BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Rahasia Kita Berdua

Waktu kecil aku punya kebiasaan mandi bareng di sungai depan rumahku. Akan tetapi saat akan masuk SD aku sekeluarga pindah ke Surabaya. Dan saat aku SMA aku pindah lagi ke Kota Malang. Dan kenangan masa kecil itu terulang lagi di lingkungan Kerto-kertoan yang menjadi daerah kost.
Aku suka mengintip tetangga-tetangga aku yang mandi kalo sore. Kamarku ada di lantai dua dan disebelah rumah ada rumah-rumah bedeng. Kamar mandi tetanggaku atapnya terbuka itu ada persis dekat jendela kamarku. Diantara anggota keluarga tetanggaku yang ada Ibu Sri, Pak Edo, Mak Tun, Aldian, Hendri dan Tari. Aku paling suka mengintip Aldian kalo lagi mandi. Selain dia masih bujangan, kulitnya putih dan punya wajah lumayan. Tapi yang penting, batang kontolnya gede, agak panjang dan uniknya bengkok. Aldian masih kuliah.
Dan tidak seperti anggota keluarganya yang lain, yang mandi ya memang cuma mandi saja. Kalo Aldian mandi selalu dan seringnya ngocok kontolnya kalo mandi.
Aldian kalo mandi sambil ngocok kontolnya yang agak hitam, besar dan agak bengkok itu. Mungkin panjangnya sekitar 17 – 18 cm dengan diameternya sekitar 5 cm. Dan yang kusukan juga jembutnya lebat banget, aku emang suka ama jembut yang lebat. Kepala kontol Aldian juga terlihat besar dari jendela kamar aku.
Sore itu, Bu Sri, mamanya Aldian sedang bertandang ke rumahku. Kayaknya mamaku mau bikin kue bareng Bu Sri. Saat aku mau mandi, ternyata PDAM di kamar mandi mati. Aku teriak mengadu ke mamaku karena bak mandinya juga kosong. Rupanya tadi adikku menghabiskan air di bak mandi. Rupanya Bu Sri mendengar teriakanku. Dan akhirnya Bu Sri menyuruh aku mandi di rumahnya, akrena di rumahnya pakai sumur pompa. Aku segera mengambil handuk dan peralatan sabun. Segera menuju rumahBu Sri di sebelah rumah. Rupanya pintu depannya ga dikunci jadi aku langsung masuk aja, karena emang biasa maen kesitu. "Mas Aldian," panggil aku. "Ya Her," suara Aldian terdengar dari dapur. Aku berjalan ke arah dapurnya dan melihat pintu belakang terbuka, ternyata Aldian sedang berada di belakang sedang memompa air.
Dia seksi sekali, tubuh coklat matangnya hanya mengenakan handuk yang melilit bagian pinggangnya.
"Kenapa Her?" tanya Aldian waktu melihat aku "Numpang mandi mas, di rumahku PDAM tidak ngalir," jawab aku. "O ya udah, mandi aja disini. Nanti Aldian popain airnya," aku sangat senang, ini mimpiku mandi bareng Aldian.
Aku segera melepas seluruh pakaian yang kupakai dan kemudian menghampirinya. "Nih udah penuh embernya," ujar Aldian sambil senyum. Dia melihat ke arah kontol aku yang setengah ngaceng dan kemudian berkomentar, "Udah punya jembut ya.."komentarnya. Aku tersipu malu.
Saat mendebarkan tiba saat Aldian membuka lilitan handuknya dan untuk pertama kalinya aku bisa melihat tubuh telanjang dan kontolnya Aldian dari jarak dekat. Besar sekali. Aku langsung membalikkan badan saat melihat Aldian mengambil gayung dan menyiramkan ke tubuhnya, karena kontolku ngaceng berat melihat jembut lebatnya dan aku ga mau Aldian tau itu. "Kok ngaceng Her," tiba-tiba suara Aldian terdengar dan dia ada disamping aku. aku salah tingkah dan malu banget.
"Iya nih mas, ga tau kenapa.."jawabku malu.
"Ah biasa itu mah," Dia berujar. "Udah pernah ngocok Her?"tanyanya "Eh..belumm..eh..anu.,"jawabku terbata
Pernah apa belom? Pernah kan?”,tuding Aldian.
"Jadi udah bisa muncrat dong,"Aldian memojokkanku.
"hehehe udah mas,"jawabku agak berani.
Aku liat kontol Aldian juga mulai ngaceng. "Mas Aldian juga ngaceng tuh," ujarku menunjuk kontolnya Aldian. Dia tertawa dan tidak berusaha menyembunyikannya. Kemudian dia duduk dipinggir sumur dan aku tau banget, dia biasa ngocok kontolnya sambil duduk di pinggir sumur.
Bener aja, dia langsung ngocok kontolnya. "Ih Mas Aldian," komentar aku Dia tertawa lagi dan berkata, "Ga enak Her kalo mandi ga ngocok, udah kebiasaan" matanya terpejam dan kontolnya yang tegak sempurna itu terlihat begitu menggiurkan. "Kontol Mas Aldian besar ya, punya Heri kecil"aku berkomentar.
Dia menengok aku dan ke arah kontol aku. "Ah kamu kan masih SMP, nanti juga besar," aku kembali menyiramkan air ke tubuh aku dengan perasaan tidak tenang dan entah setan apa yang merasuk tiba-tiba aku berkata, "Mas Yon boleh megang kontolnya?" Dia menatap aku agak lama, "Kamu mau megang punya Mas Aldian?" aku mengangguk. "Ya udah nih,"jawab Mas Aldian sambil menyorongkan kontolnya.
Aku agak gemetar saat menggenggam batang kontol besar yang sekarang terasa hangat di genggamanku. Aku elus-elus jembut lebatnya yang basah, aku kocok-kocok batang kontolnya yang besar itu. Dia melenguh pelan. "Shhh ... shhhhh" begitu lenguhannya.
“Kamu kocokin sekalin aja Her”,perintah Mas Aldian.
“Pakai sabun apa ga”,tanyaku polos.
“Terserah kamulah Her. Aku akan diam menikmati”,jawab Mas Aldian.
Lalu aku mulai mengocok batang kontol besar itu dengan sabun. Rupanya kocokanku menyenangkan buat Aldian, terbukti erangannya semakin keras. Tetapi matanya terus menutup seolah menikmati kocokanku.
Tiba tiba mas Aldian membuka mata dan berujar "Her, mau isep kontol Aldian ga?" "Caranya gimana Mas?"tanyaku.
"Masukin kontolku ke mulut kamu, tapi jangan kena gigi ya.."petunjuknya.
Aku lakuin permintaan Aldian, dan membuka mulutku. Lalu Aldian menyorongkan kontolnya ke arah mulutku. Rupanya kontol itu cukup besar di mulutku. Tidak semua batang kontol dapat masuk semua. Tapi rupanya Aldian sudah merasa senang. Aku mulai memainkan lidah dan bibirku. Namun lama kelamaan mulutku terasa cape karena batang dan kepala kontolnya yang besar. Tetapi ini merupakan hal yang baru dan sangat nikmat kurasakan. Apalagi aku merasakan cairan yang terasa asin dari lobang kepala kontolnya Aldian.
Arggghhh ... Arghhh ... ARgghhh ... Aldian mengerang-erang kenikmatan. Tiba-tiba dia mencabut kontolnya dan menyuruh aku berbaring di lantai basah dekat sumur. Tanpa tahu apa yang akan dia lakukan, aku ikutin aja permintaannya. Lalu dia turut merebahkan tubuhnya di atasku. Ternyata dia ingin menggesek-gesekkan kontolnya dengan kontolku. Aldian sangat jantan, tubuh basahnya terlihat seksi saat dia meliuk-liukkan pantatnya agar kontolnya bisa menggesek kontol aku. Rasa nikmat menjalari sekujur tubuhku. Sungguh pengalaman yang sangat menggairahkan dan tak mungkin kulupa seumur hidupku.
Tetapi tubuh besarnya malah membuatku tidak bisa bernafas. Lalu Aldian berbaring dan menyuruhku menindih tubuhnya. Karena tadi aku merasakan nikmat saat badanku digesek digesekkan. Aku melakukannya lagi. Kontolku gesek gesekkan ke perut Aldian. Belum lagi rasa geli akibat gesekan jembut lebatnya.
"Arggggg ... " giliran aku secara spontan mengerang ketika aku merasakan sesuatu akan muncrat dari lubang kemihku. Rupanya aku tak bertahan lama, spermaku akan muncrat. Aku berusaha menjauhkan tubuh Aldian, tapi dia malah melekatkan tubuhnya lebih erat lagi. Aku bener-bener ga tahan dan akhirnya kontolku memuncratkan cairan hangat sperma banyak banget. Pejuh putih itu menyembur dan terasa begitu hangat.
Belum sempet aku menarik nafas, Aldian tiba-tiba berdiri dan dia kemudian mengejan, lalu ... Crot .. crot .. crot .. crot ..... Banyak sekali pejuhnya yang tumpah ruah di badan aku dan bahkan ada yang mengenai mukaku. Dia terengah-engah mengatur nafasnya sambil mengocok kontolya agar seluruh spermanya keluar. Kemudian Aldian menarik aku berdiri dan berkata, "Ini rahasia kita ya Her,"pintanya.
"Iya mas."kataku.
Lalu kami membersihkan diri. Sebelum aku pergi dia berkata, "Kita lakuin lagi ya kapan-kapan,"pintanya.
"Iya Mas," dan aku pulang dengan perasaan berkecamuk. Antara rasa nikmat luar biasa dan rasa aneh dengan pengalaman seks pertamaku ini.
Dan ternyata benar saja, tiga hari sejak kejadian pertama itu pikiranku mulai ga karuan. Antara rasa ingin mengulang kejadian itu dan rasa malu. Lalu aku mencoba mengintip dari jendela kamarku. Namun tak kunjung nampak Aldian mandi.
Hanya anggota keluarganya yang lain. Dan dengan terpaksa aku menikmati tubuh Pak Edo yang sedang mandi. Namun sensasinya berbeda ketika menikmati tubuh Aldian. Akhirnya aku memberanikan diri turun dan bertandang ke rumah Bu Sri. Aku mendapat jawaban jika Aldian sedang ikut acara kemah bersama di Gunung Semeru selama 5 hari. Wah, masih 2 hari lagi aku akan ketemu Aldian.
Dan benar saja, 2 hari kemudia Aldian pulang. Perasaanku senang sekali dan segera aku pura pura lewat dan maen ke rumah Bu Sri. Dan ku lihat Aldian baru saja membongkar rangsel dan pakaiannya.
“Mas Aldian baru pulang ya”,tanyaku.
Iya nih, 5 hari naik ke Gunung Semeru. Tapi ga sampe di puncaknya, karena cuaca ga mendukung”,jelas Aldian.
“Eh, Mas Aldian kan cape dan kotor. Pasti mau mandi”,pancingku.
Aldian tidak menjawab dan hanya memandang ke arahku. Lalu dia menyunggingkan senyum.
Lalu setelah membereskan pakaian kotor dan barang bawaannya, Aldia memberi kode kepadaku untuk masuk ke kamar mandi di belakang rumahnya.
Aku sungguh berdebar ketika mulai memasuki kamar mandi itu. Dan rupanya Aldian cukup mengerti perasaanku dan dia menggodaiku.
“Udah, ayo buka bajunya. Ntar ketahuan ama keluarga lho”,katanya setengah berbisik sambil menelanjangi tubuhnya sendiri.
Segera dia membantu membukakan bajuku.
Lalu dia pun mulai mengambil gayung dan menyiramkan air ke tubuhnya. Kubalikkan wajahku dan kupandangi wajah penuh penuh itu. Oh betapa jantannya. Otot otot mulai muncul, urat tangan juga nampak jelas. Dan tentunya jembutnya yang lebat serta kontolnya yang besar itu.
Perlahan kontol Aldian mulai berdiri. Dan kontolku pun mengikutinya, mulai menegang secara perlahan.
Aduh rasanya antara nekat dan entah keberanian dari mana aku mendekat dan tanganku menjulur mengusap tonjolan diselangkangannya. Aldian kaget dan menghentikan aktivitas mandinya.
Entah setan dari mana atau nafsu ku yang sudah mengejolak, aku makin berani dengan memegang lagi dan mulai meremas batang kontolnya yang mulai tegang.
Tanpa membuang waktu lagi mendekat dan aku jilat dan aku hisap batang kontolnya. Aldian cukup kaget dengan aksiku yang tiba tiba ini. Dan dia mulai terdiam menikmati hisapan dan jilatan lidahku. Saat aku variasikan dengan kocokan tanganku Aldian mulai meracau dan menjambak rambutku sambil mendorong kepalaku agar lebih dalam lagi mengisap batang kontolnya.
Kontol besar itu melesak di mulutku sampai kepangkal batang kontolya. Dengan sedikit berusaha kupaksa masuk dalam rongga mulutku, itupun aku hampir muntah karena kepala kontolnya yang besar menyodok amandelku.
Kuliat tubuh Aldian yang putih atletis dan berbulu di dada dan di paha dan kakinya mulai basah dengan keringat. Tubuhnya menggelinjang karena hisapan dan jilatanku. Lalu dia merubah posisi dan menunduk di depanku. Ternyata dia melakukan hal yang sama dengan kontolku. Dimasukkannya kontolku ke mulutnya. Ougghhhh bercampur perasaan geli dan rasa enak saat lidah dan bibirnya mengulum dan menggelitik kepala kontolku. Segera kulesakkan batang kontolku hingga seluruh batang kontolku masuk semua ke mulutnya. Dia sedot kuat kuat seluruh batang kontolku. Aku melayang layang merasakan kenikmatan luar biasa itu. Ohh beginikah rasanya kalo kontol diisep. Lama lidah hangat Aldian menjelujuri batang kontolku. Dan rasanya aku semakin terbang ke awang awang. Lalu mas Aldian membisikkan kata lirih. “Kamu mau mencoba sesuatu yang lebih enak dari ini ga?”.
Tanpa membuka mata, aku langsung menganggukan kepalaku.
Lalu tubuhku direbahkan di lantai. Rasa dingin menusuk punggungku. Lalu Aldian melumuri kontolnya dengan sabun. Setelah berbusa, dia mendekat ke arahku. Aku ditelungkupkan, sehingga dadaku kini merasakan dinginnya ubin kamar mandi belakang rumah Aldian. Lalu Aldian menndihku dari atas. Segera kurasakan kontol yang berbusa itu menempel di bongkahan pantatku. Lalu kurasakan kedua tangan Aldian menyibak belahan pantatku, dan ujung kontolnya akan masuk ke Lubang anusku. Aku terpekik saat ujung kontol besar itu akan menembus lubang anusku. Antara rasa perih karena sesuatu yang besar menembus lubang sempt anusku dna rasa nikmat saat gesekan kepala kontol itu membuatku terdiam menikmati aksi sodomo Aldian. Setelah beberapa saat terdiam, Aldian mulai mendorong patatnya hingga kepala kontolnya sedikit demi sedikit melesak masuk dan menerobos dinding lubang anusku.
Owww..perutku terasa penuh. Namun ada sensasi nikmat luar biasa yang kurasakan. Dalam beberapa kali goyangan, tubuhku terasa terbang dan mataku berkunang kunang seolah olah aku berada di antara dua dunia. Apakah ini yang disebut surga dunia. Dan tanpa terasa, karena gesekan dengan lantai, kontolku yang terdesak karena sodokan Aldian, merasakan nikmat yang luar biasa pula. Hingga tanpa bisa kukontrol, spremaku muncrat dan menyembur di lantai kamar mandi yang dingin itu. Dan sebelum rasa nikmat itu menghilang, kurasakan badan Aldian mengejang dan mulutnya mendesis desis hingga akhirnya kurasakan semburan di lubang anusku.
Saat aku menikmati semburan sperma di lubang anusku, kurasakan kontol Aldian dicabut dan dikocoknya. Hingga semburan kedua sperma Aldian yang hangat itu muncrat di punggungku. Aku membalikkan tubuhku, dan kulihat raut wajah Aldian yang memuncak birahinya sedang mengocok kontolnya. Semburan sprema yang ketiga mengenai mukaku. Aku terkaget. Dan semburan ke empat muncrat di dadaku. Kelima di perutku, semburan keenam di perutku lagi dan akhirnya semburan itu melemah di semburan ketujuh. Namun semburan sprema ke delapan masih menetes diikuti terhentaknya beberapa kali tubuh Aldian. Aku tersenyum dan Aldiapun tersenyum. Lalu dia merebahkan tubuhnya menindih tubuhku. Aku memeluknya erat. “Rahasia kita berdua ya…”,bisik Aldian sambil memeluk tubuhku. Akupun mengangguk dan mengulang kata “Rahasia Kita Berdua”.

0 komentar: