BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 29 Mei 2009

Adik Kos Kamar Sebelah

Aku kost di daerah Blimbing Malang, kamarku bersebelahan dengan kamar seorang remaja manis yang masih kecil, tubuhnya mungil, putih bersih dan senyumnya benar-benar mempesona. Dia remaja etnis Thionghoa dan murid SMP Katholik yang terkenal di kota Malang. Dalam kamar kostku terdapat beberapa lubang angin sebagai ventilasi. Mulanya lubang itu kututup dengan kertas putih..., tapi setelah cowok manis itu kost di sebelah kamarku, maka kertas putih itu aku lepas, sehingga aku dapat bebas dan jelas melihat apa yang terjadi pada kamar di sebelahku itu. Suatu malam aku mendengar suara pintu di sebelah kamarku dibuka, lalu aku seperti biasanya naik ke atas meja untuk mengintip. Ternyata cowok itu baru pulang dari sekolahnya..., tapi kok sampai larut malam begini tanyaku dalam hati. Cowok manis itu yang belakangan namanya kuketahui yaitu Herman, menaruh tasnya lalu mencopot sepatunya kemudian mengambil segelas air putih dan meminumnya..., akhirnya dia duduk di kursi sambil mengangkat kakinya menghadap pada lubang angin tempat aku mengintip. Herman sama sekali tidak bisa melihat ke arahku karena lampu kamarku telah kumatikan sehingga malah aku yang dapat leluasa melihat ke dalam kamarnya.


Dia mulai membuka baju dan celananya untuk berganti baju. Saat dia telanjang sejenak itu, terlihat jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan di tengahnya..., lalu saja tiba-tiba kontolku yang berada dalam celanaku otomatis mulai ereksi. Mataku mulai melotot melihat keindahan yang tiada duanya, apalagi ketika Herman lalu bangkit dari kursi dan mulai melepaskan celana dalamnya itu dan berganti celana dalam baru. Sebentar dia bercermin memperhatikan tubuhnya yang ramping putih dan tangannya mulai meluncur pada dadanya yang belum muncul otot-otot bisep trisep. Diusapnya dada dan putting payudaranya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sambil memejamkan mata, rupanya dia mulai merasakan nikmat, lalu tangan satunya meluncur ke bawah, ke celana dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya dan bermain lama. Aku bergetar lemas melihatnya, sedangkan penisku sudah sangat tegang sekali. Lalu kulihat Herman mulai melepaskan celana dalamnya dan..., Wowww, belum ada bulunya sama sekali, sebuah kontol yang belum sunat dan tak berbulu. Ohh, begitu indah, begitu mempesona. Lalu kulihat Herman naik ke tempat tidur, menelungkup dan menggoyangkan pantatnya ibarat sedang bersetubuh.

Herman menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan..., naik dan turun..., rupanya sedang mencari kenikmatan yang ingin sekali dia rasakan, tapi sampai lama Herman bergoyang rupanya kenikmatan itu belum dicapainya, Lalu dia bangkit dan menuju kursi dan kontolnya dikocok serta ditempelkannya pantat pada ujung kursi sambil digoyang dan ditekan maju mundur. Kasihan Herman..., rupanya dia sedang terangsang berat...., suara nafasnya yang ditahan menggambarkan dia sedang berusaha meraih dan mencari kenikmatan surga, Namun belum juga selesai, Herman kemudian mengambil spidol..., dibasahi dengan ludahnya lalu pelan-pelan spidol itu dimasukan ke lubang pantatnya, begitu spidol itu masuk sekitar satu atau dua centi matanya mulai merem melek dan erangan nafasnya makin memburu, "Ahh..., ahh", Lalu dicopotnya spidol itu dari lubang pantatnya, sekarang jari tengahnya mulai juga dicolokkan ke dalam lubang pantatnya..., pertama..., jari itu masuk sebatas kukunya kemudian dia dorong lagi jarinya untuk masuk lebih dalam yaitu setengahnya, dia melenguh, "Oohh..., ohh..., ahh", tapi heran aku jadinya, jari tengahnya dicabut lagi dari lubang pantatnya, kurang nikmat rupanya..., lalu dia melihat sekeliling mencari sesuatu..., aku yang menyaksikan semua itu betul-betul sudah tidak tahan lagi.

Penisku sudah sangat mengeras dan tegang luar biasa, lalu kubuka celana dalamku dan sekarang penisku bebas bangun lebih gagah, lebih besar lagi ereksinya melihat lubang pantat si Herman yang sedang terangsang itu. Lalu aku mengintip lagi dan sekarang Herman rupanya sedang menempelkan lubang pantatnya itu pada ujung meja belajarnya. Kini gerakannya maju mundur sambil menekannya dengan kuat, lama dia berbuat seperti itu..., dan tiba-tiba dia melenguh, "Ahh..., ahh..., ahh", rupanya dia telah mencapai kenikmatan yang dicari-carinya. Kontolnya yang imut dan lucu itu menyemburkan sperma begitu keras dan banyak, hingga muncrat ke dinding dan kasurnya. Buru-buru Herman mengelap sisa-sisa sperma di kontolnya lalu membersihkan kasurnya dari cairan spermanya.

Setelah selesai, dia lalu berbaring di tempat tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Kini posisinya tepat berada di depan pandanganku. Kulihat lubang pantatnya yang berubah warna menjadi agak kemerah-merahan karena digesek terus dengan ujung kursi dan meja. Terlihat jelas pantatnya yang menggembung dengan montoknya ibarat kue apem yang ingin rasanya kutelan, kulumat habis..., dan tanpa terasa tanganku mulai menekan biji penisku dan kukocok penisku yang sedang dalamn posisi "ON". Kuambil sedikit krim pembersih muka dan kuoleskan pada kepala penisku, lalu kukocok terus, kukocok naik turun dan, "Akhh", aku mengeluh pendek ketika air maniku muncrat ke tembok sambil mataku tetap menatap pada pantat Herman yang masih telentang di tempat tidurnya. Nikmat sekali rasanya onani sambil menyaksikan Herman yang masih berbaring telanjang bulat. Kuintip lagi pada lubang angin, dan rupanya dia ketiduran, mungkin capai dan lelah.

Esok harinya aku bangun kesiangan, lalu aku mandi dan buru-buru berangkat ke kantor. Di kantor seperti biasa banyak kerjaan menumpuk dan rasanya sampai jam sembilan malam aku baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumatikan dan aku pulang naik taksi dan sekitar jam sepuluh aku sampai ke tempat kostku. Setelah makan malam tadi di jalanan, aku masih membuka kulkas dan meminum bir dingin yang tinggal dua botol. Aku duduk dan menyalakan TV, ku-stel volumenya cukup pelan. Aku memang orang yang tidak suka berisik, dalam bicarapun aku senang suara yang pelan, kalau ada pria di kantorku yang bersuara keras, aku langsung menghindar, aku tidak suka. Acara TV rupanya tidak ada yang bagus, lalu kuingat kamar sebelahku, Herman..., yang tadi malam telah kusaksikan segalanya yang membuat aku sangat ingin memilikinya


Aku naik ke tempat biasa dan mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Herman yang manis itu kulihat tengah tidur di kasurnya, kulihat nafasnya yang teratur naik turun menandakan bahwa dia sedang betul-betul tidur pulas.


Tiba-tiba nafsu jahilku timbul, dan segera kuganti celana panjangku dengan celana pendek dan dalam celana pendek itu aku tidak memakai celana dalam lagi, aku sudah nekat, kamar kostku kutinggalkan dan aku pura-pura duduk di luar kamar sambil merokok sebatang ji sam su. Setelah kulihat situasinya aman dan tidak ada lagi orang, ternyata pintunya tidak di kunci, mungkin dia lupa atau juga memang sudah ngantuk sekali, jadi dia tidak memikirkan lagi tentang kunci pintu.

Dengan berjingkat, aku masuk ke kamarnya dan pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri tempat tidurnya, lalu aku duduk di tempat tidurnya memandangi wajahnya yang mungil dan, "Alaamaak", Herman memakai celana G-string, celana yang tembus pandang sehingga kontolnya yang berwarna putih kemerahan sangat jelas terbayang di hadapanku. "Ohh..., glekk", aku menelan ludah sendiri dan repotnya, penisku langsung tegang sempurna sehingga keluar dari celana pendekku. Kulihat wajahnya, matanya, alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak sedikit menekuk tanda bahwa cowok ini mempunyai nafsu besar dalam seks, itu memang rahasia lelaki bagi yang tahu. Ingin rasanya aku langsung menubruk dan mejebloskan penisku ke dalam lubang pantatnya, tapi aku tidak mau ceroboh seperti itu.


Setelah aku yakin bahwa Herman benar-benar sudah pulas, pelan-pelan kusingkap G-stringnya, dan nampaklah kontol mungilnya, lalu aku sampirkan ke samping buah pelernya. Kini kulihat pahanya yang putih kecil dan padat itu. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan, apalagi kontol mungil yang belum sunat itu terkulai lemas membuat penisku mengejat-ngejat dan mengangguk-ngangguk. Pelan-pelan tanganku kutempelkan pada penisnya yang lemas itu, aku diam sebentar takut kalau kalau Herman bangun, aku bisa kena malu, tapi rupanya Herman benar-benar tertidur pulas, lalu aku mulai meremas dan mengocok penis mungil dengan kulup itu .

"Huaa", aku merinding dan gemetar, kumainkan kontolnya, kulupnya kubuka trus kututup lagi, kuremas terus, kugesek pelan, sekali-sekali kubelai kontol mungil itu hingga dipangkal kontolnya, bulunyapun masih tipis dan lembut. Penisku rasanya makin ereksi berat, aku mendesah lembut. Ahh, indahnya kau Herman, betapa kuingin memilikimu, aku menyayangimu, cintaku langsung hanya untukmu. Oh, aku terperanjat sebentar ketika Herman bergerak, rupanya dia menggerakkan tangannya sebentar tanpa sadar, karena aku mendengar nafasnya yang teratur berarti dia sedang tidur pulas.


Lalu dengan nekatnya kuturunkan celana G-stringnya perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celana G-string itu dari tempatnya, kemudian kulepas dari kakinya sehingga kini Herman benar-benar telanjang bulat.


Luar biasa, indah sekali bentuknya, dari kaki sampai wajahnya kutatap tak berkedip. Dada dan perutnya yang putih mulus, bersih khas lelaki keturunan. Akh, sangat luar biasa, pelan-pelan kutempelkan wajahku pada penisnya yang masih berkulup itu, kuhirup aromanya yang khas. Oh, aku benar-benar tidak tahan, lalu lidahku kumainkan di ujung kontol berkulup itu. Aku memang terkenal sebagai si pandai lidah, karena setiap cowok yang sudah pernah kena lidahku atau jilatanku pasti akan ketagihan, aku memang jago memainkan lidah, maka aku praktekan pada kontol berkulup si Herman ini. Batang peler yang putih kemerahan itu kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran lalu sekali-kali sengaja sedot dengan pelan batang penis mungil itu.

Kemudian penis berkulup itu kujilat-jilat lembut dengan lidahku yang sengaja kuulur panjang, aku usap terus, aku sedot terus, kujelajahi batang kelelakian itu sehingga lama-kelamaan ujung kontol itu itu mulai basah ada kulupnya, lembab dan berair. Oh, nikmatnya air precum itu, aroma yang khas membuatku terkejet-kejet, penisku sudah tidak sabar lagi, tapi aku masih takut kalau kalau Herman terbangun bisa runyam nanti, tapi desakan kuat pada penisku sudah sangat besar sekali. Nafasku benar-benar tidak karuan, tapi kulihat Herman masih tetap saja pulas tidurnya.-Akupun lebih bersemangat lagi, sekarang semua kemampuan lidahku kupraktekan saat ini juga, luar biasa memang, kontol berkulup yang mungil itu, kontol yang sudah basah. Perahan tapi pasti, kontol itu mulai bergerak-gerak pertanda sudah mulai terisai darah dan mulai menegang dan teracung. Ingin rasanya aku masukkan kontol itu ke dalam lubang pantatku, namun kutahan sebentar, karena lidahku dan jilatanku masih asyik bermain di sana, masih memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa bagi Herman.


Sayang Herman tertidur pulas, andaikata Herman dapat merasakan dalam keadaan sadar pasti sangat luar biasa kenikmatan yang sedang dirasakannya itu, tapi walaupun Herman saat ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang berjalan secara alami dan biologis,...nikmat yang amat sangat itu pasti terbawa dalam mimpinya, itu pasti dan pasti, walaupun yang dirasakannya sekarang ini hanya sekitar 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal dan tidak teratur serta kontolnya yang mulai mengalirkan precum pertanda dia juga terangsang, itu menandakan faktor psycho tsb sudah bekerja dengan baik. Sehingga nikmat yang luar biasa itu masih dapat dirasakan seperempatnya dari keseluruhannya kalau di saat sadar.


Akhirnya karena kupikir sudah cukup rasanya lidahku bermain di kontol berkulupnya, maka pelan-pelan lubang pantatku yang memang sudah minta terus sejak tadi kuoles-oleskan dulu dengan krim peicin, lalu aku arahkan sesaat pada ujung kontol berkulup itu, rasa basah dan hangat pada lubang pantatku membuat penisku bergerak sendiri otomatis membayangkan pergesekan kontol berkulup itu di dinding lubang pantatku. Dan ketika lubang pantatku dirasa sudah cukup rileks dan licin oleh krim pelicin, maka dengan hati-hati namun pasti penis berkulup milik Herman itu kumasukan perlahan-lahan ke dalam lubang pantatku..., pelan, pelan dan, "sleeppp..., sleseppp", kepala penis berkulup yang masih gundul dn belum berbulu itu sudah tidak kelihatan karena batas di kepala penis Herman sudah masuk ke dalam lubang pantatku. Ohhh kurasakan sensasi yang luar biasa, karena kontol berkulup itu mulai berdenyut denyut merasakan hangatnya dinding lubang pantatku.

Lalu kuperhatikan sebentar wajahnya, Masih!.., dia, Herman masih pulas saja, hanya sesaat saja kadang nafasnya agak sedikit tersendat, "Ehhss..., ehh..., sss", seperti orang ngigau. Lalu kucabut lagi penis berkulup itu sedikit dan kumasukkan lagi agak lebih dalam kira-kira hampir setengahnya, "Akhh..., ahh, betapa nikmatnya, betapa enaknya kontol kulup kamu Herman, betapa imutnya kontolmu". Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi wajahnya yang betul-betul manis yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa dari wajah mata dan hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Herman, betapa sempurnanya tubuhmu, betapa enaknya kontol kulupmu, betapa nikmatnya batang kelelakianmu. Oh, apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab untuk semuanya ini. Aku sangat menyayangimu.


Lalu kembali kutekan agak dalam lagi penis berkulup itu supaya bisa masuk lebih jauh lagi ke dalam lubang pantatku, "Bleeeess..., blesssess", "Akhh..., akhh", sungguh luar biasa, sungguh nikmat sekali kontol itu masuk di lubang pantatku.


Ketika kumasukan penis berkulup itu lebih dalam lagi, kulihat Herman agak tersentak sedikit, mungkin dalam mimpinya dia merasakan kaget dan nikmat juga yang luar biasa dan nikmat yang amat sangat ketika senjata berkulupnya betul-betul masuk, lagi-lagi dia mengerang, erangan nikmat, erangan sorga yang aku yakin sekali bahwa Herman pasti merasakannya walaupun dirasa dalam tidurnya.

Akupun demikian, ketika penis berkulup itu sudah masuk semua ke dalam lubang pantatku, kutekan lagi sampai terbenam habis, lalu kuangkat lagi dan kubenamkan lagi sambil kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah, gemetar badanku merasakan nikmat yang sesungguhnya yang diberikan oleh kontol Herman ini, aneh sangat luar biasa. Sambil sesekali tangaku sibuk mengocok dan meremas kontolku yang terus teracung dan mengalirkan precum kenikmatan sedari tadi. Oh Herman, tak akan kutinggalkan kamu.


Lalu dengan lebih semangat lagi aku mendayung dengan kecepatan yang taktis sambil membuat goyangan dan gerakan yang memang sudah kuciptakan sebagai resep untuk memuaskan Herman ini. Akhirnya senjata berkulup itu kubenamkan habis ke dasar lubang pantatku, habis kutekan penis berkulup itu dalam-dalam. Aakh, kontol berkulup Herman memang bukan main, walaupun kontol itu kecil tetapi anehkarena kulup itu memberikan sensasi yang luar biasa ketika kutarik masukkan, belum lagi dengan urat-urat yang tumbuh di sekitar batang penis berkulup itu membuat sensasinya semakin dahsyat.


Lama-kelamaan, ketika penis berkulup itu benar-benar kuhunjamkan habis dalam-dalam pada lubang pantatku, aku mulai merasakan seperti rasa nikmat yang luar biasa, yang akan muncrat dari lubang perkencinganku. "Ohh..., ohh", kupercepat gerakanku naik turun, dan akhirnya muncratlah air maniku di perut dan dadanya. Aku langsung lemas, dan segera kucabut penis berkulup itu, takut Herman terbangun.


Dan setelah selesai, aku segera merapikan lagi. Celana G-stringnya kupakaikan lagi, begitu juga dengan selimut juga aku kenakan lagi padanya. Sebelum kutinggalkan, aku kecup dulu keningnya sebagai tanda sayang dariku, sayang yang betul-betul timbul dari diriku, dan akhirnya pelan-pelan kamarnya kutinggalkan dan pintunya kututup lagi. Aku masuk lagi ke kamarku, berbaring di tempat tidurku, sambil menerawang, aku menghayati permainan tadi. Oh, sungguh suatu kenikmatan yang tiada taranya. Dan Akupun tertidur dengan pulas.


Keesokan harinya seperti biasa aku bangun pagi, mandi dan siap berangkat ke kantor, namun ketika hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba Herman keluar dan tersenyum padaku. Rupanya dia baru bangun tidur dan bermimpi sangat indah tadi malam.

"Mau berangkat Pak?", tanyanya, aku dengan gugup akhirnya mengiyakan ucapannya, lalu kujawab dengan pertanyaan lagi.


"Kok Herman nggak sekolah?".

"Nanti Pak, Herman giliran masuk siang", akupun tersenyum dan Hermanpun lalu bergegas ke depan rumah, rupanya mau mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat dan aku langsung berangkat ke kantor.



TAMAT

Toilet SMA

Umur saya 18 tahun, saya punya pengalaman yang terjadi sekitar setahun yang lalu. Saat itu saya masih kelas 2 SMA di kawasan Malang, Jawa Timur. Memang saya akui saya punya kebiasaan yang agak aneh dari kecil, yaitu suka sesama jenis. Ini mungkin dimulai sejak perceraian orangtua saya. Saat saya sedang membutuhkan figur seorang Bapak, hal itu tidak dapat memenuhi keinginan saya. Bapak saya terlalu sibuk dengan segala aktivitasnya, karena dia adalah seorang wiraswasta yang bergerak di bidang akademi dan sekolah tinggi.


Sejak kecil kami pun tidak pernah tinggal serumah baik dengan Bapak maupun Ibu saya, karena setelah perceraian kedua orangtua saya, Ibu saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke Swiss, sedangkan Bapak saya berada di Makasar. Terpaksalah saya harus tinggal bersama Oma saya di Jakarta, dimana disinilah dimulai kejadian-kejadian yang sebelumnya belum pernah terpikir oleh saya.

Di sekitar bulan Juni tahun 2000, saya masih tercatat sebagai pelajar kelas 2 SMUN X Jakarta. Kebetulan di sekolah saya cukup terkenal dengan anak-anak basket yang cukup lumayanlah! Saya akui selain gemar nonton basket, saya pun suka dengan anak-anak basket yang bertubuh atletis. Dan karena itu, setiap pulang sekolah saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menonton kakak-kakas kelas saya yang sedang bermain basket. Setelah saya puas menyaksikan mereka, saya barulah tenang pulang ke rumah. Setibanya di rumah, saya pun jerk-off di kamar saya. Tidak pernah terpikir oleh saya kejadian yang sebelumnya hanya ada di benak saya dapat terwujudkan.


Saat itu sekolah sudah agak sepi, karena hari Senin dimana hari ini biasanya banyak anak yang membolos. Ketika saya baru keluar kelas, saya lihat ada anak-anak basket sedang bermain basket di lapangan yang tidak jauh dari kelas saya. Saya pun segera duduk manis di sekitar lapangan. Dan hanya beberapa orang yang menyaksikannya, mungkin dapat dihitung dengan jari. Akhirnya ternyata mata saya tidak dapat membohongi salah seorang kakak kelas saya, mungkin dia mulai curiga, karena setiap mengganti pakaiannya selalu ada saya di toilet. Permainan akhirnya usai setelah kurang lebih satu jam setengah saya duduk di samping lapangan.


Saya pun tidak merasa bosan menunggu selama itu, walaupun setiap habis menyaksikan itu, saya harus mengisi ulang pulsa handphone saya karena habis untuk menelpon semua teman saya atas apa yang sedang saya lihat.


Seperti biasa, saya menikuti Robert, pemain favorite saya dan orang yang sudah mulai mencurigai saya. Saya lihat dia mulai membuka baju, saya sulit sekali menjaga perasaan saya yang memang sudah horny sejak dia bermain basket. Mata saya pun mulai membelalak lagi setelah dia hanya memakai celana dalam. Saat itu ada sekitar 3 orang lagi teman-temannya di toilet yang juga sedang ganti baju. Saya hanya berpura-pura mencuci wajah dengan facial wash yang selalu saya bawa.

Tidak lama 2 orang pun keluar, sedangkan saya masih berusaha berpura-pura sibuk dengan wajah saya dan berpura-pura mau ganti baju. Rupanya dia tambah yakin kalau saya sedang memperhatikannya. Tidak lama kemudian Robertdan temannya keluar, saya pun agak kecewa. Tetapi kekecewaan itu hilang setelah Robertkembali lagi ke toilet. Kagetnya bukan main saat melihat dia datang dan menatap mata saya. Saya hanya berdoa semoga dia tidak marah kepada saya karena sudah mengintip dalamannya.


Dia datang tepat di depan wajah saya dan berkata, "Ech, eloe anak kelas berapa sich..?

Eloe anak baru yach..?"

Jantung saya berdetak tidak karuan mendengar suaranya.

Dengan suara yang agak gugup saya berkata, "Ngga, gue anak kelas 2, kebetulan gue baru masuk lagi sehabis operasi sinus di Surabaya. Ngga lagi, gue suka aja ama permainan basket Eloe.."
Jantung saya rasanya terhenti ketika dia bilang, "Kayaknya yang Eloe perhatiin bukan permainan gue dech..!"

Saya tambah gugup lagi dan langsung saya jawab, "Maksud loe..?"

"Udah dech eloe jangan bohongin gue..! Gue tau kok orang macam loe ini..! Tapi lain kali tolong yach eloe jangan terlalu vulgar kalo ngeliat gue..!" katanya.


"Yach, uda dech gue minta maaf..! Emang gue suka ama permainan loe.." belum selesai saya ngomong, dia langsung berkata, "Ngga usah boong lagi, kalo mau liat..! Liat aja, tapi jangan eloe telen yach..?" kata yang keluar dari mulutnya dengan senyuman kecil.


Saya pun hanya diam tidak berkata mendengar kata-kata yang baru saja saya dengar.

Akhirnya saya berkata, "Eloe serius..?"

Dengan wajah yang menunjukkan kelaki-lakiannya, dia menarik tangan saya sambil berkata, "Sini kalo mau liat itu gue, ke dalem WC..!"


Tentu saja saya tidak mau melewatkan kesempatan itu. Oh God.., akhirnya saya dapat melihat 'barang' Robert secara Live, barangnya sangat besar, bukannya lumayan besar (mungkin sekitar 17-18 cm), warnanya merah kecoklatnya diselimuti oleh bulu berwarna hitam pekat dan sangat lebat, membuat saya merasa sedang melayang-layang.


Saya rasanya sudah tidak tahan ingin menyentuh kontol Robert. Dengan kata terbata-bata, akhirnya keluar dari mulut saya, "Emang eloe ngga malu nunjukin itu ke gue..?"
Dengan ringan dia menjawab, "Ama loe aja kenapa harus malu..? Gue tau eloe doyan ini khan..?" katanya sambil mengarahkan tangan saya ke alat vitalnya.


Saya kaget bukan main saat itu.

"Kalo mau pegang, pegang aja lagi, ngga usah malu-malu.." katanya.


Akhirnya saya memberanikan diri untuk memegang batang kejantanannya. Saya memegang sambil memijat kecil-kecil.

Dia memegang kedua tangan saya dan berkata, "Ternyata muka loe cute juga yach..! Gue baru nyadar kalo cowo bisa bikin horny juga..! Boleh gue cium bibir loe..?"
Rasanya seperti mimpi saat itu, dan saya segera mengarahkan bibir saya ke arahnya. Kami pun berciuman bibir. Saya keluarkan semua jurus ciuman saya mulai dari French kiss, British kiss dan kissing ala saya sendiri. Saya lihat matanya mulai meram-melek.
Tidak lama dia pun berkata, "Eloe mau isep ngga..? Gue belom pernah diisep ama cewe gue, well eloe mau ngga..?"


Rasa kaget dan senang bercampur aduk saat itu. Saya hanya menganggukkan kepala saya dan segera jongkok di bawah kakinya yang jenjang itu (tinggi badannya sekitar 180-an).

Saya mulai menghisap batang kelaminnya dengan lembut, saya sapu kedua kedua buah kemaluannya sambil saya kulum-kulum. Naik turun batang Robertmelaju di dalam mulut saya, saya keluarkan semua jurus maut saya yang diajarkan oleh Paman saya sewaktu saya duduk di bangku Elementary. Bau khas kontolnya membuat imajinasi dan birahi saya memuncak. Saya lihat dia menikmati permainan yang saya suguhkan. Saya tidak tahan karena rasanya lubang belakang saya gatal, karena saya sudah lama tidak pernah anal sex semenjak partner sex saya (cowo juga) pindah ke negeri Ibunya di Holland beberapa bulan sebelum kejadian ini.


Saya buka celana abu-abu (saya masih memakai seragam), saya arahkan kontolnya ke lubang saya. Saat itu dia sepertinya agak khawatir, mungkin karena dia berpikir mustahil batangnya dapat masuk ke lubang saya. Saya hisap kedua putingnya sambil saya jilat semua tubuhnya. Saya mengambil posisi, saya berdiri ke arah tembok, dan dia mulai memasukkan batangnya ke dalam lubang saya.

"Oouuhh.. sakiitt..!" walau sudah saya lumuri batangnya dengan air liur saya.
Serangan pertama akhirnya gagal, saya coba mengatur pernafasan saya, saya kembali arahkan batangnya ke lubang saya. Keringat mulai mengguyur kami berdua.

"Oouu.." teriak saya.

Akhirnya masuk juga sebuah batang besar yang berdenyut-denyut di dalam lubang saya. Agak sakit, tetapi sakitnya hilang setelah melihat wajah Robertyang sangat tampan. Mulai digerakkan alat kejantannya di dalam lubang saya, sangat lembut dan bobotnya memenuhi diameter maksimal lubang saya. Gerakan makin dipercepat. Denyutan di lubang saya semakin terasa.


"Ouuhh.., gerakin terus, ayo lebih cepet donk..!" ujar saya.

Gerakannya dipercepat, batangnya dengan mudah keluar masuk ke dalam lubang saya. Keringatnya jatuh menetes di tubuh saya, dan saya hisap keringatnya yang keluar dari tubuhnya.
Tidak lama dia berteriak, "An.., Gue mau come nich..? Gue uda ngga tahan..!"

Saya hanya senyum melihat wajahnya, dan tidak lama, "Aachh.. Niccee..!" desahnya di telingaku. Dia mencium pipi kanan dan kiriku.

Dan berkata, "Thanks yach.., enak banget and sorry kalo gue horny abis..! Gue ngga nyangka gue bisa juga come ama cowo juga..! Tapi jujur enak banget..! Eloe ngga marah khan ama gue..? Kapan-kapan kalo gue mau gimana donk..?" katanya sambil tertawa cengengesan.


Segera kuberikan nomor handphone dan nomor telepon kamarku. Kami akhirnya sama-sama membersihkan tubuh.

Dan sebelum kami berpisah, dia mencium keningku sambil berkata, "I'll calling u tonite and see you tomorrow yach..!"

Saya hanya tersenyum karena rasanya saya sudah cukup lelah, terlebih harus menghadapi macet di sekitar Grogol, karena rumah saya di sekitar Daan Mogot.


Sampai di rumah, saya hanya termenung memikirkan apa yang telah terjadi baru-baru ini. Malamnya dia telpon saya, dan kami 'nge-date' bareng ke plaza Senayan. Akhirnya Robert, si cowok normal itu menjadi 'sephia'-ku. Kami pun sama-sama merasa saling memiliki saat di sekolah, dan tidak ada yang tahu tentang apa yang sudah kami lakukan. Sayangnya hubungan kami harus putus karena dia harus melanjutkan sekolahnya ke Sydney, dan sekarang ini saya sedang berada di Sydney berliburan lulus-lulusan dengan Robert. Tetapi sayangnya kami sekarang sudah seperti kakak beradik, jadi kami tidak melakukan apa-apa di sini. Hehehe.. hanya sekali saja, karena malam itu kami sama-sama sedang mabuk

Oh.. Satpam Baruku

Pagi itu seperti biasanya aku datang ke kantorku pagi-pagi sekali karena memang banyak pekerjaan yang belum selesai kemarin dan harus kuselesaikan dengan secepatnya agar pekerjaan hari ini tidak makin bertumpuk lagi. Ketika sampai dipintu gerbang kantorku, aku disapa oleh seseorang yang belum pernah kukenal sebelumnya.

"Selamat pagi, pak" katanya sambil berdiri tegap dengan sikap penuh hormat. Akan tetapi aku tidak membalas salamnya tersebut, malahan aku melongo dengan rasa terpesona yang begitu hebat, ternyata di depanku telah berdiri sesosok mahkluk yang begitu sempurna, gagah, ganteng, mempunyai bodi yang atletis, berkumis sangat rapi penuh wibawa dan menjadi pujaan para wanita apalagi aku yang juga merasakan getar-getar itu sehingga aku jadi salah tingkah dihadapannya. Umurnya masih sangat muda sekali kira-kira 23 atau 24 tahun. Akhirnya aku tersenyum padanya setelah terpana untuk beberapa saat dan segera kulangkahkan kakiku untuk memasuki kantorku.

Hari itu aku begitu gelisah terbayang akan wajahnya, penampilannya yang begitu mempesona sehingga hari itu yang seharusnya aku menyelesaikan pekerjaanku kemarin akhirnya jadi kacau balau karena aku tidak bisa konsentrasi, karena disatu sisi aku hendak segera menyelesaikan pekerjaanku namun disisi lain bayangan satpam baru dikantorku itu begitu membekas dalam ingatanku, akhirnya aku jadi serba salah dan salah tingkah dalam tindakanku hari ini.

Jam istirahat siang akhirnya datang juga, aku segera cepat-cepat makan siang, dengan harapan masih ada waktu yang tersisa pada jam istirahat sehingga ada kesempatan untuk mencari informasi atau sekedar say hello padanya. Dan kesempatan itu akhirnya datang juga, ketika aka melangkahkan kakiku memasuki kantorku, aku tertegun lagi dengan senyumnya yang mengembang dihiasi kumis yang menawan dan kudengar,

"Selamat siang, pak"

"Siang" jawabku singkat.

"Eh kamu orang baru ya?" tanyaku.

"Eh, iya pak, baru hari ini saya bertugas disini" jawabnya.

“Nama kamu siapa?”tanyaku

“Saya Aryo, Pak” Jawabnya


"Kamu dari pendidikan akabri ya" tanyaku memancing.

"Oh, nggak pak, hanya pendidikan satpam saja selama enam bulan"

"Oh, kukira kamu dari akabri"

"Masak ada potongan sih pak, kalau saya ini jadi tentara"

"Lho, kenapa nggak, bodi boleh, tampang meyakinkan, wajah keren, kumis yahut terus apa yang kurang" cerocosku.

"Duitnya pak, yang kurang" jawabnya dengan tertawa, dan kelihatannya Aryo sudah makin akrab saja dalam obrolan kami siang hari itu. Tanpa terasa waktu setengah jam telah berlalu dan aku segera kembali melangkah ke dalam sambil bertanya, "Nanti pulang jam berapa?"
"Oh nanti jam 14.00, pak" jawabnya sambil tersenyum manis sekali yang makin membuatku tergila-gila.

Setelah aku mengadakan pendekatan setiap siang selama Aryo dinas jaga pagi sampai sore, maka suatu siang aku memberanikan diri untuk mengajaknya nonton sore nanti selepas Aryo tugas jaga pada pukul 14.00, yang berarti masih ada waktu dua jam sebelum aku pulang kerja pada pukul 16.00. Yang pasti kami sudah janjian disuatu tempat yang tidak jauh dari kantor kami. Siang itu rasanya jarum jam berjalan begitu lambatnya bagiku, seolah jalan jam hari ini seperti cacing yang sedang merayap. Begitu jarum jam menunjukkan pukul 16.00 tepat aku segera meninggalkan tempat dan segera menuju tempat redevous kami, dan ternyata Aryo sudah menungguku dengan pakaian preman yang lebih sportif kurasakan dan Aryo benar-benar cakep dan ganteng dengan

T-shirt dan celana jeans belelnya, makin nampak dadanya yang padat dan bidang itu, sehingga tanpa terasa aku segera merangkulnya dan aku segera ngamplok diboncengan motornya itu. Dan kami segera menuju studio 21 untuk nonton bareng, yang penting pokoknya bisa pergi dengannya perkara film yang diputar bagus atau nggak tidak jadi masalah, dan memang ketika didalam gedungpun aku tidak bisa konsentrasi untuk mengikuti alur ceritanya, karena dalam benakku seolah ada sebuah film yang sedang diputar dan yang menjadi pelakunya adalah aku dan Aryo, gimana yaa rasanya kalau dipeluk Aryo, dicium Aryo dan oh, kalau aku bisa ngemot kontolnya dan menelan pejuhnya dan..

Dan.. Masih banyak lagi bayangan-bayangan indah bersamanya, sampai tanpa terasa tangan kiriku mulai meraba pahanya dan Aryo Aryom saja ketika tanganku membuat gerakan mengelus-elus pahanya dan segera kuhentikan setelah aku sadar dari lamunanku, ketika kulirik Aryo, tidak ada reaksi hanya senyumnya yang memukau dalam keremangan suasana gedung bioskop. Aku tidak berani lagi untuk melangkah lebih jauh walaupun suasana gelap itu cukup mendukung untuk memulai yang jadi impianku selama ini. Kutahan hasratku sekuat-kuatnya dengan mencoba konsentrasi mengikuti alur cerita film itu. Ketika film telah usai, kutawarkan kepadanya untuk makan malam bersama dan Aryopun setuju, dan segera kami hampiri pujasera yang ada dilantai bawah dari gedung studio itu, ketika kami makan bersama iseng-iseng aku tanya padanya,

"Eh, kamu sudah punya pacar yaa?"

"Ah, mana ada orang yang mau sama saya, pak" jawabnya.

"Lho, masak nggak ada yang mau sama cowok seganteng dan secakep kamu gini, kalau misalnya aku jadi cewek gitu sudah kukejar terus tanpa kasih ampun" sambungku.


"Emangnya ada cewek yang kayak gitu, setahu saya cewek-cewek sekarang pada jual mahal tuh, pak" jawabnya lagi.

"Kalau misalnya ada seseorang yang mengharapkan kamu menjadi sahabatnya, kawannya, tempat curahan hatinya dan tempat berbagi suka dan duka, apakah kamu mau menerimanya tanpa ada pamrih akan tetapi dengan ketulusan hati yang paling dalam" kataku mulai romantis.
"Ah, mana ada yang mau berkawan dengan saya ini, pak" "Saya khan cuma satpam, gaji saya berapa sih pak?" jawabnya lagi.


“Kalau misalnya aku mau jadi sahabat kamu gimana?" tanyaku, sambil aku mencari jawaban dalam matanya yang terbelalak karena terkejut.

"Ah, yang benar sih pak" tanyanya lagi.

"Lho, emangnya aku punya bakat berbohong, apalagi sama kamu" lanjutku.


Dia tidak bisa menjawab hanya Aryom saja, dan tertunduk mukanya, entah apa yang dipikirkan dan aku sendiri juga belum berani untuk memulainya lebih jauh lagi karena aku juga belum tahu bagaimana profil Aryo yang sebenarnya dibalik keramahan, keakraban yang telah kita bina selama ini, siapa tahu nanti setelah Aryo mengetahui aku punya maksud yang lain dibalik kebaikanku padanya, malahan Aryo akan meninggalkan aku dan membenci aku, aku sendiri jadi gundah menghadapi semua ini. Tapi hati kecilku berontak "Semuanya harus dicoba dulu, apapun resikonya nanti urusan belakang, pokoknya berusaha dulu, dan kalau gagal yaa cari yang lain"

Mataku bersinar kembali seolah mendapat kekuatan baru dan semangat baru yang dipompakan ke dalam jiwaku, ketika kulihat Aryo masih tertunduk segera kuberanikan diriku untuk menyentuh tangannya dan sekaligus menggenggamnya, reaksi mulai terlihat ketika Aryo menatapku dengan pandangan mata yang kosong, ketika kuremas tangannya ada sedikit senyum yang dipaksakan tersungging dibibirnya.


"Ada apa?" tanyaku "Koq kamu kelihatan binggung sih?"

"Ah, nggak tahulah pak, saya jadi serba salah nih terhadap bapak, bapak begitu baik, penuh perhatian dan menghargai saya sebagai manusia seutuhnya tanpa membedakan derajat dan jenjang kedudukan" kemuAryon "Saya jadi terharu pak, baru kali ini saya benar-benar merasakan saya dihargai dan mendapat tempat dihadapan bapak" lanjutnya.


Agar suasana tidak beku dan kaku seperti itu terus menerus, akhirnya aku berkata "Yook, kita pulang aja, sudah malam nih"


Dia menggangguk dan segera berdiri menghampiriku dan kami berjalan seiring sambil tanganku memeluk pundaknya, kalau tadinya aku merasakan kecanggungan dalam dirinya ketika kupeluk, tetapi sekarang sudah mulai hilang rasa canggung dan segan itu, dan ketika sampai dilapangan parkir kurasakan tangannya sudah berani memeluk pinggangku dan oh bagai melambung rasanya ketika itu.


Ketika aku sudah diboncengan motornya, aku beranikan untuk memberi usul padanya, "Gimana kalau untuk malam ini kamu nginap aja dirumahku, aku tinggal sendirian koq, dan lagi hari sudah larut malam, besok kita bisa berangkat kerja barengan" tanyaku


Dan kulihat anggukan kepalanya sambil menoleh kebelakang dan tersenyum, tapi aku tidak bisa menafsirkan arti senyumannya itu, yang makin membuatku jadi panas dingin nggak karuan merasakan kejaAryon demi kejaAryon sepanjang sore sampai malam ini. Ah nggak tahulah pokoknya what happened will be will be, apapun yang terjadi terjadilah.


Sampai perjalanan malam yang dingin berakhir di depan rumahku, rasanya aku enggan turun dari boncengannya karena tanganku masih erat merangkul pinggangnya dari belakang sambil memeluk punggungnya yang terasa hangat dan kokoh itu. Akhirnya dengan rasa ogah-ogahan akhirnya aku turun juga dan kupersilahkan Aryo masuk dan memarkir motornya digarasi rumahku. Setelah masuk kutawarkan minuman kepadanya, tapi Aryo menolak katanya khan kita baru saja makan dan minum. Malah Aryo menyarankan untuk nonton TV sambil tiduran dan ngobrol, ok itu ide yang bagus juga dan segera Aryo kuajak ke dalam kamarku karena memang satu-satunya TV yang ada dirumah itu hanya ada didalam kamar tidurku. Segera kubuka seluruh bajuku dan aku segera mandi dengan air hangat, dan kurasakan badanku segar sekali setelah selesai mandi dan aku juga menyarankan kepadanya untuk mandi juga dan Aryo setuju untuk mengikuti jejakku yaitu mandi dengan air hangat agar badan jadi segar. Ketika Aryo mandi aku memakai sarung saja tanpa celana dalam dan itu sudah menjadi kebiasaanku setiap malam, karena kalau harus memakai celana dalam rasanya risih semua.


KemuAryon kudengar pintu kamar mandi dibuka dan kulihat Aryo keluar kamar mandi hanya dengan memakai celana pendek saja tanpa baju, sehingga dadaku berdesir dalam hati aku berkata "Oh my good, sungguh sempurna betul bodi yang dimiliki mahkluk yang satu ini, dan itu merupakan idamanku, dada bidang dengan rambut yang melebar didada menyempit dipusarnya kemuAryon melebar lagi dan makin melebat di. Di. Dibalik celana pendeknya itu pasti sangat lebat sekali, karena dikaki yang kokoh dan pahanya yang padat berisi itu, bulu yang tumbuh juga begitu lebat.

Aku jadi bengong dan melamun lagi dengan pandangan mataku yang kosong menatapnya, hingga aku tersadar ketika kudengar suaranya


"Ada apa, pak?"

"Apa bapak sedang tidak enak badan?" tanyanya lagi.

"Oh, nggak" jawabku.

"Cuma sedikit pegal ini pinggang dan tengukku" lanjutku.

"Boleh saya memijat bapak" katanya memberanikan diri.

"Boleh, kalau kamu mau" kataku lagi.

Akupun segera menelungkupkan badanku dan Aryo mulai memijat tenggukku, kemuAryon turun kepunggungku dan begitu kurasakan hangatnya tangan yang begitu kokoh dan yang menjadi idolaku. Sampai tak terasa, aku merasakan kalau kontolku sudah mulai menggeliat bangun dan tegang, tapi tentunya Aryo tidak mengetahui kalau aku lagi BT karena aku dalam posisi telungkup, hingga kurasakan tangannya mulai menjalari pinggang dan pinggulnya dan turun lagi kepantatku yang kenyal itu, dan oh ini yang paling bikin aku nggak kuat diperlakukan seperti itu, tapi aku masih tetap bertahan. Sampai kudengar permintaannya untuk telentang, dalam hati aku berkata, "Mati aku, padahal aku nggak pakai celana dalam dan kontolku lagi ngaceng penuh, gimana nih"


Tapi aku pura-pura aja cuek, kubalikkan badanku dan otomatis selakanganku membentuk sebuah tenda dengan satu tiang. Kulirik Aryo, aku ingin tahu reaksinya, ternyata dengan cueknya Aryo mulai memijit kakiku dari bawah dan mulai ke atas, dan hal ini makin membuatku blingsatan karena nggak tahu apa maksudnya Aryo memperlakukan aku seperti itu, sebetulnya Aryo itu mau apa nggak sih, tapi jangan siksa aku seperti ini dalam gejolak berahiku yang makin tak tertahan ini. Tapi aku nggak tahu permainan apa yang sedang Aryo jalankan, kurasakan pijitannya sampai dipahaku dan Aryo juga mulai menyingkap sarungku sampai hanya tiangku saja yang masih tertutup sarung, akhirnya aku tak tahan dan hanya bisa memejamkan mataku saja mencoba untuk menepis semua angan dan gejolakku sendiri. Sampai kurasakan ada tangan hangat yang menggenggam kontolku yang ngaceng dan bergerak maju mundur sambil dipijit-pijit, aku hanya bisa melenguh dan Aryo mungkin tahu yang kukehendaki selama ini, kudengar suaranya "Ih, kontolnya bapak gede juga yaa?"


Karena aku tidak tahan diperlakukan seperti itu akhirnya tanganku meraih lehernya dan kubaringkan Aryo disisiku dalam keadaan telentang, dan tanpa berpikir lebih jauh lagi segera aku bangkit dari tidurku dan langsung nongkrong Aryotas tubuhnya yang padat berisi itu, dan mulai kuciumi pipinya, lehernya, telinganya dan kudengar suara lenguhannya, dan kembali lagi kebibirnya dan kunikmati rangsangan kumisnya yang menyentuh bibirku aku semakin tambah horny saja apalagi dengan kesegaran tubuhnya yang baru saja mandi. Kutelusuri lehernya, dadanya yang berbulu lebat dengan putingnya yang coklat kemerahan yang sempat kukagumi dan membuatku melongo sekeluarnya Aryo dari kamar mandi, sekarang sudah ada dihadapanku dan sedang kukecupi. Lalu turun lagi sampai kepusarnya yang berbulu lebat dan kasar itu yang makin membuatku terangsang hebat, dan dengan lidahku kutelusuri buku-buku kasar yang mengecil dipusar dan mulai melebar lagi dibawah pusar sampai tersembunyi dibalik celana pendeknya yang masih menjadi misteri itu.


Lalu aku melakukan cumbuan makin menurun sampai dikaret celana pendeknya dan kugigit karet itu sampai kebawah, dengan demikian makin nampak jelas tonjolan otot yang tegang perkasa itu dibalik celana dalamnya, karena aku sudah nggak sabar lagi segera kupelorot celana pendeknya sampai terlepas dan segera kutangkap tonjolan dibalik celana dalam itu dengan mulutku yang seperti sedang kehausan itu dan menemukan sumber air yang begitu segar. Kupermainkan untuk beberapa saat dan kulihat Aryo makin menggelinjang keenakan dengan cumbuanku itu, dan segara kugigit lagi celana dalamnya dengan gigiku ke arah bawah, lalu kurasakan tamparan dipipiku ketika aku membuka celana dalamnya, ternyata kontolnya yang ngaceng tegak berdiri itu memantul kena kejutan dari tarikanku tadi dan terlepas bebas mengenai pipiku, kurasakan hangat, kaku dan ohh.. Is't fantastic.. Oh ternyata otot kokoh itu begitu besarnya kira-kira panjangnya 21 cm dan garis tengahnya 5 cm, yang makin membuatku tambah gila dan makin bersemangat lagi untuk menggulum ujungnya yang sudah merembes basah dengan cairannya yang keluar dan warnanya kemerah-merahan yang makin membuatku terangsang hebat.


Tanpa menunda-nunda waktu lagi segera kukulum, kuhisap dan kumasukkan ke dalam mulutku sehingga rasanya mulutku tidak mampu lagi menerima kontol yang segede itu walaupun aku sudah menggangga selebar-lebarnya, yang bisa masuk hanya kepalanya saja sedangkan batangya tidak sampai seperempatnya, mulutku terasa sudah begitu penuh. Tapi nggak apa-apa, demi Aryo akan kuberikan servis yang sebaik-baiknya dan akan kukerahkan seluruh kemampuanku untuk memuaskan Aryo. Setelah aku puas mencumbui seluruh badanya dan kontolnya, maka sekarang aku yang ganti tidur telentang disampingnya, dan rupanya Aryo juga ingin berbuat sama seperti yang telah kulakukan padanya, Aryo mulai menelungkup Aryotas pahaku dan setelah itu kurasakan ada rasa hangat dan lembut diujung kepala kontolku dan ketika mataku kubuka, ternyata Aryo sedang menghisap kontolku dengan tenangnya dan tanpa ada rasa ragu-ragu lagi dan dengan penuh kelembutan dijilatinya daerah V yang sangat enak sekali untuk dirangsang itu. Aku bertambah menggelinjang keenakan dan kegelian yang makin membuatku tambah terangsang hebat.

Akhirnya aku berinisiatif sendiri tanpa persetujuannya terlebih dulu, kuambil lotion, kuoleskan pada kontolnya yang ngaceng tegak berdiri dengan angkuhnya dan besar itu, sambil kukocok-kocok naik turun, sedangkan tanganku yang satunya lagi mengambil lotion dan kuoleskan pada lobangku sambil memasukkan jariku, satu jari sampai lancar, dua jari dan tiga jari, walaupun aku sebetulnya ngeri juga melihat gede kontolnya yang seperti itu jangan-jangan lobangku nggak mampu untuk dimasuki, dan gimana rasanya, apakah sakit, enak, nikmat atau oh nggak tahulah yang penting dicoba dulu pikirku dalam hati.


Setelah aku merasa sudah siap, segera aku naik ke atas tubuhnya dengan posisi duduk Aryotas selakangannya dan segera kubimbing kontolnya dengan tanganku untuk memasuki lobangku, mulanya terasa enak, ada benda hangat yang mencoba untuk menerobos masuk, tapi makin lama kurasakan sakit sekali saat benda itu mulai menembus masuk sampai kurasakan kepala kontolnya sudah masuk semua, aku menghentikannya untuk beberapa saat sampai rasa sakit itu berangsur-angsur hilang, kuteruskan lagi, berhenti lagi, kumasukkan lagi dan berhenti sejenak sampai tak terasa seluruh batangnya sepanjang 21 cm itu masuk seluruhnya dalam lobangku, aku Aryom sejenak untuk merasakan nikmatnya dan hangatnya kontol segede itu didalam lobangku. KemuAryon aku mulai mengambil gerakan naik turun Aryotas tubuhnya, kulihat Aryo juga menikmatinya dengan mata terpejam dan dada turun naik dengan nafas yang tersengal-sengal, sekali-kali diiringi dengan desisan dari mulutnya yang dihiasi kumis tebal itu.



"Oooh, ooh enak, pak"

"Enak sekali pak, rasanya kayak dapat perawan saja" lenguhnya


Aku sudah nggak peduli dengan segala ocehannya itu, setelah cukup lama aku dalam posisi seperti itu, akhirnya kucabut kontolnya dari lobangku, dan seakan Aryo merasa menyesal dengan kejaAryon itu. Aku segera mengambil posisi terlentang sambil mengangkat kedua kakiku tinggi-tinggi dan kusuruh Aryo untuk mengentot aku dari atas agar Aryo bisa bergerak bebas menurut gayanya, dan Aryo mengerti apa yang kuinginkan. Segera Aryo bangkit dari posisi tidurnya dan jongkok di depan lobangku sambil memegang kontolnya, Aryo masukan perlahan-lahan kontolnya yang gede itu dan bless, amblaslah semua kontolnya dalam lobangku, dan segera Aryo melakukan gerakan maju mundur sambil memanggul kedua kakiku dibahunya agar seluruh kontolnya bisa masuk semuanya. Akupun tidak tinggal Aryom, segera kukocok kontolku sendiri dengan tanganku sambil melenguh-lenguh keenakan.


"Aoohh, oohh"

"Auucchh, ayo cepet kamu keluarin, aku mau keluar nih" kataku.

"Iya, bentar lagi sudah mau nih" katanya lagi.

"Kita keluarin bareng-bareng yaa" kataku lagi.

"Iya" jawabnya singkat.

"Ooohh, oohh, sudah mau keluar nih"

"Ok, tunggu sebentar, oohh, yuupp, aayyoo" kocokan tambah keras pada kontolku dan "Aaahh"

Cret, cret, cret, pejuhku menyembur Aryotas perutku dan dadaku dan kulihat Aryo segera mencabut kontolnya dan dikocoknya dengan cepat Aryotas perutku dan cret, cret, cret, cret menyemburlah pejuhnya yang sangat banyak sekali Aryotas perutku dan dadaku bahkan ada sebagian yang mengenai mukaku. Bercampurlah pejuhku dan pejuhnya, kemuAryon Aryo memelukku dan badan kami serasa licin oleh pejuh kami berdua sambil digesek-gesekan Aryontara badan kami yang basah oleh keringat, basah oleh pejuh dan oh nikmatnya malam itu.


Kami segera bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan air hangat kalau tadinya kami mandi sendiri-sendiri, sekarang kami mandi berduaan, sambil saling menggosok, saling menyabuni dan kadang-kadang dengan manja kupegang kontolnya yang besar itu walaupun sudah tidak tegang lagi dan kukecup ujungnya dengan bibirku.


Akhirnya, sejak malam itu Aryo pindah kerumahku yang memang kutempati sendirian daripada Aryo kehilangan uang lagi untuk kontrak kamar dan biarlah Aryo menjadi satpam di kantorku dan juga satpam pribadi buat diriku kalau Aryo tidak sedang dinas jaga malam.

Salah Kamar

Saya bangga dengan jati diriku sebagai seorang gay! Dan kebetulan sekali saya horny sekali. Sudah tak terhitung jumlah cowok yang pernah kutiduri. Semuanya kungentotin dengan penuh nafsu dan tentunya dengan kondom! Di kalangan teman-teman homoseksualku, saya dikenal sebagai Master Ngentot.

Tak jarang, mereka antri hanya ingin merasakan kontolku menghajar anus mereka. Bahkan ada beberapa cowok yang kutemui di internet yang mengaku straight tapi penasaran bagaimana rasanya disodomi. Dengan senang hati, kusodomi mereka sampai mereka berteriak-teriak penuh kenikmatan. Tak pernah ada pikiran untuk disodomi karena saya seorang top sejati.Suatu hari, entah mimpi apa aku semalam, saya memenangkan voucher menginap di sebuah hotel di Bali selama 3 hari dan 3 malam. Berhubung voucher-nya hanya satu, hanya saya yang pergi. Enak juga, jauh dari ortu untuk sesaat. Saya bisa berbuat semaunya:) Di umurku yang ke 24 ini, saya merasa lebih butuh ruangan untuk bernapas, tanpa dikendalikan orangtua. Saya membayangkan diriku bertemu dengan bule-bule yang tampan dan gagah berotot. Aahh.. Pasti enak mengentotin mereka. Saya memang homoseksual, tapi saya 'top'. Saya pantang dingentot!

Namun pada malam pertamaku menginap di hotel itu, saya belajar bahwa dingentotin itu enak juga.Malam itu, saya sedang asyik tidur-tiduran seraya menonton TV. Saat itu, saya baru saja mandi dan hanya berbaring di atas ranjang dengan mengenakan handuk. Acara yang sedang ditayangkan kebetulan tentang kontes pria macho. Di luar negeri, tidak hanya wanita saja yang dikonteskan. Para pria pun dikonteskan. Prosedurnya hampir sama, hanya saja dalam kontes pria, yang ditonjolkan adalah sisi kejantanan dan maskulinitas. Mataku membelalak menyaksikan pria demi pria berjalan mempertontonkan tubuh mereka yang indah berotot dalam balutan celana renang yang minim. Wah, kontol mereka tercetak jelas walaupun mereka tidak sedang ngaceng! Merasa agak 'kepanasan', saya pun memain-mainkan kontolku. Handuk yang melilit di pinggangku, kusibakkan dan saya menikmati sesi masturbasiku."Aahh.." desahku, membayangkan para pria ganteng itu menyembah kakiku dan mempersembahkan lubang anus mereka yang masih perjaka kepadaku. Aahh.. Mana tahan. Oohh.. Aahh.. Uuhh.."

Dalam otakku yang bejat, kubayangkan saya mengentotin mereka bergantian. Kontolku membobol keperjakaan mereka dan menghabisi mereka satu demi satu, hingga tak ada lagi perjaka dalam kontes itu. Semuanya telah kungentotin. Dan saat fantasi mesumku berakhir, berakhir pula sesi masturbasiku dengan..CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!!Kontolku berdenyut-denyut, memuntahkan lahar panas keputihan. Perutku berkontraksi, dan tubuhku mengejang-ngejang. Pejuhku muncrat ke atas dan mendarat di atas tubuhku dan juga ranjang."AARRGGHH!! AARGGHH!! AARRGGHH!!" erangku, menikmati orgasmeku. Dan ketika semuanya usai, saya merasa kelelahan. Saya pun mengantuk dan ingin tidur. Tanpa peduli bahwa saya masih telanjang dan belepotan pejuh, kututup mataku dan tidur.Dalam tidurku, tanpa kuketahui, pintu kamarku terbuka. Meskipun hotelnya mewah, namun peralatan kuncinya masih menggunakan kunci konvensional. Dan sialnya, saya lupa mengunci pintuku. Seorang pria berjinjit masuk lalu mengunci pintu itu kembali. Dengan pandangan penuh nafsu, dia menelan pemandangan di mana saya terbaring telentang dengan handuk tersibak. Kontolku yang kempes belepotan pejuh. Saat saya tersadar adalah saat ketika saya merasa dicium seseorang. Saya kaget setengah mati. Seorang pria berada di atas ranjangku. Tapi saya tak mengenalnya.Pria itu lumayan ganteng. Umurnya sekitar 30an.

Badannya biasa-biasa saja, namun masih terbilang seksi. Rambutnya tercukur rapi dan wajahnya terkesan gagah. Tubuhnya juga harum dengan parfum pria yang lembut dan memabukkan. Kemudian, saya sadar bahwa pria itu telanjang ulat. Kontolnya mengaceng tegang sekali. Fakta bahwa dia pria pribumi semakin membuatku terangsang.Saya ingin bertanya apa yang sedang terjadi namun tiba-tiba saya tersadar bahwa kedua tangan dan kakiku terikat pada ranjang. Dan mulutku disumpal celana dalam yang tak kukenal.

Bau kencing dan pejuh kering langsung menyerang hidungku. Celana dalam itu pasti kepunyaan lelaki itu. Astaga, saya sedang diperkosa! Bukannya saya tidak menyukai dia. Seperti kataku tadi, menurutku dia sangat tampan dan merangsang. Tapi saya mulai ketakutan, membayangkan dia mengentotin anusku. Saya hanya suka mengentot tapi tidak suka dingentot. Apa jadinya jika anusku yang perjaka itu ditusuk-tusuk oleh kontol seorang pria yang sama sekali tak kukenal sebelumnya. Namun pria itu tersenyum ramah padaku, seolah-olah sudah mengenalku sejak lama."Akhirnya loe bangun. Gue sengaja membiarkan loe tidur sebab gue gak mau ganggu loe. Gue sengaja mengikat dan menyumpal mulutmu agar loe bisa ngerasain 'bondage' sex (seks dengan ikatan tali). Gue bisa aja ngelepasin sumpalan loe biar loe bisa nyedot kontol gue, tapi gue ada ide menarik," kata pria itu, menggerayangi tubuhku.Terikat terlentang di ranjang dengan seorang pria yang akan menyodomiku benar-benar menakutkanku. Tubuhku gemetaran dengan rasa takut. Namun pria itu malah mengira saya gugup."Tenang saja, Jimmy. Loe gak perlu tegang gitu. Nikmati aja.""Jimmy? Dia memanggilku Jimmy? Tapi saya bukan Jimmy! Astaga, apa yang sedang terjadi?" tanyaku panik.Saya berusaha berteriak-teriak agar dia tahu bahwa dia telah salah mengenali orang, namun suara yang keluar hanya suara erangan tertahan akibat sumpalan celana kolornya yang berbau khas pria itu. Saya mulai memasrahkan diriku, tahu bahwa tak ada jalan keluar dari kekacauan ini."Terus terang, gue kaget liat loe. Seharusnya loe bilang kalo loe Chinese, soalnya gue paling suka cowok Chinese. Kalo tau loe putih mulus begini, gue 'kan bakal datang pagian," senyumnya, cengar-cengir seperti kuda. Biarpun begitu, wajahnya masih terlihat tampan dan gagah.

Pria itu kemudian memposisikan tubuhnya tepat di atas tubuhku. Mata kami bertatapan. Kulihat nafsu berkobar-kobar di matanya."Kayaknya lebih enakan ketemu face-to-face begini daripada lewat chatting," komentarnya.Rupanya pria ini dan Jimmy saling mengenal lewat chatting. Pasti Jimmy tidak memberikan fotonya sehingga pria ini salah mengenaliku dan mengira saya Jimmy. Astaga, bagaimana kekacauan ini bisa terjadi? Pria itu lalu menggosok-gosokkan kontolnya yang ngaceng ke perutku. Gosokannya menimbulkan sensasi aneh di seluruh tubuhku dan merangsang kontolku. Kontolku pun bangun dari tidurnya, menusuk-nusuk selangkangannya. Pria itu tersenyum mesum melihat kontolku ngaceng."Ngaceng lagi, yach? Sorry yach, gue telat datang. Jadinya loe mesti main sendiri deh. Tadi gue liat pejuh loe di mana-mana. Pasti orgasme tadi hebat banget. Tapi bakal lebih hebat lagi kalo loe bersama gue. Gue janji bakal bikin loe melayang ke surga, sayangku," bisiknya sambil tetap menggosok-gosokkan kontolnya. Semakin lama, gosokannya menjadi semakin kencang dan napasnya mulai memburu-buru. Dapat kurasakan cairan hangat membasahi perutku. Pasti kontolnya mengeluarkan precum. Dia pasti sedang bermasturbasi sambil menggunakan tubuhku."Aahh.. Oohh.. Aahh.. Gue.. Mmaauu.. Aahh.. Kkeelluuaarr.. AaAARRGGHH!!" Dan muncratlah pejuhnya ke depan.Pejuhnya tersemprot jauh ke depan dan mengenai mukaku. Sambil mengerang dan mengejang, pria itu menikmati orgasmenya."AARRGGH!! OOHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!" Pejuh terus-menerus ditembakkan keluar sehinga ketika semuanya usai, saya sudah bermandikan pejuh pria itu."Aahh.." Mukanya nampak letih sekali.

Dugaanku bahwa setelah orgasmenya, dia akan melepaskanku. Tapi saya salah. Pria itu masih punya agenda lain, yakni mengentot anusku!"Aahh.. Enak banget, Jimmy. Thanx," katanya. Pria itu bangkit dan membersihkan tubuhnya dari noda-noda pejuh."Omong-omong, loe ingat ama chatting kita yang terakhir. Loe bilang bahwa kalo kita ketemu, loe pengen dientot ama gue. Berhubung sekarang kita udah ketemu, gue rasa ini merupakan saat yang tepat," sambung pria itu seraya mengocok-ngocok kontolnya.Saya ketakutan dan ingin berteriak namun tanpa daya. Diikat seperti itu, tak mungkin saya meloloskan diri."Rasakan kontol gue," katanya.Sengaja, didekatkannya kontolnya yang tegang dan basah itu ke wajahku. Sosis itu kemudian dipukul-pukul ke wajahku. Saya hanya

terdiam, ketakutan. Noda-noda precum menodai wajahku. Sebagian mendarat di lubang hidungku. Aroma kelaki-lakian pun tercium tajam dan menyengat. Sebagai homoseksual, saya terangsang! Tiba-tiba, dia kembali menggerayangin tubuhku dan memposisikan kontolnya tepat di depan anusku.Berhubung kedua kakiku diikat terentang lebar-lebar, dia takkan menemui kesulitan yang berarti dalam mengentotinku. Kemudian, tanpa aba-aba, dia langsung membenamkan kepala kontolnya masuk ke dalam lubangku."MMPPHH!!" erangku, tersumpal celana dalamnya.Sakit sekali. Saya merasa seolah-olah anusku dibelah dan ditarik membuka. Air mataku berlinang keluar, namun pria itu tidak memperdulikannya. Malahan, dia menjadi semakin bersemangat untuk menghabisi pantaku. Kontolnya keluar masuk lubang duburku, meninggalkan noda-noda precum di dalam duburku. Yang paling tak kusuka adalah rasa panas yang membakar anusku serasa anusku akan sobek.Kontolku terperangkap di antara tubuhnya dan tubuhku. Gerakan ngentot pria itu secara tidak langsung telah memasturbasi kontolku."Mmpph.. Mmpphh.." erangku, merasakan nikmat dan sakit sekaligus. Kebingungan melanda diriku. Saya benci dingentot namun sekarang saya mulai menyukainya."Hhppff.. Mmppff.. Mmppff.." erangku menggeliat-geliat sementara kontol pria itu terus menerus menyerangku. Kepala kontolku terus-menerus bergesekkan dengan perutnya hingga pejuhku mulai terpompa keluar.Seiring dengan berdenyut-denyutnya anusku akibat orgasme, kontol pria itu tercekik di dalam dan memaksanya untuk berejakulasi.

Maka.. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!"AARRGG!! AARGGHH!! AARRGHH!! UUGGHH!! AARRGGH!!" erangnya sambil menghentak-hentakkan tubuhnya. Pejuh hangat membanjiri kanal pembuanganku, membuatku merasa becek dan penuh. Kontolnya masih bergerak-gerak di dalam anusku.<"Aahh.." desahnya saat tak ada lagi pejuh yang muncrat dari lubang kontolnya.CCROOTT!! Letih dan lemas, pria itu menarik keluar kontolnya dengan suara PLOP! Napas kami berdua terengah-engah dan berat sekali. Keringat membasahi tubuh kami. Pria itu memelukku lagi dan kali ini saya tidak melawannya.Saat pria itu membebaskanku dari ikatan dan sumpalan, barulah saya mengatakan padanya bahwa dia telah salah kamar. Dia pun panik dan buru-buru meminta maaf dan memohon agar saya tidak melaporkannya ke polisi. Saya tersenyum dan menciumi bibirnya."Tenang aja. Gue juga homo, kok. Tapi saya akan menutup mulutku asalkan loe berjanji untuk mengentotku lagi. Bagaimana?" tanyaku. Pria itu pun menyetujuinya seraya menciumiku balik. Aahh..Kami pun kembali bergumul di ranjang. Kontol pria itu bangkit kembali, begitu puladengan kontolku. Pria itu menciumiku dengan lidahnya. Saya menyerahkan diriku sepenuhnya dan membiarkan lidahnya masuk. Oh, nikmatnya berciuman.Dengan bernafsu, pria itu memposisikan badanku dalam posisi doggy-style.Saya tak melawan, dan malah ingin merasakan hajaran kontolnya lagi. Lalu.."AARRGGHH!!" erangku saat kontol itu kembali masuk dan menghajar anusku yang masih agak perih itu.Semalaman kami bermain cinta. Saat pagi menjelang, ranjang kami sudah basah dengan pejuh! Saya jadi kasihan dengan Jimmy, siapa pun dia. Tapi yang penting, malam itu saya mendapat kepuasan yang tak terhingga dan saya senang pria itu nyasar ke kamarku.Sejak saat itu, saya terlahir kembali. Kini saya suka menjadi keduanya: top dan bottom. Saya suka mengentot dan dientot. Julukanku pun diganti menjadi Master of Gay Sex!