BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Bondage Ringan

Suatu sore hari di Malang, saat itu waktu menunjukan pukul 16.00 WIB. Aku sedang mengitari Velodrom Sawojajar, memang itu sudah menjadi kebiasaanku saat tidak ada aktivitas di rumah. Setelah aku lari beberapa putaran, aku beristirahat di sebuah warung yang telah menjadi langgananku setiap aku lari di Velodrom tersebut.
Aku selalu menitipkan tas di situ karena pemilik warung tersebut adalah salah satu mantan penjaga sekolah waktu aku SMA dulu.Aku beristirahat sambil membereskan tasku, karena aku berencana langsung menuju Mitra 2 terdekat untuk membeli keperluan rumah yang diminta oleh ibuku. Ketika aku hendak beranjak berjalan untuk ke Mitra 2, tampak sebuah mobil Mercedez hitam membunyikan klakson
“Beno..!”suara cowok memanggilku dari dalam mobil.
Aku menengok dan tampak wajah cowok paro baya sedang memakai kaca mata hitam. Aku berusaha mengingat ingat nama cowok ini. Oups..iyah, ini Mas Chandra. Dia kira-kira berumur 36 tahun berbeda 9 tahun denganku.
Aku mengenal Mas Chandra ini dari mantan cewekku yang dulu pernah menjadi temen sekampusnya.
“Apa kabar Mas?” sapaku
“Mau kemana kamu Ben? “tanyanya
“Mau ke supermarket Mas.. aku mau beli keperluan rumah”jawabku lagi
“Ya udah bareng aja yuk.. Mas juga mau belanja sekalian temeinin aku belanja aja ya” ajaknya.
Aku mengangguk dan membuka pintu kiri mobil aku letakkan tasku di jok belakang.
“Bagaimana kabarnya Mas?” aku mulai pembicaraan
“Baik.. kamu sendiri gimana? Kemana aja nih.. sombong amat gak pernah ke rumah Mas lagi.. mentang-mentang dah putus ma pacarmu itu. Tapi kita tetap berteman, kan” balasnya
“He he he.. abis Mas sibuk sih.. aku ngga enak kalo ganggu” ujarku lagi.

“Mas Chandra dari mana? koq lewat sini?” tanyaku lagi
“Aku dari rumah sodara.. Aku iseng lewat sini, eh ternyata ketemu kamu” jawabnya.
Mas Chandra ini kira-kira tingginya sekitar 167 cm, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus panjang & hitam. Aku memperhatikan Mas Chandra, hari ini dia memakai celana katun warna abu-abu dengan baju kemeja hitam kontras dengan warna kulitnya. Rambut dengan gel disisir rapi dan bau wangi parfum Bulgari Men. Aku memang senang memperhatikan penampilan orang. Setelah mendapat parkir kita berdua turun dan langsung menuju Supermarket Mitra 2.
Setelah membeli beberapa keperluan dan menemani Mas Chandra berbelanja, kita berdua menuju kasir.
“Beno.. udah nanti belanjanya kamu biar Mas aja yang bayar” kata Mas Chandra sambil tersenyum
“Gak usah Mas.. nanti aku bayar sendiri.. lagian juga dikit koq.. kalo banyak ngga pa pa deh Mas yang bayar” jawabku jahil sambil nyengir
“Bisa aja kamu.. udah biar Mas aja yang bayar” katanya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak bisa menolak karena keranjang belanjaku diambilnya dan ditaruh di trolly belanjanya.
Setelah membayar, Mas Chandra mengajak aku makan tapi sebelum itu kita menaruh belanjaan ke mobil terlebih dulu. Mas Chandra dan aku makan di resto cepat saji di mall tersebut
“Kamu mau makan apa? Pesen aja jangan malu-malu.. ini Mas yang traktir” ujarnya
“Oke Mas.. kalo ditraktir sih aku gak nolak.. namanya juga rejeki” jawabku.
Mas Chandra mencubit tanganku sambil mengatakan, “Kamu ini masih aja usil”
Aku dan Mas Chandra memesan makanan dan minuman. Kami ngobrol dan mengobrol tentang keluarga, kesibukan dan juga aktivitas keseharian.
Jam menunjukan pukul 18. 30, aku dan Mas Chandra keluar dari resto cepat saji itu dan berjalan menuju department store di lantai 2.
“Ben.. temenin Mas beli pakaian dulu ya..”
“Oh..boleh lah” Balasku.
Kita berdua jalan menuju ke latai 2 dan 3 bagian baju. Lalu setelah memilih baju yang diinginkan kita ke kasir. Setelah menbayar, Mas Chandra membawa 2 kantong kertas besar berisi pakaian baru. Aku membantu Mas Chandra membawa belanjaannya yang lumayan banyak, sesampainya di mobil aku meletakkan belanjaannya di dalam bagasi mobil.
Jam menunjukkan pukul 19. 30, “Mas aku mau ambil tas.. aku pulang naik bis atau taxi aja deh” kataku
“Eeeh.. jangan! Mas anter kamu pulang ya” jawabnya
“Ngga usah deh Mas.. khan rumah Mas ama aku ngga searah” jawabku menolak secara halus
“Pokoknya Mas anter kamu pulang! sekarang naik ke mobil” sergahnya.
Aku tidak bisa menolak ketika aku didalam mobil
“Nah gitu dong.. namanya juga rejeki jadi gak boleh ditolak ya” kata Mas Chandra sambil tersenyum manis, menampakan sederet gigi putih terawat
“Iya deh.. aku ngga nolak dianterin ama cowok cakep” jawabku sambil mengambil rokok dari kantongku.
“Mas, aku boleh ngerokok ngga di mobil?” tanyaku
“Ngerokok aja Ben.. aku juga mau ngerokok.. tolong ambilin rokokku di tas trus tolong nyalain ya.. susah nih sambil nyetir” jawabnya.
Aku mengambil sebatang rokok dan menyalakan untuknya
“Makasih ya Ben.. kita mampir dulu ya ke rumah Mas yang di Sulfat.. soalnya udah lama gak ditengokin”
“Iya deh.. terserah Mas aja” jawabku
“Tapi kamu ngga ada janji khan ama teman-teman kamu?”tanyanya
“Aku bebas koq Mas” jawabku lagi.
Mas Chandra memarkir kendaraan di perumahan Sulfat. Aku mengikuti Mas Chandra menuju rumahnya yang cukup besar. Aku berdiri di belakang Mas Chandra, ternyata gagah juga Mas Chandra ini.
“Ayo kamu ngelamunin apa? koq diem aja?”
“Eh.. ngga ngelamunin apa apa koq” jawabku setengah kaget.
“Ayo masuk dong.. jangan didepan pintu.. emang kamu mau jadi satpam?”
“Oke Pak.. saya masuk ya” kataku sambil menundukan badan dan memberi hormat
“Kamu ini masih aja usil sama Mas” balasnya sambil menepuk bahuku.
Aku masuk dan memperhatikan rumah dengan interior yang mewah menurutku. Tampak pesawat televisi 34 inch lengkap dengan home theater. Dapurnya tampak tertata apik dan bersih tidak seperti di rumahku. Cat tembok dan perabotan yang ada merupakan kombinasi warna yang bagus.
“Ayo duduk dong.. jangan kaya patung gitu.. anggap aja rumah sendiri”katanya.
Aku duduk dan Mas Chandra memberikan segelas coca cola dingin. Ketika aku hendak menerima gelas minuman, gelasnya tergelincir dan isinya mengenai kaos dan celana jeansku
“Ya.. sorry Mas kursinya jadi basah deh.. gara-gara aku” kataku sambil menyesal
“Ngga pa pa koq.. khan gampang dibersihin, tinggal di lap juga kering” jawabnya.
Bodohnya aku ini masa megang gelas aja tumpah.
Mas Chandra menuju dapur dan mengambil lap untuk membersihkan sofanya
“Mas.. biar aku aja deh.. khan aku yang numpahin” pintaku
“Ngga usah.. gak pa pa koq.. mending kamu ganti baju nanti kamu masuk angin lho” balasnya
“Tasku dimobil.. aku ga yakin bawa baju ganti” jawabku lagi
“Ya udah kamu tolong bersihin ini khan tinggal sedikit lagi.. nanti aku ambilin baju ganti di kamar”
Tidak lama kemudian Mas Chandra keluar dengan membawa kaos dan celana pendek lalu menyerahkan kepadaku
“Nih ganti sana! buka aja baju kamu nanti Mas panggil orang laundry untuk cuci baju kamu.. 1 jam juga selesai”
Aku ke kamar mandi dan ganti pakaian dengan kimono yang diberikan Mas Chandra kepadaku. Ternyata CD-ku juga basah, terpaksalah aku telanjang dan langsung memakai celana pendek itu tanpa CD. Aku keluar dari kamar mandi dan tidak lama kemudian datang orang laundry, Mas Chandra meminta pakaianku dan memberikan kepada orang laundry yang menunggu di depan pintu. Lalu kita berdua ngobrol di depan TV sambil menikmati kue-kue yang dibeli Mas Chandra di supermarket tadi.
Posisiku saat itu duduk diatas karpet dan Mas Chandra duduk disebelah kiriku diatas sofa. Saat itu tayangan TV menayangkan lomba renang di stasiun olah raga langganan. Aku memperhatikan dalam-dalam atlet renang dengan bentuk badan serta jendolan di celana renang mereka. Sambil menonton aku kadang melirik ke arah Mas, dia sangat antusias menonton tayangan loba renang tersebut. Saat ada salah satu atlet dengan tubuh yang muscle, mengkilat karena air serta celana renang ketat berdiri, aku begitu larut sehingga tanpa sadar batang kontolku perlahan naik berdiri tegang. Aku menutupinya dengan melipat kedua kakiku. Mas Chandra mengambil rokok diatas meja dan tanpa sengaja tangannya meyentuh tengkukku.
“Kamu gak ngerokok Ben?” tanyanya
“Maunya seh Mas.. Cuma aku lupa aku taruh rokokku dimana”
Aku mencari rokokku dan ternyata ada di meja di samping Mas Chandra
“Permisi ya Mas” kataku sambil berdiri untuk mengambil rokok.
Tanpa sengaja ‘kontolku yang sedikit tegang menyenggol tangan kanan Mas Chandra yang hendak mengambil gelas minuman.
“Eh.. sorry Mas gak sengaja”
“Gak pa pa koq Ben” katanya, sambil meletakan gelas minuman dimeja.
Aku berdiri dan tanpa sadar jendolan kontolku membentuk tonjolan yang jelas.
“Loh.. Ben.. kontol kamu kok ngaceng?” tegurnya.
Aku buru-buru menutupinya lagi sambil nyengir malu
“Aduh…hmmm” jawabku malu.
“Koq kontol kamu ngaceng sih? kamu bayangin apa hayo” kata Mas Chandra.
“Ngga bayangin apa apa koq” sambil malu-malu.
Aku menyalakan rokok dan duduk di kursi. Mas Chandra menghampiriku dan menyentuh jendolan celana pendekku perlahan.
“Eh... ss” gumamku.
“Kenapa sih Ben?” tanyanya sambil memijat halus jendolan kontolku itu.
“Cuma lagi ngabayangin Mas Chandra aja.. abis sexy sih” jawabku sekenanya, sementara tangan Mas Chandra mengelus kontolku, sedang tangan yang satu lagi mengambil rokokku dan mematikannya di asbak.
Dia mencoba memelukku. Aku bingung harus bersikap bagaimana. Tiba-tiba dia mengecup bibirku dan memainkan lidahku didalam mulutnya
“Mm.. ss.. ssrrpp.. mmhh” desisnya.
Mas Chandra menarik kaosku dan melepaskan ciuman serta pijatannya. Mas Chandra mengikat kedua tanganku dan menarik aku ke tempat tidur. Lalu Mas Chandra melepas celana pendekku sehingga aku telanjang, kemudian Mas Chandra menidurkan aku dan mengikat tanganku di salah satu tiang tempat tidurnya.
“Mas..aku mau diapain ini?”tanyaku penuh keheranan.
Tapi Mas Chandra cuma tersenyum saja dan sibuk mengikatku ke tiang tempat tidurnya.
Mas Chandra masih berpakaian lengkap dengan sepatunya. Mas Chandra mencium bibirku terus ke kupingku
“Aahh.. sshh” aku mendesis geli tapi Mas Chandra tetap terus menjilat dan mencium
“Sshh.. aahh…” aku menggelinjang keenakan.
Mas Chandra menjilati kedua kakiku dan seluruh badanku tanpa terlewat satu sentimeter pun kecuali kontolku yang belum tersentuh dengan tangan atau mulutnya. Aku tidak bisa berbuat apa apa karena kedua tanganku terikat diatas kepalaku dan diikatnya pula ke tiang tempat tidur
“Sial nih.. aku gak bisa gerak” pikirku..
Mas Chandra mulai menyentuh dan mengelus kontolku
“Sshh.. mmpphh.. aduh Mas” desisku.
Mas Chandra tersenyum dan membungkuk, Mas Chandra mulai menjilati batang kontolku
“Kontol kamu gede Ben.. bersih lagi.. baru kamu cukur ya.. Mas suka ini” katanya sambil terus mengocok kontolku dengan tangannya.
“Kamu nurut aja ya Ben.. jangan banyak gerak..dinikmati saja” suruhnya.
Aku diam pasrah, antara bngung apa yang akan dilakukan dia. Lalu Mas Chandra meludahi kontolku dan mengolesi kontolku dengan tangannya. Matanya terkonsentrasi pada juniorku dan sekali-sekali melihat kearahku sambil tersenyum manis. Posisiku terlentang dan Mas Chandra duduk persis disamping paha kiriku sementara kedua tangannya sibuk memijat, mengelus dan mengocok kontolku serta buah zakarku.
“Mas Chandra isep ya kontol kamu ini.. gede banget sih” kata Mas Chandra sambil menurunkan kepalanya dan membuka mulutnya.
Tampak kepala kontolku masuk ke mulut Mas Chandra
“Ohh.. yyeess.. sshh” aku mengerang sementara lidah Mas Chandra terlihat terus berputar di antara helem kontolku dan daging bekas luka sunatan kontolku.
“Ohh.. Mass….. yyeess.. enak banget” kataku setengah berteriak..
“Mmpphh.. slluurrpp.. sshh.. mm.. mm” Mas Chandra hanya bergumam dan terus menghisap dan mengocok kontolku.
Sesekali batangku dimasukan full kedalam mulutnya
“Oohh.. yyeeaa.. yyess” teriakku keenakan.
Mas Chandra berhenti menghisap tapi tangannya terus mengocok batangku.
“Kamu mau apalagi Ben? Mas suka ama kontol kamu.. gimana isepan Mas?”
“Aaahhhh…” aku mendesis dan tidak menjawab.
Kembali Mas Chandra membasahi batangku dengan ludahnya dan tangannya terus mengocok sambil dipelintir halus..
“Sshh.. Oohh.. yyeeaahh.. eennaakk bbannggett Mas. enak banget.. terus Mas” desisku.
Mas Chandra terus melakukan aktivitas tangannya dan matanya terus melihat ekspresi mukaku yang keenakan
"Ahh…hhh", erangku. Mas Chandra tersenyum melihat aku dengan wajah memohon tak berdaya, Mas Chandra membungkuk dan mencium kuping kiriku“Kenapa Ben.. kamu mau apa? mau Mas isep lagi?” bisiknya. "Hmm…heeh", kataku mengangguk malu maul.Mas Chandra tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapannya, kepalanya bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya terus mengocok dan memutar di batang kontolku
“Mas aku mau keluarr.. aku mau keluar nih” kataku, badanku mulai menegang.
Mas Chandra menghisap helm kontolku dan lidahnya menari diantara bibir dan helm kontolku, sementara tangannya terus memutar dan mengocok batang kontolku yang makin menegang keras.
“Oohh.. yyeess.. aarrgghh.. aahh.. aahh.... Oohh.. yyeess.. aarrgghh” jeritku
“Keluarin Ben. keluarin” katanya sambil kembali menghisap kontolku lagi.
Tak kuasa aku merasakan kenikmatan kuluman mulut dan jilatan lidah hangat Mas Chnadra sehingga kurasakan desakan yang kuat dari saluran kencingku. Batang kontolku berdenyut denyut hingga akhirnya mucrat juga spermaku.
“Ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..”, air maniku keluar di dalam mulut Mas Chandra, dan Mas Chandra terus menghisap.
Kurrasa aku menembak hampir 7 kali semprotan sperma dengan diikuti rasa nikmat luar biasa karena kontolku terus berada di dalam mulut Mas Chandra. Mas Chandra menelan air maniku dan membersihkan sisanya dengan lidahnya.
Ouhh….tubuhku lemas, karena semburan sperma itu telah menguras energiku.
Tiba-tiba Mas Chndra berdiri dan membuka sebuah laci di lemari dekat kursi tamu itu. Dari dalam laci itu dia mengeluarkan kondom dan baby oil. Lalu dia mendekat dan mulai menciumi leher dan tengkukku. Lidah itu turun ke punggungku dan ke bongkahan pantatku. Aku merasa kegelian, karena badanku begitu sensitif setelah ejakulasi tadi. Aku meronta ronta, karena merasa geli teramat sangat. Namun apalah dayaku, tanganku terikat kuat. Lalu tangan Mas Chandra membelah belahan patatku dan lidahnya dijulur julurkan ke belahan pantat itu. Terasa hangat ujung lidah Mas Chanra ketika menyentuh bibir lubang anusku. Aku tersentak kaget karena sensasinya. “Mas…mau diapain?”tanyaku.
“Diem saja Ben…Dinikmati enaknya…tahan rasa yang lain..”Pinta Mas Chandra.
Sambil terus menjiltai lubang pantatku, lidah itu kembali menelusuri bongkahan kenyal pantatku. Lalu Mas Chandra membuka bajunya, celana dan Cdnya hingga dia telanjang bulat. Ternyata kontol Mas Chandra masih lemas. Lalu Mas Chandra mengambil posisi di belakakngku. Digesek gesekkan badannya ke tubuhku yang berlumur keringat. Ada ras gue lagi, terus dia mulai pake kondomnya dan ngolesian baby oil ke pantat gue. Dia masukin jari telunjuknya ke dalem pantat gue, gue la geli ketika tubuh cowok ini menyentuh tubuhku. Tangannya mulai memelukku dan meraba-reba dada dan tetekku.
Aku yang merasa lemas dan kegelian, hanya bisa menggeliat geliat. Dan rupanya geliatan tubuhku membuat gesekan antara dua tubuh ini menimbulkan sensasi “full body contatct” bagi Mas Chandra. Tiba-tiba kurasakan ada benda kenyal mulai mengeras tepat di bongkahan pantatku. Benda itu semakin mengeras dan akirnya teracung keras menyentuh pinggangku. Lalu batang keras itu turun hingga berada di sela sela pahaku. Digesekkannya batang keras kontol Mas Chandra itu di sela-sela pahaku. Aku merasakan sensasi yang mulai merangsang nafsu birahiku kembali. Apalagi pilinan dan rabaan tangan Mas Chandra di dadaku membuatku melayang kembali dan tak terasa batang kontolku secara perlahan sekali mulai berdiri lagi.
Aku langsung menggigit bibir bawahku menahan rasa geli bercampur rasa enaknya. Lalu mas Chandra jongkok dan mulai menjilati kembali punggungku. Ketika lidah itu tepat di pinggangku, diputar putarnya lidah itu ke arah perut dan kembali ke pusat punggungkku. Ada rasa aneh dan geli meledak-ledak sehingga aku kelonjotan menggoyang tubuhku. Rupanya aksiku ini membuat Mas Chndra semakin kerajingan dan nafsunya semakin terbakar hebat. Lalu lidahnya memutar dan turun ke bongkahan pantatku lagi. Sekilsa dia menggigiti pantatku dengan gigitan kecil. Aku tersentak kaget karena tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu.
Lalu kedua tangan Mas Chandra membelah bongkahan pantatku dan kini tangannya yang tadi menggerayangi dada dan perutku telah dia lumuri dengan ludah. Lidahnya terus diputar putar di area sensitifku di lubang anus itu, dengan tusukan tusukan ujung lidahnya. Lalu secapat kilat dia gantikan lidah itu dengan jari telunjuknya yang telah basah oleh ludah. Jari tangan kanan Mas Chandra beraksi di lubang anusku, sedang tangan kanannya menggenggam kontolnya dan dikocoknya sendiri. Jari telunjuk yang basah itu dia coba masukkan dan berusaha menusuk lubang anusku. Ada rasa aneh dan geli meledak-ledak sehingga aku mengendurkan otot otot di lubang anusku dan mencoba mengeden untuk membuka lubang itu. Ternyata aksiku itu membuat aksi Mas Chandra semakin mudah, karena jarinya kini dengan mudah masuk ke lubang anusku. Lalu Mas Chandra lanjutin dengan dua jari hingga tiga jarinya menusuk nusuk lubang anusku. Setelah aku agak rileks dia mulai gantikan tiga jari tangannya dengan kontolnya yang telah dilumuri ludah pula. Batang kontol itu teat diarahkan ke belahan pantatku. Lalu dengan desakan dan tekanan sambil memeluk tubuhku, dia masukkan alat vitalnya itu ke lubang anusku.
“Oh….Mas mau menyodomiku?”tanyaku.
“Kamu diam dan nikmati saja. Kalau bisa, kamu serileks mungkin supaya menikmati semuanya dengan enak”pinta Mas Chandra..
Aku yang tak kuasa karena tangan dan kakiku diikat, hanya terdiam pasrah. Aku sudah tidak bisa melakukan hal apapun lagi.
Setelah ujung alat vital Mas Chandra menusuk dan menerobos lubang anusku. Aku terhenyak dan mencoba menerima benda kenyal itu memasuki tubuhku. Aku coba buka pantatku dan kukendurkan otot otot di lubang anusku. Akhirnya alat vital itu bisa masuk dan menerobos dinding ususku dan dengan tekanan yang keras dan dalam, akhirnya bisa masuk semua. Aku merasakan aliran nikmat yang menjalari sekujur tubuh dengan berangkal pada gesekan lubang anus itu dengan batang kontol berurat Mas Chandra. Lalu setelah aku tidak lagi tegang, dia mulai mompa alat vital keluar masuk di luang anusku.
Dia memompa kontolnya sambil mengeluarkan desahan-desahan penuh birahi. Aku yang tadi mulai terangsang, akhirnya ikut terbakar juga nafsu birahiku. Sekitar 20 menit dia mompa alat vital keluar masuk ke lubang anusku sambil tangannya sibuk menggerayangi dada, perut, alat kontolku. Sedangkan mulutnya sibuk membuat gigitan gigitan ada punggungku. Setelah genjotan demi genjotan batang kontolnya pada lubang anusku terasa makin panas, akhirnya dia berteriak keras banget dan dia cabut alat vitalnya keluar. Flopp…bunyialat vital yang ditarik secara tiba tiba dari luang anusku.
Aku tersentak kaget ketika aksi tarik alat vital itu secara kilat dan sekejap dari lubang anusku. Ternyata Mas Chandra sudah hampir mau keluar dan dia ingin mengakhirinya dengan cara lain. Dia naik ke ranjang dan mulai ngocok alat vitalnya di depan mukaku. Kontol itu teracung acung dan terus dikocoknya dengan cepat. Sesekali kelapa kontolnya diarahkan ke mulutku, hingga mau tak mau aku membuka mulut dan menghisapnya. Dengan tangan terikat seperti ini, aku hanya memandangi aksi kocok kontol oleh Mas Chandra. Lama kontol berurat itu dikocok, hingga akhirnya alat vital berurat itu semakin tegang dan menyentak nyentak berdenyut denyut. Tak lama kemudian air maninya keluar dan nyemprot di mulutku. Puppsss…air mani itu begitu banyaknya, hingga menyembur ke muka, hidung dan bahkan mengenai mataku juga. Seluruh mukaku penuh dengan lelehan air mani Mas Chandra. Aroma khas sperma tercium di hidungku. Ahhhhhhhhhhhhhhh……

0 komentar: