BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 05 Juni 2009

Kakak Kandungku

Awalnya saat aku masih SMP kelas 1. Ada pengalaman luar biasa yang sulit aku lupakan seumur hidup. Kami keluarga besar, ada 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 perempuan. Aku sebagai anak bungsu.

Hanya ada 3 kamar di rumah kami, 1 buat ortu, 1 buat anak perempuan, dan 1 lagi buat semua anak laki laki yang 4 orang itu. Akhirnya dalam kamar itu ada 2 ranjang susun spring bed yang bisa ditarik dan dimasukkan, untuk kami berempat.
Kami yang laki-laki semua, tidur sekamar, semuanya biasa aja dan tidak ada peristiwa yang khusus, ampe suatu hari......

Semua anak dah keluar, kecuali kakak ku yang bernama Liem, dia paling badung, dan malah drop out dari SMP, dia usia 19 tahun waktu itu, dan ku 13 tahun. Semua sedang sekolah dan ortu sedang kerja. Aku inget banget waktu itu sekitar jam 9-10 pagi, soalnya aku sekolah siang.
Aku memang tidur di bagian bawah ranjang (pake ranjang susun, tapi bagian bawahnya tinggi sehingga bisa ada kasur lagi). Jadi di ruang kamr itu agak gelap gitu. Aku ada di pojok bagian dalam dan sedang tidur dengan nyaman. Tiba tiba aku berasa seperti ada yang megang pantat aku. Aku diam aja, terus tangan tersebut turun ke celana ku, dan pegang pegang disana. Aku tetap diem dan lagi malas menyingkirkan tangan itu. Lalu tangan tersebut makin berani dan membuka resleting celana ku, ku bingung, tapi entah kenapa aku tetep diem dan membiarkan tangan itu berbuat lebih jauh..

Pelan-pelan tangan itu menggosok sebentar lalu mengeluarin kontol ku. Celanaku kaga dipelorotin. Lalu kontol ku dikocoknya, gila enak banget. Apalagi saat pagi seperti itu, kontol emang selalu ereksi. Aku diem aja, tapi kontol ku makin besar dan tegang secara penuh. Aku merasa nikmat banget, Aku mau bersuara tapi takut, akhirnya aku tetep diam aja menikmati dionani.
Lama tangan itu mengocok, hingga aku ngak tahan lagi.

Aku kaya mau pipis rasanya, lalu tiba-tiba aku merasa pipis tapi kok kaga basah banget, tapi ada yang keluar. Cuman aku kaga tau soalnya gelap. Tapi rasanya enak banget, badan ku mengelinjang dengan keras, ahh........ Aku berseru lirih tertahan...
Aku tahu tangan tersebut basah, soalnya dia ngelap di celana ku. Perasaan aku campur aduk, antara senang, kesal, marah dan lain-lain jadi campur aduk. Aku hampir mau nangis, namun tangisanku tertahan dan buru buru aku menghadap tembok. Sementara celana ku masih belum direseleting lagi.

Aku kaga tau apa yang baru terjadi, tetapi ku merasa ada sesuatu yang hilang saat itu, yah keperjakaan ku hari itu hilang, oleh kakak ku yang badung.Pengalaman itu memberikanku fantasi yang lebih lagi.
Sejak peristiwa aku dionani kakak ku, Liem, that’s the day when I lost my virginity. Aku merasa bahwa keperjakaan ku sudah lenyap. Dan hari itu aku tahu yang namanya kenikmatan dari alat kelaminku itu bagaimana. Dan astaga, aku seperti kecanduan, Aku pengen banget ngulangi lagi peristiwa tersebut. Pengen sekali lagi saja. Sungguh, perasaa kepengen dan hasrat itu begitu kuat. Tapi gimana caranya?

Sebenarnya, aku ama kakak ku Liem ini kagak deket. Dan aku tau kebiasaan buruknya, dia sering pulang malem kalau ngak mendekati subuh. Pokoknya mau-maunya dia ajah, bonyok (bokap nyokap) ku ampe udah habis kesabarannya.
Tapi ku pengen pengalaman tersebut berulang, dan ku masih bodoh kagak bisa nyoli sendiri seperti sekarang ini. Akhirya aku muai coba coba sendiri saat aku tidur dengan menuttupinya rapat rapat dengan selimut. Namun entah mengapa, rasanya tidak seenak dan senikmat saat dikocok oleh kakakku. Saat itu aku rasakan sensasi yang begitu nikmat, jujur aja koko ku itu ngocokin kontol ku, rasanya enak banget, walaupun agak kasar-kasar tapi sensasinya…. Edan… enak dan wow pokoknya mantap.

Sebenarnya aku terkesan ama kakak ku, bukan karena nakalnya, tapi gayanya gaul dan khas anak muda. Walaupun kita keturunan Chinese, tapi dia terkenal di tempat ku tinggal sebagai salah satu pemuda yang oke dalam bergaul, dan juga ketampanannya di atas rata-rata. Tampangnya memang khas tipikal Chinese, badannya putih, rambutnya dibuat panjang, model bruce lee. Sebenarnya badan dia kagak gemuk, kaga kurus juga. Tapi kalau dibilang muscle, enggak juga. Mungkin dibilang berisi lah. So… ku menunggu kapan kesempatan pengalaman yang dulu terulang…
Tunggu punya tunggu tidak ada kejadian apa-apa lagi. Kadang ketemu juga biasa aja…. Sampai akhirnya….

Suatu pagi, seperti biasa semua kakak ku udah pada pergi, baik yang sekolah atau yang kerja, cuma tinggal ku berdua di kamar ama koko ku, Liem itu. Aku udah kaga tahan lagi, untuk merasakan pengalaman yang seerti dulu lagi. Kayanya aku hari ini bakal nekad, jika tidak kesampaian. Pokoknya aku mau lagi kaya kemaren.
Koko ku tidur di ranjang atas dan ku ada di bawah ranjangnya. Aku memposisikan badan ku melintang sehingga bagian celana ku tepat ada di bagian bawah pinggir ranjang. Ternyata lama aku menunggu, ternyata hal itu tidak terjadi lagi.

Akhirnya dengan gelap mata aku nekad. Aku liat wajahnya menghadap ke dinding, pelan-pelan Aku turunkan tangannya yang kiri ke bawah ranjang. Aku mulai berkeringat dingin, ku nafsu banget, tapi malu, takut, kacau deh, pokoknya ku pengen lagi.
Tangan dia udah turun dan ada di bawah ranjang, sementara badannya tetap di atas ranjang. Lalu aku posisikan lagi tubuh ku agar lebih dekat lagi. Celana pendek ku, arahkan tepat di atas telapak tangannya, ah… masih belum nyampe… Lalu aku angkat pantat ku supaya tangan dia tepat di kontol ku. Yah berhasil. Tapi tangan itu Cuma diam saja.

Lalu aku mulai mendekatkan jendolan kontolku ke jari jarinya, dengan cara mengangkat pantatku. Lalu tangan si Liem bergerak pelan meremas kontol ku,… ah… ini yang ku tunggu sekian lama. Tapi ku tetap pura-pura tidur, namun aku menikmati banget. Lalu tangannya pelan-pelan melepas resleting celana pendek ku. Reseleting celana ku dibukanya pelan. Lalu dengan agak sedikit kasar dia bentangkan ke kiri dan kanan, lalu celana dalam ku dia remasnya, ah remasan itu pas di kontol ku, aku rasakan enak banget.
Lalu dia mengeluarkan kontol ku dari celana dalamku. Tapi celana ku kaga dipelorotin, Aduh tanggung neh, aku merasa kurang nyaman.

Sebenarnya saat itu pantat ku masih agak mengantung ke atas, karena aku berusaha mendekatkan jarak. Lalu pelan-pelan aku turunin pantat ku, eh tangannya ngikutin turun, ah lumayan juga, dengan begitu aku tidak terlalu cape dengan posisi tadi. Berbarengan dengan itu aku agak turunin celana ku pelan-pelan sehingga tangan si Liem lebih leluasa lagi. Dan benar, dia mulai ngocokin kontol. Ouh, genggaman tangannya di batang kontolku terasa mantap. Aku merasakan enak banget. Sensasinya beda saat aku memegangi kontolku sendiri. Tangan Koko Liem mulai turun naik mengocoki kontolku, sementara badannya masih dia atas ranjang, Dan kami sama-sama pura pra tidur, padahal nafas kami sudah sama-sama memburu.
Kocokan di kontol ku membuatku seperti melayang kemana. Fantasiku seolah dibawa terbang oleh remasan dan kocokan tangan Liem.

Sensasi nikmatnya membuatku mengalami pengalaman seorang remaja akan apa itu sex, sunggub luar biasa. Si Liem terus mengocok kontol ku turun naik, kontol ku dimainin ama dia, dipilin-pilin, lubang kontol ku dipencet-pencet ama dia, sedikit kasar, lalu kembali dia mengocok kontol ku. Sebenarnya ada rasa sakit bercampur rasa geli, karena dia melakukannya dengan agak kasar. Tapi justru itu membuat aku suka banget…..
Lama dia mengocok dengan ritme yang cepat dan itu membuat aku tidak tahan, lagi. Dia terus mengocok dengan cepat, lalu dengan lenguhan pelan, aku semakin terbuai sensasi kocokan tangan di batang kontolku. Badan ku bergetar, menahan sensasi nikmat itu.

Tangan itu tetap ngocokin kontol ku, dan itu membuatku tidak dapat menahan diri. Secara refleks aku memegangi tangannya dan menahan agar tangan itu tidak mengocok lagi. Oups, pganganku membuat Koko Liem tertahan. Dan dia membuka matanya. Dan secara tak sengaja pula, mataku saat bersamaan juga membuka. Ah, akhirnya ketahuan kalau kita sedang sama sama terjaga. Koko Liem tersenyum padaku. Dan akupun membalas senyumannya. Lalu dia menatapku sambil mengangguk. Akupun mengangguk. Lalu dia turun ke ranjangku. Dan kini dia meneruskan aktifitas mengocok kontolku yang mulai melemas.

Sementara dia mengocoki kontolku, tangan dia yang satunya membimbingku untuk memegang dan menyentuh jendolan selangkangannya. Woww.. aku merasakan ada otot tegang dibalik celana tidur itu. Lalu tanganku itu digosok gosokkan ke jendolan itu. Dan tangan Kok Liem dilepas dan justru membukakan celananya. Akhinrya kontol milik Koko Liempun mencuat dan mengacung tegang. Kontl itu telah disunat, dengan warna coklat sawomatang, dengan kepala agak kemerahan. Ukurannya lebih ebsar dari milikku. Ada bulu jembut kelamin di pangkal kontolnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Karena aku tidak pernah melihat secara langsung batang kontol milik orang lain.
Dan kini tanganku disuruh meremas dan memegangi batang kontol yang tegang keras itu. Aku yang memang belum berpengalaman, Cuma meracapnya di bagian kepala kontol itu. Dan itu justru membuat Koko Liem mengumpat. “Shitt!!. Ga enak. Sakit”,ujarnya.

Aku bingung mesti gimana. Karena aku sudah berusaha meniru aksinya, namun justru membuatnya tidak suka. Aku merasa bersalah. Lalu Liem beranjak berdiri dan melepaskan celananya, sehingga dia setengah telanjang. Lalu dia mendekatkan kontolnya yang masih teracung itu ke mukaku. Aku bingung dengan aksinya itu. Tapi aku berhasil membaui bau yang khas dari daerah tertutupunya itu. Bau pesing bercampur keringat yang tertahan di dalam celana, membuat bau itu terasa berbeda dengan bau yang lain. Bukan apek, bukan amis, bukan bacin. Entah bagaimana aku melukiskan bau khas kelelakian itu. Namun aroma itu membuatku terbius dan spontan mataku memejam. Dan aku terkaget ketika batang kontol Liem itu kini menyentuhi hidung dan bibirku. Agak keras, karena kontol itu telah tegang penuh.

“Buka mulutmu”,perintah Liem mengagetkanku.
Karena rasa bersalahku tadi belum hilang, aku menuruti perintahnya. Dan aku buka mulutku. Lalu Liem menyorongkan ujung kepala kontolnya ke mulutku. Spontan bibirku menyentuh kulit kontol Liem. Ada rasa jijik menyeruak, Namun batang itu terus menusuk dan menyeruak masuk ke rongga mulutku. Aku hampir tak dapat bernafas dan mau muntah. Sekejap mulutku mengatup dan gigiku mengenai batang kontol Liem.
“Aw….”,Kokoku itu berteriak kesakitan.
“Jangan kena gigi, bego!”,umpatnya.
Aku semakin bingung dibuatnya.

Lalu Koko Liem bergeser, dan kini dia memelorotkan seluruh celanaku yang tertahan di pahaku. Akupun kini sama, telah telanjang dibagian bawah tubuhku.
Lalu dengan secepat kilat, dia telah berada di depan selangkanganku. Sekilas aku merasakan lidah hangat menyentuhi ujung kontolku. Ada sensasi nikmat luar bisas dan berbeda dengan sensasi kocokan tangan yang tadi. Aliran nikmat itu menjalar menyetrumi sekujur tubuhku. Belum sadar penuh, aku dibuat tergkaget lagi ketika mulut Liem kini telah mengulum dan menjepit batang kontolku. Yah, kontolku amblas didalam kuluman mulut dan bibir Liem yang merah itu.
Ada rasa hangat dan nikmat mengaliri seluruh batang kontolku. Nikmatnya sulit aku lukiskan dengan kata kata.

“Ayo kamu tiru. Kamu isep juga punyaku. Tapi jangan kena gigi lagi ya”,perintah Liem.
Akupun menurut bagaikan kerbau yang dicubuk hidungnya. Aku meniru apa yang dilakukan kakakku itu. Aku mulai membuka mulutku dan menjulurkan lidahku, Dengan perasaan jijik, aku menyentuhkan lidahku ke batang kontolnya. Lalu mulutku aku paksa membuka dan mengulum batang kontol itu.

Saat mengatup, ada rasa kenyal di mulutku. Dan karena akupun merasakan nikmat di kontolku yang dikulum kulum Liem, akhirnya aku mengimbanginya.
Saya jilat-jilati kontolnya pakai ujung lidah aku, nggak kebayang deh rasanya, terus aku cium-ciumi batang keras itu, memang ada baunya yang khas. Mmhmmh.. bau khas yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Saya mulai iseng menggigiti biji pelernya yang menggantung dengan gigitan kecil. Koko kelihatan mulai lunglai dan mulai menjerit-jerit keenakan, “Huuaahhhhh…kamu apain. Ohhhhh.” jeritannya yang keras membuat aku tambah nafsu dan kemudian aku percepat gerakan lidah aku yang menjilat-jilat kontolnya, “Eenngghh.. hhngg.. aanngghh pelan yaaaaahhh!”

Sementara itu di bagian selangkangan aku. Dengan lembut dia mengelus-elus kontol aku yang terus menegang itu. Terus dia kocok pelan-pelan kontol aku pakai tangannya yang putih mulus itu. Lalu terus dia kocok-kocokan sampai kontol aku tambah berdiri tegak, sebentar-sebentar dia genggam, kemudian dia cium-ciumi kontol aku, nggak lama kemudian dia mulai mengulum-ngulum batang kontol aku. Ehmm.. nikmat memang kalau kontol dimain-mainkan seperti itu. Ketika bibir merah itu mengulumi kontol aku dengan sedotan yang keras, membuat aku tambah terangsang dan kegelian. Lalu dia meludahi kontol aku sambil dikocok kocok dengan tangannya. Rupanya itu untuk melicinkan kocokannya. Sungguh nikmat aku rasakan.
Lantas dia mulai mengulum-ngulum biji-biji kontol aku, terus dia gigit-gigit kecil sambil terus dikocok kocok.

Saya juga lihat dia dengan tekun mengulumi batang kontol aku. Dan itu menambah nafsu aku sampai ke ubun-ubun, karena dipadu oleh sensasi nikmatnya. Saya lihat kepalanya yang naik turun dengan indah menghisap-hisap kontol aku yang sudah hampir meledak-ledak, dengan bibirnya yang merah itu. Dia menghisap dalam dalam seluruh batang kontol aku hingga pipinya nampak kembang-kempis. Dia hisap sambil sekali-sekali menjilat-jilat pinggir batang kontol aku pakai lidahnya yang liar dan ganas. Ini memang pemandangan indah yang tidak bisa dilupakan. Saya belai-belai saja rambutnya pakai tangan kiri dan tangan kanan aku mengocoki kontol dia. Sementara dia semakin sibuk menekuni kontol aku yang teracung tegak itu.

Tiba-tiba kontolku tambah menegang dan tubuh aku mengejang keras. Aku berusaha tegak dan kocokan tangan aku di kontol Hendra terlepas. Tapi dengan sigap Hendra meneruskan kocokan di kontolnya sendiri. Mataku semakin berkunang kunang dan tubuhku seakan melayang dengan diikuti kontolku berkedut kedut dan Crott.. Crott..crotttt spermaku muncrat di dalam mulutnya. Rasa hangat kuluman mulutnya bercampur spermaku. Dan terasa spermaku mengalir di dalam mulutnya. Pasti benar ada yang Liem telan spermaku, terus dia membuka mulutnya sambil menunggu sperma-sperma aku mendarat di ujung lidahnya, setelah selesai aku muncratin semua spermaku lalu dia menjilat-jilat kepala kontolku sampai bersih sekali. Sensasi pengaaman itu sungguh luar biasa aku rasakan. Apalagi sesaat kemudian Liem berdiri dan mengocok kontolnya tepat di mukaku. Aku dapat menyaksikan secara jelas kocokan tangannya di kontolnya.

Di arahkannya batang kontolnya tepat ke muka saya. Aku sedikit membuka mulutku dan Liem terus mengocok dan mendekatkan kontolnya ke bibiku. Tiba tiba dia mengejang dan mendesis kuat. “Aaarrrhhhhhhhh... Arrrrhgggggggggg…sambil tangannya meremasku.” Crot..crott... crottt... cairan hangat menyembur dan mengenai mulut, pipi serta daguku. Ada aroma khas yang tercium dari cairan sperma kakakku ini. Aroma yang khas dan berbeda dengan bau selangkangannya. Baunya segar, namun sedikit langu. “Ahhhh enak banget. Weh, spermaku banyak banget..” katanya. Terus dia gosok-gosokan kontolnya di mukaku sehingga sperma-spermanya merata di mukaku. Ah jorok banget. Tapi aku suka banget. Sukaaa banget. Pengalaman indah, yang tak mungkin kulupakan seumur hidupku.



0 komentar: