BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Penonton Pagelaran Peragaan Busana

Semenjak perkenalanku dengan Mas Mario di acara pertunjukan peragaan busana itu dunia ku serasa berubah seratus delapan lupuh derajat. Aku yang awalnya hanya tertarik untuk mencari tahu bagaimana kehidupan komunitas homoseksual melalui internet.
Pada akhirnya berkenalan langsung dengan pria gay itu secara langsung..
Memang sudah beberapa kali aku melihat beberapa pria gay yang melintas di mall ataupun di jalanan, yang aku tahu dari cara dia memperlakukan pasangan cowoknya. Meskipun aku belum yakin jika dua pria yang gemulai itu pasangan homoseks, namun seringkali aku bertaruh dengan diriku bahwa sosok pria gemulai itu adalah pria penyuka sejenisnya. Tentunya aku tidak berani untuk konfirmasi atau membenarkan pendapatku ini dengan orang lain. Orang akan berfikiran macam macam jika hal ini aku lakukan.

Dan ternyata, justru perkenalanku dengan pria gay itu terjadi saat aku secara tidak sengaja saat aku terpisah dengan Nina pacarku di Mall Matos. Awalnya memang Nina dan Virny teman kosnya, janjian nonton bioskop denganku di Mall dekat kampus Nina. Setelah selesai menonton bioskop, Nina pamitan untuk ke kamar mandi dekat supermarket. Dan karena aku masih sibuk melihat promo laptop, aku sengaja tidak mengantarkannya ke kamar mandi. Dan hanya diantar Virny. Dan insiden itu berlanjut, karena Nina bingung mencariku dikerumunan pengunjung yang menonton pertunjukan pagelaran busana di main hall Mall Matos.
Suara bising musik cukup mengganggu ketika Nina mencoba menelphonku untuk memberitahu dimana posisi dia dan Virny saat itu. Dan setelah beberapa lama hanya bingung saling mencari, akhirnya kami komunikasi melalui sms. Dan belakangan Nina memutuskan pulang ke kosnya, karena Virny sedang ditunggui pacarnnya di kost-an dia. Dan dia menyuruhku untuk segera meluncur ke kost-nya.

Saat itulah, ada sosok pria yang lumayan cakep, dengan dandanan rapi, baju coklat lengan panjang, berdasi merah dan bersepatu mengkilat. Sekilas tampilan pria ini layaknya eksekutif muda. Saat itu aku yang lagi bingung mencari Nina melongok dan mendesak untuk keluar dari kerumunan pengunjung. Dan tanpa sengaja aku bersenggolan dengan pria berdasi merah itu. Aku buru buru minta maaf. Dia tersenyum, dan senyumnya begitu ramah dan cukup manis juga.
Dan ketika Nina kirim sms bahwa dia bersama Virny memutuskan kembali ke kost, akupun beringsut akan pergi pulang juga.
Karena teringat titipan jaketku belum kuambil, segera aku meuncur ke lift bawah mall itu. Dan saat antre mau mengambil jaket di peniipan itu, lagi lagi aku berpapasan dengan pria itu. Tanpa kuduga, pria itu menjulurkan tangan mengajak bersalaman dan memperkenalkan dia.
“Mario”,begitu dia menyebut namanya.
Terpaksa kuperkenalkan namaku “Hendrawan”.
Singkat kata, dia akhirnya memberikanku kartu namanya dan memintaku untuk mengontaknya.

Setelah beberapa waktu, aku memang melupakan perkenalanku dengan Mario di Mall Matos itu. Apalagi Nina begitu manjanya, menyita setiap waktu luangku untuk bersamanya. Hingga suatu waktu, saat aku ke rental VCD langgananku di kompleks ruko dekat rumahku, aku bertemu dengan pria itu lagi. Dan lagi-lagi dengan ramahnya dia menyapaku, mengingatkan akan perkenalan kami dulu. Dan akhirnya kita ngobrol sambil memilih film-film favourit. Dan kembali di kesempatan itu dia meminta nomor HP ku sambil menawarkan untuk mampir ke tempat usahanya. Ternyata dia punya usaha counter HP di kompleks ruko itu. Karena tidak punya alasan menolak, akhirnya aku sempatkan mampir ke tempat usahanya.
Counter HP miliknya cukup besar, malah beberapa kali aku membeli pulsa di counternya. Cuma memang aku tidak pernah melihatnya, karena stafnya yang melayaniku. Rupanya itu adalah counter ke empat miliknya. Sedang kesehariannya dia sibuk di Dodikjur Wirabuana, tempat pendidikan calon taruna ABRI.
Lalu dia mengajakku ke lantai atas, dan kamipun lalu asik mengobrol. Ternyata Mario berasal dari daerah Ubud. Selepas SMA dia langsung masuk sekolah taruna dan sekarang menjadi bagian dari kesatuan Depo Pendidikan Kejuruan (Dodikjur). Dia saat ini masih single tapi dia mengaku sering gonta ganti pacar. Belum dapet yang cocok katanya. Tanpa terasa udah sejam lebih kita mengobrol dan waktu sudah menunjukan pukul enam kurang lima sore.
“Kenapa kepikiran jadi tentara Rio?”tanya aku.
“Sebenarnya aku bukan tentara, aku hanya kebetulan saja diperbantukan di kesatuan militer. Cuma memang kesehariannya aku layaknya anggota militer. Padahal aku di militer ini karena profesi,” jawab Mario.
“Oh..Padahal ngeliat tampang kamu, sebenarnya lebih cocok jadi model” kataku. Memang aku tidak pernah menyangka kalau dia bekerja diingkungan militer.
“Ah bisa ajah loe” kata Mario
“Eh bener lagi, sekilas tampang loe mirip Teuku Wisno. Tapi bedanya loe lebih tinggi dan tegap dan lebih gelap kulitnya” kataku
“Yo, boleh nanya hal agak pribadi?” Tanyaku
“Ya. Tanya ajah. Aku orangnya open minded,” jawab dia.
Aku udah ga kuat menahan untuk tidak menanyakan hal ini sejak pertemuan kedua tadi. Karena sejak pertemuan pertama itu pikiranku terus berdebat soal apakah tebakanku tentang orientasi seks pria ini sama seerti dugaanku. “Hmm..gapapa ya nanya pribadi. Asal kamu jangan tersinggung,”kataku menegaskan
“Ya gapapa. Aku nyantai kok orangnya,”jawab Mario.
“Eh, anu..bener ga ya. Aku tuh menebak. Apakah loe gay?”tanyaku.
“Yup” jawab dia tegas dan verbal sekali. Aku jujur tidak menyangka kalau dia akan menjawab singkat-padat seperti itu.
“Kalo boleh tau, darimana loe tau?”tanya Mario.
“Ya sejak kamu pertama kali ajak kenalan. Aku ngerasa aneh aja. Trus dari gaya bahasa dan cara pandang kamu”,kataku menjelaskan. “Kam serng curi pandang dan merhatiin gerak gerik aku”,tambahku.
“Ooo… iyah”jawab Mario.
“Trus kenapa kalau kamu udah menduga sepert itu. Kamu tidak menolak waktu aku ajak kesini tadi. Apa kamu tidak takut”,tanya Mario.
“Takut sih enggak. Karena aku memang pengan cari tau. Selama ini aku hanya cari info lewat internet”.jelasku.
“OW.. apakah memang kamu punya kecenderungan”,tanya Mario.
“Apa itu”tanyaku balik.
“Ah..gapapa. Kali aja kamu pengen coba coba juga gitu. Aku siap kok. Karena memang aku suka banget ma kamu”,Mario berkata jujur.
“Oh, kok bisa gitu?”,tanyaku
“Kayaknya kamu punya bakat biseks”,Mario menuduhku.
“Bisa aku buktikan”,lanjut Mario.
Tanpa buang waktu lagi, Mario bergerak mendekati aku lalu perlahan mendekatkan bibir ku. Dia membelai pipi dan daguku. Aku sebenarnya agak risih juga. Karena akan terasa bekas cukuran daguku yang kasar.
Lalu perlahan Mario mulai mencumbu bibirku yang. Mario lalu pindah duduk ke pangkuankusambil terus melakukan French kiss. Perlahan tapi pasti, Mario mulai membuka kancing kemeja ku lalu menyibakkan ke samping. Mario juga membelai dada bidang dan perut ketatku. Mario lalu berdiri dan menarikku berdiri, kita kembali bercumbu dan kali ini sambil dia melepaskan pakian. Mario meminta aku untuk meremas buah pantat nya. Akhirnya Mario hanya mengenakan celana dalam saja, dan perlahan mulai bergerak turun, menjilati putting ku lalu perutku jadi sasarannya dan akhirnya berlutut tepat didepan kontol ku yang masih tersembunyi dibalik celana jeans. Dengan sigap, dibukanya ikat pinggang ku dan diturunkan resleting jeans yang kupakai. Lalu tampak lah gundukan kontol yang sudah ingin lepas dari kekangan celana dalam ku itu. “Mmhhhhhh . . . kontol yang besar” dia berkata lirih.
Aku sebenarnya merasa risih dan malu. Karena seumur umur baru kali ini kontolku dibuka oleh seorang cowok.
Dia lalu mulai menurunkan celana dalamku dan melompatlah kontolkusepanjang 18 cm itu tepat mengarah ke mulut Mario. Lalu dengan pelan, Mario mulai mengocok kontolku yang memang disunat itu. Aku melenguh nikmat. Mario kemudian menjilat kepala kontolku dan mulai mengisap kepala kontolku. “Hosshhhh…….. gosh……… enak ……. Ohhh!!!” kataku mendesah tanpa bisa kukontrol. Mario terus mengisap kontol super marinir milikku itu sambil kadang menjilati biji kontolku. Mario mendongak melihat aku yang mendesah nikmat dengan mata terpejam. Lalu dia menghentikan isapan di kontolku
“Enak ga?” kata Mario diiringi senyum manisnya.
Aku terdiam membisu karena kikuk dan ragu bercampur rasa malu. Jujur aku cukup menikmatinya.
Lalu Mario ke mendorongku hingga terlentang di sofa. Mario lalu kembali mengisap kontolku sambil melepaskan celanaku yang masih tertahan di kakiku. Kini aku benar benar telanjang. Rasanya aneh, aku telanjang di siang hari di tempat yang asing dan bersama orang asing pula, dan ternyata dia sama sepertiku, seorang pria!!.
Namun setelah lidah dan mulut Mario menyapu permukaan kontolku, membuatku tak lagi dapat berfikir jernih. Aku hanya terdiam pasrah saat lidah itu menyapu dan membelai seluruh batangku hingga menjadi basah samua. Kadang tangan Mario mengocok dan meracapi batang kontolku itu.
Hampis sekian lama Mario bermain main dengan kontolku.
Lalu dia berdiri mengambil baby oil dan kondom dari laci bufet TV.
“Hen, entotin ku yah sekarang,” pintanya dengan manja sambil terus mengocok kontolku.
Aku hanya terdiam saja, sambil dari mulutku keluar erangan “Mhhh. Yeaahhhh”.
Lalu dengan cekatan Mario melepas celana dalamnya, hingga dia telanjang. Lalu dia menindih tubuhku. Ada sensasi yanga neh ketika dua tubuh telanjang itu berhimpitan. Ada rasa hangat. Rasa nikmat. Rasa geli juga. Bercampur aduk memnculkan sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan. Beberapa menit Mario mendesak desak dan menempelkan kontolnya di kontolku. Hingga perutnya yang putih itu menggencet kontolku. Ada berjuta rasa ketika Mario menggerakkan badannya. Aku semakin tenggelam dalam persetubuhan sejenis ini. Lalu dia kulihat membuka bungkus kondom dan mengambil posisi agak jongkok. Lalu dia menyarungkan kondom ke kontolku dan melumurkan baby oil di sekujur kontolku yang udah terbungkus kondom.
Lalu Mario mulai duduk diatas kontolku dan perlahan lahan mulai turun memasukin kontolku kedalam anus nya. Pelan pelan kontolku mulai masuk ke lubang anus Mario sampe akhirnya aku merasakan jembut ku menyentuh dn menggelitik pantat Mario
Kini kontolku rasanya sudah masuk semua ke dalam pantat Mario. Pelan pelan Mario bergerak naek lalu turun, sampe akhirnya tanpa sadar aku mengikuti dan mulai bergerak mengikuti gerakan naek turun Mario.Namun karena posisiku di bawah, aku tak lelusa menancapkan batang kontolku.
“Oh gosshhhh!!! Kontol loe …. Hmmmm…. Lebih supeeerrr….mmhhhh” desah Mario sambil gerak turun naek sementara tangan nya meremas dada bidang ku
“Hmmmm ……yess…aaaahhhhh.. “ racauku tanpa tertahan. Menikmati desakan pantat Mario yang diselingi dengan pilinan kedua tangannya di kedua pentilku. Itu membuatku semakin melayang jauh. Merasakan sensasi nikmat jepitan dinding anusnya di batang kontolku.
Kita terus semakin larut dalam pergumulan sejenis, dan kontolku terus keluar masuk pantat Mario, menyodomi lubang anusnya.
“Kalau kamu merasa enak, tolong diimbangi dong”,pinta Mario. Memintaku agar lebih aktif bergerak dan mengambil inisiatif. Setelah itu tanpa sadar aku mulai aktif memaju mundurkan kontolku mengimbangi gerakannya. Dan Mario meraih tanganku agar mengocoki kontolnya. Agak lama juga dengan posisi itu.
Beberapa saat kita lalu ganti posisi. Dia terlentang mengangkang dan mengganjal pinggulnya dengan bantal sementara Aku disuruh menindihnya dengan kontol menghujam dan kita saling bercumbu. Dengan cara itu, aku lebih mudah memaju mundurkan kontolku. Dapat kusaksikan dnegan jelas, kontolku yang tegak teracung itu menembusi lubang pantat pria macho di depanku. Sekali aku cabut, lalu dua hentakan sekaligus kutancapkan ke lubang anus Mario. Dan itu membuat Mario melolong lolong karena merasakan nikmat. Setelah dua puluh menit terus merojok dan mengentoti lubang anus Mario. Aku merasakan kontolku mulai berkedut kedut karena panas saat bergesekan dengan dinding anusnya. Akupun meregang dan diiringi dengan erangan keras, kontol ku akhirnya jebol dan memuntahkan laharnya.
“Yeahhhh…hhhhh”Aku mengerang saat rasa itu lepas. Sensasi sengatan nikmat yang mengguyur sekujur tubuhku membuatku melayang layang.
Crottt…crottt…croooooottttt spermaku seakan muntah dan menyemburi dinding lubang anus Mario. Keringatku menetes di perut Mario sejalan dengan tetesan tetesan spermaku yang kian habis saat lubang anus Mario memijiti batang kontolku. Apalagi saat itu Mario mulai mengocoki kontolnya sendiri dengan konstan. Bahkan tanganku direnggutnya agar meilin milin kedua putting tetaknya. Sementara pantatnya masih maju mundur dengan kontolku yang masih menancap. Memang kontolku masih menegang, meski sudah muncrat. Dan itu dimanfaatkan betul oleh Mario dengan menghunjam hunjamkan pantatnya hingga seluruh batang kontolku amblas masuk ke pantatnya. Akhirnya aku rasakan jepitan lubang pantat Mario semakin menjepit, dan pahanya kurasakan mengejang dan menjepit perutku. Sekilas kepalanya mendongak dan mulutnya menganga sambil melenguh.
“Aaaaahhhhhhh…yess…enak bangeettttttt,”Erang Mario.Dan tak lama kemudia Mario pun mengejang hingga tangannya berhenti mengocok sekilas kontol dalam genggaman tangannya di arahkan ke perutku. Akhirnya menyemburlah cairan hangat dari kontol Mario.
Crottt..crottt…crottt..cairan hangat itu menyembur dan mengenai perutku. Namun sebagian lainnya menyembur mengenai muka dan leher Mario. Crotttt…crottt.. sisa semburan berikutnya menumpahi dada dan perut Mario. Aku lihat Mario berkeringat, namun dia menyunggingkan senyum penuh kepuasan. Tangannya kembali mengocoki kontolnya hingga tetesan tetesan sperma terakhirnya..
Setelah keluar semua. Diapun lunglai. Lalu Mario menarikku agar aku rebah dan bersandar di dadanya sambil memeluk. Sementara kontolku yang sudah melemas masih terselip di pantanya. Aku bingung dan malu untuk mencabutnya. Sementara Mario mendiamkan saja dan memeluk erat aku yang rebah didadanya. Pengalaman seks dengan sesama yang sungguh begitu nikmat dan sulit kulukiskan dengan kata kata.

0 komentar: