BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Juli 2009

Kencan Di Ludrukan

Banyak temanku yang bercerita kalau di acara ludrukan, mereka bisa mendapatkan laki-laki dengan mudah. Banyak temanku yang perawakannya maskulin, dan brewok rela mencukur bersih dan berdandan ala kadarnya untuk ikut di acara ludrukan.
Bahkan temanku yang macho rela dilemes lemsin agar nampak sebagai pria gemulai.
Karena penasaran, akupun ikut rombongan Gity yang membawa mobil mikrolet yang akan membawa ke acara ludrukan itu. Rupanya acara ludrukannya di daerah pedesaan yang jauh dari kota. Jalanan makadam dan kanan kiri masih sawah dan rimbun pohon tegalan. Sesampainya di acara itu, nampak para pria dewasa dan ibu-ibu yang menontok kesenian tradisionil itu. Namun rombongan waria dadakan ini tidak ikut menonton. Mereka malah blusukan ke daerah gelap di balik rimbun pohon. Ternyata disitu ada ajang perjudian dadu, dan para waria dadakan ini sengaja menggodai para pria pemain dadu ini.
Dan aku yang berpenampilan wajar, layaknya cowok ini dikira pengunjung biasa yang akan bermain judi dadu. Padahal aku hanya ikut ikutan Gity. Hingga akhirnya ada beberapa cowok tanggung yang mendekati Gity. Dari 3 orang yang mengajak Gity kencan, ada satu yang paling muda. Dan rupanya Gity memberikannya padaku. “Ini sama aja. Ini temenku juga. Cya dia sekarang tidak lagi berdandan. Tapi sama aja”terang Gity pada anak itu menunjuk aku. Anak itu memang masih ABG. Ivan namanya. Katanya, dia masih kelas tiga SLTP. Ngakunya belon pernah ngesex. Sedangkan kawan-kawannya udah pernah ngesex. Jadinya dia sering diledekin karena masih perjaka. Makanya dia pengen ngelepasin perjakanya malam ini. Edan juga anak-anak ABG zaman sekarang ya.
Awalnya dia pengen booking perek, katanya padaku. Tapi ternyata perek-perek sekarang tarifnya mahal. Duitnya gak cukup. Akhirnya dia mendatangi kesenian ludrukan ini, karena diceritain oleh temannya bahwa dia bisa main sama waria atau pria gemulai. Dan akhirnya sekarang dia berada di depanku, bersama 2 orang temannya. Namun rupanya 2 orang temannya telah diseret Gity ke tempat rimbun pohon gelap.
“Berapaan Mbak?” tanyanya padaku. Aku geli juga lho dipanggil Mbak kayak gini. Karena aku merasa bukan waria. Dan memang aku bukan waria.
“Kok manggil mbak, mending manggil mas aja. Kan aku lagi ga dandan,”jelasku. Karena memang sebenarnya seumur hidup aku belum pernah dandan. Dan aku ikut rombongan cowok cowok kemayu itu, karena penasaran ingin tau saja.
“Dua puluh ribu aja Dik.,” jawabku. Ivan setuju. Kemudian dia mengajakku ke balik pohon. Jujur ini pengalamanku yang pertama aku ditawar cowok dan melakukan hubungan seks di tempat terbuka begini.
Begitu aku bersandar di pohon itu, kusuruh dia membuka seluruh pakaiannya. Ivan mengikuti apa yang kukatakan dengan segera. Sudah tak sabar lagi dia rupanya. Kontolnya gede juga untuk ukuran ABG seperti dia. Bodynya pun bagus. Ramping dan atletis, kulitnya juga bersih. Sepertinya dia kalangan berada.
“Mau diisep dulu, atau langsung ngentot?” tanyaku padanya.
“Isep dulu aja Mbak,” jawabnya malu-malu.
“Kok mbak lagi?”protesku.
:Eh iya, mas”jawabnya lagi.
Aku langsung berjongkok diselangkangannya. Kontolnya kumasukkan dalam mulutku. Dia terhenyak. Kaget mungkin. Berarti dia jujur belon pernah ngeseks sebelumnya. Kontolnya tergolong mungil. Udah sunat, tapi ukurannya sebesar jempol jariku. Aku pegang dengan tanganku, kulit kontol itu sangat lebut dan halus. Kontol Ivan sudah begitu tegangnya, bahkan sangat keras sekali. Aku menghidupkan HP cdma murahanku untuk menerangi kontolnya. Bulu jembutnya masih sedikit. Bentuknya juga lurus dengan bekas sunatan yang rapi. Aku mulai menjilati ujung kontolnya yang mulai ditetesi precum. Lalu aku mengulum batang kontolnya. Hingga akhirnya seluruh batang kontolnya masuk ke dalam mulutku. Bahkan aku bisa menjulurkan lidahku dan menjilati biji pelernya.
Kulihat Ivan mendesis desis menahan rasa nikmat. Sesaat kemudian dia sudah mengerang-erang keenakan dan tubuhnya mengejang. Belum juga 5 menit ternyata dia udah tidak kuat dan bilang mau ngecret. Baru saja dia selesai memberitahuku, ternyata spermanya udah terlanjur muncrat dan menyembur. Crutt..crottt…Wajahku belepotan spermanya yang kental. Bahkan dileherku juga.
Setelah itu dia terduduk lemas bersandar di pohon..
“Istirahat dulu? Atau mau dilanjutin?” tanyaku santai.
“Istirahat dulu deh Mas. Capek banget,” jawabnya tersipu malu.
“Bawa kondom gak?” tanyaku.
“Bawa Mas. Bawa,” jawabnya cepat. Dia langsung mengambil kondom yang disimpannya dalam saku celananya. Ada tiga bungkus.
“Banyak banget,” kataku.
“Persediaan Mas,” jawabnya lagi, juga tersipu malu.
Setelah lima menit, kutanya lagi dia. Apakah dia sudah siap untuk melanjutkan atau belum. Dia menjawab sudah. Aku langsung melepaskan celanaku dan menungging. Pantatku langsung terpampang didepan matanya.
Kulihat dia terpana. Rupanya dia terpana karena kontolku yang besarnya minta ampun. Jauh lebih besar dari punya dia.
“Mas, kontolnya gede banget ya,” katanya lirih. Benar saja dugaanku.
“Nanti kalau kamu udah besar, juga bisa besar kayak punyaku,” jawabku santai. “Dimulai dong, masak cuman diliatin doang,” kataku lagi. Pahaku lebih kulebarkan lagi. Lobang pantatku yang merekah dapat dilihatnya lebih jelas lagi.
Namun Ivan tidak kunjung beranjak. Karena kesal menunggu aku mendekat ke arahnya. Rupanya kontolnya tak kunjung menegang lagi. Lalu aku berisiatif membangkitkan kontolya lagi. Aku kulum lagi kontol mungil itu. Sebentar menegang tapi akhirnya melemas lagi. Cape juga begitu erus menerus.
Akhirnya aku berbisik padanya. “Gimana kalau kamu aja yang aku masuki”.
Ternyata di luar dugaanku, Ivan menjawab dengan polos.
“Terserah Mas saja. Gimana enaknya”.
Rupanya Ivan ini remaja ABG yang memang punya rasa ingin tahu yang besar. Termasuk ingin tau rasanya disodomi.
Kepalang basah, segera aku mengambil kondom dari tangan Ivan dan segera kupasangkan ke kontolku. Lalu aku mengambil gel lubricant dari kantong celanaku dan aku lumurkan ke lubang anus Ivan. Sebagian lagi ke kontolku.
Aku tidak ingin pengalaman pertama Ivan ini menjadi trauma baginya karena merasa kesakitan. Tapi aku akan membuat pengalaman pertamanya ini menjadi sesuatu yang nikmat dan berkesan. Segera aku lepas bajuku dan aku buat alas. Lalu celanaku aku lepas. Dan Ivan aku tidurkan di atas bajuku. Sambil terus mengulumi batang kontolnya, aku menggerayangi kedua putting tetaknya. Ivan menggelinjang gelinjang keenakan. Sesekali hisapanku aku selingi dengan kocokan tangan. Kontol itu menegang keras, namun beberapa saat kemudian melemas lagi. Dan aku memang berusaha menjaga agar Ivan tidak ejakulasi sebelum waktunya. Tanganku yang terlumuri gel lubricant aku julurkan dan aku tusukkan ke lubang anusnya. Ivan mengerang kenikmatan. Namun pantatnya berusaha menjauh. Mungkin dia merasa sesak. Aku berusaha membuatnya relaks agar pengalaman disodomi pertama kalinya ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi semuanya rasa enak dan nikmat. Sambil aku terus jilat dan kulum kontolnya, aku terus berusaha memasukkan telunjukku ke lubang anusnya. Satu jari berhasil masuk tanpa dia merasa kesakitan Aku ganti menjadi dua jari, dan berhasil. Saat itu tubuh Ivan mulai bergetar seakan mau mencapai ejakulasi. Aku lepaskan kulumanku pada kontolnya. Aku hanya menepuk nepuk pantatnya agar lebih relaks lagi.
Bocah itu memang bersiap ambil posisi dengan mengangkang lebar-lebar telentang. Aku segera bersimpuh diantara selangkangannya.
Bocah ini masih perjaka ting-ting duburnya. Aku agak kerepotan juga melakukan penetrasi padanya. Tapi dia bener-bener berkemauan keras pengen mencoba dianal olehku.
Setelah berulang-ulang menekan kontolku memasuki lobang pantatnya, akhirnya masuk juga kepala kontolku.
Setelah beberapa saat, aku mengulum kontolnya lagi sambil mengarahkan kontolku tepat ke arah lubang anusnya. Aku mendorong sedikit agar kepala kontolku masuk lagi. Dan benar saja, Ivan masih asyik menikmati kuluman dan kocokan tanganku pada kontolnya. Aku tarik kontolku pelan agar keluar. Lalu aku mendekatkan kontolku yang sudah keras itu lagi ke lobang pantat Ivan. Lalu kontolku dorong pelan dan berhasil masuk separuh. Ivan mendesah desah karena rasa nikmat. Aku mendiamkan sejenak, memberikan kesempatan dinding anusnya beradaptasi dengan ukuran kontolku. Setelah dia relaks lagi, baru aku benamkan kontolku seluruhnya.
Setelah itu aku mulai bergerak. Ivan mengerang-erang. Entah erangan kesakitan atau keenakan. Aku tak peduli, mau dia kesakitan atau keenakan. Genjotan pantat terus kulanjutkan. Gerakan pantatku menggila. Aku benar-benar keenakan dengan dubur si Ivan yang ganteng an masih muda ini.
Sungguh terasa sempit jepitan lubang anus remaja ABG ini. Sensasinya terasa berbeda. Aku merasakan jepitan ternikmat yang pernah aku rasakan. Mungkin aku akan mencapai klimaks lebih cepat dari biasanya, karena jepitan anus remaja ABG ini begitu kuat mencengkeram. Selanjutnya aku mulai menggenjot maju mundur. Mula-mula genjotannya pelan. Lama-lama semakin kupercepat. Dan bertambah cepat. Sambil ngentotin pantatnya, aku terus berusaha mengocok kontol Ivan. Akhirnya diapun menegagng dan tubuhnya bergetar. Rupanya dia ngecret lagi. Crott..crottt.crott…spermanya muncrat membasahi perutnya.
“Hahhh... hahhh... hahhhh.... hahhhh...hahhhh..,” aku mendengus-dengus. Spermaku akan muncrat juga sebentar lagi.
Akupun dalam hitungan detik akhirnya tak kuasa menahan hentakan spermaku yang akan menyembur. Dengan memeluknya erat, akhirnya spermakupun muncrat semuanya memenuhi kantung kondomku. Aku roboh diatas tubuh Ivan dengan bersimbah keringat. Kami berdua basah oleh peluh.
“Kamu kok cepet amat ngecretnya?” tanyaku
“Soalnya ga tahan Enak banget?” katanya..
“Mas, nanti sekali lagi ya,” katanya dengan suara lemas padaku.
“Boleh. Emang kamu bisa berdiri lagi”tanyaku.
“Dicoba saja,” sahutnya. “Nanti aku tambahi lagi uangnya”ujar Ivan. Mendengar ini aku semakin bersemangat lagi. Selain karena dia masih muda dan belum berpengalaman, tapi seumur umur aku dibayar oleh cowok untuk urusan seks, ya baru kali ini.
“Yuk kita ke sumber air” ajaknya.
Lalu kami berjalan menyusuri pematang sawah. Dan benar saja, ada pancuran air yang berasal dari sumber air yang telah ditampung. Akhirya kami mandi berdua. Awalnya terasa dingin, namun akhirnya kami merasa segar kembali.
Setelah tenaganya pulih kembali, dia mengajakku ngentot sekali lagi. Dan kali ini dia mengajak di sebuah rumah rumahan di tengah pematang sawah.
Jemarinya mengelus dadaku yang lumayan bidang. Selanjutnya dia menyelomoti pentil dadaku dengan buas. Dia lebih bernafsu kini dibandingkan saat aku mengentotya tadi. Mulutnya menjelajahi seluruh bagian atas tubuhku. Turun hingga akhirnya di batang kontolku yang membonggol.
“Masshhhh... besar banget,” katanya dengan suara bergetar. Lalu kontolku dimasukkannya ke dalam mulutnya. Dugaanku sepertinya gak salah. Ivan ini punya bakat gay juga. Aku sih santai saja. Kubiarkan dia berbuat sesukanya padaku.
Mulutnya bergerilya. Batang kontolku, kepala kontolku, dan juga dua buah pelirku habis dilumatnya. Aku mengerang-erang. Rasanya begitu enak.
Lama juga Ivan mengerjai kontolku. Dia sangat suka rupanya. Setelah merasa puas, barulah dia berdiri kembali. Berdiri berhadapan denganku. Diciuminya bibirku yang tipis. Kami saling melumat cukup lama. Kemudian dia mendorong tubuhku sehingga jatuh telentang diatas ranjang. Tubuhku ditindihnya. Kontol kami yang sama-sama keras saling berhimpitan. Dia mengajakku bermain kontol. Pantat kami kemudian bergerak-gerak, mengadu batang kontol kami.
Puas bermain kontol dia segera bangkit dari menindihku. Pahaku dikangkangkannya lebar-lebar. Kedua pahanya diselipkan dibawah pahaku. ABG ini kulihat berubah jadi liar sekarang. Kontolnya langsung dibenamkannya di sela pantatku. Jembutnya yang lebat, terasa menggelitik pantatku.
“Lho? Gak pake kondom Ndre?” tanyaku.
“Gak usahh ahh. Ahhh... ahhh...,” sahutnya dengan wajah menyeringai.
“Ga!! Harus pake kondom”pintaku.
Terpaksa dia merogoh kantongnya dan membuka kondom dan memasangkan ke kontolnya yang masih menegang itu.
Dan kemudian pantatnya mulai menggenjot. Sangat keras. Sangat cepat. Menghentak-hentak. Dipan kecil tempat petani rebahan sehabis bekerja di tengah sawah ini berderak-derak keras. ABG ini berubah jadi perkasa. Tidak seperti tadi, yang sebentar saja langsung ngecret. Sungguh aku akui gairah remaja ini luar biasa.
Kubalas genjotannya dengan tak kalah liar dan perkasa. Aku kan harus memuaskan pelangganku. Jadilah kami berdua mendengus-dengus bak banteng liar. Sementara pantat kami bergoyang berbalasan dengan keras. Mulut kami saling melumat dengan buas. Ahh.. ahh... rasanya begitu bersemangat. Sangat nikmat. Tanpa kami sadari tubuh kami sudah basah kuyup, bersimbah keringat.
“Ohhh Mashhh.. Mashhhh... enak banget Masshhh ohhhh.....,” racau Ivan.
“Kerasshhh Vaaannn lebih kerasshhh ahhh.. ahhh.. ahhh..,” kataku bersemangat. Tanganku ikut membantu gerakan pantatnya agar semakin keras dan cepat menggenjot. Soalnya aku sangat keenakan dengan kontolnya yang besar mengaduk-aduk lobang pantatku.
“Ohhh fuckk.. enaknya ahhh.. ahhh... ahhh..,” kata Ivan.
“Vannnn kontolmu enak sekalihh ahhh ahhh.. ahh.. enak Vannnn ahh..,”
“Mas sukah kontolkuhh? Suka Masshh? Ahhh.. ahhh.. ahhh..,”
“Yahh.. ah..yah... yahh.. aooohhhh..,” aku mengerang keenakan. Bener-bener enak men.
Dan pergumulan cabul kami akhirnya berakhir setelah Ivan orgasme didalam saluran pelepasanku. Orgasmenya bener-bener dahsyat. Badannya yang ramping berisi sampe kejang-kejang di atas tubuhku. Kemudian dia ambruk dis ebelahku. Telentang dengan nafas tersengal-sengal. Akupun turut ambruk menelungkup. Entah kenapa, rasanya pergumulanku dengannya barusan ini sangat berbeda dari yang pernah kurasakan. Luar biasa menggairahkan, mungkinkah karena aku ngeseks dengan aank di bawah umur? Entahlah.

1 komentar:

Pengakuan Gay Indonesia mengatakan...

Cowok Gay homo & biseks indonesia

Bahas tentang image yg slama ini slalu dicerna, pada saat mendengar "GAY" asumsi mengacu pada nilai seksualitas.
Kebanyakan pelaku pun, transaksi apapun, selalu mempersempit ruang lingkup. Hingga mereka harus tampil memperkenalkan diri mereka serasa jauh dari etika & adat kesopanan!
Akupun harus bertanya, apa setiap gay berkenalan, harus bertanya slalu tentang fisik? Size? Yg slalu mengacu pada nilai sex???
Apa tidak ada pertanyaan lain yg lbh layak diutarakan pada awal perkenalan???
Apa salah bila seorang gay sekalipun, berharap kenalan yg sopan?
Bukan munafik tapi pilihlah waktu yg tepat utk anda bertanya tentang sesuatu yg lbh pribadi.
Kalo aku sendiri sih, sangat simple dlm menilai siapa anda? Apa tujuan anda? Sangat terlihat dari stiap komunikasi...
Cara anda sms/berbicara anda ditelpon pun, sangat mudah ditebak, seberapa besar naluri anda sebagai gay? Atau anda tergolong banci yg nilai kefeminiman yg sangat tinggi...
Bentuk tubuh anda bukan jaminan kualitas anda sbg gay!
Gay ataupun banci... Itu sangat berbeda jelas!
Salam ; 085664600785