedua tanganku memegang batang kontolnya, tepat disisi lobang pantatku. Tangan Afrizal meremas pantatku dan membuka lebar-lebar selangkanganku. Menarik kedua sisinya sehingga belahan pantatku yang merah mulai tampak.. Afrizal mulai menekan badannya kedepan, dan aku menuntun kontolnya. Blub… Hmm… kepala kontolnya mulai masuk. Terasa sakit sedikit. Afrizal diam.. Kemudian mulai bergerak lagi.. pelan-pelan.

Terasa agak kesat.. “; Zal.. kontol kamu kering tuch.. “;.. kata ku.. “; Oke Katanya.. “;.. Dia lepaskan batang kontolnya yang sudah masuk kedalam pantatku. Kontolnya didekatkannya kewajahku.. sekali sambar.. lenyap seluruh bantang kontolnya dalam mulutku. Dengan rakus, kuisapin lagi batang kontolnya.. kulumuri batang kontolnya dengan air ludahku.. Kemudian Afrizal ke pososi semula. Mulai lagi.. Perlahan kontolnya dan menancapkan kontolnya ke pantatku. Aku merasakan sedikit sakit tetapi ketika aku akan protes ia menyambar”; kepalaku dan mencium bibirku dengan ganasnya. Kenikamatan melanda sekujur tubuhku terutama pantatku yang berisi kontolnya yang maju mundur. Tangannya bergerilya mengocokkan kontolku yang tak kalah tegangnya. Auh.. auh….. Zal.. terus… enak Zal… auuch.. pekikku.. nikmatnya tak terkira.. Afrizal makin cepat menyodok-nyodok pantatku. Gerakan maju mundur.. kian gentar.. Dan sekali-kali.. dia tarik kontolnya, hingga hanya kepala kontolnya berada dipantatku, dan dengan sekali hentakan hebat.. blesss…. Seluruh batang kontolnya amblas kedalam.. Aku makin terpekik.. terasa bulu-bulu jembutnya menyatu dengan kulitku.. Beberapa saat kemudian, tanpa bisa ditahannya lagi ia berkata: “ Rif, aku kee...lu.....arrrrrr”; Bersamaan dengan itu cepat menarik kontolnya dari pantat ku. Dengan sigap aku sambar dan mengarahkan ke mulutku.. dan.. menyemprotlah spermanya di mulutku berulang-ulang. Aku hanya bisa mengerang keenakan. Aku terus mengocok-ngocok kontolnya, Menguras habis isi kontolnya.. Karna banyaknya mani yang keluar, sebagian tersemprot di dadaku,… Setelah habis,.. Afrizal langsung memelukku.. Menciumiku..”; Terus meraba-raba tubuhku lagi. Dan ketika tangannya tepat di selangkanganku, dia sadar.. “; Loe pingin ngentot juga Rif.. “;.. katanya.. “; Iya.. “;.. kataku.. Dia bangkit dari tubuhku dan di tepi tempat tidur dia telungkup. Kakinya dilipatnya, menyentuh badannya.. Aku turun dari tempat tidur.. mencari sasaran. Kulihat pantat Afrizal yang kenyal, menantang..

Langsung kumainin dulu pantatnya.. ku jilat, isap.. kutusuk pakai jariku.. Afrizal terus mengerang..”; Kubasahi kontolku dengan ludahku sendiri dan”; dengan berdiri dilantai, sementara tubuh Afrizal di atas tempat tidur.. Ku buka lebar-lebar lobang pantatnya dan mulailah kontolku masuk. Pelan-pelan.. Lama-lama, amblas semua.. Afrizal menutup wajahnya dengan bantal. Menggigit bantal ketika kontolku mulai memasuki lobang kenikmatannya. Tapi cuma sebentar. Setelah aku mulai menyodok-nyodok isi pantatnya.. dia mulai berteriak.. mengeluh.. mengerang … Dia maju mundurkan badannya.. Saat aku tarik kontolku dia bergerak ke depan dan saat aku kedepan, dia bergerak ke belakang.. arah kami berlawanan.. sehingga kontolku benar-benar masuk sepenuhnya kedalam pantatnya.. “;

"Rif.. sudah Rif.. tarik kontol kamu.. , kita coba gaya lain.. ",katanya.. Didudukinya aku di kursi empuk, kakiku dia buka lebar-lebar.. Dia duduk diatasku, menghadapku. Aku tau maksud Afrizal. Aku tahan pantatnya dengan kedua tanganku, sementara tangan Afrizal menggenggam kontolku. Tegak.. Dan kuturunkan pantatnya.. Masuk… Afrizal mulai turun naik diatas tubuhku.. Sambil terus bergoyang, kami berciuman.. saling berpelukan erat. Ku kocok lagi kontol Afrizal yang menengang.. Aku tak mau kalah dengan sodokan Afrizal.. Aku hentak-hentakkan tubuhku dengan keras ke atas.. Afrizal sungguh menyukainya.. Dan.. “Gue mo keluar Zal..",kataku. “Gue juga Rif..",rintihnya. Afrizal bangkit dari butuhku, dan mengajakku rebahan di lantai karpet. Kami ber-69.. menyamping.. . Kepala Afrizal bertumpu pada paha kananku.. terus menyedot-nyedot kontolku.. Kubenamkan kepalaku ditengah-tengah selangkangannya.. Dan.. crott…. Tumpah mani Afrizal dalam mulutku.. Aku pun menyusul.. Setelah itu, kami sama-sama puas.. Kami saling berpelukan, erat. " Rif.. asik banget ngentot sama kamu.. “,pujinya. "Iya Zal.. kamu juga hebat..Kok ngak dari dulu kita ngentot sih.. enak benget nih.. ",kataku. "Mulai sekarang, tak ada hari kosong buat kita lagi.. kita isi hari kita dengan ngentot.. tiap saat.. ",kata Afrizal.. "Sippp lah.."aku menjawab. Sejak saat itu, hampir tiada hari tanpa ngentot. Kami tak pernah lelah. Dan tentu saja, untuk memberikan kekuatan tubuh kami, kami perlu banyak makan, minum susu, madu. Dan hasilnya dapat kami rasakan terus.

Tak pernah sekalipun kami kecewa. Semua memuaskan. Suatu hari, Afrizal mengajakku ketempat kursusnya.. Gila.. banyak cowok-cowok cakep disana…Mataku dengan liar curi-curi pandang. Gara-gara keasikan ngelirik, tiba-tiba.. Brak.. aku tabrakan dengan seseorang.. "Sorry, " kataku spontan.. Dan aku tiba-tiba aku terpana, terperanjat Yang aku tabrak, seorang cowok bule. Tinggi besar. Kulit tangannya hampir tidak kelihatan, karna tertutupi dengan bulu yang lebat. Dia pasti dari Amerika latin. Mungkin cowok Brazil.. Aku bisa taksir umurnya diatas 25-an. Mungkin sudah 30-an. Dewasa. Macho Sambil tersenyum..

“Sorry boy.. are you okey..",kata nya. "Yup.. "jawabku tergagap. Aku segera minggir dan membiarkan dia lewat, dan dia masuk keruangan yang berlabel “; ENGLISH ROOM “;.. Aku termenung, tak tahan lagi. Dia harus segera menyalurkan gairah yang sudah dari tadi memuncak.. Segera aku beranjak ke kamar mandi untuk onani.



0 komentar: